BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

BAB V PENUTUP 5.1 Pendahuluan 5.2 Kesimpulan Peta Kompetensi Siswa 1) Kelompok IPA

KATA PENGANTAR. Tim Peneliti. iii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BSNP, SATUAN PENDIDIKAN, PUSAT KURIKULUM,

Pengembangan. peningkatan sumberdaya lainnya secara nasional serta intervensi terutama pada sekolah dan kabupaten/ kota tertinggal

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2006 dan NOMOR 6 TAHUN 2007 Tentang PELAKSANAAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

A. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau

PENGUATAN DAN PENATAAN ULANG KURIKULUM DENGAN MEMBERDAYAKAN TPK PUSAT DAN DAERAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FISHBONE ANALISIS PERMASALAHAN NILAI UJIAN NASIONAL

Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. rendah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

Model Pengembangan Mutu Pembelajaran Melalui Pendampingan Terhadap Guru (Technical Assistance) dengan Melibatkan Pengawas dan Guru Inti.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

Lampiran 5 MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KABUPATEN NATUNA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 3 BATAM TAHUN PELAJARAN 2018/2019

siswa yang terdiri: Peserta UAMBN MI : siswa Peserta UN MTs : siswa Peserta UN MA : siswa

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan

Keterangan: 1. Kekuatan dan kelemahan perstandar dilihat dari nilai butir 2. Rekomendasi secara keseluruhan didasarkan pada nilai 8 standar

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Rapat Koordinasi Persiapan UN dan USBN

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

Persiapan dan Kesiapan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

CALON PENERIMA BLOCK GRANT TAHUN 2010 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH

Standar Nasional Pendidikan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

UJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN REVITALISASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 PALEMBANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan. Kurikulum

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2008

1. Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah Saudara).

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

Transkripsi:

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini secara berturut-turut diuraikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penenlitian, untuk memudahkan dalam memahami kesimpulan dan rekomendasi ini, penenliti juga membagi atas dua wilayah penelitian yang mencakupi wilayah penelitian Kota Batam dan Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. Untuk masing-masing wilayah akan dijelaskan sesuai dengan rumusan masalah dan luaran penelitian, yaitu: (1) pemetaaan penguasaan SK/KD hasil ujian nasional berdasarkan kelompok mata ujian (IPA dan IPS) wilayah Kota Batam dan Kabupaten Karimun Propinsi Kepualauan Riau; (2) faktor penyebab sehingga peserta didik di Kota Batam dan Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau tidak menguasai standar kompetensi/kompetensi dasar mata ujian nasional; (3) alternatif pemecahan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kompetensi siswa pada mata ujian nasional siswa SMA Kota Batam dan Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau; sedangkan untuk rekomendasi, oleh karena permasalahan relatif sama anatara Kota Batam dengan Kabupaten Karimun, maka uraian tentang rekomendasi dijadikan satu pembahasan saja. Bahagian 1 : Wilayah Kota Batam A. Kesimpulan 1. Tingkat kelulusan siswa pada ujian nasional tahun 2008, 2009 dan 2010 relatif baik karena untuk kelompok IPA tahun 2010 lulus 100% dan kelompok IPS tidak lulus hanya 0.8% saja, begitu juga dengan tahun - tahun sebelumnya jumlah siswa yang tidak lulus hanya rentang antara 5 8% saja baik untuk kelompok IPA maupun kelompok IPS., bahkan Kota Batam termasuk rangking 3 tingkat kelulusannya pada tahun 2010. Namun demikian bila dilihat dari tingkat penguasaan standar kompetensi/kompetensi dasar hasil ujian nasional baik kelompok IPA maupun IPS dengan rentang nilai < 6.00 setiap tahun ternyata juga masih banyak siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan > 6.00 yaitu rata-rata 8%., yaitu untuk kelompok IPA adalah mata ujian Matematika, Fisika dan Biologi, sedangkan untuk KelompokIPS adalah adalah mata ujian Bahasa Indonesia, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi. 2. Faktor penyebab sehingga peserta didik di Kota Batam tidak menguasai standar kompetensi/kompetensi dasar mata ujian nasional dilihat dari empat faktor yaitu:

