BAB I PENDAHULUAN. prima kepada masyarakat di sektor keuangan. Undang-undang Nomor 10 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB IV ANALISIS DATA

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI. Fanny Nawang Wulan Radi Sahara, SE.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi kondisi perusahaan. keuangan perusahaan selama ini, antara lain : Metode Rasio Keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

MANAJEMEN RISIKO TENTANG ANALISIS MANAJEMEN BANK CENTURY (PROFIL RISK, GCG, RENTABILITAS DAN CAPITAL)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Perbankan adalah lembaga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan atau sebagai lembaga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMELS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara, fungsi bank sebagai

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

ANALISIS CAMELS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA PT BANK NEGARA INDONESIA Tbk. Oleh : Vaina Hanin Salman, A. Mubarok dan Diah Yudhawati.

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai lembaga yang mendapat kepercayaan untuk mengelola dana masyarakat, harus memiliki kondisi yang sehat sehingga mampu menjalankan tugas sebagai pengelola dana masyarakat dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat di sektor keuangan. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha dengan prinsip kehati-hatian. Peraturan Gubernur Bank Indonesia nomor 6/10/2004 Tahun 2004 menyatakan bahwa tingkat kesehatan perbankan adalah hasil penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif terhadap faktor penilaian tingkat kesehatan bank. Perkembangan metode penilaian kondisi bank senantiasa bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus diatur kembali agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menerapkan strategi usaha di waktu yang akan datang. Dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan faktor-faktor yang disebut CAMELS yang terdiri dari modal (capital), kualitas asset (asset 1

2 quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity), dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Rentabilitas menjadi hal yang paling diperhatikan karena bank sebagai lembaga keuangan yang berorientasi terhadap laba, dimana rentabilitas tersebut merupakan rasio yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba (Munawir, 2002:68). Sukartini (2005) menyatakan bahwa rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang dihasilkan. Semakin besar modal pinjaman maka akan semakin berpengaruh terhadap rentabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur rentabilitas bank adalah ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Perhitungan ROA, ROE, dan BOPO penting bagi bank karena bank perlu senantiasa menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat rentabilitas. ROA yang diteliti oleh Suhardito, et al. (1999) menunjukkan hasil yang signifikan terhadap perubahan laba, sementara menurut Zainudin dan Jogiyanto (1999) variabel ROA hanya mampu memprediksi perubahan laba satu tahun mendatang, sementara pada perubahan laba dua tahun mendatang tidak berpengaruh signifikan. Berdasarkan hasil dari kedua penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. Peneliti lain yang meneliti mengenai rasio ROE adalah Lesser et al. (1993), Lesser menyatakan bahwa ROE sangat sulit diramalkan, sehingga seorang investor memerlukan bantuan analis untuk meramalkan ROE dimasa yang akan

3 datang dengan mempelajari riwayat laba yang dihasilkan sebelumnya. Bagi bank milik pemerintah hal ini perlu diperhatikan karena modal yang dimiliki bank merupakan milik masyarakat luas, sehingga rasio ROE akan selalu menjadi perhatian tersendiri bagi pemilik modal. Rasio Rentabilitas lain yang banyak diteliti yaitu BOPO. BOPO yang diteliti oleh Afanasief et al. (2004) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara BOPO dan perubahan laba. Penelitian Bahtiar (2003) dan Sudarini (2005) menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara BOPO terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. Bank swasta maupun bank milik pemerintah memiliki tujuan yang sama dalam menghasilkan rentabilitas yang sesuai dengan harapan. Salah satu bank milik pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Bali, adalah PT Bank Pembangunan Daerah Bali, juga memiliki kewajiban untuk menjaga kinerja keuangannya dan kesehatannya khususnya tingkat ROA, ROE dan BOPO agar dapat dipertanggungjawabkan di depan pemilik modal dalam hal ini masyarakat Bali dengan baik. Penerapan manajemen risiko mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No. 5/8/PBI/2003 dan perubahannya PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, dimana terdapat 8 (delapan) risiko yang harus dikelola bank. Kedelapan jenis risiko tersebut adalah risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko strategis.

