BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

atau pengaman pada pelanggan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN.

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

2 b. bahwa penyesuaian tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala

TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

NO. GOLONGAN TARIF BATAS DAYA KETERANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2001 TENTANG

2 b. bahwa penyesuaian Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

1. S-1/TR 220 VA Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil. 2. S-2/TR 250 VA s.d. 200 kva

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

EVALUASI PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DALAM RANGKA PENGHEMATAN BIAYA PRODUKSI DI PT. NAGA TARRA SAKTI TANGERANG BANTEN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2003 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004

GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan energi yang dihasilkan dari sumber energi lain

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TARIF TENAGA LISTRIK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL BERLAKU MULAI 1 MEI 2014

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

KEPPRES 104/2003, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II. Landasan Teori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

TUGAS AKHIR ANALISA USAHA PENGHEMATAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI AREA PRODUKSI PT. MAJU JAYA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau usaha. Daya listrikbiasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2001 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB III LANDASAN TEORI

DAYA AKTIF, REAKTIF & NYATA

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

IDENTIFIKASI PELUANG PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA RS. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG HARGA SATUAN LISTRIK/TARIF TENAGA LISTRIK YANG DIHASILKAN SENDIRI

ANALISA PERBANDINGAN KONSUMSI LISTRIK PADA AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN R-22 DENGAN AC SPLIT BERBAHAN PENDINGIN MC-22 SUHARTO JONI SANTOSO (L2F304279)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Energi Listrik, Daya Listrik dan Tarif Listrik

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

EVALUASI PEMAKAIAN BEBAN LISTRIK DI PT. TITAN PETROKIMIA NUSANTARA CILEGON BANTEN DALAM RANGKA PENGHEMATAN BIAYA PRODUKSI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu menurut

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya Aktif pada Beban Listrik di Minimarket

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi. Umumnya energi yang digunakan didominasi energi listrik sebagai penggerak untuk berbagai macam mesin, pendingin ruangan, pengatur temperatur, penerangan, peralatan kantor dan lain-lain. 2.2 Upaya Penghematan Upaya dalam melakukan penghematan pemakaian energi listrik untuk industri, bisnis, rumah tangga memiliki tindakan dan perhitungan yang berbeda. Penghematan yang dilakukan untuk industri harus memperhatikan : a. daya terpasang b. jenis dan jumlah peralatan c. aktifitas harian. Mengenali bagaimana energi listrik digunakan dan mengetahui dimana potensi penghematan bisa dilakukan. Untuk mencapai sasaran tersebut, langkah yang bisa dilakukan adalah : 5

6 a. Mengumpulkan semua data mengenai rekening listrik, peralatan terpasang dan kapasitasnya, kapasitas beban dan data-data lainnya b. Menghitung faktor beban dan faktor kebutuhan c. Mengukur arus, tegangan, dan daya yang tersambung 2.2.1 Segitiga Daya Pada beban yang kompleks, maka daya yang disuplai dari suatu daya terbagi menjadi daya aktif (P) dalam watt dan daya reaktif (Q) dalam VAR. Daya aktif adalah daya yang terpakai yang dapat dikonversikan ke bentuk lain seperti panas, mekanik, cahaya dan lain lain. Daya aktif ini sefasa dengan tegangan yaitu : V.I cos φ (Watt), sedangkan daya reaktif adalah daya yang terbuang sehingga daya ini tegak lurus dengan tegangan, yaitu : V.I sin φ (VAR). Suatu beban induktif digambar horizontal, sementara untuk beban induktif digambar vertikal. Sehingga dapat digamabarkan suatu segitiga daya seperti gambar 2.1 Gambar 2.1 Segitiga Daya 2.2.2 Faktor Daya Faktor daya pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan daya aktif dengan daya semu dan dinyatakan oleh persamaan berikut. (2.1)

