BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

dokumen-dokumen yang mirip
mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB IV KEGAGALAN OKI DALAM MENANGANI KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

KEAMANAN INTERNASIONAL PASCA 11 SEPTEMBER: TERORISME, HEGEMONI AS DAN IMPLIKASI REGIONAL

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Invasi Amerika Serikat ke Irak ditinjau dari hukum organisasi internasional. Ahmad Masduki NIM E UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

Kebijakan luar negeri..., Sri Winingsih, FISIP UI, BAB 4 KESIMPULAN

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDONESIA DAN REFORMASI PBB

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

BAB II GAMBARAN UMUM

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

PANCASILA MENGATASI KONFLIK IDEOLOGI-IDEOLOGI NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Monarki Konstitusional dan Demokrasi Parlementer. Ratu dan Raja yang memerintah

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd. Samsuri, M.Ag. FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVBRSITAS NBGERI YOGYAKARTA 2004

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

EKSISTENSI DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENTARA BAYARAN (MERCENARIES) YANG TERLIBAT KONFLIK BERSENJATA MENURUT HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

UNIT EKSPLANASI INDIVIDU DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT. dan melindungi negara sekutu. Politik luar negeri Amerika Serikat selalu sejalan

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

RESUME. Greenpeace merupakan NGO (Non Goverment. Organization) internasional yang bergerak dalam bidang

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

BAB IV FAKTOR-FAKTOR IRAN MEMPERTAHANKAN PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR. Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad memilih untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. disusun dalam suatu sistem pertahanan semesta, tidak agresif dan tidak. besar Indonesia ke dalam jajaran militer terkuat di dunia.

Tidak ada tindakan politik bebas dari kepentingan ekonomi dan tidak ada pula sebuah kebijakan ekonomi terlepas dari kepentingan politik Contoh : Ekspo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

UPAYA ETNIS KURDI DALAM MENDAPATKAN PERAN POLITIK DI IRAK PASCA REZIM SADDAM HUSSEIN RESUME

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara memiliki otoritas tertinggi, yang artinya adalah setiap negara memiliki

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

Unipolaritas Damai? Menggugat Justifikasi Dominasi AS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada akhirnya kekerasan tidak dapat dilawan dengan kekerasan dan berdampak pada kegagalan. Amerika Serikat telah berhasil membentuk isu terorisme sebagai isu internasional yang membutuhkan dukungan dunia. Pasca berakhirnya isu perang dingin dirasakan harus ada sebuah isu baru yang dapat menyatukan dukungan dunia dengan hegemoni Amerika Serikat untuk mengontrol dunia melalui pemberantasan Musuh Bersama. Konsep politik reward and punishment menjadi salah satu upaya Amerika Serikat dalam menjalankan kebijakannya melawan terorisme. Bagi negara yang mendukung keputusan Amerika Serikat akan mendapatkan reward dukungan dan bantuan dari Amerika Serikat, namun bagi negara yang tidak memberikan dukungannya harus bersiap menerima punishment yaitu misalnya embargo ekonomi. Defining moment serangan 11 September 2001 menjadi titik tolak perubahan politik Amerika Serikat yaitu unilateralisme. Amerika Serikat berhasil menghimpun dukungan negara-negara di dunia demi menjalankan salah satu misinya yaitu adalah 122

invasi militer ke Afghanistan dan Irak. Sampai akhir dua masa pemerintahan George W Bush kebijakan War on Terrorism berakhir dengan kegagalan. Sebuah negara besar memiliki peradaban dalam interaksi dan eksistensinya baik di dalam dan di luar negeri. Disamping itu negara yang besar seperti Amerika Serikat juga memiliki visi dan misi yang tertuang dalam kepentingan nasionalnya. Kepentingan nasional Amerika Serikat merupakan tujuan utama negara yang tertuang di dalam kebijakan luar negeri Amerika yang bersumber dari nilai-nilai tradisional Amerika atau American Exceptionalism, seperti manifest destiny, American Dream dan liberalisme. Kepentingan nasional Amerika terdiri dari dua kepentingan pokok yaitu idealism dan pragmatism. Kepentingan idealism adalah mengamankan dan melestarikan nilai-nilai tradisi perjuangan bangsa Amerika dan kepentingan pragmatisme adalah mengamankan kepentingan politik, ekonomi, keamanan wilayah. Semua kepentingan nasional tersebut menjadi identitas yang membedakan Amerika dengan negara lain. Pasca Perang Dingin, Amerika menjadi kekuatan Unipolar, sehingga semakin menguatkan pengaruhnya terhadap kepentingan Amerika untuk menjaga keamanan dunia. Ada tiga hal pokok kepentingan Amerika pasca serangan terorisme 11 September 2001 yang berpengaruh terhadap perkembangan politik di seluruh dunia yaitu, keamanan, ekonomi dan hak asasi manusia. Terkait dengan nilai-nilai American Exceptionalism bahwa bangsa Amerika mempercayai diri mereka sebagai the chosen people yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengamankan dunia. Hal tersebut secara tidak langsung 123