4 Manajemen risiko pada hakekatnya merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank. Risiko adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bisnis, risiko bukan merupakan sesuatu yang buruk karena semakin banyak risiko semakin banyak risiko yang ada (Feig, 2006). Risiko juga dapat diartikan sebagai akibat yang terjadi jika bank gagal menepati komitmennya (Well, 1997). Penerapan manajemen risiko diharapkan akan memperbaiki kinerja atau kesehatan bank karena semua risiko usaha bank sudah diidentifikasi dan dimitigasi dari awal. Handorf, et al. (2005) menyatakan bahwa sangat penting bagi semua bank untuk memilki cadangan dana untuk mengantisipasi kerugian atau risiko kredit. Berdasarkan laporan keuangan triwulanan PT Bank Pembangunan Daerah Bali periode Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 PT Bank Pembangunan Daerah Bali memiliki rasio ROA seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

5 3.500% 3.000% 2.500% 2.000% 1.500% 1.000% 0.500% 0.000% 2.344% 0.895% 1.748% 2.879% 0.869% 2.391% 1.779% ROA 2.536% 2.561% 1.042% 1.806% 3.097% 0.954% 1.879% 2.552% 2.893% ROA Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat ROA PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun 2009-2013 Gambar 1.1 menunjukkan bahwa ROA PT Bank Pembangunan Daerah Bali di tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 yaitu periode sebelum penerapan manajemen risiko dibandingkan dengan periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 yaitu periode tahun setelah penerapan manajemen risiko, ROA terlihat berfluktuasi. ROA di akhir Desember 2010 jika dibandingkan dengan Desember 2013 maka ROA mengalami peningkatan.

6 16.000% 14.000% 12.000% 10.000% 8.000% 6.000% 4.000% 2.000% 0.000% ROE 13.731% 13.893% 11.856% 8.984% 9.678% 4.296% 4.318% 2.561% 1.706% 1.487% 2.536% 3.097% 2.893% 1.042% 0.758% 2.377% ROE Gambar 1.2 Perkembangan Tingkat ROE PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun 2009-2013 Gambar 1.2 menunjukkan bahwa periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 setelah penerapan manajemen risiko ROE relatif mengalami penurunan dibandingkan periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah penurunan rasio ROE pada periode tersebut disebabkan karena diterapkannya manajemen risiko di tahun 2011.

7 BOPO 80.000% 70.000% 60.000% 50.000% 40.000% 30.000% 20.000% 10.000% 0.000% 65.753% 66.723% 72.865% 62.114% 59.044% 68.969% 60.307% 62.823% 63.498% 61.187% 61.423% 59.185% 60.830% 53.729% BOPO Gambar 1.3 Perkembangan Tingkat BOPO PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode Tahun 2009-2013 Gambar 1.3 menunjukkan bahwa BOPO periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 relatif mengalami penurunan dibandingkan dengan BOPO tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Penelitian mengenai rentabilitas khususnya ROA, ROE dan BOPO dikaitkan dengan diterapkannya manajemen risiko akan dilakukan di PT Bank Pembangunan Daerah Bali karena PT Bank Pembangunan Daerah Bali disamping sebagai bank milik masyarakat Bali, PT Bank Pembangunan Daerah Bali juga harus bisa bersaing dan menjadi regional champion di wilayah sendiri, sehingga harus terus memperbaiki diri baik kinerja keuangan, kesehatan bank secara umum, dan dari segala sektor sehingga menjadi bank terkemuka di Bali khususnya dan di Indonesia umumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti rentabilitas

8 dan manajemen risiko diantaranya Edmister et al. (1993) dimana diteliti mengenai pengendalian manajemen atas risiko perbankan merupakan asumsi penting dalam penilaian operasional dalam hal ini penilaian terhadap moral hazard. Riyadi (2007) meneliti faktor yang mempengaruhi rentabilitas seperti perputaran total aktiva, perputaran persediaan, dan perputaran piutang. Penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang mengaitkan variabel rentabilitas dan manajemen risiko. Mengingat penerapan manajemen risiko pada bank adalah merupakan hal yang relatif baru, sehingga perlu diteliti kaitannya dengan rentabilitas bank itu sendiri, dimana tingkat rentabilitas merupakan faktor penting dalam mengukur tingkat kesehatan bank. Permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah mengenai Studi Perbandingan Rentabilitas Bank Sebelum dengan Setelah Penerapan Manajemen Risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. Rentabilitas yang dimaksud mencakup rasio ROA, ROE, dan BOPO. Penelitian dilakukan pada periode sebelum diterapkannya manajemen risiko yaitu periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2010 dan setelah diterapkan manajemen risiko yaitu periode Januari Tahun 2011 sampai dengan Desember 2012 dimana laporan yang diteliti adalah laporan tiap triwulanan.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara ROA bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali? 2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara ROE bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara BOPO bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui signifikansi perbedaan ROA bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. 2) Mengetahui signifikansi perbedaan ROE bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali.

10 3) Mengetahui signifikansi perbedaan BOPO bank sebelum dengan setelah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang perbedaan rentabilitas bank sebelum dengan sesudah penerapan manajemen risiko sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009. 2) Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai dasar penerapan manajemen risiko untuk meningkatkan rentabilitas.