7 Cos φ = Faktor Daya ( Watt ) P = Daya Aktif ( Watt ) S = Daya Semu ( Watt ) 2.2.3 Perbaikan Faktor Daya Beban listrik umumnya berupa beban induktif, dengan distribusi arusnya mengikuti (lag) terhadap tegangan, seperti yang terlihat pada gambar 2.2. cosinus dari sudut yang dibentuk antara arus dan tegangan disebut sebagai faktor daya. Gambar 2.2 Perbaikan Faktor Daya Dengan Daya Aktif Konstan Bila komponen dari arus I yang sefasa dan tidak sefasa dikalikan dengan tegangan maka didapat hubungan antar daya - aktif (P) daya reaktif (Q) dan daya semu (S) atau apparent power. Bila dipasang kapasitor pada sisi beban maka komponen daya reaktif (Q) daya semu (S) akan berekurang. Pada gambar 2.3 diperoleh cara mengoreksi faktor daya dari sistem, dan akan menekan daya reaktif dari beban.

8 (a) (b) Gambar 2.3 Perbaikan Faktor Daya Dengan Daya Aktif Tetap 2.2.4 Faktor Beban Faktor beban merupakan rasio atau perbandingan dari beban rata-rata terhadap maksimum kebutuhan selama satu periode tertentu. Faktor beban mengindikasikan persentase pemakaian daya terhadap maksimum daya yang seharusnya dikonsumsi oleh seluruh peralatan (2.2) Beban rata-rata adalah daya rata-rata yang dikonsumsi selama waktu tertentu. Untuk pemakaian selama 1 bulan, beban rata-rata = energi terpakai (KWH) / jam perbulan. Sedangkan maksimum kebutuhan adalah daya maksimum

9 yang dikonsumsi selama kurun waktu pemakaian energi listrik. Hubungan antara beban rata-rata dan beban maksimum dapat dilihat dalam gambar 2.4. Gambar 2.4 Hubungan Antara Beban Rata-Rata dan Daya Maksimum 2.2.5 Faktor Kebutuhan Dalam sistem kelistrikan, faktor kebutuhan didefinisikan sebagai rasio dari kebutuhan daya maksimum terhadap total daya yang tersambung. Faktor kebutuhan mengindikasikan prosentasi pemakaian total daya tersambung yang dioperasikan pada kurun waktu tertentu. Nilai dari faktor kebutuhan biasanya kurang dari satu disebabkan maksimum kebutuhan daya umumnya kurang dari daya tersambung. (2.3) Faktor kebutuhan diperlukan untuk menghitung kapasitas konduktor, transformator, peralatan proteksi dan semua peralatan yang berkaitan dengan distribusi daya listrik ke beban.

10 2.3 Motor Listrik yaitu : Ada tiga komponen energi listrik yang dibutuhkan oleh sebuah motor, a. Beban mekanik pada motor b. Rugi mekanik dalam motor c. Rugi listrik dalam motor dan rugi pada sistem tenaga listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar impeller pompa, fan, blower, menggerakan kompresor, mengangkat beban dan lain lain. Dikarenakan banyaknya motor listrik yang digunakan maka efisiensi motor listrik sangat penting. Faktor - faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah : a. Usia b. Suhu motor c. Penggulungan ulang motor d. Beban Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dengan beban. Pabrik motor merancang motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien pada beban 75%. Tetapi jika beban turun dibawah 50%, efisiensi turun dengan cepat. Mengoperasikan motor dibawah 50% akan tidak efisien. Efisiensi motor yang tinggi diinginkan untuk operasi yang efisien dan menjaga biaya produksi. 2.4 Sistem Pendingin (HVAC) Sistem tata udara suatu ruangan merupakan salah satu peralatan listrikyang harus diatur dengan baik pemakaiannya sehingga jangan sampai menjadi sumber pemborosan energi tanpa kegunaan optimal.

