BAB V PENUTUP. 1. Melibatkan manusia sebagai subjek penelitian medis membutuhkan. kesehatan dan harus diperbaharui.

dokumen-dokumen yang mirip
PROSPEK PENGATURAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN YANG MENJADI SUBJEK PENELITIAN MEDIS DAN ASPEK PEMBIAYAAN OLEH PERUSAHAAN ASURANSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, para ahli di bidang kesehatan dituntut untuk

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap hak asasi manusia. Contoh: Universal Declaration of Human Rights

ETIK PENELITIAN KESEHATAN

PEMBENTUKAN KEPK Halaman

TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN

TELAAH LANJUTAN TERHADAP PROTOKOL YANG SEDANG DILAKSANAKAN

ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

ETIK PENELITIAN KESEHATAN

Dr. Sholahuddin MHKes. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

MENANGGAPI KELUHAN SUBJEK PENELITIAN

LAPORAN PELATIHAN ETIK DASAR PENELITIAN KESEHATAN

PENGARSIPAN DAN PENCARIAN DOKUMEN

BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM

Deklarasi Helsinki Deklarasi Helsinki DEKLARASI HELSINKI?? Merupakan rekombinasi oleh WMA tahun 1964 setelah adanya UU Numberg. Mengandung larangan

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

Seminar Etika Penelitian

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

ETIKA PENELITIAN KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

Teknik Komunikasi untuk Mendapatkan Informed Consent pada Suatu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif (mixed method). Model penelitian yang digunakan yaitu model

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

BAB 3 METODE PENELITIAN. untuk melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN

Tugas Filsafat Ilmu (BI7101) Dosen : Intan Ahmad Ph.D. Pelanggaran Etik Pada Pelaksanaan Uji Klinis. Produk Farmasi di Negara Berkembang.

KATA SAMBUTAN. Makassar, Oktober Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Andi Asadul Islam

PANDUAN PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE BAGI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. membatasi banyaknya variabel yang akan dikaji, dan membatasi subjek penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi.

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek

PENGGUNAAN FORMULIR PENILAIAN PROTOKOL Halaman

BAB IV METODE PENELITIAN

MASUKAN KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN ATAS PERUBAHAN UU NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

PEDOMAN ETIK INTERNASIONAL UNTUK PENELITIAN BIOMEDIS YANG MELIBATKAN SUBYEK MANUSIA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

MANAJEMEN TERMINASI PENELITIAN

dr. SETYO TRISNADI, Sp.F, G.Bioethics

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

2017, No c. bahwa usulan perubahan terhadap tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Kesehatan Yogyakarta pada Kementerian Kesehatan, telah

1. PENDAHULUAN. 1 P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

BAB IV METODE PENELITIAN

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PADJADJARAN

Jakarta, Mei 2011 Ketua Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan

PENELITIAN KEDOKTERAN/KESEHATAN ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB IV METODE PENELITIAN. Medikolegal serta Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang yang memberikan ijin untuk dilakukannya penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Etik Penelitian dan Penelitian Klinis. Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

PERSIAPAN PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Halaman

Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis

BAB III METODE PENELITIAN

Buku Saku KLIRENS ETIK PENELITIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN. Subkomisi Klirens Etik IPSK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KLIRENS ETIK PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup penelitian bidang ilmu Fisiologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Gigi serta Ilmu

APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

PERSIAPAN PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Halaman

Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dimulai pada bulan juni 2013 sampai juli 2013.

BIOETIKA DALAM SILABUS PENDIDIKAN DAN PENELITIAN DI BIDANG KEDOKTERAN HEWAN. Oleh : Drh. Wiwiek Bagja Pengampu Mata Kuliah Etika Veteriner

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

BAB III METODE PENELITIAN. research, atau penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk

PERNYATAAN KERAHASIAAN DAN PERNYATAAN KONFLIK KEPENTINGAN

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak yang dimiliki. merupakan salah satu indikator positif untuk meningkatnya kesadaran hukum

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN. OLEH HJ. DJUMIATI, SKM, MKes

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RS. DR. KARIADI SEMARANG

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

INTERVENSI TERHADAP KESALAHAN/PENYIMPANGAN PROTOKOL

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

Rev 31/7/2017 PEDOMAN DAN STANDAR ETIK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NASIONAL

Lampiran 1. Ethical Clearance

2017, No terhadap tarif Badan Layanan Umum Politeknik Kesehatan Bandung pada Kementerian Kesehatan; c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Ba

