BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Dewasa ini, kebutuhan untuk menjaga lingkungan hidup dan

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Administrasi Negara

KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA BERDASAR UU PERADILAN TATA USAHA NEGARA DAN UU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Diskresi dalam UU Administrasi Pemerintahan. Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D.

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa kekuasaan

KEPASTIAN HUKUM DAN TANGGUNG GUGAT ATAS DISKRESI

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. 1

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

FREIES ERMESSEN DALAM KONSEP NEGARA KESEJAHTERAAN. Oleh :

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM PERKARA TATA USAHA NEGARA KAJIAN SOSIO-LEGAL

TINJAUAN HUKUM TENTANG DISKRESI PEJABAT PEMERINTAHAN, LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG TERKAIT DISKRESI MENURUT UUAP

Pdengan Persetujuan Bersama

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANJAR

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) dalam Perkara Tata Usaha Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

OLEH Dr. Santer Sitorus, SH.,, M.Hum. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya

I. UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum, penyelenggaraan

Pengujian Peraturan Perundang-undangan. Herlambang P. Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 30 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang,

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN

DISUSUN OLEH: FARIDA RIANINGRUM Rombel 05

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN

L/O/G/O. Biro Hukum dan Humas Penulisan Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Firdaus Alim Damopolii, ST., MM.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB IV ANALISIS UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 1989 TERHADAP PENENTUAN PATOKAN ASAS PERSONALITAS KEISLAMAN DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL - BUTON 2015 PERDAKAB. BUTON NO. 1, LD. 2015/NO

BAB IV BENTUK PENGATURAN PENYELENGGARAAN INVESTASI SEMI KELOLA DALAM BIDANG JASA AKOMODASI WISATA

Perbuatan hukum Administrasi Negara

KESIMPULAN. Berdasarkan analisis data dapatlah dikemukakan kesimpulan-kesimpulan. 1.1 Pelaksanaan fungsi Peradilan Tata Usaha Negara dalam memberikan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA : 33/PUU-X/2012

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

ASAS-ASAS PEMERINTAHAN

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1991 Tentang : Ganti Rugi Dan Tata Cara Pelaksanaannya Pada Peradilan Tata Usaha Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

Hukum Acara Pidana disebut hukum pidana formal, untuk membedakan dgn hukum pidana materiil.

[Briefing Paper] Menggugat Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Modul 2 Modul 3 Modul 4

PENJELASAN ATAS QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSAALAM NOMOR : 21TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XV/2017

INSTRUMEN PEMERINTAH

PENERAPAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM PENGUJIAN KEABSAHAN PEMBERIAN IZIN EKSPLORASI PERTAMBANGAN DI KABUPATEN PATI SKRIPSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. membangun, dan mempunyai tipe welfare state, yaitu negara yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara telah diatur didalam Undang-Undang Nomor

PERSPEKTIF HUKUM. Dr. IMA MAYASARI, S.H., M.H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nama :... Pekerjaan :... Alamat :... Dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak untuk mendapatkan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

Undang-undang Keterbukaan Infomasi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 95/PUU-XII/2014 Penunjukan Kawasan Hutan Oleh Pemerintah

UPAYA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN DALAM REKLAMASI KAWASAN LINDUNG PANTAI BERHUTAN BAKAU

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KOTA TANGERANG SELATAN

PERADILAN ADMINISTRASI NEGARA (PTUN)

PEMBERLAKUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DALAM KONTEKS PERKEMBANGAN KOMPETENSI PERADILAN TATA USAHA NEGARA RI

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law

PENUTUP. 1. Penerapan judicial review di Indonesia berdasarkan ketentuan UUD NRI. yakni Mahkamah Konstitusi menguji undang-undang terhadap Undang-

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XIII/2015 Objek Praperadilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELANGGARAN ASAS KEPASTIAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR. Tengku Erwinsyahbana

Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH KAPITA SELEKTA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 21/PUU-XIV/2016 Frasa Pemufakatan Jahat dalam Tindak Pidana Korupsi

URGENSI PERADILAN TATA USAHA MILITER DI INDONESIA. Oleh: Kapten Chk Sator Sapan Bungin, S.H.