sebuah pernyataan sepihak sebagai bangsa yang unggul. Secara logika memang kemajuan Amerika mengungguli bangsa lain di dunia serta didukung oleh kekuatan dalam berbagai bidang, namun apakah Amerika dapat memimpin dunia sendiri? Karena sistem politik unipolar akan bertahan lama apabila terjadi kemakmuran dan keadilan serta mengutamakan kepentingan idealism dari pada kepentingan pragmatisme, tetapi sebaliknya sistem tersebut akan berakhir dengan kekerasan dan perang jika mengutamakan kepentingan pragmatisme. Kebijakan Amerika atas invasi ke Irak sebagai salah satu kebijakan yang menuai banyak kritik dari tokoh-tokoh dunia. Mereka menilai masih banyak pilihan lain selain perang yang mengatasnamakan Just War atau perang keadilan atas korban serangan 11 September 2001 dan keamanan dunia dari senjata pemusnah massal. Ditambah lagi sebagian besar negara anggota PBB menolak untuk melakukan invasi ke Irak seperti Jerman, Perancis dan Rusia. Lalu setelah tidak ditemukannya senjata pemusnah massal dan kaitan Saddam Hussen dengan serangan 11 September 2001 walaupun Presiden Bush tetap bersikeras untuk menjalankan invasi tersebut. Hingga pada akhirnya Amerika harus menyiapkan dana yang cukup besar untuk menyediakan biaya, seperti alat-alat perang, logistik tentara dan perbaikan pasca invasi. Hal tersebut menjadi konsekuensi bagi Amerika untuk mengeluarkan anggaran belanja negara yang relative besar. Kemunduran ekonomi Amerika semakin jelas ketika pada tahun 2008 Amerika mengalami resesi ekonomi. Walaupun Amerika mengalami kerugian besar, tetapi pemerintah Amerika mengganggap kerugian hasil 124

invasi militer merupakan konsekuensi dari sebuah perang yang hanya mengedepankan kepentingan pragmatisme. Jika menggunakan asumsi kaum realis, dapat disimpulkan bahwa kebijakan War on Terrorism hanya sebagai bentuk implementasi kepentingan Amerika Serikat dalam memenuhi kepentingan nasionalnya dibawah payung perang global melawan terorisme (Global War on Terrorism). Dengan menggunakan rasionalitas dari pemerintah Amerika Serikat dapat dikatakan meskipun Amerika Serikat muncul sebagai satu-satunya negara Super Power, tetapi tidak selalu akan memenangkan semua pertempuran. Sesuai dengan pemikiran realis, masih banyak kekuatan lain yang akan melawan, bahkan juga mendukung aksi terorisme itu sendiri. Dari penelitian ini, maka dapat diambil pelajaran bahwa kepentingan nasional harus sejalan dengan kepentingan internasional. Prinsip dasar yang mengedepankan check and balance dan prinsip etika dalam hubungan antarbangsa. Dengan dicanangkannya perang melawan terorisme oleh Amerika, terbuka pula peluang bagi perubahan fundamental dalam hubungan antar negara besar (major powers). Rusia dan Cina misalnya, kini seolah menemukan sebuah "perekat" baru untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Amerika. Semua negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, misalnya, menyatakan dukungan penuh terhadap serangan Amerika di Afghanistan. Di samping itu, dengan ikut serta dalam memerangi terorisme, Jepang dan Jerman mendapat kesempatan untuk segera menjadi negara normal. Respon Jepang yang untuk pertama kalinya mengirimkan peralatan 125

perangnya ke Afghanistan untuk mendukung operasi militer AS dilihat banyak pihak sebagai langkah awal ke arah demikian. Ketidaksetujuan Perancis, Jerman, Rusia, dan Cina terhadap invasi ke Irak terbukti tidak menimbulkan kerusakan dan ketegangan serius dalam hubungan mereka dengan Amerika. Dengan kata lain perang melawan terorisme menjadi faktor dasar bagi terjadinya penyesuaian-penyesuaian (realignment) dalam hubungan antar-negara besar, yang lebih ditandai oleh keinginan berdiplomasi ketimbang konfrontasi. Kemudian di masa yang akan datang dapat terwujud tujuan akhir dari kepentingan internasional yaitu terciptanya masyarakat dunia yang aman, tertib dan harmoni. 126