ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus Pada Seorang Perajin Tempe di Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU (Suatu Kasus di Desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU (Suatu Kasus di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin Tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (SuatuKasus di Desa Sukamulya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

KONTRIBUSI PENDAPATAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PERAJIN

ANALISIS KEUNTUNGAN PENGRAJIN TAHU (Studi Kasus Industri Rumah Tangga di Kecamatan Telaga)

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

ANALISIS RENTABILITAS DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

IV. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI PISANG AMBON (Musa acuminate L). (Studi kasus di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

KERANGKA PENDEKATAN TERORI. dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Menurut ahli botani, kedelai (Glycine

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

Pedagang pengecer. Perajin. Konsumen. ANALISIS SALURAN PEMASARAN TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

Analisis Pendapatan Usaha Tempe Kedelai Studi Kasus di Desa Turirejo Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI KACANG KEDELAI DI DESA DAYUN KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS KOMPARASI NILAI TAMBAH DALAM BERBAGAI PRODUK OLAHAN KEDELAI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

AGROINDUSTRI TAHU PENYOKONG PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TEJA TIMUR KABUPATEN PAMEKASAN. Zainol Arifin*)

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KUBIS PUTIH (Brassica oleracea) (Studi Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA JALATUNDA KECAMATAN MANDIRAJA ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

Adaptasi Ekonomi Pengusaha Agribisnis Tahu dalam Menghadapi Kenaikan Harga Kedelai di Kabupaten Banjar

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

OLEH: YULFINA HAYATI

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

PENINGKATAN PENDAPATAN PERAJIN GULA MELALUI AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN TASIKMALAYA

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN ANGGREK PADA KELOMPOK MODEL DESA KONSERVASI (MDK) KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya) Oleh : 1 Cep Hari Purnama, 2 Dini Rochdiani, 3 Sudradjat 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran 3 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan pada agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 2) Besarnya pendapatan dan penerimaan dari agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 3) Besarnya R/C pada agroindustri tahu dalam satu kali proses Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya dengan menggunakan Metode Studi Kasus. Populasi perajin tahu yang ada di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebanyak 13 orang, dan seluruh perajin secara sensus dijadikan responden. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftip kuantitatif. Analisis dilakukan dalam satu kali proses produksi selama satu hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Besarnya biaya produksi rata-rata yang diperlukan oleh perajin tahu yang ada di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebesar Rp. 1.979,841 pada satu kali proses 2) Pendapatan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 337,338 pada satu kali proses produksi, dan penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 2.265,938 pada satu kali proses 3) Besarnya nilai R/C adalah sebesar 1.15 artinya setiap Rp. 1,0 biaya yang dikeluarkan diperoleh penerimaan sebesar 1.15 dan memperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar 0.15. Kata Kunci : Agroindustri, Produksi, Tahu, PENDAHULUAN Pertanian di Indonesia, dulu hanya diarahkan untuk pencukupan makanan atau pangan. Padahal, pertanian dapat menyediakan bahan mentah untuk industri pengolahan, untuk industri ukir-ukiran, kayu anyaman, dan lain lain, di samping untuk bahan bangunan. Selain itu, pertanian pun dapat diarahkan untuk meningkatkan devisa sekaligus memproduksi barang substitusi impor. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan penguasaan ilmu dan teknologi, mengakibatkan terjadinya kecenderungan pola transformasi dari pertanian ke industri. Hal ini umumnya terjadi di dunia ketiga, dimana sektor pertanian cenderung mengalami laju pertumbuhan yang menurun, sedangkan sektor industri termasuk industri pengolahan hasil pertanian, terjadi laju pertumbuhan yang meningkat. Agroindustri (pertanian, perikanan, peternakan), terbukti dapat bertahan bahkan tumbuh pada kondisi krisis ekonomi dan moneter sehingga dapat menjadi penggerak pembangunan dimasa datang dengan peran yang lebih besar, lahan yang tersedia masih cukup besar, potensi kekayaan laut masih sangat besar, baru termanfaatkan 25 persen, sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari dan menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, dan merupakan pendukung ketahanan pangan nasional (Mangunwidjaja dan Sailah, 2002). Pada dasarnya kegiatan agroindustri adalah meningkatkan kemampuan pelaku agribisnis dalam meningkatkan pendapatan, menyerap tenaga kerja lebih banyak, mampu memberikan dampak positif terhadap sektor lain dan memberikan nilai tambah dari proses tersebut, karena dengan hal ini sektor pertanian dapat memperpanjang siklus usaha Halaman 198

