BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA LAJU KOROSI PADA PUMP IMPELLER DI INDUSTRI PERTAMBANGAN BATU BARA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a) b) c) d)

SIDANG TUGAS AKHIR. oleh : Rosalia Ishida NRP Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020

Pengaruh Polutan Air Sungai Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Pada Baja AISI1045 dan Stainless steel 304 di Sungai Bokor Surabaya

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

ANALISIS LAJU KOROSI PADUAN ALUMINIUM FERONIKEL PADA ph BASA DENGAN POTENSIOSTAT

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

Bab II Tinjauan Pustaka

PENGARUH PH LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU KOROSI STAINLESS STEEL AISI 304 DAN AISI 316

PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

MODEL LAJU KOROSI BAJA KARBON ST-37 DALAM LINGKUNGAN HIDROGEN SULFIDA

STUDI KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK UNTUK MATERIAL ORTOPEDI

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

PENGARUH PH LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU KOROSI STAINLESS STEEL AISI 304 DAN AISI 316

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

Pengaruh ph, Kecepatan Putar, dan Asam Asetat terhadap Karakteristik CO 2 Corrosion Baja ASME SA516 Grade 70

4 Hasil dan Pembahasan

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

EFEK IMPLANTASI ION CERIUM TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA NIRKARAT TIPE AISI 316 L DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT

PERCOBAAN LOGAM KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK

Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010

PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS TERHADAP PENURUNAN LAJU KOROSI BAJA ST-37

PENGARUH PERLAKUAN MEDIA PENDINGINAN TERHADAP KOROSI BAJA COR ACI CF-8M DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT. Intisari

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

PENGARUH INHIBITOR SODIUM NITRIT DAN DMEA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADA BAJA TULANGAN S.13 DI LINGKUNGAN AIR LAUT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PENGENDALIAN KOROSI PADA PLAT LAMBUNG KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN ANODA KORBAN

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

BAB III LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA DAN NATRIUM KLORIDA MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis)

ANALISIS STRESS CORROSION CRACKING AUSTENITIC STAINLESS STEEL (AISI 304) DENGAN METODE U-BEND PADA MEDIA KOROSIF HCL 1M

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI LAPISAN HASIL HOT DIP GALVANIZING

STUDI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU INHIBITOR KOROSI PADA RADIATOR

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU PRAKTIS KOROSI DAN LOGAM UNTUK MAHASISWA

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

TUGAS SARJANA. KOROSI GALVANIS PADA STEEL AISI Cu DENGAN VARIASI PEMBIASAN SCRAP STEEL SEBAGAI ANODA KEDUA PADA MEDIUM NaCl

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I -

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA

Beberapa unsur paduan dalam baja tahan karat :

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

ANALISA KOROSI BAUT PENYANGGA OCEAN BOTTOM UNIT (OBU) RANGKAIAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI PADA PERAIRAN PELABUHAN RATU.

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

Ketahanan Korosi Paduan Amorf Berbasis Zirkonium Zr 69.5 Cu 12 Ni 11 Al 7.5 dalam Lingkungan Nacl

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh

STRESS CORROSION CRACKING (SCC) A. PENGERTIAN KOROSI RETAK TEGANG (SCC)

LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM MEDIA HCL DENGAN INHIBITOR KININA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Madu Sebagai Inhibitor Pada Baja Karbon Rendah Dalam Lingkungan NaCl 3,5% Dengan Metode Weight Loss

Pengaruh Shot-peening Terhadap Struktur Mikro Dan Laju Korosi Sambungan Friction Stir Welding Pada Aluminium 6061

