BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN
|
|
- Sudomo Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 27 BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN 4.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data penelitian dampak abu vulkanik gunung Sinabung terhadap laju korosi pada logam seng (Zn). Untuk menguji laju korosi pada logam seng (Zn), peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan larutan Abu vulkanik gunung Sinabung dengan konsentrasi 1% dan 2%. Pada konsentrasi larutan 1% dan 2% phnya bernilai 4 dimana sudah sesuai dengan nilai ph hujan asam. Hujan asam memiliki nilai ph berkisar 5,6 sampai 3,5 (Bhargava, 2013). Pada eksperimen ini peneliti melakukan percobaan menggunakan metode kehilangan berat dan metode elektokimia. Metode kehilangan berat dilakukan dengan lama perendaman selama 1 minggu, 2 minggu, 3minggu dan 4 minggu, sedangkan untuk metode elektokimia dengan alat potensiostat type Coor Test Electrochemical Workstation dengan menggunakan elektroda referensi SCE dan elektroda pembanding. Untuk mengetahui morfologi permukaan logam seng (Zn) digunakan alat SEM (Scanning Electron Microscopy) Hitachi TM3000 dengan perbesaran 1000 kali.
2 ANALISIS KOROSI DENGAN METODE KEHILANGAN BERAT Untuk melihat korosi pada logam seng (Zn) yang telah dilakukan perendaman dengan menggunakan larutan abu Sinabung dengan konsentrasi 1% dan 2% selama 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Nilai kehilangan berat logam seng (Zn) dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Tabel 4.1 Data penambahan berat logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu Sinabung 1% dalam waktu perendaman 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Konsentrasi Waktu W 0 W t W 1% 1 minggu 2 minggu minggu 3 minggu 4 0,2626 0,2637-0,0011 0,2764 0,2786-0,0022 0,2646 0,2658-0,0012 0,256 0,2586-0,0026 0,2571 0,2575-0,0004 0,2636 0,2653-0,0017 0,2548 0,2557-0,0009 0,2551 0,2565-0,0014 0,2578 0,2587-0,0009 0,2525 0,2537-0,0012 0,2582 0,2592-0,0010 0,2522 0,2527-0,0005 0,2406 0,2418-0,0012 0,2569 0,2584-0,0015 0,2387 0,2399-0,0012 0,2283 0,2289-0,0006 0,2687 0,269-0,0003 0,2771 0,2789-0,0018 0,2521 0,253-0,0009 0,2508 0,2515-0,0007 Rata rata (gram) -0,0015-0, , ,00086
3 29 Berat (gram) 0-0,0002-0,0004-0,0006-0,0008-0,001-0,0012-0,0014-0,0016 Konsentrasi 1% Waktu (Minggu) y = 0,0002x - 0,0017 R² = 0,9846 Rata rata W Linear (Rata rata W) Gambar 4.1 Penambahan berat logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu sinabung 1% dalam waktu perendaman 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Pada tabel 4.1 dan Gambar 4.1 terlihat bahwa logam seng (Zn) yang direndam pada larutan abu Sinabung dengan konsentrasi 1% terjadi penambahan berat pada minggu pertama sebesar -0,0015 gram, pada minggu ke dua sebesar -0, gram, pada minggu ke tiga sebesar -0,00108 gram dan pada minggu ke empat sebesar gram. Logam seng (Zn) yang direndam dalam larutan abu Sinabung pada konsentrasi 1% dengan waktu perendaman selama 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu terjadi penambahan berat, hal tersebut terjadi karena adanya lapisan pasif yang terbentuk yaitu ZnO atau Zn(OH) 2.
