BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Orisinalitas (State of The Art) Berdasarkan pengamatan referensi dan kompetitor dari karya sejenis, kebanyakan karya yang dibuat masih kurang menarik. Karya yang sudah ada masih menampilkan video berupa tutorial tentang perbedaan bahasa dan arti dalam bahasa Indonesia dan dikemas dengan bentuk formal serta kaku sehingga membosankan untuk ditonton. Ada pula video yang dibuat hanya mengangkat segi humor dari penggunaan bahasa daerah tanpa menekankan arti dari bahasa yang digunakan sehingga orang awam yang menonton video tersebut akan menjadi bingung. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penulis mencoba menggabungkan beberapa kencenderungan tersebut untuk meningkatkan ketertarikan penonton serta meningkatkan pemahaman penonton terhadap tema yang dibuat dengan cara membuat cerita tentang percakapan sehari- hari dengan menggunakan bahasa daerah dan memasukkan unsur parodi di dalamnya. Keunikan dari karya yang dibuat dibandingkan karya sejenis adalah mengangkat tema miskomunikasi antar bahasa daerah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Kemudian, penyampaian setiap bahasa disertai dengan properti sebagai penunjang video. Kemudian keunikan dari karya yang dibuat adalah durasi yang hanya 8 detik dan dibuat dengan unsur parodi. 3
Referensi karya sejenis: Gambar 2.1 Contoh karya sejenis (Sumber: www.youtube.com) B. Kelompok Pengguna Kelompok pengguna dari karya yang dibuat ditujukan untuk semua kalangan dikarenakan karya yang dibuat bersifat edukatif, dan menghibur. 1. Demografis a. Jenis Kelamin : laki- laki dan perempuan b. Umur : 12 55 tahun (usia produktif) c. Tingkat Ekonomi : menegah d. Pekerjaan : semua pekerjaan 4
2. Geografis Karya yang dibuat oleh penulis ditujukan untuk kelompok wilayah di seluruh Indonesia agar setiap penduduk yang berbeda suku bangsa dapat memahami perbedaan bahasa di setiap suku. 3. Psikografi Karya yang dibuat ditujukan untuk penonton yang ingin belajar mengenai perbedaan bahasa di Indonesia. Karya ini juga ditujukan untuk penonton yang suka dengan parodi. C. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan Merancang Video 8 Detik Pas sebagai media edukasi dan hiburan yang berisi tentang kesalah pahaman penggunaan bahasa daerah yang ada di Indonesia sehingga berakibat pada kesalah pahaman dalam memaknai artinya. 2. Manfaat Perancangan Manfaat dari perancangan karya bagi penonton adalah sebagai sarana edukasi dalam hal pemahaman makna bahasa daerah sehingga tidak terjadi miskomunikasi. Selain itu manfaat dari karya yang dibuat adalah sebagai sarana hiburan. D. Relevansi & Konsekuensi Perancangan 1. Tema dasar perancangan Tema dasar perancangan dari Video 8 detik pas adalah mengangkat tentang perbedaan bahasa dari berbagai macam suku bangsa di Indonesia. Dalam hal ini, penulis mengangkat tema perbedaan bahasa antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda. 5
Video yang dibuat memiliki durasi 8 detik dengan tujuan agar penonton dapat dengan cepat mengerti inti dari video yang dibuat sehingga tidak berkesan membosakan. Selain itu, pemilihan durasi 8 detik juga memiliki tujan agar dengan waktu yang singkat, penonton dapat terhibur. Konsep dalam pengambilan gambar (shooting) adalah percakapan sehari- hari antara pemeran yang memiliki latar belakang suku yang berbeda (Jawa dan Sunda) dan dilakukan di sekitar tempat tinggal di daerah Mampang Prapatan Jakarta Selatan. 2. Teknologi dan alat yang dibutuhkan Dalam pembuatan video 8 detik pas, adapun alat- alat yang digunakan sebagai penunjang proses pengambilan gambar antara lain: Kamera saku Canon G15 sebagai kamera utama Kamera ponsel LG G2 sebagai kamera sekunder 3. Penguasaan alat untuk keperluan shooting, editing, dan mixing video Dalam proses pengambilan gambar untuk video 8 detik pas, menggunakan pengaturan otomatis dari kamera saku G15. Begitu juga dengan kamera sekunder dari ponsel LG G2. Hanya saja lebih ditekankan dari sudut pengambilan gambar agar gambar yang dambil lebih dinamis dan enak dilihat. Selain video, audio yang diambil juga menggunakan pengaturan standar dari kamera utama maupun kamera sekunder. Setelah melakukan proses shooting tahap selanjutnya yang dilakuan adalah melakukan proses editing. Dalam kasus ini, perangkat lunak yang digunakan dalam proses editing adalah Final Cut Pro 7 yang terpasang di MacBook Pro dengan speseifikasi processor 2.2 GHz Intel Core i7, memory 4 GB 1333 MHz DDR3, VGA Intel HD Graphics 3000 384 MB, OS X 10.8.4 (12E55). 6
Gambar 2.7 Final Cut Pro 7 (Sumber: www.google.com) Gambar 2.8 MacBook Pro (Sumber: www.google.com) Setelah selesai dengan proses editing, maka proses selanjutnya yang dilakukan adalah dengan mixing video dan audio. Proses 7
mixing audio dilakukan dengan cara merapihkan level audio dari setiap potongan clip yang terdapat di timeline editing, kemudian dengan menambahkan efek suara agar memberikan kesan parodi pada video yang dibuat. Untuk proses mixing video, yang dilakukan adalah dengan memberian efek koreksi warna agar setiap potongan dari video yang dibuat memiliki warna yang sama. Gambar 2.9 Proses Coloring (Sumber: dokumentasi pribadi) Setelah semua proses selesai, maka proses yang dilakukan selanjutnya adalah export materi editing menjadi format.mp4 menggunakan software yang sama dengan editing. 4. Biaya perancangan No Kegiatan Biaya Banyak Jumlah 1 Perancangan Sketch book Rp. 15.000 1 Rp. 15.000 2 Produksi Properti shooting Rp. 50.000 1 Rp. 50.000 3 Pameran Poster Rp. 75.000 2 Rp. 150.000 Post It Rp. 5.000 1 Rp. 5.000 8
Lakban/Double Tape Rp. 5000 2 Rp. 10.000 Biaya tak terduga Rp. 100.000 TOTAL Rp. 330.000 E. SKEMA PROSES KERJA 9