HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MAHASISWA FARMASI NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

INTISARI PROFIL SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK BEBAS PADA ANAK DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK PANASEA BANJARMASIN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI SELESMA PADA ANAK DI KELURAHAN GROBOGAN PURWODADI SKRIPSI

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

EVALUASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI ACNE VULGARIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI SELESMA PADA ANAK DI KELURAHAN GROBOGAN PURWODADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK ANTIPIRETIK SEBAGAI UPAYA PENGOBATAN SENDIRI DI KELURAHAN PONDOK KARANGANOM KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi

TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK OLEH IBU DI RW 08 DUSUN WONOREJO SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

INTISARI. Ahmad Rajidin 1 ; Riza Alfian 2 ; Erna Prihandiwati 3

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009

SWAMEDIKASI PENYAKIT MAAG PADA MAHASISWA BIDANG KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

Kata Kunci : Hubungan, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Obat CTM.

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak.

KAJIAN SWAMEDIKASI DIARE PENGHUNI KOST WILAYAH GATAK, PABELAN, KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EVALUASI PENGARUH IKLAN OBAT DI TELEVISI TERHADAP SWAMEDIKASI FLU (COMMON COLD)

BAB I. Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam kehidupan. Seseorang. yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut

Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

!"#!$%&"'$( Kata kunci : Pengobatan sendiri, Indonesia Sehat

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NURVIANA VELAYATI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN PERILAKU PENGOBATAN SENDIRI (SELF-MEDICATION)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI PERUSDA ANEKA USAHA UNIT APOTEK SIDOWAYAH FARMA KLATEN

Peningkatan Pengetahuan Informasi Obat Pada Anggota Ikatan Istri Karyawan Pindad (IIKP) Turen Melalui Metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA)

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

KAJIAN SWAMEDIKASI DIARE PENGHUNI KOST WILAYAH GATAK, PABELAN, KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TEOSAL DI KELURAHAN ALALAK SELATAN BANJARMASIN.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Kiky Putri Anjany J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, tetapi juga oleh komunitas atau kelompok, bahkan oleh masyarakat.

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

DAMPAK IKLAN OBAT TERHADAP PERILAKU KONSUMSI OBAT JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Hipotesis yang akan diuji dalam uji validitas ini adalah:

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK KIMIA FARMA NO.61 VETERAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

GAMBARAN PENGETAHUAN SWAMEDIKASI GASTRITIS (MAAG) PADA MAHASISWA NON FARMASI FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET TUGAS AKHIR

INTISARI EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN. Gusti Ayna Yulisa¹, Yugo Susanto2, Rony 3

Prosentase Penggunaan Amoksisilin secara Rasional untuk Swamedikasi Salesma

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT RW.IV KELURAHAN FONTEIN KOTA KUPANG TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK. Ni Nyoman Yuliani, Carolina Wijaya, Geryana Moeda

EVALUASI TINGKAT KESALAHAN PENGOBATAN SENDIRI (SWAMEDIKASI) DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MAHASISWA FARMASI NASKAH PUBLIKASI Oleh : SUHARTINI LESTARI A. L K100070037 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2013

2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MAHASISWA FARMASI THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE WITH THE APPROPRIATNESS OF DRUG ELECTION IN PHARMACY STUDENTS Suhartini Lestari A. L, Nurul Mutmainah dan Arifah Sri Wahyuni Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Influenza merupakan self limiting disease yang dapat menyerang setiap orang tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Salah satu upaya pengobatan yang paling sering dilakukan untuk mengobati penyakit ini adalah dengan tindakan swamedikasi. Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan swamedikasi antara lain adalah tingkat pengetahuan, iklan, pengalaman dan kepercayaan terhadap obat tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat influenza pada mahasiswa Farmasi. Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional menggunakan kuesioner terhadap 100 mahasiswa Farmasi yang pernah atau sedang melakukan swamedikasi influenza. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive quota sampling. Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan uji chi square. Hasil penelitian kategori baik sekali untuk pengetahuan sebesar 46%, dan baik sebesar 33%. Hasil ketepatan pemilihan obat 24% tepat berdasarkan kerasionalannya meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat saat pemberian. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat influenza dimana kontribusi pengetahuan dalam ketepatan pemilihan obat adalah sebesar 10.9% (p > 0.05). Kata kunci : Influenza, Pengetahuan, Ketepatan pemilihan obat ABSTRACT Influenza is self-limiting disease that can attack anyone regardless of age and gender. One of the efforts of the most common treatment for this disease is self medication. Knowledge, advertisement, experience and trusting to the selected medicine are factors that can influence to take self medication. The 1