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 2, Mei 2017 dan menghasilkan produk sekunder yang bermutu, sehingga pihak yang terlibat yaitu petani dan pelaku agroindustri memperoleh nilai tambah. Dengan kata lain, nilai tambah merupakan balas jasa dari alokasi tenaga kerja dan keuntungan pelaku agroindustri. Dalam perusahaan skala rumah tangga, pemilik bertindak apa saja; mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahkan sampai penjualan hasil agroindustri tersebut, karena dalam agroindustri skala rumah tangga tidak jelas pembagian tugas (Soekartawi, 2001). Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) Kota Tasikmalaya (2013), usaha agroindustri tahu paling banyak di Kota Tasikmalaya terdapat di Kecamatan Indihiang. Kecamatan Indihiang dengan jumlah perajin 13 perajin dengan produksi 13,221,000 tahu tiap tahun, Kecamatan Cihideung dengan jumlah 11 orang perajin dengan total prduksi 5,116,300 per tahun, Kecamatan Cibeureum dengan 1 perajin dengan total produksi, 4.800 tahu per tahun dan Kecamatan Mangkubumi dengan 1 orang perajin dan total produksi 9.200 tahu per tahun. Pengolahan tahu di Kelurahan Indihiang diusahakan oleh 13 rumah tangga perajin. Bentuk usaha yang dilakukan adalah usaha rumah tangga. Tenaga kerja yang terlibat dalam agroindustri ini umumnya berasal dari dalam keluarga, teknologi yang digunakan dalam agroindustri ini masih menggunakan teknologi tradisional yang sederhana, dan hasil produksinya dipasarkan langsung oleh perajin ke pasar-pasar setempat dan sampai ke pasar induk, namun ada juga konsumen yang datang langsung ke tempat METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan mengambil kasus pada agroindustri tahu di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Menurut Nazir (2011), Studi kasus dan lapangan ( Case and Field Study) merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Dengan demikian hasilnya hanya berlaku bagi kasus itu sendiri atau tidak dapat digeneralisasikan pada yang di luar kasus tersebut. Operasionalisasi Vrariabel Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai berikut : 1) Satu kali proses produksi adalah dimulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, sampai tahu siap dipasarkan berlangsung selama satu hari. 2) Biaya produksi adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi sehingga menghasilkan produk yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.. (1) Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dan sifatnya tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi yang terdiri dari : a. Pajak bumi dan bangunan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak bumi dan bangunan dalam satu kali proses produksi dihitung dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses b. Penyusutan alat, dihitung dalam satuan rupiah selama satu kali proses Menurut Baridwan (2004) Untuk menghitung besarnya penyusutan alat dan bangunan digunakan metode garis lurus (Straight line Methode), dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Penyusutan= Nilai Beli-Nilai Sisa Umur Ekonomis Nilai sisa merupakan nilai pada waktu alat itu sudah tidak dapat digunakan lagi atau dianggap nol. b. Bunga modal tetap adalah nilai bunga modal dari biaya tetap Halaman 199