4 30 Tabel 4.2 Data penurunan berat logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu sinabung 2% dalam waktu perendaman 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Konsentrasi Waktu W 0 W t W 2% 1 minggu 2 minggu minggu 3 minggu 4 0,2605 0,2598 0,0007 0,2488 0,2481 0,0007 0,2607 0,2605 0,0002 0,2601 0,2595 0,0006 0,2508 0,2501 0,0007 0,2646 0,2638 0,0008 0,2403 0,2387 0,0016 0,256 0,2546 0,0014 0,2552 0,2538 0,0014 0,249 0,248 0,001 0,261 0,2588 0,0022 0,254 0,2525 0,0015 0,2444 0,2426 0,0018 0,273 0,2704 0,0026 0,2733 0,271 0,0023 0,266 0,2628 0,0032 0,2617 0,2586 0,0031 0,2338 0,2313 0,0025 0,2475 0,2444 0,0031 0,2704 0,2681 0,0023 Rata rata (gram) 0, , , ,00284 Berat (gram) 0,003 0,0025 0,002 0,0015 0,001 0, Konsentrasi 2 % Waktu (Minggu) y = 0,0008x - 0,0002 R² = 0,998 Rata rata W Linear (Rata rata W) Gambar 4.2 penurunan berat logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu sinabung 2% dalam waktu perendaman 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu.
5 31 Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 menujukan hasil analisis data\logam seng (Zn) direndam pada larutan abu sinabung 2% terjadi penurunan berat pada minggu pertama sebesar 0,00058 gram, pada minggu ke dua sebesar 0,00124 gram, pada minggu ke tiga sebesar 0,00208 gram dan pada minggu ke empat sebesar 0,00284 gram, yang artinya logam seng (Zn) sudah teroksidasi membentuk ion Zn 2+. Berat (gram) 0,0035 0,003 0,0025 0,002 0,0015 0,001 0, ,0005-0,001-0,0015-0, Waktu (Minggu) 2% 1% Gambar 4.3 Perbandingan penurunan berat logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu sinabung 1% dan 2% dalam waktu perendaman 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Pada Gambar 4.3 disetiap konsentrasi lamanya waktu perendaman menyebabkan perubahan berat. Analisis perhitungan laju korosi menggunakan rumus : Laju korosi (CR) = dari hasil penelitian sampel uji dengan K W D A t
6 32 Perhitungan laju korosi (mpy) untuk perendaman selama 1 minggu. t = 1 minggu 7 24 = 168 jam A = 1 cm 2 = 0, in 2 W K = 534 = 0,0015 g = 1,5 mg D = 7,14 g/cm 3 Dari data di atas maka besarnya laju korosi ( CR) dapat di hitung sebagai berikut : Laju korosi (CR) = K W D A t 534 1,5 Laju korosi (CR) = 7,14 0, Laju korosi (CR) = 4,30 mpy Setelah di lakukan perhitungan laju korosi logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu Sinabung dengan konsentrasi 1% dalam perendaman 1 minggu yaitu 4,30 mpy. Hasil perhitungan laju korosi (CR) logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu Sinabung dengan konsentrasi 1% dan 2% dapat di lihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.4 Tabel 4.3 Data Laju Korosi (CR) logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu sinabung 1% dan 2% dalam waktu perendaman 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Waktu Laju Korosi (CR) 1% (Penambahan Berat) 2% (Penurunan Berat) 1 minggu 4,30 1,66 2 minggu 1,75 1,78 3 minggu 1,03 1,99 4 minggu 0,61 2,03