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dewasa ini, kebutuhan untuk menjaga lingkungan hidup dan menghidari kerusakan global yang lebih mendesak dari sebelumnya dan kesadaran bahwa perlindungan, pelestarian dan perbaikan lingkungan hanya bisa berjalan ketika ada kerangka aturan hukum pemerintah yang baik dan taat pada aturan hukum. Kerangka tersebut membutuhkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sehingga kebijakan untuk melindungi, melestarikan dan memperbaiki lingkungan dapat dikembangkan, dijalankan dan dihormati. Dari uraian dalam tulisan ini, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Asas-Asas Umum Penyelenggaranaan Pemerintahan yang Baik dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, baik, dan adil, dengan cara yang demikian penyelenggaraan pemerintahan itu menjadi baik, sopan, adil, dan terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenangwenang. Yang paling utama adalah asas-asas ini akan lebih menjamin hak warga negara dan juga sebagai bentuk penjaminan dari pelaksanaan kesejahteraan bagi rakyat. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik 145

setidaknya mempunya tiga manfaat, pertama, bagi administrasi negara bermanfaat sebagai pedoman di dalam melakukan penafsiran dan penetapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersifat sumir, samar atau tidak jelas. Selain itu, dapat membatasi dan menghindari kemungkinan administrasi negara yang mempergunakan freiss ermessen yang jauh menyimpang dari ketentuan perundangundangan, berarti menjauhkan pemerintah dari tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-wenang. Kedua, Bagi masyarakat sebagai pencari keadilan, asas-asas umum pemerintahan yang layak data dipergunakan sebagai dasar gugatan sebagaimana disebutkan dalam pasal 53 UU Nomor 5 tahun 1986 yang telah dirubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Sedangkan manfaat yang ketiga, yaitu sebagai patokan bagi hakim administrasi dalam memutuskan sengketa Tata Usaha Negara. 2. Dalam kaitannya dengan perizinan, pada hakekatnya perizinan merupakan bagian dari tindakan hukum publik pemerintah yang dapat memberikan beban kepada masyarakat sehingga dalam pembentukannya harus dilakukan dengan hati-hati. Sehingga, asas-asas umum pemerintahan yang baik yang merupakan bagian dari asas-asas hukum umum yang secara khusus berlaku dan memiliki arti penting bagi perbuatan-perbuatan hukum pemerintah, dapat dijadikan landasan dalam hal perizinan. Izin eksplorasi yang diberikan oleh pemerintah kabupaten Pati kepada PT Semen Gresik 146

berdasarkan analisis penulis pada dasarnya melanggar asas-asas pemerintahan umum yang baik sebagai berikut: a. Asas keterbukaan Asas keterbukaan terlanggar karena pemerintah kabupaten Pati tidak memberikan cukup informasi mengenai proses perizinan eksplorasi yang dimohonkan oleh pihak PT Semen Gresik kepada masyarakat padahal efek dari izin tersebut akan mempengaruhi secara langsung masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi, budaya serta dampak perubahan lingkungan. b. Asas kebijaksanaan Asas kebijaksanaan terlanggar karena pemerintah dinilai tidak menggunakan kewajibannya untuk secara bijaksana mempertimbangkan secara seimbang faktor-faktor yang mendukung maupun yang tidak mendukung izin eksplorasi batuan untuk produksi semen. Melihat tingginya penolakan dari masyarakat terutama dengan alasan akan terjadinya perubahan bentang alam serta arti penting wilayah yang bersangkutan terhadap lingkungan secara luas, Keputusan Kantor Perizinan Pelayanan Terpadu Kabupaten Pati untuk memberikan izin eksplorasi batuan kepada PT Semen Gresik dinilai dibuat dengan tidak memperhatikan asas kebijaksanaan. c. Asas perlindungan Asas perlindungan dilanggar karena hakim PT TUN Surabaya dinilai tidak mempertimbangkan ketiadaan AMDAL yang merupakan 147

prasyarat dalam pengajuan izin eksplorasi. Sejumlah literatur menegaskan bahwa AMDAL diajukan sebagai syarat pengajuan izin usaha pertambangan, termasuk di dalamnya izin eksplorasi. Sementara itu, fakta menyatakan bahwa pada saat izin diterbitkan dokumen AMDAL terkait dengan kasus belum selesai dibuat. Dengan demikian, artinya adalah jelas bahwa pada saat pengajuan izin, pihak PT Semen Gresik tidak melampirkan dokumen AMDALnya sebagai pemenuhan syarat pengajuan izin eksplorasi yang ditentukan Undang-Undang. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Karena fungsi asas-asas umum pemerintahan yang baik yang telah diatur dalam undang-undang sebagai alasan gugatan, maka seyogyanya diberikan pemahaman yang mendalam bagi pejabat tata usaha negara untuk senantiasa memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam melakukan tindakan-tindakan hukumnya. Karena pada hakekatnya setiap tindakan pemerintah bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat maka setiap aspek AUPB sebaiknya diperhatikan agar di kemudian hari tujuan yang pada dasarnya baik dapat terwujud dan tidakmenimbulkan kesalahpahaman atau kerugian bagi masyarakat. 2. Dalam konteks kasus pemberian izin usaha pertambangan, hendaknya pemerintah tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi berupa peningkatan penerimaan daerah sebagai pertimbangan utama pemberian 148

izin usaha pertambangan namun juga faktor lingkungan hidup yang apabila terjadi perubahan lingkungan hidup secara ekstrim pengaruhnya akan sangat terasa dalam kehidupan manusia serta keseimbangan lingkungan. 149

150