BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dihadapi seseorang, baik itu karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. terutama bisnis produk kecantikan/kosmetik dan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. dan di Bali pada khususnya. Banyak industri-industri bisnis pariwisata menjamur

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bernegara yang diorganisasi dalam bentuk republik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan Industri asuransi global terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. penyakit baru dan aneh sering muncul seiring dengan gaya hidup yang serba

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi kepada pelanggan yang lain (recommend). Memiliki pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perhatian terhadap loyalitas klien/klien semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan karena mengalami kecelakaan kerja, kematian, termasuk pemutusan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan perbankan saat ini semakin berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pengambilan keputusan, baik keputusan sederhana maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menghadapi perkembangan rumah sakit saat ini, dimana rumah sakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dan profesionalisme yang tinggi dan misi menghimpun penerimaan pajak Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua orang pernah minum kopi, namun yang berbeda hanya. masalah waktu dan tempat pada saat meminumnya. Dahulu, minum kopi

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 5/POJK.05/2013

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat, saat ini setiap perusahaan dituntut untuk ikut ambil

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya suatu bisnis atau produk tergantung pada kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Hunt (1994); Sivadas dan Dwyer, (2000) yang menyatakan bahwa faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. responden,analisis data dari hasil penelitian.

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan mobilitas kehidupan yang telah melampaui garis-garis batas antar negara.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran sangat penting bagi perusahaan atau organisasi

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang baik. Salah satu jenis sepatu olah raga yang banyak diminati

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan lembaga penyelenggara jaminan sosial sehingga dengan adanya jaminan sosial, risiko keuangan yang dihadapi seseorang, baik itu karena memasuki usia produktif, mengalami sakit, mengalami kecelakaan, dan bahkan kematian, akan diambil alih oleh lembaga yang menyelenggarakan jaminan sosial. Oleh karena itu Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (UU BPJS) yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Undang-undang ini akan memberikan peluang bagi Puskesmas, Dokter Keluarga, Klinik maupun Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang didanai oleh pemerintah dan pemberi kerja. Undang-Undang ini juga memberikan peluang kepada institusi jasa layanan kesehatan untuk memperbaiki pelayanannya. Adapun fungsi dari UU BPJS adalah menyelenggarakan program jaminan social, khususnya BPJS kesehatan berfungsi menyelenggarakan jaminan kesehatan yang berdasarkan pada prinsip asuransi sosial dan ekuitas. Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. 1

2 BPJS merupakan badan hukum public bersprinsip nirlaba dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 berisi tentang BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, BPJS bertanggung jawab langsung kepada Presiden, BPJS berwenang menagih iuran, menempatkan dana, melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan pemberi kerja. Adapun visi dari BPJS Kesehatan adalah paling lambat 1 Januari 2019 seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya. Oleh karena dalam mewujudkan visi tersebut harus mengadakan peningkatan dalam kualitas pelayanan yang dimiliki. Semakin meningkatnya kualitas pelayanan dalam BPJS Kesehatan maka konsumen semakin loyal dan begitu juga sebaliknya. Menurut Darsono (2004) seorang konsumen yang memiliki sikap loyal menjadi asset yang sangat bernilai bagi perusahaan. Dengan persaingan yang begitu ketat saat ini, penerapan kualitas jasa yang baik dan memuaskan konsumen akan membuat masyarakat loyal. Memiliki konsumen yang loyal merupakan aset dan kunci sukses karena dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Perusahaan harus bisa menciptakan dan mempertahankan konsumen (Tjiptono, 2007). Hal yang berkaitan dengan BPJS adanya sikap loyalitas dari konsumen memberikan dampak pada kepatuhan setiap konsumen untuk melakukan kewajiban dalam

3 pembayaran iuran premi dan merekomendasikan BPJS sebagai asuransi kesehatan kepada orang lain. Dimensi sikap dari loyalitas mendorong terciptanya kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu dalam diri peserta BPJS, terhadap suatu pelayanan jasa. Kecenderungan untuk bertingkah laku ini dalam Psikologi sering disebut dengan sikap (attitude). Sikap peserta terhadap suatu pelayanan jasa dapat berupa sikap yang positif atau sikap yang negatif bergantung dari informasi yang diperolehnya. Sikap loyalitas konsumen terhadap suatu jasa mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat kepuasan konsumen sebagai pengguna. Dimana sikap loyal dipengaruhi langsung oleh kepuasan maupun ketidakpuasan konsumen dengan jangka waktu jasa pelayanan dalam kurun waktu tertentu sebagaimana persepsi kualitas jasa pelayanan (Moven dan Minor, 2002). Persepsi kualitas (perceived quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu jasa pelayanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh kebanyakan konsumen. Persepsi kualitas mencerminkan perasaan konsumen yang tidak nampak dan secara menyeluruh menngenai suatu jasa. Akan tetapi biasanya persepsi kualitas didasari pada dimensi-dimensi yang termasuk dalam karakteristik jasa pelayanan dimana pelayanan dikaitkan dengan hal-hal seperti keandalan, kinerja. Sejauh ini BPJS memberikan kualitas pelayanan terhadap seluruh peserta BPJS sangat memadai dimana BPJS memiliki unit pengaduan peserta, kecepatan dalam melayani setiap pengaduan, kondisi ruangan yang sangat nyaman dan rapi dan adanya layanan informasi mudah dihubungi.