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Laju Korosi Stainless Steel AISI 304 Pengujian terhadap impeller dengan material baja tahan karat AISI 304 dengan media limbah pertambangan batu bara di BATAN Puspitek adalah untuk mengetahui perilaku korosi dan laju korosi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Software 342 Sotcorr Corrosion Meansurement software yang dilengkapi dengan Potensiostat/Galvanostat 273. Dari pengujian yang dilakukan akan diperoleh kurva tafel dari setiap sampel uji. Kurva tafel yang didapat dari hasil penelitian menggunakan potensiostat dengan software 342 Sotcorr Corrosion Meansurement software akan di analisa nilai potensial korosi, arus korosi dan laju korosi sehingga dapat diketahui sejauh mana material baja tahan karat AISI 304 bertahan dalam lingkungan pertambangan batu bara. 4.2. Pengujian Laju Korosi Polarisasi Resistance Laju korosi terhadap impeller dengan material baja tahan karat AISI 304 di lingkungan limbah pertambangan batu bara menggunakan standar ASTM 102 yang merupakan standar pengujian laju korosi untuk material stainless steel AISI 304 tanpa inhibitor, terdapat nilai massa jenis (density) dan berat ekuivalen (weight equivalent). Korosi yang terjadi pada impeller di perkirakan karena adanya korosi erosi yang di TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 33

sebabkan impeller bekerja dengan putaran ± 950 rpm dan juga karena adanya pengaruh dari limbah batu bara yang mempunyai nilai ph antara 6,3 sampai 7.6 yang merupakan rentang kadar asam yang mendekati netral, menyebabkan korosi celah pada material baja tahan karat AISI 304. Pada penelitian sebelumnya mengenai pengukuran laju korosi pada stainless steel AISI 304, dengan media larutan nira aren oleh Rizki Ornelasari (2015), dengan temeprature 27 C dengan waktu 7 hari didapatkan laju korosi 13,938 mpy. Untuk mengetahui perhitungan laju korosi maka digunakan metode polarisasi resistanc. Polarisasi resistan adalah ketahanan suatu sampel atau material terhadap oksidasi selama diberi potensial luar dan digunakan untuk menghitung kecepatan korosi. Tetapi sebelum menghitung kecepatan korosi harus ditentukan terlebih dahulu I corr (arus korosi) dari data hasil pengujian sampel dengan metode tahanan polarisasi dan selain itu nilai polarisasi dapat dicari dengan rumus dibawah ini yang menerangkan hubungan antara polarisasi dan I corr. dimana:.(4.1) I corr = Arus korosi (ma) Rp βa βc = Tahanan polarisasi atau polarisasi resistan = Konstanta tafel anodic = Konstanta tafel katodik Besaran Rp dihitung secara analitik melalui hubungan antara arus dan tegangan seperti pada Gambar 2.2. Selanjutnya nilai I corr yang di dapat dimasukan kedalam rumus berikut: TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 34

( ). (4.2) dimana: I corr = Arus korosi (ma) EW = Berat ekuivalen (g) A = Luas permukaan sample (Cm 2 ) D = Densitas massa (g/cm 3 ) mpy = Mili-inchi per tahun (mils per year) Tekhnik Polarisasi Resistance digunakan untuk mengamati pola linear kurva polarisasi katoda atau anoda antara 20 mv sampai dengan 20 mv pada daerah Ecorr (pertemuan kurva anodik dan katodik). Maka dari penelitian logam stainless steel aisi 304 di lingkungan batubara dengan tiga pengujian. Besaran densitas massa dan berat ekuivalen dapat di lihat pada Equivalent Weight Values for a Variety of Metals and Alloys. Tabel 4.1. Equivalent Weight Values for a Variety of Metals and Alloys [10]. SUS AISI EW (gr) Density (gr/cmᵌ) 304 25,12 7,94 309 24,62 7,98 310 24,44 7,98 316 25,5 7,98 317 25,26 7,98 321 25,13 7,94 410 25,94 7,7 430 25,3 7,72 446 24,22 7,65 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 35

Dari tabel 4.1 equivalent weight values for a variety of metals and alloys, diketahui bahwa material baja tahan karat AISI 304 yang di uji memiliki nilai berat ekuivalen 25.12 gr dan memiliki nilai densitas masa 7.94 gr/cm³. Tabel 4.2. Data hasil pengujian pada sampel 01. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 36

Berdasarkan tabel 4.2 hasil pengujian stainless steel AISI 304 dengan ph 7,66, berat ekuivalen 25,12 gram dan densitas massa 7,94 g/cm 3 di lingkungan limbah pertambangan batu bara dengan metode tahanan polarisasi diperoleh nilai potensial korosi (Ecorr) -336,54 MV, dengan arus korosi ( Icorr ) yaitu 0,05 μa/cm 2 dari hasil perhitungan yang menggunakan alat ukur Potentiosat / Galvanostat Model 273 didapatkan laju korosi sebesar yaitu 0,0201 mpy. Dengan pembuktian perhitungan dengan rumus : ( ) ( ) TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 37