purpose of this study was to determine the correlation between the level of knowledge with the appropriateness of drug selection at Pharmacy. The research was conducted by using a cross-sectional questionnaire given to 100 students of Pharmacy who have or are taking action self medication influenza. Sampling technique using purposive quota sampling. Descriptive data analysis performed by chi square test. The results for the category of excellent knowledge by 46%, and good by 33% and 24% drug appropriateness according the rasionality right, that includes right indication, right medication, right dose and right time delivery. It shows that there was no significant correlation among Pharmacy students knowledge units the drug appropriateness of influenza which the knowledge contribute 10.9% in it (p > 0.05). Key words : Influenza, Knowledge, Appropriateness of drug election. PENDAHULUAN Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009). Bila terserang penyakit ini pekerjaan sehari-hari akan terhalang, karena gejala penyakit ini ialah rasa tidak enak badan, demam, rasa pegal linu, lemas, lesu, bersin-bersin dan terasa nyeri di otot-otot dan sendi (Prabu, 1996). Penyebab influenza adalah virus RNA. Virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Influenza diketahui menyebabkan epidemi tahunan dan umumnya mencapai puncaknya pada musim dingin di daerah beriklim sedang. Sampai saat ini sudah ditemukan beberapa vaksin yang bisa menangani virus influenza (CDC, 2011). Untuk menghilangkan gejala yang menyertai dapat menggunakan obatobatan yang sesuai bila diperlukan (Mubarak, 2009). Perlu diperhatikan bahwa obat- obatan ini hanya digunakan untuk meringankan gejala bukan untuk mengatasi virus penyebabnya. Obat-obatan ini dapat diperoleh tanpa resep karena termasuk obat bebas. Pengetahuan tentang influenza sangat diperlukan dalam pemilihan obatnya sehingga masyarakat dapat memperhatikan komposisi obat flu 2

yang diminum agar komponen obat sesuai dengan gejala yang flu yang dialami (BPOM, 2006). Berdasarkan survey yang dilakukan pada 10 orang mahasiswa Farmasi diperoleh data bahwa 6 dari 10 mahasiswa meminum obat saat menderita flu sendangkan sisanya yaitu 4 tidak diobati. Selanjutnya 3 mahasiswa memilih obat berdasarkan pengalaman, 2 yang lainnya memilih berdasarkan iklan di media elektronik dan 1 memilih obat berdasarkan gejala yang dialami. Diantara obatobatan yang dipilih kebanyakan mengandung lebih dari satu zat aktif untuk meringankan gejala yang menyertai flu sedangkan gejala tersebut belum tentu dialami oleh tiap responden. Melihat gambaran ini maka pengetahuan tentang influenza sangat dibutuhkan dalam pemilihan pengobatan saat terserang flu agar mahasiswa mampu memilih obat yang benar saat menderita influenza. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat influenza pada mahasiswa Fakultas Farmasi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai yang bersifat deskriptif dengan pendekatan rancangan cross sectional. Pada penelitian ini data diambil dari kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh responden. Definisi Operasional Penelitian Definisi operasional yang digunakan antara lain: 1. Influenza yang dimaksud pada penelitian ini adalah flu ringan yang dapat sembuh dengan pengobatan simptomatis tanpa membutuhkan antivirus dan sering terjadi dalam kehidupan sehari hari. 2. Tingkat pengetahuan yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa dalam mengenali tanda dan gejala, penyebab serta pengobatan influenza. 3