faktor pengelolaan, faktor guru, faktor sarana dan prasarana, dan faktor budaya masyarakat. Salah satu aspek dari faktor pengelolaansebagai salah satu faktor penyebab belum menguasai SK/KD adalah berkaitan dengan belum efektifnya pelaksanaan program kegiatan evaluasi kinerja guru dikarenakan belum dimilikinya instrumen penilaian kinerja guru secara spesifik dan terukur untuk melihat kompetensi guru yang sesungguhnya, kebanyakan sekolah hanya melaksanakan secara formal, tanpa diikuti dengan supervisi klinis serta tindak lanjutnya.faktor guru adalah yang berakibat kepada rendahnya penguasaan SK/KD oleh peserta didik yaitu: (1) pemahaman guru yang masih beragam terhadap KTSP sehingga belum dapat diimplementasikan sesuai dengan tuntutan KTSP tersebut; (2) Kemampuan guru dalam penguasaan konsep dan metodologi pembelajaran masih terbatas; (3) penggunaan media pembelajaran, dan (4) kemampuan guru dalam membedah SKL-UN.Faktor sarana adalah berkaitan dengan kelengkapan peralatan laboratorium, multi media, dan media pembelajaran. Sedangkan dari faktor budaya masyarakat adalah secara umum masyarakat Kota Batam cenderung memilih dan memasukkan anaknya pada sekolah yang bermutu, karena sebagian besar masyarakatnya telah memiliki kesadaran yang tinggi untuk pendidikan anaknya, kecuali untuk daerah atau pulau terluar dan masyarakat kelompok marginal. Masyarakat sudah semakin sadar bahwa pendidikan anak adalah investasi. Namun demikian permasalahan yang dihadapi adalah bagi orangtua siswa yang mempunyai pendapatan terbatas mereka beranggapan bahwa kalau disekolah negeri tidak ada biaya lagi, kalau pun ada jumlah sumbangannya sedikit. Disamping itu mereka juga tidak mampu menyediakan fasilitas belajar anaknya secara memadai dan persoalan yang sama juga tedapat pada sekolah swasta. 3. Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kompetensi siswa pada mata ujian nasional siswa SMA Kota Batam adalah sebagai berikut: a. Faktor Pengelolaan/Sistem Manajemen, yang dapat dilakukan adalahpelaksanaan Kegiatan Evaluasi Kinerja Guru beserta tindak lanjutnya; Pelatihan dengan Pendampingan (Technical Assistency) untuk Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Bermutu di Sekolah. b. Faktor guru, yang dapat dilakukan adalah berupa kegiatan Penilaian Kinerja Guru (PKG); Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB); dan Peningkatan Kinerja Rendah (PKR). Selain itu terdapat beberapa kegiatan

lain yang dapat dilakukan yaitu: Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (Pelatihan); dan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membedah soal-soal UN. c. Faktor sarana dan prasarana, perlu ada kegiatan secara khusus untuk mengidentifikasi dan menginventarisasikan kebutuhan alat dan sarana laboratorium pada masing-masing satuan pendidikan. Akan tetapi yang terlihat penting dan mendesak untuk dilakukan adalah bagaimana meningkatkan kinerja guru dalam pemanfaatan laboratorium ini, yang diawali dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran di laboratorium, adanya rambu-rambu pelaksanaan kegiatan laboratorium beserta manual dan prosedur kerja laboratorium, teknik dan sistem penilaiannya serta penyusunan program tindak lanjutnya untuk perbaikan kegiatan berikutnya, dengan nama kegiatan: Program Peningkatan Kinerja Guru dalam Pemanfaatan Laboratorium (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Tindak Lanjut).Selain kegiatan pemanfaatan laboratorium, kegiatan lain yang perlu dilakukan adalah pengadaan media pembelajaran terutama untuk mata pelajaran Geografi dan juga mata pelajaran lainnya. d. Faktor budaya masyarakat, terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakuakan yaitu: untuk membendung pengaruh negatif dari budaya asing yang memang dekat dengan Kota Batam, maka sangat perlu ditumbuhkembangkan pendidikan budaya dankarakter bangsa melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu perlu ada kegiatan pelatihan bagi Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru khususnya yaitu Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk daya Saing dan karakter Bangsa. Dan untuk meningkatkan kesadaran dan persepsi masyarakat terhadap pendidikan bermutu, perlu ditingkatakan pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga peningkatan pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat dibangun.selain itu juga pemerintah diharapkan untuk selalu mengalokasikan anggaran guna untuk pemberian subsidi bagi masyarakat yang kuang mampu tetapi anaknya memiliki prestasi dalam belajarnya. Bahagian2 : Wilayah Kabupaten Karimun