7 33 0,0004 0,0002 Laju Korosi (mpy) 0-0,0002-0,0004-0,0006 1% 2% -0, Waktu ( Minggu) Gambar 4.4 Laju Korosi (CR) logam seng (Zn) dilingkungan asam larutan abu sinabung 1% dan 2% dalam waktu perendaman 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Laju korosi (CR) pada logam seng (Zn) dengan konsentrasi 1% nilai laju korosi (CR) pada minggu pertama sebesar 4,30 mpy pada minggu ke dua mengalami penurunan menjadi 1,75 mpy, pada minggu ke tiga menurun menjadi 1,03 mpy dan pada minggu ke empat menurun menjadi 0,61 mpy. Sedangkan pada konsentrasi 2% nilai laju korosi (CR) pada minggu pertama sebesar 1,66 mpy, pada minggu ke dua meningkat menjadi 1,78 mpy, pada minggu ke tiga meningkat menjadi 1,99 mpy dan pada minggu ke empat menjadi 2,03 mpy. Peningkatan laju korosi pada konsentrasi 1% melangalami peningkatan yang diakibatkan terbentuknya lapisan ZnO atau Zn(OH) 2 pada minggu pertama, sedangkan pada minggu kedua laju korosi mengalami penurunan dikarenakan seluruh permukaan logam seng (Zn) sudah tertutup oleh ZnO atau Zn(OH) 2 pada minggu pertama, sehingga oksigen dan air sulit untuk bereaksi dengan logam seng untuk membentuk lapisan ZnO atau Zn(OH) 2 yang baru. Kandungan SO 4, S, PO 4, NO 3 masih dalam jumlah yang sedikit, sehingga dominasi korosi yang terbentuk adalah O 2 dan H 2 O, dimana oksigen dan air akan membentuk lapisan oksida ZnO atau Zn(OH) 2. Pada konsentrasi 2% laju korosi mengalami peningkatan dari minggu pertama sampai minggu ke empat, dikarenakan kepekatan larutan sudah membentuk Zn 2 (SO 4 ) 2 yang membuat permukaan menjadi berongga dan pada minggu minggu selanjutnya rongga
8 34 rongga yang terbentuk semakin merusak kedalam sampel logam seng karena garam Zn 2 (SO 4 ) 2 larut dalam air sehingga permukaan logam kembali rusak dan membuat berat logam seng menjadi menurun. Pada Gambar 4.5 bisa kita lihat skema korosi logam seng pada konsentrasi 1% dan 2%. Gambar 4.5 Skema Korosi Logam Seng Dalam Larutan Abu Vulkanik Gunung Sinabung 4.3 ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTOKIMIA Dalam pengujian logam seng (Zn) dengan meggunakan alat potensiostat type C350 dilingkungan asam larutan abu Sinabung dengan konsentrasi 1% dan 2% selama 60 detik pengujian diperoleh data potensial (E) volt, log arus (A/cm 2 ) dan laju korosi (mpy) pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Data pengukuran menggunakan metode elektokimia Pengukuran Konsentrasi Abu Sinabung 1% ( Penambahan Berat) 2% (Penurunan Berat) lo(a/cm 2 ) 0, ,07289 Eo(V) -0, Laju Korosi (MPY) 6904, Hasil analisi menggunakan alat potensiostat pada larutan abu Sinabung konsentrasi 1% potensial yang didapat sebesar -0,3993 V, log arus sebesar 0, A/cm 2, dan laju korosi sebesar 6904,5 mpy, sedangkan pada konsentrasi abu Sinabung 2% potensial yang didapat sebesar -0,3993 V, log arus sebesar 0,07289 A/cm 2, dan
9 35 laju korosi sebesar 9378 mpy. Jadi jelas bahwa pada konsentrasi 1% arus lebih kecil dibandingkan yang 2%, hal ini terjadi karena tingkat keasaman pada konsentrasi 2% lebih tinggi dibandingkan 1%. Abu Sinabung 1% 0,00E+00-5,00E Arus (A) -1,00E-01-1,50E-01-2,00E-01-2,50E-01-3,00E-01 Waktu (t) Gambar 4.6 Grafik arus terhadap waktu logam seng (Zn) pada konsentrasi larutan abu sinabung 1% Arus (A) 2,05E-04 2,00E-04 1,95E-04 1,90E-04 1,85E-04 1,80E-04 1,75E-04 1,70E-04 1,65E-04 Abu Sinabung 2% Waktu (t) Gambar 4.7 Grafik arus terhadap waktu logam seng (Zn) pada konsentrasi larutan abu sinabung 2% Hasil pengujian dengan mengunakan metode elektrokimia di dapatkan hasil dimana disetiap grafik pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 dari nol detik sampai dengan 60 detik arus mengalami peningkatan. Pada konsentrasi larutan abu Sinabung 2% nilai arus lebih tinggi dibandingkan pada konsentrasi larutan abu Sinabung 1%. Semakin besar nilai arus maka semakin besar tingkat korosinya.