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya) CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT yang dihitung berdasarkan bunga bank (bunga pinjaman) yang berlaku pada saat penelitian, dinilai dalam satuan c. Bunga modal variabel adalah nilai bunga modal dengan biaya variabel yang dihitung berdasarkan bunga bank yang berlaku pada saat penelitian, dinilai dalam satuan rupiah selama satu kali proses (2) Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dan sifatnya habis pakai dalam satu kali proses produksi, yang termasuk ke dalam biaya variabel adalah : a. Kacang kedelai dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dalam satuan rupiah selama satu kali proses b. Plastik, dihitung dalam satuan pak dan dinilai dalam satuan c. Kayu bakar, dihitung dalam satuan ikat dinilai dalam satuan d. Cuka, dihitung dalam satuan mg/l dan dinilai dalam satuan e. Bahan bakar, dihitung dalam satuan liter dan dinilai dalam satuan rupiah selama satu kali proses f. Transportasi, dihitung dalam satuan rupiah, dan dinilai dalam satuan rupiah selama satu kali proses g. Tenaga kerja, dihitung dalam HOK dan dinilai dalam satuan h. Listrik, dihitung dalam satuan KWH dan dinilai dalam satuan rupiah selama satu kali 3) Penerimaan adalah jumlah hasil produksi dikalikan dengan harga jual, dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp) per satu kali proses a) Hasil produksi dihitung dalam satuan buah b) Harga jual dihitung dalam satuan rupiah/ buah (Rp/buah) 4) Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya produksi total yang dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali proses 5) R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya total. Dengan asumsi : a) Teknologi yang digunakan sama b) Harga input maupun output adalah harga yang berlaku pada saat penelitian. c) Produk habis terjual. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama atau melalui wawancara langsung kepada perajin tahu menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi pustaka dan dari dinas/instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Teknik Penarikan Sampel Berdasarkan survai pendahuluan di kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang terdapat 13 agroindustri tahu, untuk keperluan analisis ke tiga belas agroindustri tersebut diambil secara sensus dan dijadikan sebagai responden. Menurut Sugiyono (2007), sensus adalah semua anggota populasi dijadikan sampel, alasan menggunakan metode sensus ini adalah agar hasil penelitian lebih objektif, dan memberikan deskriftif secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Halaman 200

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 2, Mei 2017 Rancangan Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode deksriftif kuantitaif. Untuk menentukan biaya produksi, penerimaan, pendapatan, dan R/C : 1. Analisis Biaya Menurut Rodjak (2006), untuk menghitung besarnya biaya total (total cost) diperoleh dengan cara menjumlahkan biaya tetap ( Fixed cost) dengan biaya variabel (variable cost), dan dihitung dengan rumus : TC = FC + VC Dimana : TF = Total Cost (biaya total) FC = Fixed Cost (biaya tetap total) VC = Variable Cost ( biaya variabel total) 2. Analisis penerimaan Menurut Suratiyah (2006), secara umum perhitungan penerimaan total (Total Revenue/TR) adalah perkalian antara jumlah produksi (Y) dengan harga jual (Hy) dan dihitung dengan rumus sebagai berikut : TR = Y Py Dimana : TR = Total Revenue (penerimaan total) Y = Produksi yang diperoleh Py = Harga 3. Analisis pendapatan Menurut Suratiyah (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan biaya total (TC) dan dihitung dengan rumus : Pd = TR TC Dimana : Pd : Pendapatan TR : Total Revenue (Penerimaan total) TC : Total Cost (Biaya total) 4. R/C Menurut Rodjak (2006), R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya, dan dihitung dengan rumus : R/C = Dimana : Total Revenue (TR) Total Cost (TC) a. R/C <1, maka usaha tersebut rugi sehingga tidak layak diteruskan. b. R/C = 1, maka usaha tersebut tidak untung tidak rugi (impas) sehingga tidak layak diteruskan. c. R/C >1, maka usaha tersebut untung sehingga layak diteruskan. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 13 perajin agroindustri tahu di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Karena Kelurahan Indihiang merupakan penghasil produksi tahu terbesar di Kota Tasikmalaya. HASIL PENELITIAN DAN PPEMBAHASAN A. Identitas Responden Data yang digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai identitas perajin meliputi aspek umur, pendidikan, mata pencaharian, pengalaman berusaha dan jumlah tanggungan keluarga. 1. Umur Responden Umur responden sebagian besar perajin tahu yang diteliti termasuk dalam usia produktif (15 sampai 64 tahun) sebanyak 11 orang atau 97,22 persen, hal tersebut sesuai dengan pendapat Hayati (2004) bahwa umur produktif adalah penduduk yang berumur 15 sampai dengan 64 tahun. 2. Pendidikan Responden Tingkat pendidikan yang dicapai oleh perajin adalah 5 orang tamatan Sekolah Dasar, 5 orang tamatan Sekolah Menengah Pertama, dan 3 orang tamatan Sekolah Menengah Atas, namun walaupun tingkat pendidikan bervariasi tetapi usahanya masih tetap berjalan, hal itu dipengaruhi oleh pengalaman berusaha perajin yang bertahun-tahun. 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Sebagian besar responden yaitu sebanyak 5 orang atau 45 persen tanggungan keluarga paling banyak yaitu berjumlah 4 orang. Jumlah tanggungan keluarga tiap Halaman 201