A. Kesimpulan 1. Tingkat kelulusan siswa pada ujian nasional tahun 2008, 2009 dan 2010 relatif baik karena untuk kelompok IPA tahun 2010 lulus 100% dan kelompok IPS tidak lulus hanya 0.07% saja, begitu juga dengan tahun - tahun sebelumnya jumlah siswa yang tidak lulus hanya rentang antara 0 1% saja kecuali tahun 2009 yang tak lulus IPA (7.7%) dan IPS (21.48%) bahkan Kabupaten Karimun termasuk rangking 2 tingkat kelulusannya pada tahun 2010 di Propinsi Kepulauan Riau. Namun demikian bila dilihat dari tingkat penguasaan standar kompetensi/kompetensi dasar hasil ujian nasional baik kelompok IPA maupun IPS dengan rentang nilai < 6.00 setiap tahun ternyata juga masih banyak siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan > 6.00 yaitu rata-rata 8%., yaitu untuk kelompok IPA adalah mata ujian Matematika, Fisika dan Biologi, sedangkan untuk Kelompok IPS adalah adalah mata ujian Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi. 2. Faktor penyebab sehingga peserta didik di Kabupaten Karimuntidak menguasai standar kompetensi/kompetensi dasar mata ujian nasional dilihat dari empat faktor yaitu: faktor pengelolaan, faktor guru, faktor sarana dan prasarana, dan faktor budaya masyarakat. Salah satu aspek dari faktor pengelolaansebagai salah satu faktor penyebab belum menguasai SK/KD adalah berkaitan dengan belum efektifnya pelaksanaan program kegiatan evaluasi kinerja guru. Faktor guru adalah yang berakibat kepada rendahnya penguasaan SK/KD oleh peserta didik yaitu: (1) pemahaman guru yang masih beragam terhadap KTSP sehingga belum dapat diimplementasikan sesuai dengan tuntutan KTSP tersebut; (2) Kemampuan guru dalam penguasaan konsep dan metodologi pembelajaran masih terbatas; (3) penggunaan media pembelajaran, dan (4) kemampuan guru dalam membedah SKL-UN.Faktor sarana adalah berkaitan dengan kelengkapan peralatan laboratorium, multi media, dan media pembelajaran. Sedangkan dari faktor budaya masyarakat adalah secara umum masyarakat Kabupaten Karimun cenderung memilih dan memasukkan anaknya pada sekolah yang bermutu, namun demikian permasalahan yang dihadapi adalah bagi orangtua siswa yang mempunyai pendapatan terbatas mereka beranggapan bahwa kalau disekolah negeri tidak ada biaya lagi, kalau pun ada jumlah sumbangannya sedikit. Disamping itu mereka juga tidak mampu menyediakan

fasilitas belajar anaknya secara memadai dan persoalan yang sama juga tedapat pada sekolah swasta. 3. Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kompetensi siswa pada mata ujian nasional siswa SMA Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut: a. Faktor Pengelolaan/Sistem Manajemen, yang dapat dilakukan adalahpelaksanaan Kegiatan Evaluasi Kinerja Guru beserta tindak lanjutnya; Pelatihan dengan Pendampingan (Technical Assistency) untuk Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Bermutu di Sekolah. b. Faktor guru, yang dapat dilakukan adalah berupa kegiatan Penilaian Kinerja Guru (PKG); Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB); dan Peningkatan Kinerja Rendah (PKR). Selain itu terdapat beberapa kegiatan lain yang dapat dilakukan yaitu: Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (Pelatihan); dan Peningkatan Kemampuan Guru dalam membedah soal-soal UN. c. Faktor sarana dan prasarana, perlu ada kegiatan secara khusus untuk mengidentifikasi dan menginventarisasikan kebutuhan alat dan sarana laboratorium pada masing-masing satuan pendidikan. Akan tetapi yang terlihat penting dan mendesak untuk dilakukan adalah bagaimana meningkatkan kinerja guru dalam pemanfaatan laboratorium ini, yang diawali dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran di laboratorium, adanya rambu-rambu pelaksanaan kegiatan laboratorium beserta manual dan prosedur kerja laboratorium, teknik dan sistem penilaiannya serta penyusunan program tindak lanjutnya untuk perbaikan kegiatan berikutnya, dengan nama kegiatan: Program Peningkatan Kinerja Guru dalam Pemanfaatan Laboratorium (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Tindak Lanjut). d. Faktor budaya masyarakat, terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakuakan yaitu: untuk membendung pengaruh negatif dari budaya asing yang memang dekat dengan Kabupaten Karimun, maka sangat perlu ditumbuhkembangkan pendidikan budaya dankarakter bangsa melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu perlu ada kegiatan pelatihan bagi Pengawas,