11 Pengaturan listrik untuk mengatur tata udara adalah hal yang sangat penting dalam merancang suatu gedung, baik itu perkantoran ataupun gardu listrik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan. a. Penciutan perolehan panas matahari melalui jendel-jendela kaca dan pintupintu kaca dengan peneduhan. Peneduhan ini akan mengurangi beban pendinginan sehingga kerja sistim pendingin akan lebih ringan. b. Pelapisan jendela dan pintu kaca yang menghadap langsung dengan sinar matahari dengan lapisan film yang bisa memantulkan panas. c. Isolasi panas yang baik dari saluran (ducting) akan berpengaruh pada kendala kerja AC, sehingga akan mengurangi konsumsi listrik. d. Memperbaiki kebocoran saluran udara e. Memeriksa secara berkala tekanan gas / freon. 2.5 Sistem Penerangan Sistem penerangan dalam sebuah industri adalah salahsatu bagian yang sangat penting sselain peralatan listrik yang berhubungan langsung dengan prosees produksi. Kurangnya pencahayaan sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses kerja, tetapi sistem pencahayaan yang berlebihan juga tidak baik karen selain pemborosan energi juga biaya listrik yang tidak sesuai dengan kebutuhan. 2.6 Dasar Perhitungan Rekening Listrik Berdasarkan tarif dasar listrik tahun 2013 penggolongan tarif dibedakan menjadi beberapa kelompok a. Berdasarkan kebutuhannya yaitu, rumah tangga, pelayanan sosial, bisnis, industri, kantor pemerintahan dan penerangan jalan umum. b. Berdasarkan tegangan penyambungan listriknya yaitu, tegangan rendah, tegangan menengah, tegangan tinggi.

12 Tabel 2.1 Golongan Tarif Pelanggan Listrik Golongan No Tarif 1 I-1/TR 2 I-2/TR 3 I-3/TM 4 I-4/TT 5 P-1/TR 6 P-2/TM 7 P-3/TR Batas Daya 450 VA s.d. 14 kva di atas 14 kva s.d. 200 kva di atas 200 kva 30.000 kva ke atas 450 VA s.d. 200 kva di atas 200 kva Keterangan Golongan tarif untuk keperluan industri kecil/rumah tangga. Golongan tarif untuk keperluan industri sedang. Golongan tarif untuk keperluan industri menengah. Golongan tarif untuk keperluan industri besar. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah kecil dan sedang. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah besar. Golongan tarif untuk keperluan penerangan jalan umum. 2.6.1 Biaya Beban Biaya beban adalah biaya yang harus dikeluarkan tanpa memperhatikan apakah energi listrik tersebut dipakai atau tidak. Biaya beban ini tidak perlu dihitung jika jam nyala lebih dari 40 jam, hanya berlaku untuk industri yang jam nyalanya kurang dari 40 jam. Perhitungannya menggunakan tarif minimum 40 jam nyala dikalikan daya terpasang dan pemakaian blok LWBP. Biaya Beban = 40 (Jam Nyala) x Daya Terpasang x Pemakaian Blok LWBP (2.4)

13 2.6.2 Biaya Pemakaian Energi Listrik Biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan pemakaia energi listrik. Biaya pemakaian masing-masing golongan tarif mempunyai aturan yang berbeda, sebagai berikut : a. I1/TR, harga tarif per kwh dibedakan menjadi dua blok. Blok I untuk 0 s.d. 30 kwh dan blok II untuk diatas 30 kwh. b. I2/TR, besarnya tarif dihitung berdasarkan jumlah pemakaian. c. I3/TM, besarnya tarif dihitung berdasarkan jumlah pemakaian. Sehingga biaya untuk pemakaian energi listrik adalah : Biaya Pemakaian = konsumsi kwh x TDL (2.5) 2.6.3 Denda Biaya tambahan adalah biaya denda karena faktor daya kurang dari harga yang ditentukan oleh PLN yaitu 0,85. Apabila faktor daya kurang dari 0,85 maka dikenakan biaya per kvarh. Bea kvarh = [Energi kvarh - (energi kwh x 0,85)] x biaya per kvarh (2.6) 2.6.4 Pajak Penerangan Jalan Pajak penerangan jalan yang ditentukan oleh PLN untuk golongan industri sebesar 3 % dari total biaya beban, biaya peakaian energi listrik dan denda. PPJ = 3 % x (Biaya Beban + Biaya Pemakaian + Denda) (2.7)

14 2.6.5 Total Biaya Rekening Listrik Biaya yang harus dibayarkan konsumen kepada PLN adalah penjumlahan dari biaya dari poin 2.9.1 s.d. 2.9.4 Total Biaya = Biaya Beban + Biaya pemakaian + Denda + Biaya Pajakiii (2.8)