10 HASIL ANALISA FOTO SEM (Scanning Electron Microscopy) Untuk melihat morfologi permukaan logam seng (Zn) Setelah perendaman 4 minggu di lakukan penelitian menggunakan foto SEM (Scanning Electro Miscrocopy), seperti ditunjukan Gambar 4.8, Gambar 4.9 dan Gambar Gambar 4.8 Hasil SEM logam seng (Zn) sebelum dilakukan perendaman Pada gambar 4.8 bisa dilihat bahwa permukaan logam seng (Zn) yang belum dilakukan proses perendaman masih terlihat jelas bekas pengamplasan, namun sudah terdapat lapisan oksida di beberapa lokal dikarenakan sampel logam seng (Zn) kemungkinan sudah teroksidasi dengan udara dan air. Untuk reaksinya dapat dilihat sebagai berikut: Zn + 2H 2 O Zn(OH) 2 + H 2 2Zn + O 2 2ZnO Terlihat bahwa lapisan oksida yang terbentuk kemungkinan yaitu Zn(OH) 2 dan ZnO, sedangkan warna yang kehitaman adalah pori-pori dan garis-garis yang terlihat adalah bekas pengamplasan.
11 37 Gambar 4.9 Hasil SEM logam seng (Zn) dengan konsentrasi 1% dengan waktu perendaman selama 4 minggu Pada Gambar 4.9 logam seng (Zn) yang direndam selama 4 minggu dilarutan abu Sinabung dengan konsentrasi 1% bisa dilihat permukaan logatum seng (Zn) sebagian besar sudah tertutupi oksida, tetapi bekas pengamplasan masih dapat dilihat. Kemungkinan lapisan oksida yang terbentuk berasal dari sulfur dan fosfat. Reaksinya dapat dilihat sebagai berikut: 2Zn + 2H 2 SO 4 Zn 2 (SO 4 ) 2 + 2H 2 ZnO + 2 H 3 PO 4 Zn(H 2 PO 4 ) 2 + H2O Zn + S ZnS Lapisan oksida yang terbentuk kemungkinan Zn 2 (SO 4 ) 2, Zn(H 2 PO 4 ) 2 atau ZnS yang menutupi hampir seluruh permukaan. Pada penelitian (Veleva, 2009) menyatakan bahwa peninggakatan berat pada logam seng pada proses perendaman.
12 38 Gambar 4.10 Hasil SEM logam seng (Zn) dengan konsentrasi 2% dengan waktu perendaman selama 4 minggu Pada Gambar 4.10 permukaan logam seng (Zn) yang direndam pada larutan abu Sinabung konsentrasi 2% sudah tertutupi oksida yang berbentuk rongga- rongga yang menutupi seluruh permukaan logam. Kemungkinan oksida yang terbentuk dari sulfur dan fosfat, reaksinya dapat dilihat sebagai berikut: 2Zn + 2H 2 SO 4 Zn 2 (SO 4 ) 2 + 2H 2 ZnO + 2 H 3 PO 4 Zn(H 2 PO 4 ) 2 + H2O Zn + S ZnS Oksida Zn 2 (SO 4 ) 2 yang terbentuk dari reaksi logam seng dengan H 2 SO 4 menbuat permukaaan dari logam seng menjadi berongga dimana sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ali dan Al Lehaibi, 2016) yang menyatakan bahwa logam seng direndam menggunakan larutan H 2 SO 4 membuat permukaan dari logam seng menjadi berongga rongga / berpori. Pada konsentrasi 2% oksida yang terbentuk lebih besar dan lebih tebal dibandingkan dengan konsentrasi 1%, tetapi pada konsentrasi 2% oksida yang terbentuk terlihat berongga dan sudah merusak logam seng, dimana hal tersebut menyebabkan berat logam seng berkurang dari berat awal.
