HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN ORANG TUA DALAM MELAKUKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9 BULAN DI UPK PUSKESMAS PERUMNAS II TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU MENGIMUNISASIKAN BAYINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dimana keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Peran Orang Tua, Peran Petugas Kesehatan, Kelengkapan Imunisasi.

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA DENGAN STATUS IMUNISASI ANAKNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGUNTAPAN II BANTUL YOGYAKARTA 2017

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Transkripsi:

ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN ORANG TUA DALAM MELAKUKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9 BULAN DI UPK PUSKESMAS PERUMNAS II TAHUN 2015 Lestari Makmuriana 1, Tutur Kardiatun 1, Nirmala Pratiwi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak Latar Belakang : Campak adalah penyakit sangat menular disebabkan oleh virus dan merupakan salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-anak. Dukungan keluarga salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu membawa anak imunisasi campak. Hal ini di buktikan dari keluarga yang kurang mendukung dapat menyebabkan keluarga tidak patuh dalam melakukan imunisasi campak. Tujuan : mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak di wilayah kerja puskesmas perumnas II tahun 2015. Metode Penelitian : Rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 68 orang. Analisa data bivariat menggunakan Uji Rank Spearman. Hasil Penelitian : tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak (p value = 0,377< 0,05). Berdasarkan hasil aanalisis lebih lanjut diperoleh nilai r = 0,109 kekuatan korelasi dukungan keluargam dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak di Puskesmas Perumnas II sangat lemah. Kesimpulan : Tingkatkan informasi terhadap dukungan keluarga sehingga keluarga dapat memberi dukungan yang penuh untuk responden dalam kepatuhan imunisasi campak pada bayi. Kata kunci : dukungan keluarga, kepatuhan 24

PENDAHULUAN Menurut WHO (2012), campak merupakan salah satu penyebab utama kematian di kalangan anakanak meskipun tersedia vaksin yang aman dan hemat biaya. Tahun 2012 ada 122.000 kematian akibat campak global. Sekitar 330 kematian setiap hari atau 14 kematian setiap jam. Sejak tahun 2000, lebih dari 1 miliar anak di negara-negara berisiko tinggi yang divaksinasi terhadap penyakit melalui kampanye vaksinasi. Campak adalah penyakit sangat menular, penyakit serius yang disebabkan oleh virus. Tahun 1980, sebelum vaksinasi luas, campak diperkirakan 20 juta kematian setiap tahun. Penyebab ini menjadi utama kematian di kalangan anak-anak ini secara global, meskipun ketersediaan vaksin yang aman dan efektif. Campak dapat membunuh hingga 1dari 25 anak yang terkena penyakit ini dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat diafrika Tengah. Mengimunisasi anak-anak terhadap campak merupakan prioritas di Afrika Tengah. Campak sangat berpotensi untuk menimbulkan wabah. Imunisasi campak sebelum dipergunakan secara luas didunia, hampir setiap anak dapat terinfeksi campak. Kasus campak dengan gizi buruk akan meningkat angka kematian campak. Indonesia adalah Negara keempat terbesar penduduknya didunia yang memiliki angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian, yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang didentisifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dalam rangka mencapai eliminasi campak. Berdasarkan dari Subdit Surveilans pada tahun 2011 terdapat 23.282 kasus suspek campak, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 15.865 kasus suspek campak. Kasus campak ini menunjukkan Indonesia masih cukup tinggi (Dinas Kesehatan Provinsi, 2014). Kewajiban menjaga anak bukan hanya menjadi tugas orang tua, tetapi secara luas merupakan tanggung jawab pemerintah karena imunisasi merupakan hak dasar anak. Pasal 130 Undang-Undang Kesehatan Tahun 2009 disebutkan: pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Pentingnya perlindungan negara terhadap hak anak diungkapkan dalam Pasal 133 ayat 1 Undang- Undang Kesehatan Tahun 2009 tentang Perlindungan Anak dengan tegas mengungkapkan: setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dan segala bentuk deskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya. Lebih jauh dalam Pasal 132 ayat 3 dalam Undang- Undang Kesehatan tahun 2009 diungkapkan: Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. (Undang-Undang Kesehatan dan Rumah Sakit Tahun 2009) Penyakit campak di Indonesia sampai saat ini masih merupakan kesehatan yang masih perlu di tangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir di semua daerah masih terdapat kejadian luar biasa. WHO dengan programnya The Expanded Programme On Immunization (EPI) telah merencanakan target menurunkan kasus campak hingga 90,5% dan 25