Kepala Sekolah dan Guru khususnya yaitu Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk daya Saing dan karakter Bangsa. B. Rekomendasi Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Batam dan Kabupaten Karimun, khususnya dalam rangka meningkatkan tingkat penguasaan standar kompetensi/kompetensi dasar pada mata ujian nasional dibawah ini diuraikan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh instansi terkait (Dinas Pendidikan Kab/Kota, LPMP, Pengawas, Komite Sekolah, Satuan Pendidikan, maupun oleh guru itu sendiri sebagai model implementasi pemecahan masalah. Model implementasi ini dapat dilaksanakan secara bersatupadu (terintegrasi) antara masing-masing pihak terkait, yang diawali dengan analisis kebutuhan, direncanakan dengan baik dan matang, dilaksanakan secara tepat, serta diikuti dengan analisis pencapaian program dan tindak lanjut, dengan cara mengadopsi prinsip quality assurance dan standar mutu pendidikan nasional. 1. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota: a. Melaksanakan kegiatan Sosialisasi & Pemantapan Pemahaman Guru Tentang KTSP, dengan melibatkan Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru b. Training of Trainer bagi Calon Master Trainer, Calon Trainers, dan pelatihan bagi calon penilai kinerja guru, kegiatan ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan LPMP dan LPTK, pesertanya adalah Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru Senior. c. Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, kegiatan ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan LPMP dan LPTK d. Kegiatan Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Bermutu di Sekolah, kegiatan ini juga dapat dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan. e. Pengalokasikan anggaran guna untuk pemberian subsidi bagi masyarakat yang kurang mampu tetapi anaknya memiliki prestasi dalam belajarnya, misalnya dalam bentuk pemberian beasiswa.

2. LPMP Provinsi Kepulauan Riau: a. Training of Trainer bagi Calon Master Trainer, Calon Trainers, dan pelatihan bagi calon penilai kinerja guru, kegiatan ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan LPTK, pesertanya adalah Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru Senior. b. Pelatihan dengan Pendampingan (Technical Assistency) Kegiatan Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Bermutu di Sekolah, kegiatan ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan LPTK 3. Pengawas: a. Pemantauan dan supervisi proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja b. Penyampaian hasil pemantauan dan supervisi proses pembelajaran berikut dengan tindak lanjutnya 4. Kepala Sekolah: a. Pemantauan dan supervisi proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja b. Penyampaian hasil pemantauan dan supervisi proses pembelajaran berikut dengan tindak lanjutnya 5. Komite Sekolah: a. Pengalokasian anggaran sekolah untuk biaya pengembangan kualitas guru berdasarkan RKA-S b. Penambahan dana untuk kelengkapan ruang laboratorium, komputer dan multimedia serta media pembelajaran 6. Satuan Pendidikan: a. Peningkatan Kemampuan Guru dalam membedah soal-soal UN b. Penambahan jam pelajaran pada kelas III khusus untuk mata ujian Nasional c. Pelaksanaan Lesson Study 7. Guru: a. Melaksanakan kegiatan pengembangan silabus, RPP dan perangkat pembelajaran lainnya secara mandiri dan jujur. b. Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran berdasarkan kepada RPP yang dibuat sendiri, dengan menggunakan pendekatan PAIKEM, metodologi

pembelajaran yang kreatif dan inovatif, media pembelajaran serta melaksanakan penilaian sesuai dengan tuntutan KTSP. c. Selalu berusah untuk meningkatkan kualitas diri baik melalui pelatihan, seminar dan atau dengan cara lainnya d. Melaksanakan kegiatan penelitian perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas atau membuat karya tulis ilmiah lainnya. e. Melaksanakan kegiatan Remedial Teaching dan Pengayaan secara tepat dan benar f. Tanpa harus menyalin atau mendownload perangkat pembelajaran yang sudah adapeningkatan Kemampuan Guru dalam membedah soal-soal UN g. Melaksanakan kegiatan Lesson Study.