REPRESENTASI BENDA DALAM LUKISAN. Ega Budaya Putra 1 NIM Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
REPRESENTASI BENDA DALAM LUKISAN

BAB V PENUTUP. berjudul Representasi Benda dalam Lukisan merupakan pengalaman sebagai

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

III. METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB V PENUTUP. memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya. keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan bentuk figur babi

BAB V PENUTUP. tentu saja tidak hadir dari kekosongan. Karya seni dalam perwujudannya tentu

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

ALFABET SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA BATIK

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Manusia bisa berpikir dan mempunyai kemampuan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan

BAB V PENUTUP. menyalurkan ide dan pendapatnya, ide tersebut diwujudkan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

RUANG LINGKUP ASPEK EVALUASI PENDIDIKAN SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu

BAB IV DESKRIPSI KARYA

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah

BAB III GAGASAN BERKARYA

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB V PENUTUP. pengelihatan, perasaan, dan emosi yang dirangkum ke dalam bidang dua dimensional.dan pada

V. PENUTUP. dan ditinggalkan ketika seseorang merasa tidak bisa menghasilkan sesuatu

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Penciptaan karya seni Representasi Bunga dalam Fotografi Ekspresi

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

MASYARAKAT MARJINAL SEBAGAI TEMA DALAM LUKISAN B.

GERAK FIGUR MANUSIA DALAM IDE PENCIPTAAN SENI PATUNG

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta HARMONI KELUARGA DALAM SENI LUKIS JURNAL TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

BAB V PENUTUP. kreatif dalam melihat benda-benda vintage baik secara fungsi dan estetikanya.

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

BAB V PENUTUP. Penciptaan karya seni Representasi Superhero Dalam Penciptaan Seni

The Growing Sadness. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : faktor psikologis, lanskap, lukisan, manusia, metaphor

Transkripsi:

REPRESENTASI BENDA DALAM LUKISAN Ega Budaya Putra 1 NIM 091 2059 021 Abstrak Representasi Benda Dalam Lukisan adalah pengungkapan perasaan dengan menghadirkan kembali benda ( benda keseharian di lingkungan sekitar) sebagai perwakilan persoalan-persoalan pribadi lewat pengalaman artistik ke dalam bentuk lukisan. Dengan mengamati relasi yang terbentuk dari interaksi manusia dengan berbagai macam benda, maka timbulah ide untuk menghadirkan kembali benda keseharian di lingkungan sekitar dengan perspektif pribadi, dan ditelusurilah bagimana kehadiran sebuah benda dalam situasi tertentu dapat menimbulkan sebuah makna baru. Sebuah makna yang mungkin bisa merubah persepsi seseorang tentang benda yang dihadapinya dan sebuah persepsi yang juga terkadang mempengaruhi perasaan. Benda-benda di sekitar tersebut sebagai ungkapan pengalaman pribadi tentang perasaan senang, bahagia, sedih, yang penah dirasakan kemudian diungkapkan ke dalam media Lukisan, yakni sebuah perasaan puas terhadap sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Benda di sekitar menjadi suatu potongan inspirasi yang selalu menarik untuk diungkapkan dan diekpresikan dalam sebuah lukisan atau karya seni. Keywords: representasi, persoalan, persepsi, perasaan 1 Korespondensi penulis dialamatkan ke Program Studi Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Telp/Fax : +62 81 228288168 Email : gempa2791@yahoo.com

REPRESENTATION Of OBJECTS IN PAINTING Ega Budaya Putra 2 NIM 091 2059 021 Abstrak Representation of objects in painting is the disclosure of feelings by presenting objects as representatives of personal problems trough an artistic experience into a painting. By observing the relationships formed between humans and a wide variety of objects, it arose the idea to bring back the everyday objects in an environment with personal perspektive, and explore how the presence of an objects in a particular situation may give rise to a new meaning. A meaning that might alter one s perception of objects that it faces and also the perseption that sometimes affects the feelings. Objects around it as an experience of feeling happy, joy, sad. Thats experiences is expressed through into painting. Surrounding objects into pieces of inspiration is always interesting to be disclosed and expressed in a work of art. Keywords: representation, issue, perception, feeling 2 Korespondensi penulis dialamatkan ke Program Studi Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Telp/Fax : +62 81 228288168 Email : gempa2791@yahoo.com