kematian hingga 95,5% dari tingkat sebelum EPI pada tahun 1995. Strategi untuk eliminasi penyakit campak adalah dengan melakukan imunisasi masal pada anak umur 9 bulan sampai 12 tahun, meningkatkan cakupan imunisasi rutin pada bayi 9 bulan, melakukan pemantauan secara intensif dan memberikan imunisasi di sekolah dasar. Upaya imunisasi di Indonesia yang telah dilakukan sejak tahun 70an pada bayi dan anak merupakan program untuk memenuhi konvensi hak anak yang diberlakukan sejak 2 september 1990 dan PBB. Konvensi anak meliputi atas kelangsungan hidup (survival), hak untuk berkembang (development), hak atas perlindungan (protection) dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat (participation) (Hadinegoro dkk, 2011). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pontianak tahun 2011 di 34 kelurahan dari 23 Puskesmas Kota Pontianak cakupan imunisasi campak tertinggi adalah Puskesmas Banjar Serasan Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur (166,8%), sedangkan cakupan imunisasi terendah adalah Puskesmas Komyos Sudarso Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat (29.5%). Tahun 2012 cakupan imunisasi campak tertinggi adalah Puskesmas Gang Sehat Kelurahan Kota Baru (76.8%), sedangkan cakupan imunisasi terendah adalah Puskesmas Perumnas II Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat (5.4%). Puskesmas PERUMNAS II terletak di Jalan Hasyim Ahmad Pontianak. Berdasarkan dari hasil wawancara pada tanggal 16 Oktober 2014, bidan Yeti Marliani mengatakan cakupan imunisasi campak masih kurang dan belum mencapai target yang diharuskan cakupan imunisasi pada tahun 2013 Puskesmas Perumnas II (34,1%) terendah ke 6 dari 34 Kelurahan Puskesmas di Kota Pontianak. Hal ini untuk meningkatkan cakupan imunisasi campak telah dilakukan berbagai upaya seperti penyuluhan, spanduk, menjalin kerjasama lintas sektor baik dari kelurahan, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kenyataannya hasil cakupan imunisasi campak masih belum mencapai target yang diharuskan oleh Universal Child Immunization (UCI) yaitu 80% dari jumlah bayi yang ada didalam ruang lingkup UPK Puskesmas PERUMNAS II. Hasil sweping beberapa pendapat orang tua mengatakan tidak mengimunisasi anaknya karena lupa jadwal kembali imunisasi campak dan juga ada yang mengatakan orang tua melarang anaknya imunisasi campak karena takut demam padahal demam akibat imunisasi campak tidak seberapa dibandingkan dengan penyakit yang ditimbulkan akibat tidak imunisasi seperti hepatitis, TBC, dipteri, pertusis, tetanus, campak dan polio yang semuanya berakibat kematian apabila tidak ditangani dengan baik dan benar.berdasarkan data diatas maka dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan di UPK Puskesmas Perumnas II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi 26

campak dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan sekali waktu dan pada saat yang bersamaan. Jumlah sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah 68 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden menurut Usia Responden di Perumnas II Mei 2015, n = 68 Variabel Frekuens Persentase 18 20 21-30 31-45 5 31 32 7,4 45,6 47,1 Karakteristik responden pada table 5.1 diperoleh Umur remaja 18-20 tahun yaitu 5 orang (7,4%), usia dewasa muda 21-30 tahun yaitu 31 orang (45,6%), dan dewasa tua 31-45 tahun yaitu 32 orang (47,1%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Perumnas II Mei 2015, n = 68 Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 1 22 15 21 9 1,5 32,4 22,1 30,9 13,2 ada di Perumnas II Tidak Sekolah sebanyak 1 orang (1,5%), Sekolah Dasar (SD) sebanyak 22 orang (32,4%),Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 15 orang (22,1%), Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21 orang (30,9%), Perguruan tinggi 9 orang (13,2%). 2. Dukungan Keluarga Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Fasilitas Perumnas II, Mei 2015, n = 68 Tidak 20 48 29,4 70,6 Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden yang mendukung sebanyak 20 responden (29,4%) yang tidak mendukung sebanyak 48 responden (70,6%). Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Perumnas II, Mei 2015, n = 68 Tidak 13 55 19,1 80,9 Berdasarkan table 5.4 menunjukkan bahwa responden yang mendukung sebanyak 13 responden (19,1%) yang tidak mendukung sebanyak 55 responden (80,9%). Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh bahwa pendidikan responden yang 27