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
18 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Penelitian ini di lakukan di laboratorium di UMB dan Universitas UKI, ada beberapa tahap penelitianyang telah di susun secara sistematis sehingga target
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Logam merupakan salah satu jenis bahan yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagi kehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyak kelebihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Penelitian penganalisaan korosi stainless stee 316L dilakukan di laboratorium material termaju, Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Meruya dan di laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Penelitian Mulai Preparasi dan larutan Pengujian Polarisasi Potensiodinamik untuk mendapatkan kinetika korosi ( no. 1-7) Pengujian Exposure (Immersion) untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengujian dari elektroda Ag/AgCl yang telah dibuat dengan memvariasikan konsentrasi larutan dan waktu pembuatan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Laju Korosi Stainless Steel AISI 304 Pengujian terhadap impeller dengan material baja tahan karat AISI 304 dengan media limbah pertambangan batu bara di BATAN Puspitek
Lebih terperinciHandout. Bahan Ajar Korosi
Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ELEKTRODA Ag/AgCl MENGGUNAKAN LARUTAN KCl
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ELEKTRODA Ag/AgCl MENGGUNAKAN LARUTAN KCl FAISAL RAHMAN NIM : 41312120083 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
30 BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Polarisasi Potensiodinamik 4.1.1 Data Laju Korosi (Corrosion Rate) Pengujian polarisasi potensiodinamik dilakukan berdasarkan analisa tafel dan memperlihatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Untuk mengetahui perilaku korosi pada baja dari sponge bijih besi laterite dan membandingkannya secara kuantitatif dengan perilaku korosi dari baja
Lebih terperinciMekanisme Pembentukan Lapisan ZnO
Mekanisme Pembentukan Lapisan ZnO Grafik Chrono Amperometry pada berbagai pontensial (-0,5 V hingga -1,5V vs Ag/AgCl) Grafik Chrono Amperometry Elektrodeposisi ITO Glass pada pontensial -0,5 V hingga-1,5v
Lebih terperinciElektrokimia. Sel Volta
TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian dengan judul desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif menggunakan proses elektrokimia untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciAPLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4
APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di
27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pemotongan Sampel Degreasing dengan larutan Acetone Rinsing mengunakan H 2 O Rinsing mengunakan Ethanol * Anodizing Larutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Aluminum Foil 99,9% Pemotongan Sampel Degreasing dengan NaOH Pembuatan sampel anodisasi Anodisasi 150 ml H 2 SO 4 3M + 150 ml H 2 C 2 O 4 0,5M
Lebih terperinciPELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI
HASIL SKRIPSI : PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI Penyusun : NI MADE INTAN PUTRI SUARI (2307.100.020) ANCE LINASARI ORLINTA S.M. (2307.100.030) Laboratorium Elektrokimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA
59 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Hasil perhitungan dan pengujian material uji akan ditampilkan pada Bab IV ini. Hasil perhitungan didiskusikan untuk mengetahui komposisi
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,
Lebih terperinciFe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN
63 BAB V PEMBAHASAN 5. 1. KETAHANAN KOROSI SUS 316L 5.1.1 Uji Celup SUS 316L Baja tahan karat mendapatkan ketahanan korosi hasil dari terbentuknya lapisan pasif pada permukaan logam. Lapisan pasif adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
41 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Metode Pelaksanaan merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian dimulai dari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Oksidasi Spesimen baja AISI 4130 dilapisi alumunium dengan cara mencelupkan ke dalam bak alumunium cair pada temperatur 700 ºC selama 16 detik. NaCl/Na2SO4 dengan perbandingan
Lebih terperinciMengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif
TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TERHADAP KECEPATAN KOROSI LOGAM Fe, Ni, DAN Cr PADA BAJA SS 304 DALAM MEDIUM ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) 1M SKRIPSI NUR ASMI
PENGARUH WAKTU TERHADAP KECEPATAN KOROSI LOGAM Fe, Ni, DAN Cr PADA BAJA SS 304 DALAM MEDIUM ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) 1M SKRIPSI NUR ASMI 090802007 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.