Pendahuluan Lukisan yaitu suatu bentuk ungkapan batin sesorang dari hasil suatu pengolahan ide, pengalaman indrawi maupun pengalaman jiwa yang kemudian di ramu menjadi karya seni. Sebelum melakukan kegiatan melukis, dia adalah seorang apresiator seni lukis. Dengan demikian, setiap pencipta karya seni memiliki dasar pengalaman seni. Tanpa pengalaman seni, tak mungkin terjadi pengalaman artistik. 3 Seniman atau perupa pun juga berusaha berpikir lebih kreatif, baik dalam memandang sebuah proses fenomena kehidupan, menyikapinya, mencari solusi hingga menuangkannya dalam sebuah gagasan karya yang baik dan estetik. A. Latar Belakang Dalam keseharian, manusia pasti berhubungan dengan berbagai macam benda, baik yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan atau cuma sekedar mengisi ruang pandang. Berawal dari kebiasaan mengamati benda-benda, kemudian terdapat keinginan untuk mengetahui lebih lanjut potensi kebendaan melalui proses penganalisaan benda yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi. ). Proses pengamatan dan kedekatan dengan benda-benda tersebut menimbulkan perhatian khusus terhadap bentuk-bentuk yang khas dan unik dari benda-benda tersebut. Dengan terbiasa mengamati benda-benda, kemudian terdapat keinginan untuk mengetahui lebih lanjut potensi kebendaan melalui proses penganalisaan benda yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi. Ketika menjadi mahasiswa seni rupa, pandangan terhadap benda menjadi lebih kaya, baik dalam hal mengenali berbagai macam bentuk benda maupun memahami karakter dan sifat benda, terutama dalam kreasi artistik kebentukan maupun nilai estetis. Seorang seniman dapat menghadirkan bentuk dari benda menjadi mirip dengan modelnya, dan tidak sampai disitu juga terdapat keinginan untuk menghadirkan persoalan-persoalan kehidupan melalui kehadiran dari benda-benda tersebut. Hal ini diharapkan akan membantu dalam mengajak para penikmat rupa melihat karya representasi benda sebagai suatu karya yang estetik dan artistik, mengajak penikmat karya untuk membaca atau menangkap emosi yang dihadirkan benda atau objek 3 Jacob Sumardjo, Filsafat Seni, Bandung: ITB, 2000,p. 165.

B. Rumusan Konsep penciptaan karya ini berangkat dari terkumpulnya beberapa pertanyaan, antara lain: 1. Benda seperti apakah yang akan dilukis? 2. Bagaimana menghadirkan bentuk benda-benda tersebut ke dalam wujud lukisan? C. Teori dan Metode 1. Teori Karya seni diciptakan melewati proses yang bertahap dengan melibatkan pikiran dan perasaan baik secara fisik maupun rohani. Ada muatan yang ingin disampaikan oleh seseorang seniman dalam karyanya. Hal tersebut dapat diamati dan dihayati pada objek-objek maupun subject matter yang dipresentasikan pada sebuah karya seni. Setiap seniman mempunyai ekspresi yang berbeda dalam menerjemahkan gagasannya ke dalam sebuah karya, dan gagasan setiap seniman banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar, semua tidak bisa terlepas dari sang seniman. Kepribadian dalam seni tidak perlu dengan sengaja dicari-cari. Ia akan tumbuh dengan sendirinya. Apa yang akan diekspresikan dan bagaimana cara yang sebaiknya untuk mengekspresikan itulah yang harus dicari. 4 Benda menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena dia berada disekitar kehidupan ini. Dengan sekian banyaknya benda yang ada di sekitar, benda berpotensi dapat merangsang interpretasi bagi penikmatnya, seseorang dapat saja menjadikan benda-benda mampu merangsang atau membangkitkan pengalamanpengalaman estetis dan juga menghadirkan ingatan atau kenangan akan sesuatu, dan mampu memberi rangsangan kerinduan akan sesuatu, benda dapat saja menghadirkan ingatan tentang sebuah peristiwa. Benda akan memiliki makna bagi setiap orang dan pemaknaan itu dipengaruhi oleh latar belakang lingkungannya. Pengamatan seorang seniman terhadap lingkungan sekitarnya merupakan awal dari suatu pemahaman yang akan diserap ke dalam pikiran atau pun perasaan yang nantinya akan menimbulkan ide maupun gagasan. Ide sebagai dorongan yang timbul dari dalam seniman. Dorongan tersebut bisa terjadi secara sadar, tetapi juga tidak disadarinya. Dorongan yang terjadi secara sadar disebut motivasi. Karena seniman bisa mewujudkan karya dalam 4 Soedarso SP., Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni (Yogyakarta: Saku Dayar Sana, 1990) p. 63