3. Ketepatan pemilihan obat adalah kerasionalan mahasiwa dalam memilih obat untuk menanggulangi influenza dalam hal ini meliputi 4 hal yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat saat pemberian. Disebut rasional jika tepat dalam keempat aspek tersebut. Cara Pengambilan Sampel Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive quota sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan, yang sudah ditetapkan jumlahnya berdasarkan proporsinya di dalam populasi. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 100 responden dihitung berdasarkan jumlah populasi yaitu sebesar 982 mahasiswa dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%. Alat Penelitian Alat penelitian yang akan digunakan adalah dalam bentuk kuesioner meliputi form data demografi responden, form pengetahuan responden mengenai influenza dan form ketepatan pemilihan tindakan pengobatan dan form ketepatan pemilihan obat influenza. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisi secara deskriptif untuk melihat persentasenya didalam populasi. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat influenza dilakukan analisis korelasi yaitu uji chi square dengan tingkat kesalahan 5%. Apabila didapatkan nilai p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel (Sugiyono, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Demografi Responden Responden pada penelitian ini terdistribusi merata pada tiap semester berdasarkan jumlah proporsinya di dalam populasi dan memenuhi kriteria inklusi. Tabel 1 menunjukan distribusi paling rendah adalah mahasiswa diatas semester 8 dikarenakan banyak mahasiswa yang lulus 8 semester. 4

Tabel 1. Distribusi mahasiswa Farmasi Universitas X berdasarkan tingkat semester, usia dan jenis kelamin Data Jumlah Persen (%) Total Semester I 18 18 18 III 18 18 18 V 19 19 19 VII 21 21 21 Diatas 8 6 6 6 Profesi 18 18 18 Usia 18-19 20 20 20 20-21 28 28 28 22-23 28 28 28 24-25 20 20 20 4 4 4 Jenis Kelamin Pria 10 10 10 Wanita 90 90 90 Responden yang diteliti berumur 18-26 tahun, dimana data menunjukan kejadian influenza terjadi pada setiap kelompok usia. Menurut CDC (2011) virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa memandang usia. Tabel 1 juga menunjukan bahwa distribusi responden yang diteliti untuk laki laki adalah 10% dan perempuan adalah 90%. B. Rasionalitas Pemilihan Obat Berdasarkan Gejala Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengobati influenza dengan swamedikasi yaitu kegiatan yang dilakukan atau tindakan mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung jawab (Djunarko dan Hendrawati, 2011). Tindakan swamedikasi dilaksanakan berdasarkan gejala yang terjadi. Gejala umum influenza adalah demam tiba-tiba, batuk (biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot, lemas, kelelahan dan hidung berair (Abelson, 2009). Tabel 2 menunjukan responden mampu mengenali gejala influenza dengan gejala yang paling sering dirasakan adalah demam yaitu sebanyak 82% responden. Tabel 2. Distribusi gejala, tindakan yang diambil, obat yang dipilih (n = 100) Jumlah Persen (%) Gejala Demam 82 82 Meriang 42 42 Sakit kepal 67 67 Nyeri otot 22 22 Bersin 47 47 Hidung tersumbat 64 64 Batuk kering 16 16 Batuk berdahak 23 23 Kelelahan 10 10 5

Sasaran terapi influenza adalah meringankan gejala cairan nasal dan sumbatan nasal dengan menggunakan dekongestan hidung (Spikler, 2009). Pengatasan gejala gejala influenza lainnya dapat menggunakan obat yang sesuai yaitu analgesik untuk mengatasi nyeri, antipiterik untuk demam, antihistamin jika ada alergi, ekspektoran atau mukolitik untuk batuk berdahak, antitusif untuk batuk kering dan vitamin bila perlu (BPOM, 2006). Tabel 3. Distribusi pemilihan obat influenza oleh mahasiswa Farmasi Universitas X (n = 100) Jumlah Persen (%) Obat yang dipilih An. Ap 29 29 An.Ap D 11 11 An.Ap Ah 6 6 An. Ap D Cs 7 7 An Ap D Ah V 3 3 An Ap D Cs E 1 1 An Ap D Ah Cs 21 21 An Ap D Ah E 12 12 D Ah 7 7 Ah D E 3 3 Total 100 100 Keterangan: An = Analgetik, Ap = Antipiretik, Ah = Antihistamin, Cs = Caugh supressan, D = Dekongestan, E = Ekspektoran, V = Vitamin Tabel 3 menunjukan responden memilih obat dengan berbagai komposisi. Hampir 70% responden memilih terapi dengan komposisi yang mengandung dekongestan sedangkan 29% responden lainnya memilih komposisi analgesik dan antipiretik tanpa dekongestan. C. Tingkat Pengetahuan Responden Penilaian tingkat pengetahuan pada penelitian ini meliputi pengetahuan tentang penyebab, gejala gejala dan pengatasan influenza dengan obat maupun tanpa obat. Tabel 4 menunjukan mayoritas reponden mempunyai pengetahuan yang baik mengenai influenza dibuktikan dengan persentase kategori baik sekali 46% dan baik 33%. Berdasarkan data ini menunjukan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang baik. Hasil analisis korelasi menunjukan tingkat semester mempengaruhi pengetahuan mahasiswa sebesar 44.6% (koefisien korelasi = 0.446). Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan merupakan hal yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. 6