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Informasional Perumnas II, Mei 2015, n = 68 Tidak 32 36 47,1 52,9 Berdasarkan table 5.5 menunjukkan bahwa responden yang mendukung sebanyak 32 responden (47,1%) yang tidak mendukung sebanyak 36 responden (52,9%). Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Perumnas II, Mei 2015, n = 68 Tidak 28 40 41,2 58,8 Berdasarkan table 5.6 menunjukkan bahwa keluarga yang memberikan dukungan sebanyak 28 responden (41,2%) dan keluarga tidak memberikan dukungan sebanyak 40 responden (58,8%). 3. Kepatuhan Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Perumnas II, Mei 2015, n=68 Patuh 30 44,1 TidakPatuh 38 55,9 Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang patuh dalam melakukan imunisasi campak sebanyak 30 responden (44,1%) dan responden yang tidak patuh dalam melakukan imunisasi campak sebanyak 38 responden (55,9%). 4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Orang Tua dalam melakukan Imunisasi Campak Tabel 5.8 Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Orang Tua dalam Melakukan Imunisasi Campak Di wilayah Kerja UPK Puskesmas Perumnas II Mei 2015, n = 68 Variabel Kepatuhan Dukungan Keluarga r p n 0,122 0,320 68 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak dengan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adan hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak di UPK Puskesmas Perumnas II dengan p value = 0,320 < 0,05. Berdasarkan hasil analisis lebih lanjut diperoleh nilai r = 0,122, artinya kekuatan korelasi dukungan keluargam dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak di Puskesmas Perumnas II sangat lemah. 28

PEMBAHASAN Dukungan keluarga dalam melakukan Imunisasi Campak pada bayi usia 9 bulan di UPK Puskesmas Perumnas II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga lebih besar yaitu 58,8% dibandingkan responden yang mendapatkan dukungan keluarga yaitu 41,2%. Hal ini sejalan dengan penelitian Iswandari (2011) yang dilakukan di Puskesmas Terminal Banjarmasin tentang Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian Imunisasi Campak yang tidak mendukung sebanyak 70,8% dibandingkan responden yang mendapatkan dukungan keluarga yaitu 43,8%. Berdasarkan hasil penelitian dukungan fasilitas menunjukkan bahwa responden yang mendukung sebanyak 29,4% sedangkan yang tidak mendukung sebanyak 70,6%. Menurut Friedman (1998) dalam Setiadi (2008) Dukungan instrumental / fasilitas yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan pertama yang praktis dan konkrit. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan banyak keluarga yang tidak menyediakan waktu untuk melakukan imunisasi campak kepuskesmas sesuai jadwal yang ditetapkan oleh petugas imunisasi pada buku KMS dan menurut responden keluarga khususnya suami juga tidak memberikan buku bacaan tentang pentingnya imunisasi campak. Berdasarkan hasil penelitian dukungan emosional menunjukkan bahwa responden yang mendukung sebanyak 19,1% sedangkan yang tidak mendukung sebanyak 80,9%. Menurut Friedman(1998) dalam Setiadi(2008) dukungan emosional yaitu keluarga sebagai sebuah tempat membantu penguasaan terhadap emosi. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan banyak responden yang mengatakan keluarga kurang mendukung melakukan imunisasi campak karena takut demam dan rewel pada saat malam padahal demam yang diakibatkan oleh suntik campak tidak sebanding apabila anak terkena penyakit campak. Berdasarkan hasil penelitian dukungan informasional menunjukkan bahwa responden yang mendukung sebanyak 47,1% sedangkan yang tidak mendukung 52,9%. Menurut Friedman (1998) dalam Setiadi (2008) dukungan informasional yaitu keluarga berfungsi sebagai kolektor dan desminator (penyebar informasi). Menurut hasil wawancara yang dilakukan penelitian keluarga kurang memberikan informasi pentingnya imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan padahal dari pihak puskesmas juga sudah memberikan informasi mengenai imunisasi campak melalui penyuluhan, memasang spanduk dan menyebarkan leaflat kepada masyarakat yang mempunyai bayi. Menurut pendapat peneliti sendiri bahwa dukungan keluarga dapat menjadikan keluarga yang mampu berfungsi untuk meningkatkan kesehatan salah satunya pemberian imunisasi campak pada bayi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan, peran serta informasi seseorang dapat mempengaruhi pengembangan kesehatan dalam keluarga. Faktor lain yang ikut berperan dalam pemberian imunisasi yaitu dukungan suami, umur, pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan imunisasi campak. Hasil 29