Tabel 4.3. Data hasil pengujian pada sampel 02. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 38

Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian stainless steel AISI 304 dengan ph 7,66, berat ekuivalen 25,12 gram dan densitas massa 7,94 g/cm 3 di lingkungan limbah pertambangan batu bara dengan metode tahanan polarisasi diperoleh nilai potensial korosi (Ecorr) -359,25 MV, dengan arus korosi ( Icorr ) yaitu 0,06 μa/cm 2 dari hasil perhitungan yang menggunakan alat ukur Potentiosat / Galvanostat Model 273 didapatkan laju korosi sebesar yaitu 0,0266 mpy. Dengan pembuktian perhitungan dengan rumus : ( ) ( ) TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 39

Tabel 4.4. Data hasil pengujian pada sampel03. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 40

Berdasarkan tabel 4.4 hasil pengujian stainless steel AISI 304 dengan ph 7,66, berat ekuivalen 25,12 gram dan densitas massa 25,12 g/cm 3 di lingkungan limbah pertambangan batu bara dengan metode tahanan polarisasi diperoleh nilai potensial korosi (Ecorr) -353,14 MV, dengan arus korosi ( Icorr ) yaitu 0,05 μa/cm 2 dari hasil perhitungan yang menggunakan alat ukur Potentiosat / Galvanostat Model 273 didapatkan laju korosi sebesar yaitu 0,0221 mpy. Dengan pembuktian perhitungan dengan rumus : ( ) ( ) Dengan pengujian pada stainless steel AISI 304 perbedaan arus korosi yang tidak terlalu signifikan ( Icorr ) yaitu 0,05 μa/cm 2 untuk PG-01, 0,06 μa/cm 2 untuk PG-02 dan 05 μa/cm 2 untuk PG-03. Dengan nilai laju korosi ( coor rate ) yaitu 0.0201 mpy untuk S-01, 0.0266 mpy untuk S-02 dan 0.0221 mpy untuk S-03. Dari analisa pembahasan diatas dapat dilihat bahwa stainless steel AISI 304 dilingkungan pertambangan batu bara mempunyai nilai laju korosi yang baik antara 0.0201 mpy sampai 0.0266 mpy, yang tergolong sebagai tingkat ketahanan korosi outstanding yang berarti dapat di pergunakan dalam pekerjaan pompa ini. Dari analisa di atas maka di dapatkan data sebagai berikut : TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 41

Tabel 4.5. Potensial Korosi Baja Tahan Karat AISI 304. Waktu (min) E S-01 E S-02 E S-03 1-3,58-3,71-3,74 20-3,533-3,663-3,693 40-3,483-3,613-3,643 60-3,433-3,563-3,593 80-3,383-3,513-3,543 100-3,333-3,463-3,493 120-3,283-3,413-3,443 140-3,233-3,363-3,393 180-3,183-3,313-3,343-3.1-3.2 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Potensial Korosi (MV) -3.3-3.4-3.5-3.6-3.7 E S-01 E S-02 E S-03-3.8 Waktu (Menit) Grafik 4.1. Kurva Potensial Korosi Baja Tahan Karat AISI 304. Dari tabel dan grafik diatas terlihat pada sampel 01, sampel 02 dan sampel 03 mempunyai nilai potensial korosi ( E ) yang tidak terlalu signifikan perubahannya dengan waktu pengujian 180 menit. Sampel 01 pada menit pertama memiliki potensial TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 42

korosi ( E ) -3,58 dan berakhir pada menit 180 dengan nilai potensial korosi ( E ) - 3,183, sampel 02 pada menit pertama memiliki potensial korosi ( E ) -3,74 dan berakhir pada menit 180 dengan nilai potensial korosi ( E ) -3,43 dan pada sampel 03 pada menit pertama memiliki potensial korosi ( E ) -3,71 dan berakhir pada menit 180 dengan nilai potensial korosi ( E ) -3,313. Maka potensial korosi mengalami kenaikan 0,25 % per menit atau 15% per jam. 4.3. Kurva Tafel Analisa Baja Tahan Karat AISI 304 Dari proses pengujian korosi menggunakan polarisasi resistance maka diperoleh data berupa kurva tafel yaitu kurva potensial lawan log arus. Kurva tafel untuk sampel Stainless Steel AISI 304 dengan media limbah batu bara disajikan pada grafik. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 43