Tabel 4. Distribusi mahasiswa Farmasi Universitas X berdasarkan tingkat pengetahuan influenza (n = 100) Semester Tingkat pengetahuan Presentase Responden (%) Baik Sekali (%) Baik (%) Cukup (%) Kurang (%) I 5 5 8 18 III 6 9 3 18 V 9 6 3 1 19 VII 14 7 21 Diatas 8 4 1 1 6 Profesi 13 5 18 Total 46 33 12 9 100 D. Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Rasionalitas merupakan tolak ukur ketepatan pemilihan obat. Indikator rasionalitas terapi yaitu tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, dan tepat waktu pemberian (Ganiswara, 1995). Responden dikatakatan rasional jika tepat dalam keempat aspek tersebut. Berdasarkan kriteria ini tabel 5 menunjukan 24 responden rasional dalam memilih obat influenza yang artinya mayoritas responden tidak tepat dalam memilih obat. Banyaknya responden yang tidak rasional disebabkan faktor gejala gejala yang muncul pada setiap individu berbeda beda sedangkan obat yang tersedia di pasaran mengandung beberapa komposisi zat aktif untuk mengatasi gejala gejala umum influenza dan tidak ditujukan secara khusus untuk setiap individu sehingga responden memilih obat yang paling sesuai dengan kondisinya walupun kemungkinan ada komponen tambahan yang tidak diperlukan atau adanya gejala yang mungkin tidak teratasi. Jika setiap individu mengkonsumsi obat khusus untuk setiap gejala maka kemungkinan membutuhkan lebih dari satu jenis obat sehingga dapat mengakibatkan pemborosan. Tabel 5. Distribusi mahasiswa Farmasi Universitas X berdasarkan Rasionalitas Pemilihan Obat (n = 100) Pemilihan obat yang memenuhi Jumlah Tepat indikasi Tepat Obat Tepat dosis Tepat saat minum 24-2 - - 1-59 - - 4-8 - - 2 100% 35% 87% 95% 100 7

Dampak dari ketidakrasionalan penggunaan obat dari sisi fisiologis jika komponen obat tidak mencakup semua gejala yang dialami maka akan memperlambat proses penyembuhan. Dari sudut pandang biaya pengobatan pemakaian obat obatan tanpa indikasi yang jelas untuk kondisi yang tidak memerlukan terapi merupakan pemborosan. Kebiasaan terlalu tergantung pada obat paten yang mahal, jika ada alternatif obat generik dengan mutu dan keamanan yang sama merupakan suatu bentuk ketidakrasionalan. Dari sisi efek samping pemakaian obat yang tidak tepat baik dari segi jenis, komposisi maupun dosis dapat memperbesar resiko efek samping obat (Hermansyah & Ramadhy, 2000). Hasil analisis korelasi menunjukan tingkat semester mempengaruhi ketepatan pemilihan obat influenza oleh mahasiswa sebesar 1.8% (koefisien korelasi = 0.018) E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Hasil analisis data menunjukan kontribusi pengetahuan dalam ketepatam pemilihan obat adalah sebesar 10.9% sedangkan faktor lainnya dipengaruhi oleh iklan, keluarga atau teman, kepercayaan terhadap jenis atau merek obat tertentu dan pengalaman menggunakan obat tertentu. Besarnya kontribusi ini tidak berpengaruh secara signifikan (p > 0.05). Menurut Sukasediati (2000) iklan televisi merupakan sumber utama (55%) informasi mengenai obat, Sedangkan 40% mendapat informasi mengenai obat dari teman atau anggota keluarga dan 5% lewat iklan radio, poster atau spanduk. Besarnya pengaruh iklan menyebabkan obat paten lebih banyak dipilih dalam pengobatan sendiri meskipun harganya lebih mahal dibanding obat generik dikarenakan obat paten yang keluarkan oleh produsen lebih sering diiklankan dan dibuat lebih menarik sehingga menarik minat konsumen. Menurut Dimara (2012) tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku konsumsi obat. Tidak rasionalnya pemilihan obat tidak hanya dilakukan oleh masyarakat awam tetapi juga oleh tenaga kesehatan (Hermansyah & Ramadhy, 2000). Menurut Vance dan Millington (1996) dikatakan tidak rasional apabila kemungkinan untuk 8