data penelitian ini diperoleh bahwa kurangnya dukungan suami dalam melakukan imunisasi campak, dikarenakan peran suami kurang mampu memberikan dukungannya seperti suami melarang untuk melakukan imunisasi campak karena takut anaknya sakit. Menurut Notoadmojo dalam Halawa (2014) Faktor umur berhubungan dengan faktor pengalaman bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur 18-20 tahun masih tergolong remaja mereka belum mampu mengurusi bayinya oleh karena itu masih melibatkan orang tuannya dalam mengurus dan merawat bayinya. Sejalan dengan teori yang dikemukakakan Gottlieb dalam Martiningsih (2012) dukungan keluarga merupakan bantuan nyata, tindakan, baik itu berupa informasi atau nasehat verbal dan non verbal yang diberikan oleh keakraban keluarga. Selain itu peneliti berpendapat bahwa sifat dukungan yang diberikan oleh keluarga tergantung dari anggota keluarga atau individu masing - masing dalam anggota keluarga tersebut untuk menerima atau menolak terhadap dukungan yang diberikan. Meskipun dukungan yang diberikan sangat besar belum tentu dapat diterima secara baik oleh anggota keluarga yang bersangkutan. Kepatuhan Orang Tua Dalam Melakukan Imunisasi Campak Pada Bayi Usia 9 Bulan Di UPK Puskesmas Perumnas II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak patuh melakukan imunisasi campak lebih besar yaitu 55,9% dibandingkan responden yang patuh melakukan imunisasi campak yaitu 44,1%. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Halawa (2014) yang dilakukan di Posyandu Mawar Madura tentang pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu mengimunisasikan bayinya yang patuh sebanyak 53,8% dibandingkan responden tidak patuh yaitu 46,2%. Menurut pendapat peneliti bahwa kepatuhan berpengaruh pada diri sendiri untuk membawa bayi melakukan imunisasi campak. Keluarga yang menjadi responden dengan penelitian ini yang kurang memperhatikan jadwal imunisasi campak sehingga pelaksanaan imunisasi campak tersebut tidak tepat waktu disebabkan antara lain pendidikan dan usia diamana responden terbanyak mempunyai pendidikan terakhir yaitu sekolah dasar (SD) dan umur responden yaitu 18-45 dari remaja hingga dewasa tua. Patuh atau tidaknya seseorang tergantung dari beberapa faktor diantaranya pengetahuan, pendidikan dan kesadaran dari individu yang bersangkutan untuk menerima informasi yang diberikan. Sejalan dengan teori yang dikemukakan Noven dalam Suparyanto(2010) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu pendidikan, jenis kelamin, motivasi, pengalaman, sarana, modifikasi faktor lingkungan dan sosial, pengetahuan, usia, dan komunikasi. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan di UPK Puskesmas Perumnas II. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak di UPK 30

