II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit kacang hijau dan pecahan-pecahan tauge kacang hijau (Christiana, 2012). Tauge

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008).

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Data pengukuran kompos limbah pertanian (basah) dan sampah kota. Jerami Padi 10 3,94 60,60. Kulit Pisang 10 2,12 78,80

MAKALAH KIMIA ANALITIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian. Peremajaan Isolat. Pembuatan Suspensi Trichoderma spp.

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB I PENGANTAR. Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. tanpa ikut berubah di akhir reaksi (Agustrina dan Handayani, 2006). Molekul

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan pertumbuhan cendawan M. anisopliae pada ketiga. media uji disajikan pada gambar berikut ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Medium PDA ( Potato Dextrose Agar) (Gandjar et al., 1999)

I II. Lampiran 1. Bagan Penelitian. 20 cm 75 cm. 20 cm. 50 cm. Keterangan : = tanaman bawang merah di dalam polibag. = ulangan pertama = ulangan kedua

BAB IV Pemilihan Jamur untuk Produksi Lakase

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung. menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. apabila diterapkan akan meningkatkan kesuburan tanah, hasil panen yang baik,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

I. PENDAHULUAN. Industri batik memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. enzim selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan Botrytis

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

BAB II. latin menjadi natare yang berarti terapung-apung (Susanti,2006). Nata termasuk

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Antagonis Trichoderma sp. Terhadap Fusarium sp. Secara In Vitro (Metode Dual Kultur)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Penyiapan Inokulum dan Optimasi Waktu Inokulasi. a. Peremajaan Biakan Aspergillus flavus galur NTGA7A4UVE10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

TUGAS AKHIR SB091358

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A B C

Transkripsi:

II. TELAAH PUSTAKA Koloni Trichoderma spp. pada medium Malt Extract Agar (MEA) berwarna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua. Trichoderma spp. merupakan kapang Deutromycetes yang tersusun atas banyak sel dan membentuk seperti benang halus atau filamen yang disebut hifa. Hifa pada kapang ini berbentuk pipih, bersekat membentuk anyaman yang disebut miselium. Miselium Trichoderma spp. dapat tumbuh dengan cepat dan memproduksi spora berjuta-juta spora (Rifai, 1995). Kapang Trichoderma spp. mempunyai hifa bersepta, bercabang dan mempunyai dinding licin, tidak berwarna, diameter 1.5-12 µm. Percabangan hifa membentuk sudut siku-siku pada cabang utama. Bagian ujung konidiofor terdapat konidia berbentuk bulat, berdinding rata dengan warna hijau suram, hijau keputihan, hijau terang atau agak kehijauan (Cook & Baker, 1989). Isolat Trichoderma sp. hasil isolasi dari rhizosfer jahe memiliki bentuk koloni konsentris pada medium Potato Dextrose Agar (PDA), miselium berwarna hijau gelap dan memiliki konidia berukuran 7,2 µm. Isolat Trichoderma sp. rhizosfer pisang memiliki bentuk koloni konsentris, miselium berwarna putih kehijauan seperti kapas, memiliki konidia yang berukuran 3,4 µm. Pada isolat Trichoderma sp. rhizosfer bawang merah memilki bentuk koloni konsentris, miselium berwarna putih abu-abu seperti kapas, memiliki konidia berukuran 2µm. Isolat Trichoderma sp. rhizosfer nanas diketahui memiliki bentuk sirkuler tidak teratur, berwarna kehijauan sedangkan ukuran konidianya masih belum diketahui (Soesanto et al., 2011). Bentuk koloni kapang Trichoderma spp. dapat dilihat selengkapnya pada Gambar 3 Lampiran 6. Trichoderma spp. mempertahankan hidupnya dengan cara memanfaatkan bahan-bahan organik seperti selulosa, zat pati, gum, lignin, lemak, dan protein sebagai nutrien (Soepardi, 1983). Bahan-bahan organik merupakan nutrisi yang berguna bagi kapang Trichoderma spp. untuk melakukan metabolisme (Saraswati et al., 2004). Proses metabolisme akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan pada kapang Trichoderma spp.. Pertumbuhan kapang Trichoderma spp. bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan nutrien yang mencukupi (Pramitasari et al., 2012). Nutrien yang dibutuhkan kapang Trichoderma spp. untuk pertumbuhan dan perkembangan yaitu unsur karbon. Unsur karbon merupakan sumber energi yang dapat ditemukan pada bahan-bahan organik. Kapang Trichoderma spp. menyerap unsur karbon hasil penguraian bahan organik sebagai sumber energinya (Volk & Wheeler, 4