pikirannya sedangkan terjadi di bawah alam sadar biasanya berupa kegelisahan jiwanya disebut implus, karena seniman belum bisa mewujudkan karya dalam pikirannya. 5 dengan mengamati relasi yang terbentuk dari interaksi manusia dengan berbagai macam benda, maka timbulah ide untuk menghadirkan kembali benda keseharian di lingkungan sekitar dengan perspektif pribadi penulis, dan ditelusurilah bagimana kehadiran sebuah benda dalam situasi tertentu dapat menimbulkan sebuah makna baru. Sebuah makna yang mungkin bisa merubah persepsi seseorang tentang benda yang dihadapinya dan sebuah persepsi yang juga terkadang mempengaruhi perasaan. 2. Metode Proses pengolahan visual yang dihadirkan dalam penciptaan karya tugas akhir ini mengetengahkan bentuk-betuk figuratif dengan pendekatan realistik. Secara garis besar karya seni lukis merupakan perpaduan antara gagasan dan teknik yang harus dikuasai untuk menyampaikan atau menginformasikan kepada masyarakat tentang karya tersebut karya tersebut dengan lebih komunikatif. Pengungkapan representasi benda dalam lukisan, benda hadir sebagai metafora dari persoalan-persoalan pribadi. dalam konteks seni rupa, metafor merupakan bagian yang cukup penting dalam melukiskan atau membuat makna baru dalam sebuah karya seni, metafor bekerja melalui pinjaman bentuk atau objek untuk menghasilkan makna baru. Seperti yang diungkapkan Kris Budiman: Metafor didefinisikan secara tipikal sebagai sebuah kiasan yang menggunakan sepatah kata atau frase yang mengacu kepada objek atau tindakan tertentu untuk menngantikan kata atau frase yang lain sehingga tersarankan suatu kemiripan diantara keduanya. 6 Pertimbangan komposisi juga dibutuhkan pada karya dengan objek utama Benda temuan yang didukung dengan goresan ekspresif warna pada latar belakangnya. Komposisi sendiri dalam seni rupa berarti usaha mengatur atau menyusun unsur-unsur sehingga menjadi harmonis dengan didukung prinsipprinsip dan unsur-unsur komposisi. Sebagai upaya memperkuat kedalaman pemahaman dan penghayatan terhadap karya yang diangkat, maka proses pengamatan secara langsung menjadi langkah yang penting untuk diupayakan. karena dengan ini sebuah pengalaman pribadi akan terbentuk dan tentunya berimbas pada karya yang akan disajikan. 5 A.A.M Djlantik, Estetika Sebuah Pengantar (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia), Bandung:MSPI dan art, 1999, p. 64. 6 Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas, Yogyakarta: Jalsutra, 2011, p. 87

Referensi karya bertemakan alam benda Gambar 1 Ruprecht Von Kaufmann, Die Passage, 2013 Arrylic and oil on canvas, 150 x 200 cm (Sumber: rvonkaufmann.com, diakes pada tanggal 19 juni 2016, pukul 22.14) Acuan ini digunakan sebagai acuan komposisi objek. Detail latar belakang dan detail garis juga menjadi acuan untuk memperkaya bentuk dan teknis secara visual. Gambar 2 Kenichi Hoshine, untitled 56, 2013 Oil on canvas, 100 x 80 cm (Sumber: maxwellalexandergallery.com, diakes pada tanggal 19 juni 2016, pukul 22.14)

Pada karyanya yang berjudul untitled 56 ini penulis terinspirasi dengan cara menggoreskan cat, pemilihan dan komposisi objek yang menghadirkan suasana yang dramatis. Gambar 3 Handiwirman Saputra, Pose no 2, 2004 Cat akrilik pada kanvas, 140 x 200 cm (Sumber: katalog pameran apa-apanya dong di Nadi Gallery, Jakarta,2004) Pada karya Handiwirman yang berjudul pose no 2 ini penulis terinspirasi dari pemilihan objek yang sederhana dengan penggunaan warna minimalis, lukisan ini mampu merangsang pengalaman penulis tentang kenyamanan dan kesejukan.