4 Oleh karena itu untuk memahami persepsi kualitas maka diperlukan identifikasi dan pengukuran terhadap dimensi yang mendasari (Durianto, et al, 2001). Rendahnya komitmen menimbulkan persoalan bagi pihak perusahaan. Komitmen seolah-olah merupakan komoditas mahal tapi penting bagi perusahaan karena menentukan keberhasilan perusahaan tersebut. Nangoi (2004), menyebutkan bahwa komitmen yang rendah mencerminkan kurangnya tanggungjawab seseorang dalam menjalankan tugasnya. Salah satu komitmen organisasional yang paling berperan adalah komitmen afektif. Menurut Greenberg dan Baron (2008) Komitmen afektif (Affective commitment) ini mengacu pada hubungan emosional anggota terhadap organisasi. Individu dengan affective commitment yang tinggi memiliki kedekatan emosional yang erat terhadap organisasi, hal ini berarti bahwa individu tersebut akan memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi. Pada dasarnya Komitmen dapat digambarkan sebagai orientasi konsumen jangka panjang terhadap hubungan bisnis yang berdasarkan pada keterikatan emosional (Karsono, 2006). Oleh karena itu dengan adanya keterkaitan emosional akan tercipta adanya tingkat kepercayaan. Menurut Peppers and Rogers (2004), kepercayaan adalah keyakinan satu pihak pada reliabilitas, durabilitas, dan integritas pihak lain dalam relationship dan keyakinan bahwa tindakannya merupakan kepentingan yang paling baik dan akan menghasilkan hasil positif bagi pihak yang dipercaya. Kepercayaan yang dibangun oleh peserta BPJS dikarenakan dalam pelayanan selama ini

5 BPJS memberikan jaminan kepada setiap peserta untuk memperoleh manfaat dari asuransi kesehatan, informasi yang jelas berkaitan dengan asuransi kesehatan dan setiap peserta tidak dibebani adanya biaya saat setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sepanjang sesuai prosedur dan haknya. Oleh karena itu, kepercayaan secara jelas sangat bermanfaat dan penting untuk membangun relationship, walaupun, menjadi pihak yang dipercaya tidaklah mudah dan memerlukan usaha bersama. Komitmen merupakan komponen yang dapat membangun relationship dan merupakan hal yang mudah hilang, yang akan dibentuk hanya dengan pihak-pihak yang saling percaya. Selain keterkaitan emosional dapat ditimbulkan karena adanya pengetahuan produk perusahaan. Waluyo dan Pamungkas (2003) mendefinisikan pengetahuan produk (product knowledge) sebagai cakupan seluruh informasi akurat yang disimpan dalam memori konsumen yang sama baiknya dengan persepsinya terhadap pengetahuan produk. Konsumen yang berpengetahuan lebih tinggi akan lebih realistis dalam pemilihan sesuai dengan harapannya. Tingginya pengetahuan konsumen akan berdampak pada Komitmen afektif (Affective commitment). Dimana secara emosional konsumen memiliki keterikatan terhadap kualitas jasa pelayanan yang disediakan oleh perusahaan. Pengetahuan peserta BPJS terhadap produk asuransi diantaranya mengetahui besarnya iuran setiap bulan dari masing-masing produk pilihan, mengetahui hak dan kewajiban sebagai peserta, dll. Pengetahuan peserta akan produk asuransi yang dipilihnya jika

6 pelayanan dari asuransi tersebut sesuai dengan harapan peserta akan berakibat pada pendekatan secara emosinal. Dimana peserta BPJS akan ikut berperan dalam kemajuan BPJS. Oleh karena itu dalam mengukur sikap loyalitas (attitudinal loyalty) peserta BPJS diperlukan beberapa faktor yang berkaitan dengan sikap dalam diri peserta. Adapun faktor-faktor tersebut dapat tercermin dari persepsi kualitas (perceived quality) pelayanan, pengetahuan peserta tentang produk (product knowledge), kepercayaan (trust) peserta akan produk yang dikeluarkan oleh BPJS. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini mengambil judul, Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Produk Dan Kepercayaan Terhadap Sikap Loyalitas (Attitudinal Loyalty) Peserta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang disampaikan pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas pelayanan, pengetahuan produk dan kepercayaan terhadap sikap loyalitas peserta. Adapun permasalahan secara umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah persepsi kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan peserta? 2. Apakah pengetahuan produk dan kepercayaan berpengaruh positif terhadap komitmen afektif? 3. Apakah kepuasan peserta dan komitmen afektif berpengaruh positif terhadap sikap loyalitas peserta?

7 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan peserta. 2. Untuk menjelaskan pengaruh pengetahuan produk dan kepercayaan terhadap komitmen afektif. 3. Untuk menjelaskan pengaruh kepuasan peserta dan komitmen afektif terhadap sikap loyalitas peserta. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pihak yang terkait, yaitu: 1. Bagi Manajemen BPJS Kesehatan. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan pelayanan dan pengembangan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi sikap loyalitas (Attitudinal Loyalty) peserta dalam mendapatkan pelayanan asuransi kesehatan. 2. Bagi penulis. Penelitian ini merupakan salah satu instrumen pelatihan intelektual dan pengasah daya pikir ilmiah untuk menerapkan seluruh teori dan pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah untuk memecahkan suatu permasalahan empiris melalui sistematika dan metode berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan.

8 3. Bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah pengelolaan pelayanan yang mempengaruhi loyalitas peserta.