10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo
1 PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX Sulaksono Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinci3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)
3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan
11 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tahap Persiapan Pada tahap ini dihasilkan 18 buah sampel dengan diameter 1,4 cm dan tebal 0,5 mm (pengukuran menggunakan mikrometer skrup). 9 sampel dengan ukuran grit akhir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Untuk mempermudah penelitian proses anodizing maka dibuat diagram alir penelitian proses anodizing, dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. Mulai Observasi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI ASAM OKSALAT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA PADA ALUMINIUM FOIL HASIL PROSES ANODISASI SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI ASAM OKSALAT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA PADA ALUMINIUM FOIL HASIL PROSES ANODISASI SKRIPSI Oleh MARTINO R. HUTASOIT 04 04 04 050 X DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI & MATERIAL
Lebih terperinciBAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN
BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Pengukuran laju korosi logam tembaga dilakukan dengan menggunakan tiga metode pengukuran dalam larutan aqua regia pada ph yaitu 1,79; 2,89; 4,72 dan 6,80. Pengukuran pada berbagai
Lebih terperinciSTUDI DAN KARAKTERISASI LAJU KOROSI LOGAM ALUMINIUM DENGAN PELAPISAN MEMBRAN SOL-GEL
191 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 2017 STUDI DAN KARAKTERISASI LAJU KOROSI LOGAM ALUMINIUM DENGAN PELAPISAN MEMBRAN SOL-GEL Rohadi Satrio Budi Utomo, Sagir va Program Studi Teknik Mesin,
Lebih terperinciPerhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36
Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Gurum AP. Ayu SA, Dita Rahmayanti, dan Nindy EM. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Jl Prof. Dr. Sumantri
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda
Lebih terperinci1. Bilangan Oksidasi (b.o)
Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah
Lebih terperinciSel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi
Lebih terperinciBAB III : MODEL 19 BAB III MODEL
BAB III : MODEL 19 BAB III MODEL Model yang akan diturunkan dan dibahas pada bab ini lebih menitikberatkan pada mekanisme korosi dari sudut pandang Teori Keadaan Peralihan bahwa logam terlebih dahulu berubah
Lebih terperinciPengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai
Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Muhammad Nanang Muhsinin 2708100060 Dosen Pembimbing Budi Agung Kurniawan, ST,
Lebih terperinci2. Logam Mg dapat digunakan sebagai pelindung katodik terhadap logam Fe. SEBAB Logam Mg letaknya disebelah kanan Fe dalam deret volta.
ELEKTROKIMIA 1. Pada elektrolisis Al2O3 (pengolahan Aluminium) sebanyak 102 kg dihasilkan Al. (Al = 27, O =16) A. 102 kg D. 30 kg B. 80 kg E. 12 kg C. 54 kg Al2O3 102 kg = 102000 gram 1 mol Al2O3 dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak
Lebih terperinciTES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)
TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10
Lebih terperinciPengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga
Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Siti Elin Huriyati, Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan
Lebih terperinciSel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr
Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi
Lebih terperinciLOGO MERITIA ARDYATI DANY PRATAMA PUTRA Oleh: Pembimbing: Ir. Minta Yuwana, MS Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.
LOGO Oleh: MERITIA ARDYATI 2308 100 132 DANY PRATAMA PUTRA 2308 100 159 Pembimbing: Ir. Minta Yuwana, MS Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.Eng Laboratorium Elektrokimia dan Korosi Jurusan Teknik Kimia FTI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciRedoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP
Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan
Lebih terperinciBAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8
BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA
Lebih terperinciVARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH
C.11. Variasi waktu hard chromium plating (Sutrisno) VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH Sutrisno Program Studi
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK ELEKTROPLATING KUNINGAN (Cu-Zn) PADA BAJA CARBON RENDAH (FeC) SA 516 DENGAN VARIABEL WAKTU
STUDI KARAKTERISTIK ELEKTROPLATING KUNINGAN (Cu-Zn) PADA BAJA CARBON RENDAH (FeC) SA 516 DENGAN VARIABEL WAKTU TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciPembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010
Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 26. Diketahui lambing unsur Fe, maka jumlah p +, e - dan n o dalam ion Fe 3+ adalah.... Jawab :, Fe 3+ + 3e - Fe [ 18 Ar] 4s 2 3d 6 [
Lebih terperinciKIMIA ELEKTROLISIS
KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%
PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15% Arif Andrianto*, Suwardiyono, Laeli Kurniasari Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB IV DATA HASIL PENELITIAN
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1. PENGAMATAN VISUAL bab ini. Data hasil proses anodisasi dengan variabel pada penelitian ini terurai pada Gambar 4.1. Foto permukaan sampel sebelum dianodisasi (a) (b) (c)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.