Puskesmas Perumnas II (p value = 0,320 < 0,05). Berdasarkan hasil analisis lebih lanjut diperoleh nilai r = 0,122, artinya kekuatan korelasi sangat lemah. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Iswandari (2011) menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan pemberian imunisasi campak. Menurut Friedman(1998) dalam Setiadi (2008) Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dukungan keluarga juga memiliki peran untuk meningkatkan kepatuhan dalam membawa imunisasi campak. Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu pendidikan, jenis kelamin, motivasi, pengalaman, sarana, modifikasi faktor lingkungan dan sosial, pengetahuan, usia, dan komunikasi (Noven, 2008 dalam Suparyanto, 2010). Imunisasi campak adalah memberikan antibodi pada tubuh seseorang untuk mencegah penyakit campak sehingga peneliti sejalan dengan pemerintah untuk memberikan imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan. penelitian inilah yang wajib diketahui oleh keluarga agar patuh dalam melakukan imunisasi campak. Menurut peneliti sendiri ketersediaan informasi yang memperkuat motivasi individu untuk membawa anak imunisasi campak, yang merupakan aspek pengalaman individu mengenai prilaku dalam hal ini kepatuhan. Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan adalah waktu dan kesempatan, serta ketergantungan kepada pihak lain. Saran kepada pihak keluarga untuk dapat meluangkan waktunya membawa bayi imunisasi baik itu di puskesmas maupun di klinik terdekat yang melayani imunisasi. Tingkatkan informasi terhadap dukungan keluarga sehingga keluarga dapat memberi dukungan yang penuh untuk responden dalam kepatuhan imunisasi campak pada bayi. Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Perumnas II adalah untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap imunisasi campak pada bayi di UPK PuskesmasPerumnas II yang tidak mendukung sebanyak 58,8% meliputi: dukungan instrumental/ fasilitas yang tidak mendukung sebanyak 70,6%, dukungan emosional yang tidak mendukung sebanyak 80,9%, SARAN 1. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini hanya membahas satu variabel independen saja yaitu dukungan keluarga disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti faktor lain (confounding) yang berhubungan dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak seperti budaya, kepercayaan, dan motivasi ibu dalam membawa bayinya imunisasi campak ke pelayanan kesehatan. 2. Bagi pelayanan kesehatan Memberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga pasien tentang pentingnya imunisasi campak dan diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih pro aktif dalam melakukan sweeping kepada ibu yang mempunyai bayi usia 9 bulan yang belum lengkap imunisasi campak. Menggunakan metode penkes dan simulasi secara langsung atau menggunakan media. 31

3. Bagi institusi pendidikan kesehatan Bagi institusi pendidikan dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi kesehatan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dibidang keperawatan terkait tentang dukungan orang tua dengan kepatuhan dalam melakukan imunisasi campak. 4. Bagi orang tua a. Dukungan informasional yang tidak mendukung sebanyak 52,9% b. Mengetahui kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisassi campak pada bayi usia 9 bulan di UPK Puskesmas Perumnas II yang tidak patuh sebanyak 55,9% c. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan orang tua dalam melakukan imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan di UPK Puskesmas Perumnas II. Keluarga dapat meningkatkan informasi tentang imunisasi campak dan kepada pihak keluarga untuk dapat meluangkan waktunya membawa bayi imunisasi baik itu di Puskesmas maupun di klinik terdekat yang melayani imunisasi. DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, Sulistio. (2012). Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawaatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bastable, Susan B. (2002). Perawat sebagai Pendidik. Jakarta : EGC. Dinas Kesehatan Provinsi. (2014). Petunjuk Teknis Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Pontianak. Kalbar. Hadinegoro, Sri Rezeki dkk. (2011). Panduan Imunisasi Anak. Edisi 1. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Halawa, Aristina. (2014). Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Kepatuhan Ibu Mengimunisasikan Bayinya. Surabaya Indiarti. (2007). Panduan Lengkap Kesehatan Anak dari A sampai Z. Yogyakarta : Andi. Iswandari, Rahmayani. (2011). Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian Imunisasi Campak Di wilayah Kerja Puskesmas Terminal. Banjarmasin Martiningsih, (2012). Hubungan Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing Dengan Perilaku Ibu Membawa Bayinya Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota. Pontianak Momomuat, Ismanto, Kundre. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang 32

Pentingnya Imunisasi Campak Dengan Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi Di Puskesmas Kawangkoan. Minahasa, Sulawesi Utara Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Widi dan Asianto. (2008). Mengenal Imunisasi. Cahaya. WHO, (2012). http://www.who.int/ immunization/topics/measles/en /. Akses tanggal 6 Februari 2014. Riyadi dkk. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu. Riyanto Agus, Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Selemba Medika Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta Sujarweni, Wiratna. (2014). Metode Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava Media Suparyanto. (2010). Konsep Dasar Kepatuhan.Akses tanggal 25 Desember 2014 http://www.caraantrik.com/2010/1 0/konsep-kepatuhan-1html/m=1. Tim Penyusun Anggota IKAPI. Undang- Undang Kesehatan Dan Rumah Sakit. Yogyakarta Nuha Medika Padila. (2012).Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Nuha Medika. 33