Pembahasan Karya Dalam menciptakan karya seni yang memiliki kedalaman makna, maka seorang perupa harus mampu melakukan penghayatan,kedalaman data dalam makna untuk diwujudkan kedalam goresan karya yang diharapkan. Ide menjadi penentu dalam proses visualisasi konsep dandengan teknik yang memadai dalam menjabarkan ide-ide karya, dan media menjadi alat perwujudannya. Teknik menjadi strategi dalam menghasilkan visualisasi yang tepat dan berhasil. Karya : Gambar 14 Ega Budaya Putra, Dramatis, 2016 Akrilik pada kanvas 80 cm x 100 cm (Sumber foto : dokumentasi penulis) Waktu yang tak bisa di sangkal yang selalu maju dan tak pernah bisa di bekukan. Namun dalam hidup yang sedikit absurd terkadang kita tak bisa menolak sebuah imajinasi tentang bagaimana seandainya waktu itu bisa di bekukan bagaimana seandainya kalau kita diberi rehat sejenak tidak selalu diburu oleh waktu. Dalam hal untuk memuaskan imajinasi dan mengekspresikan apa yang begitu diinginkan, ide dalam karya ini divisualkan lewat figur jam yang ditampilkan pada sisi bagian belakang jam tersebut,dan penggunaan warna monokrom atau warna dominan biru ditujukan untuk menambah sisi dramatis dari karya.

Gambar 19 Ega Budaya Putra, Melancholia, 2016 Akrilik pada kanvas 100 cm x 100 cm (Sumber foto : dokumentasi penulis) Kursi sering di gunakan untuk menyimbolkan kedudukan. Kedudukan yang selalu menjadi sebuah masalah dalam hidup. Kedukan yang tinggi, kedudukan yang dekat dengan kekuasaan, dan bagi penulis hal itu berarti sebuah kesepian. Kekuasaan adalah sesuatu yang sepi, kekuasaan adalah tempat sesorang terlepas dari kebersamaan lingkugnan yang mereka tinggali. Kebentukan yang hadir pada karya ini adalah sebuah kursi tanpa alas dengan posisi rebah. Warna yang digunakan dominan hijau gelap dengan objek utama kursi dalam keadaan rebah dan menggunakan sapuan kuas yang ekspresif menegeskan bahwa karya ini penggambaran dari kesepian.

Gambar 26 Ega Budaya Putra, Insomnia, 2016 Akrilik pada kanvas 60 cm x 80 cm (Sumber foto : dokumentasi penulis) Pada situasi ketika banyak permasalahan yang bersmayam dalam fikiran, ada keinginan untuk melepaskannya sejenak tetapi susah untuk diistirahatkan. Pada karya ini visual yang hadir adalah sebuah sofa usang yang menghadirkan suasana kegelisahan merupakan penegasan dari perasaan gelisah penulis ketika memiliki banyak masalah yang harus diselesaikan.

Gambar 20 Ega Budaya Putra, Journey, 2016 Akrilik pada kanvas 80 cm x 100 cm (Sumber foto : dokumentasi penulis) Dalam hal ini penulis berfikir tentang perjalanan yang bisa dilambangkan dengan sebuah kaki. Tapi perjalan itu terkadang juga perlu pemberhentian. Dalam pemberhentian itu perjalanan itu bisa di kenang dan kenangannya bisa di museumkan dalam ingatan. Kebentukan yang hadir adalah sepasang patung kaki yang disusun di atas meja. Warna yang di gunakan dominan biru.

D. Kesimpulan Kejujuran dan kesadaran sangatlah penting dalam penciptaan karya seni lukis, hal itu akan menjadikan suatu karya lebih baik. Perupa dan hasil karyanya merupakan satu-kesatuan yang utuh, tidak bisa saling timpang, dan harus berjalan beriringan. Dengan demikian dibutuhkan keselarasan antara perupa dan hasil karya. Karya seni tercipta tidak semata-mata hanya pemenuhan kesenangan dan keindahan, tetapi juga diharapkan memiliki arti dan berguna bagi orang lain. Dapat disimpulkan bahwa proses pengerjaan tugas akhir ini merupakan pengalaman sebagai pribadi yang mengamati dan terinspirasi dar benda-benda yang ada di sekitar. Dengan demikian pemaparan yang menjadi dasar konsep penciptaan adalah mempresentasikan pengalaman diri lewat benda, benda-benda di sekitar tersebut sebagai ungkapan pengalaman pribadi tentang perasaan senang, bahagia, sedih, yang penah dirasakan di kehidupan sehari-hari yang divisualisasikan dalam bentuk karya seni lukis. E. Daftar Pustaka Budiman, Kris, Semiotika Visual Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas, Yogyakarta: Jalasutra, 2011 Djelantik, A.A.M., Estetika Sebuah Pengantar Masyarakat Seni Pertunjukan, Bandung: MSPI dan Arti, 1999 Sumardjo, Jacob. (2000), Filsafat Seni, ITB, Bandung. Soedarso SP. (1990), Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni, Saku Dayar Sana, Yogyakarta.