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya) CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT perajin berbeda, maka besarnya beban yang ditanggung oleh tiap perajin berbeda pula dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. 4. Pengalaman Berusaha Responden Sebagian besar responden mempunyai pengalaman berusaha selama 23 sampai 32 tahun sebanyak 6 orang atau 81,82 persen, sehingga kelangsungan usaha agroindustri tahu di Kelurahan Indihiang sudah seperti usaha turun-temurun dan banyak diantaranya yang merupakan warisan dari orang tuanya. 5. Pelaksanaan Kegiatan Usaha Agroindustri Tahu Langkah-langkah pembuatan tahu yang biasa dilakukan oleh perajin tahu yang ada di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang adalah sebagai berikut : 1. Pencucian dan Perendaman Kedelai ditimbang sebanyak 15 kilogram untuk tiap adonan (jirangan), Pada tahap awal, kacang kedelai direndam dengan air selama 8-12 jam atau satu malam. Hal ini dilakukan untuk memisahkan kacang kedelai dari yang pecah atau busuk. 2. Penggilingan Setelah direndam, kedelai kemudian dimasukkan ke mesin penggilingan untuk dijadikan bubur halus ( aci), selama penggilingan berlangsung harus ditambah air sedikit demi sedikit kemudian ditampung dalam wadah tong kayu. Kacang kedelai yang sudah direndam dimasukkan ke dalam mesin penggiling kacang. Kacang kedelai dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam mesin untuk digiling hingga menjadi bubur. 3. Pemasakan dan Penggumpalan Bubur kedelai dimasak sampai mendidih, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit, bubur kedelai kemudian disaring untuk mengambil sarinya dan dibuang ampasnya. Sari kedelai kemudian dimasukkan ke dalam tong besar lalu digumpalkan dengan menggunakan asam cuka, kemudian aduk-aduk sampai menggumpal. Kemudian diendapkan hingga gumpalan turun ke dasar wadah dan airnya dibuang, lalu dimasukkan kedalam cetakan yang telah dialasi kain kasa kemudian dipress dan siap dicetak. 4. Pencetakan Bubur tahu yang sudah dipres kemudian siap untuk dicetak sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Untuk pencetakan, para perajin tahu di Kelurahan Indihiang mencetak ukuran tahu yang dijual ke pasar dengan harga Rp. 150,-, 250.-, 350 per buah. 6. Analisis Biaya Biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu kali proses produksi, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Rata-rata biaya total perajin tahu dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp. 1.979,841 merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Dalam menentukan berhasil atau tidaknya usaha dapat diukur dari besar kecilnya penerimaan dan pendapatan yang diperoleh. Besarnya penerimaan itu sendiri dipengaruhi oleh harga jual dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Penerimaan yang diperoleh perajin agroindustri tahu adalah jumlah tahu yang dihasilkan dikalikan dengan harga tahu per buah yang berlaku pada saat penelitian. Ratarata biaya produksi yang dikeluarkan tiap satu kali proses produksi sebesar Rp. 1.979,841 sedangkan dalam satu kali produksi rata-rata mendapat penerimaan sebesar Rp. 2.265,938, dengan demikian rata-rata perajin memperoleh pendapatan sebesar Rp. 337,338. Biaya Rata-rata Total, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Agroindustri Tahu Dalam Satu Kali Proses Produksi di Kelurahan Indihiang No Uraian Jumlah (Rp) 1. 2. 3. Biaya Total Penerimaan Pendapatan 1.979,841 2.265,938 337,338 Halaman 202