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

PANDUAN PENELITIAN PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5. 1 Simpulan Berdasarkan pembahasan penulis, jawaban atas identifikasi masalah pada Bab I skripsi ini adalah: 1. Melibatkan manusia sebagai subjek penelitian medis membutuhkan aturan yang jelas dan perlindungan yang pasti karena berhubungan dengan hak asasinya sebagai manusia. Aturan yang jelas tersebut diwujudkan melalui peraturan yang terperinci mengatur suatu hal dan dapat diaplikasikan secara nyata. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan belum mencakup semua hal yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan kesehatan dan harus diperbaharui. Dibutuhkannya peran dari berbagai pihak, dapat datang dari pihak akademisi, lembaga, atau pihak lain, yang melihat adanya hal yang harus diubah dalam pengaturan dalam tata hukum di Indonesia agar menjadi lebih baik atau berpotensi dalam pelaksanaannya, seperti halnya pelaksanaan penelitian medis di Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan perlu direvisi dengan melihat aspek-aspek yang dapat melengkapi aturan-aturan yang telah ada, seperti melihat deklarasi-deklarasi internasional, terutama Pedoman Etik Internasional untuk Penelitian Biomedis yang Melibatkan 195

Subjek Manusia (International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects) sebagai pedoman yang dikhususkan untuk negara berkembang seperti Indonesia. Perlindungan hukum terhadap pasien yang menjadi subjek penelitian medis diaplikasikan melalui setidaknya 4 (empat) hal, yaitu: a. Informed consent yang ditandatangani oleh pasien tersebut atau oleh walinya; b. Ethical clearance sebagai bukti bahwa penelitian yang akan dijalankan telah memenuhi kriteria etis; c. Menjalankan hak-hak subjek penelitian medis; dan d. Mendapatkan imbalan, kompensasi, dan/atau ganti rugi. Perlindungan bagi pasien diatur dalam pedoman-pedoman internasional yang dijadikan dasar bagi pedoman-pedoman mengenai penelitian medis di Indonesia. Pedoman-pedoman internasional dan nasional tersebut meliputi: Nuremberg Code, Universal Declaration of Human Rights, The Declaration of Helsinki, International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects, The Operational Guidelines for Ethical Committee that Review Biomedical Subjects, The Belmont Report: Ethical Principle & Guidelines for the Protection of Human Subjects of Research, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia, Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik, Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan, dan Indonesia memiliki Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 196

2. Akibat hukum pembiayaan penelitian medis yang dibiayai oleh perusahaan asuransi adalah harus dipenuhinya prestasi setelah perusahaan asuransi setuju untuk menjadi salah satu pihak penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan. Prestasi yang diberikan adalah dalam bentuk: a. Imbalan, yang diberikan sebelum penelitian medis dilakukan dan digunakan sebagai bujukan untuk berpartisipasi; b. Kompensasi, yang diberikan apabila subjek penelitian medis menderita cedera; dan/atau c. Ganti rugi, yang diberikan apabila terjadi kasus kematian pada subjek penelitian medis. Prestasi memberikan imbalan, kompensasi, dan/atau ganti rugi dialihkan kepada pihak sponsor penelitian medis apabila perusahaan asuransi tidak bersedia ikut ambil alih masalah pembiayaan penyelenggaraan penelitian medis. 5. 2 Saran Saran penulis mengenai penyelenggaraan penelitian medis di Indonesia adalah: 1. Perlindungan bagi manusia atau pasien sebagai subjek penelitian medis perlu diaplikasikan secara nyata dan dengan prosedur yang sesuai, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi selama atau setelah penelitian medis dilaksanakan. Perlindungan tersebut 197

perlu tertuang dalam suatu pengaturan yang menyeluruh dan terperinci. Pedoman penyelenggaraan penelitian medis di Indonesia masih banyak kekurangan, sehingga sebaiknya dilengkapi dan diperbaharui dengan mengadopsi pedoman-pedoman internasional yang ada. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pun perlu diperbaharui karena setidaknya terdapat 4 (empat) alasan, yaitu: a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah tidak berlaku, sehingga hal-hal yang diatur perlu disesuaikan dengan peraturan baru; b. Peraturan baru yang dimaksud pada poin a adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pengaturan mengenai penelitian dan pengembangan kesehatan terkini adalah turunan dari Pasal 44 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; c. Diperlukannya pengaturan mengenai penelitian dan pengembangan kesehatan secara lengkap, jelas, dan rinci; dan d. Sebagai dasar pedoman atau pengaturan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan atau penyelenggaraan penelitian medis. 2. Sebaiknya Indonesia menjalin kerjasama dengan pihak luar negeri sebagai sponsor, yang dalam hal ini adalah mengenai penelitian dan pengembangan kesehatan di Indonesia. Perlu diperhatikan juga mengenai perjanjian antara pihak Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan 198

penelitian dan pengembangan kesehatan (penelitian medis) dengan pihak luar negeri tersebut, contoh: berkaitan dengan: a. Hak dan kewajiban masing-masing pihak; b. Prosedur pelaksanaan; c. Kerahasiaan data yang didapat selama dan setelah penelitian medis, yang mencakup data subjek penelitian; dan d. Pembagian hasil penelitian medis yang didapatkan; e. Hal lain yang perlu diatur sehubungan dengan pelaksanaan penelitian medis. 199