memberikan manfaat kecil atau tidak ada sama sekali, sedangkan kemungkinan manfaatnya tidak sebanding dengan efek samping atau biaya. Faktor yang juga mempengaruhi seseorang dalam memilih obat adalah kepercayaan masyarakat terhadap jenis atau merek obat tertentu, keinginan pasien yang cenderung ingin menggunakan obat tertentu dengan sugesti lebih cepat sembuh dan berdasarkan pengalaman penggunaan obat sebelumnya (Hermansyah & Ramadhy, 2000) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini maka dapat ditarik simpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat influenza pada mahasiswa Farmasi UMS dengan persentase tingkat pengetahuan baik sekali sebesar 46% sedangkan persentase ketidakrasionalan sebesar 76%. Saran Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya berbatas pada mahasiswa saja, melainkan pengetahuan masyarakat, serta diharapkan dapat memperluas variabel lain seperti sikap, motivasi serta faktor pemilihan pengobatan influenza, sehingga diharapkan adanya hasil penelitian yang lebih baik. DAFTAR ACUAN Abelson, B,, 2009, Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System, (online), http://www.drabelson.com/pdf/flu.pdf, (diakses 05 April 2012). BPOM, 2006, Obat Flu, (online), http://www.pom.go.id, (diakses 10 April 2012). CDC, 2011, Flu Symptoms & Severity, (online), http://www.cdc.gov/flu/, (diakses 10 April 2011). Dimara, S.O., 2012, Dampak Iklan Obat Terhadap Perilaku Konsumsi Obat, Karya Tulis Ilmiyah, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. 9

Djunarko, I. & Hendrawati D,Y., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, Citra Aji Parama, Yogyakarta. Fadilah. N., 2011, Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Tindakan Swamedikasi Batuk Pada Masyarakat Di Kelurahan Grobogan Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhmmadiyah Surakarta. Hermasyah, H. & Ramadhy A,S., 2000, Perawat dan Pemakaian Obat Secara Rasional, (online), (http://www.stikku.ac.id, diakses 16 Februari 2013). Ganiswara, 1995, Farmakologi dan Terapi. Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. Mubarak, I.W., 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi, Jakarta, Salemba Medika. Prabu, B.D.R dan Oswani, J., 1996, Penyakit Penyakit Infeksi Umum, Jilid 2, Widya Medika, Jakarta. Sugiyono, 2010, Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta. Sukasediati, N., 2000, Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan Untuk semua, Puslitbang Farmasi, Badan Litbangkes Depkes. Supardi, S & Notosiswoyo, M., 2005, Pengobatan Sendiri Sakit Kepala, Demam, Batuk dan Pilek pada Masyarakat Di Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Majalah Ilmu Kefarmasian, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Vance, M, A. & Millington W, R., 1996. Principle of Drug Therapy. International Journal of Health Science, (online), (http://www.stikku.ac.id, diakses 17 Februari 2013). WHO, 1995, Penggunaan Obat Secara Rasional, (online), (http://www.ejournal.unp.ac.id, diakses 17 April-Februari 2013). WHO, 2009, WHO Fact Sheets: influenza seasonal, (online), http://www.who.int/mediacenter, (diakses 11 April 2012). 10