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 2, Mei 2017 Analisis R/C R/C adalah perbandingan antara peneriman total dengan biaya produksi total. Rata-rata R/C usaha agroindustri tahu di Kelurahan Indihiang dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut : Rata-rata Penerimaan Total R/C = Rata-rata Biaya Total 2.265,938 = 1.979,841 = 1,15 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Besarnya biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh perajin agroindustri tahu yang berada di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 1.979,841 dalam satu kali proses produksi. 2. Pendapatan rata-rata yang diperoleh perajin agroindustri tahu sebesar Rp. 337,338 dalam satu kali proses produksi, dan penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin sebesar Rp. 2.265,938 dalam satu kali proses 3. Para perajin usaha agroindustri tahu, apabila dilihat dari segi ekonomis cukup menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C sebesar 1.15 artinya setiap Rp. 1,0 biaya yang dikeluarkan diperoleh penerimaan sebesar 1.15 dan memperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar 0.15. Saran hasil penelitian dan pembahasan, disarankan bahwa untuk meningkatkan pendapatan para perajin harus menambahkan jumlah produksi, tetapi tidak lepas dari kepandaian perajin untuk mencari pasar yang lebih banyak. Perajin disarankan berpasrtispasi aktif untuk mengikuti program peningkatan usaha rakyat, seperti pelatihan, seminar, dan lain-lain yang diselenggarakan pemerintah atau lembaga terkait. Karena dengan berperan aktif perajin akan mendapatkan informasi usaha, ilmu pengetahuan, sehingga dapat mengefisiensikan biaya produksi tanpa harus menaikan harga jual produk. DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta. Anjayani dan Haryanto. 2009. Geografi SMA. PT. Cempaka Putih. Jakarta Bapeda Kota Tasikmalaya. 2016. Rencana Tata Ruang. Setda Kota Tasikmalaya. Bangun, W. 2007. Teori Ekonomi mikro. PT. Refika Aditama. Bandung. Baridwan, Z, 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. BPFE. Yogyakarta. Buntolo, 2004. Analisis Usaha Pembuatan tempe Kedelai Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Sukaharjo. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Cahyadi.2007. Kedelai, Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Jakarta. Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai. Departemen Pertanian. Jakarta. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kota Tasikmalaya 2013. Daftar Potensi Industri Makanan Olahan Kota Tasikmalaya. Disperindag Kota Tasikmalaya. Hanafi,M. 2005. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN. Yogyakarta Hartati, A. dan Mulyani, A. 2009. Profil dan Prospek Bisnis Minyak Dara (Virgin Coconut Oil) Di Kabupaten Cilacap. Jurnal Agroland Vol.16. No.2 Haryati, 2007. Ekonomi Mikro. ( Pendekatan Matematis dan Grafis). Universitas Jember. Kelurahan Indihiang. 2016. Profil Kelurahan Indihiang. Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Halaman 203

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2013. Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian 2012-2014. Jakarta. Mangunwidjaja, D dan Sailah, I. 2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Nazir, P. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Inodonesia. Bogor Rodjak, A. 2006. Manajemen Usahatani. Pustaka Giratuna. Bandung. Rahim abd, Hastuti. 2008. Pengantar, Teori dan Kasus Ekonometrika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Sailah. 2005. Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Sarwono. 2010. Usaha Membuat Tempe dan Oncom. Penebar Swadaya. Jakarta Sarwono, B dan Saragih, Y.P. 2006. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya Jakarta Saragih, B, 2004. Membangun Pertanian Perspektif Agribisnis. dalam Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya, Jakarta. Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Raja Grafindo Persada. Jakarta 2000. Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Pres Jakarta. 2002. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Suratiyah, 2006..Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprapti, L. 2005. Pembuatan Tahu. Kanisisus. Yogyakarta. Utami, 2004. Analisis Usaha Pembuatan Tahu Di Desa Pengkol Kecamatan Karang Gede Kabupaten Boyolali. Jurnal. Fakultas Tekhnobiologi, Univesitas Islam Negeri Malang. ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya) CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT Halaman 204

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 2, Mei 2017 Halaman 205