1988). Kapang Trichoderma spp. diketahui mampu menghasilkan enzim ekstraseluler yang berperan dalam menguraikan bahan organik (Benitez et al., 2004). Limbah merupakan kotoran atau buangan yang dapat mencemari lingkungan. Limbah yang bersifat cair ataupun padat mengandung bahan-bahan organik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme (Agustina et al., 2010). Limbah organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Berkembangnya mikroorganisme akan mengakibatkan berbagai macam penyakit dan pencemaran lingkungan (Doraja et al., 2012). Kapang Trichoderma spp. dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah yang asam karena persaingan memperoleh nutrien dengan mikroorganisme lain sangat terbatas (Soepardi, 1983). Kemampuan kapang Trichoderma spp. dalam merebut nutrien diketahui karena kapang tersebut mampu menghasilkan enzim hidrolisis yang berperan dalam memecahkan bahan-bahan organik pada limbah menjadi unsur karbon yang sederhana sehingga mudah diserap oleh kapang Trichoderma spp. (Salma & Gunarto, 1999). Kapang Trichoderma spp. telah diteliti mampu menurunkan pencemaran limbah organik, sehingga dengan kemampuan tersebut maka kapang Trichoderma spp. dapat dijadikan sebagai agen bioremediasi (Setyowati et al., 2003). Limbah cair pabrik minyak kelapa mengandung molekul-molekul besar bahan organik seperti karbohidrat, protein dan lemak, sehingga mempengaruhi kandungan oksigen terlarut yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan biota dalam air (Simanjuntak, 2009). Limbah cair minyak kelapa memiliki kandungan ph asam sekitar 4-5. Semakin banyak bahan-bahan organik pada limbah cair minyak kelapa, maka semakin besar pula nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) limbah cair minyak kelapa tersebut (Mailinton, 2007). Limbah cair minyak kelapa dapat diuraikan oleh mikroorganisme seperti kapang. Dilaporkan oleh Pramitasari et al. (2012) bahwa enzim ekstraseluler yang disintesis oleh kapang Trichoderma spp. diketahui menguraikan bahan organik dalam limbah cair minyak kelapa. Kapang Trichoderma spp. merupakan penghasil enzim protease dan amilase yang berperan dalam menguraikan bahan organik pada limbah organik (Salma & Gunarto, 1999). Kapang Trichoderma spp. memiliki kemampuan menghasilkan enzim lipase. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa Trichoderma spp. memiliki kemampuan menurunkan kadar senyawa polutan (Ulker et al., 2010). Kapang Trichoderma spp. merupakan jenis kapang yang mampu menguraian senyawa 5

polutan minyak bumi dengan memecahkan molekul besar bahan organik menjadi ikatan hidrokarbon sederhana sebagai sumber energinya (Obire et al., 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soesanto & Rahayuniati (2009), Trichoderma spp. yang berasal dari isolat rhizosfer tanaman pisang, jahe, nanas dan bawang merah memiliki pertumbuhan yang berbeda. Isolat tanaman pisang memiliki pertumbuhan terbaik di antara Trichoderma spp. isolat tanaman lainnya. Berat miselium yang dimiliki kapang isolat rhizosfer pisang tersebut lebih besar daripada berat miselium isolat lainnya. Semakin besar ukuran miselium kapang maka semakin banyak spora yang dihasilkan, sehingga enzim yang dihasilkan juga lebih banyak (Sugiharti, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa kapang Trichoderma spp. mengalami pertumbuhan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan ukuran dan jumlah sel yang menyusun miselium. 6

III. METODE PENELITIAN Berikut merupakan bagan alir penelitian dalam menentukan kadar air miselium Trichoderma spp.: Sterilisasi alat Pembuatan medium PDA Peremajaan isolat kapang Pembuatan medium PDYB Kultivasi isolat Trichoderma spp. pada medium PDYB Inkubasi selama 4 hari pada Shaker Pemanenan dan pengukuran bobot kering saring miselium Pengeringan miselium Trichoderma spp. dengan oven pada suhu 60 0 C selama 24 jam bobot kering konstan miselium Perhitungan persentase kadar air miselium Gambar 3.1. Bagan alir penentuan kadar air miselium 7

Berikut merupakan bagan alir penelitian tentang uji kemampuan tumbuh empat isolat Trichoderma spp. pada limbah cair minyak kelapa : Sterilisasi alat Pembuatan medium PDA Peremajaan isolat kapang Pembuatan medium PDYB suhu awal Kultivasi isolat Trichoderma spp. pada medium limbah cair minyak kelapa (semua isolat Trichoderma spp. disamakan bobot inokulumnya yaitu 7 gram). ph awal Inkubasi selama 5 hari pada medium limbah cair minyak kelapa suhu akhir dan BOD Pemanenan dan pengukuran bobot panenan miselium yang telah ditumbuhkan pada medium limbah cair minyak kelapa ph akhir dan COD Pengeringan miselium dengan oven pada suhu 60 0 C selama 24 jam Penentuan pengukuran pertumbuhan miselium Trichoderma spp. pada limbah cair minyak kelapa Analisis data Gambar 3.2. Bagan alir uji kemampuan tumbuh empat isolat Trichoderma spp. pada limbah cair minyak kelapa. Keterangan : Penyetaraan bobot inokulum Trichoderma spp. menjadi 7 gram diambil dari bobot terendah dari keempat isolat Trichoderma spp. yang telah ditumbuhkan pada medium PDYB. Proses penyetaraan bobot inokulum harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis supaya tidak terkontaminasi. Bobot inokulum 7 gram merupakan bobot inokulum (bobot basah) yang akan dikultivasi ke dalam limbah cair minyak kelapa. 8