Lebih terperinciOleh: Az Zahra Faradita Sunandi Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA
Seminar Proposal Tugas Akhir Oleh: Az Zahra Faradita Sunandi 2710100026 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Instiut Teknologi
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20
Lebih terperinciREAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI
REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI Definisi Reduksi Oksidasi menerima elektron melepas elektron Contoh : Mg Mg 2+ + 2e - (Oksidasi ) O 2 + 4e - 2O 2- (Reduksi) Senyawa pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengikuti diagram alir berikut. Studi literatur Sampel uji: Sampel A: AC4B + 0 wt. % Sr + 0 wt. % Ti Sampel B: AC4B + 0.02
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.
Lebih terperinciLOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar
LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGAMATAN VISUAL Pengamatan visual dilakukan terhadap sampel sebelum dilakukan proses anodisasi dan setelah proses anodisasi. Untuk sampel yang telah mengalami proses anodisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan
Lebih terperinciElektroda Cu (katoda): o 2. o 2
Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan
Lebih terperinciPengaruh Polutan Air Sungai Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Pada Baja AISI1045 dan Stainless steel 304 di Sungai Bokor Surabaya
Pengaruh Polutan ir Sungai Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Pada aja ISI1045 dan Stainless steel 304 di Sungai okor Surabaya IC Farid Hadi Prasetyo 1 dan udi gung Kurniawan 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciSintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4
Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4 Disusun oleh : Ni mah Sakiynah 2309100025 Achmad Ralibi Tigor 2309100055 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.Eng Dr. Ir
Lebih terperinciUH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A
UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis
Lebih terperinciPreparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell
Preparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell Oleh: Hanif Mubarok 2310100049 Yusuf Hasan Habibie 2310100137 Pembimbing : Ir. Minta Yuwana, MS. Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan,
Lebih terperinciberat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan
BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola
Lebih terperinciOksidasi dan Reduksi
Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
34 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Dalam BAB ini akan dibahas tentang analisa data penelitian dari studi karakterisasi laju korosi dan percobaan inhibisi pada logam Aluminium.
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970
TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, ST., M.Sc Oleh : Inti Sari Puspita Dewi (2707 100 052) Latar
Lebih terperinciSemarang, 6 juli 2010 Penulis
v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Dalam penyusunan Tesis dengan judul Efektivitas Penggunaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 1xxx, maka diperoleh data-data pengujian yang kemudian dijabarkan melalui beberapa sub-sub pembahasan dari masing-masing
Lebih terperinciProteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida
Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida Rahmat Ilham, Komalasari, Rozanna Sri Irianty Jurusan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciMomentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN
Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 217, Hal. 19-24 ISSN 216-7395 PENGARUH TEGANGAN PELAPISAN NIKEL PADA TEMBAGA DALAM PELAPISAN KHROM DEKORATIF TERHADAP KETEBALAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN LAPISAN Musa Assegaff
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE SKRIPSI Oleh EKA FEBRIYANTI 04 04 04 023 2 DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciPERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM NAMA : RACHMA SURYA M NIM : H311 12 267 KELOMPOK/REGU : III (TIGA)/VII (TUJUH) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/23 OKTOBER 2013 ASISTEN : HASMINISARI
Lebih terperinciReview I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:
KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kandungan Tanin Dalam Daun Teh yang Berasal dari Nglinggo Ektraksi daun teh dengan cara perendaman, penambahan dextrin dan tween 80 serta dilanjutkan pengovenan dapat diperoleh
Lebih terperinciGambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Anodizing Hasil anodizing spesimen aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit yang dijaga antara 40-45 o C dan waktu pencelupan anodizing selama 5, 10 dan 15 menit dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak tidak terlepas
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat
Lebih terperinciMODUL SEL ELEKTROKIMIA
MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA SEL ELEKTROKIMIA (Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Prak.Kimia Fisika) NAMA PEMBIMBING : Ir Yunus Tonapa NAMA MAHASISWA : Astri Fera Kusumah (131411004)
Lebih terperinciPenyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK
Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.
Lebih terperinci