Grafik 4.2. Kurva tafel tahanan polarisasi media larutan limbah batu bara S-01. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 44

Grafik 4.3. Kurva tafel tahanan polarisasi media larutan limbah batu bara S-02 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 45

Grafik 4.4. Kurva tafel tahanan polarisasi media larutan limbah batu bara S-03 Dari berbagai kurva hasil dari proses pengujian dengan metode tahanan polarisasi di peroleh nilai laju korosi, arus korosi dan potensial korosi yang tersedia di tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4. 4.4. Foto Optik Permukaan Stainless Steel Untuk dapat mengetahui kondisi material setelah pengujian laju korosi maka perlu dilakukan pengujian foto optik. Dari pengujian foto optik akan tampak kerusakan yang terjadi pada sempel uji setelah mengalami pengujian laju korosi. Berikut TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 46

merupakan hasil pengujian foto Optik pada material. Adanya Pitting corrosion, yaitu korosi lokal yang menyerang permukaan logam, hasil dari korosi jenis ini adalah lubang di permukaan logam. Lubang yang terjadi memilik diameter yang berbeda mulai dari kecil sampai besar, tetapi pada kebanyakan kasus diameter yang terjadi akibat pitting corrosion relatif kecil. Foto Morfologi Permukaan sampel diperoleh dengan menggunakan alat mikroskop optik dengan perbesaran 50 kali 4.4.1. Analisa Foto Optik permukaan pada sampel A. Foto Optik Permukaan dari sampel awal Gambar 4.2. Foto optik permukaan sampel 01, 02 dan 03 sebelum pengujian. Foto optik permukaan sampel awal dapat dilihat pada gambar, pada gambar terlihat adanya garis-garis halus dan relatif tipis merupakan pengaruh dari pengamplasan permukaan baja tahan karat AISI 304 yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian. Terlihat juga bahwa permukaan masih rata, bersih dan belum mengalami cacat (belum terkorosi). Hal ini berarti baja tahan karat AISI 304 belum menunjukan reaksi korosi karena belum ada pengaruh dari lingkungan air laut yang bersifat korosif. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 47

B. Foto optik permukaan Stainless stell AISI 304 Gambar 4.3. Foto optik permukaan Stainless steel AISI 304 sampel 01. Gambar 4.4. Foto optik permukaan Stainless steel AISI 304 sampel 02. Gambar 4.5. Foto optik permukaan Stainless steel AISI 304 sampel 03. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 48

Gambar 4.3, 4.4 dan 4.5 yang merupakan hasil foto optik permukaan sampel stainless steel AISI 304 setelah melakukan uji korosi dalam media limbah pada pertambangan batu bara terlihat bahwa stainless steel mengalami proses korosi yang ditandai lubang-lubang kecil pada lokal tertentu permukaan stainless steel akibat reaksi kimia dan diprediksi mengalami pitting corrosion (korosi sumuran). Terlihat jelas bahwa stainless steel tersebut telah mengalami korosi dan terjadi kerusakan pada permukaan stainless steel. Permukaan stainless stell mengalami perubahan struktur dan terbentuk pori dimana logam teroksidasi, dilingkungan yang korosif limbah pertambangan batu bara stainless steel akan lebih cepat berkorosi. C. Foto optik permukaan Stainless steel yang telah rusak Gambar 4.6. Foto optik permukaan Stainless steel AISI 304 yang telah rusak. Dari Gambar 4.4 terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan yang terjadi pada permukaan stainless steel yang telah digunakan ± 5 bulan dikarenakan adanya reaksi yang terjadi pada media limbah pada pertambangan TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 49

batu bara dan juga akibat gaya putar yang di lakukan oleh impeller saat bekerja yang mengakibatkan korosi erosi. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCUBUANA Page 50