BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur

Gambar 2 Peta lokasi studi

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 1 Lokasi penelitian.

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2. Lokasi Studi

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org)

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta

III. METODOLOGI LAUT JAWA KEC.CILAMAYA KULON KAB.SUBANG TANPA SKALA TANPA SKALA DESA PASIRJAYA PETA JAWA BARAT LOKASI STUDI

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

METODOLOGI Waktu dan Tempat

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

V. KONSEP PENGEMBANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Gambar 11 Lokasi Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. B. Metode Penelitian dan Analisis Data. kuisioner, pengambilan gambar dan pengumpulan data sekunder. Menurut

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

BAB II KAJIAN TEORI...

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2 Tahapan Studi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

III. METODOLOGI. Gambar 10. Lokasi Penelitian. Zona Inti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ± LEMBAR PENGESAHAN ±± LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR MOTTO ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Luaran Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

IV. METODOLOGI. Gambar 14. Peta Orientasi Lokasi Penelitian.

PERENCANAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL SEGENTER, PULAU LOMBOK, SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA. Oleh MUHAMMAD IMAM SULISTIANTO A

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

Gambar 4. Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

Transkripsi:

14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru, Peuniti dan Sukaramai. Tapak ini terletak di bagian tengah Kota Banda Aceh. Luas Kecamatan Baiturrahman adalah 453,9 Ha, sedangkan luas tapak penelitian adalah 73,5 Ha (Gambar 2). Penelitian dilakukan sejak pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan akhir penelitian (skripsi) yang berlangsung dari bulan Februari 2011 hingga bulan Oktober 2011 (Tabel 1). Tabel 1 Jadwal pelaksanaan penelitian Jenis Kegiatan Alokasi Waktu Produk Persiapan Penelitian Februari 2011 Usulan penelitian Pengumpulan Data Maret sampai April 2011 Data fisik, sosial dan budaya,, wisata dan pengelolaan Pengolahan Data Mei sampai Juli 2011 Hasil analisis data Perencanaan Lanskap dan Penyusunan Skripsi Agustus sampai Oktober 2011 Rencana lanskap dan laporan hasil penelitian 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah peta dasar, alat tulis, alat gambar, kamera digital, laptop, printer, scanner, catatan dan studi pustaka yang berhubungan dengan kegiatan penelitian ini. Bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah alat tulis, alat gambar, laptop, printer, scanner dan program komputer (AutoCAD 2006, CorelDraw X4, Adobe Photoshop CS3, Google SketchUp, Microsoft Word 2007 dan Microsoft Excel 2007). 3.3 Batasan Penelitian Penelitian ini merupakan studi perencanaan lanskap kawasan wisata untuk mendukung berlangsungnya kegiatan wisata pada kawasan wisata Pusat Kota Banda Aceh. Produk penelitian ini merupakan bentuk perencanaan lanskap wisata berupa rencana lanskap beserta deskripsi dan rencana jalur interpretasi.

15 (Sumber Peta: RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029) Gambar 2 Lokasi penelitian 3.4 Metode dan Tahapan Penelitian Metode yang digunakan pada perencanaan lanskap kawasan wisata Pusat Kota Banda Aceh adalah metode pendekatan Gold (1980) berdasarkan

16 pendekatan aktivitas dan sumberdaya wisata, dengan proses perencanaan melalui tahapan yang mencakup (Gambar 3): Tahap Persiapan Penetapan tujuan perencanaan Pengumpulan informasi awal Penyusunan usulan penelitian Penentuan batas tapak Perizinan melakukan penelitian Tahap Inventarisasi (Pengumpulan Data) Data primer, data sekunder, dan informasi pendukung Data Fisik: tata letak tapak (wilayah administrasi), batas wilayah, luas dan status tapak, tata guna lahan, aksesibilitas dan sirkulasi, kondisi iklim, kondisi vegetasi, kondisi hidrologi, kondisi topografi Data Sejarah: Kota Banda Aceh, elemen lanskap Data Sosial dan Budaya: kondisi sosial dan budaya, persepsi dan masyarakat setempat Data Wisata: daya tarik dan objek wisata, atraksi wisata, aktivitas wisata, fasilitas wisata, karakteristik pengunjung, persepsi dan pengunjung Data Pengelolaan: pengelola objek dan kawasan, upaya pelestarian, kebijakan pemerintah, persepsi dan pengelola Tahap Analisis Dan Sintesis - Analisis unit lanskap - Analisis potensi daya tarik wisata - Analisis pendukung wisata Pengembangan tapak Konsep Wisata Sejarah - Konsep dasar - Pengembangan konsep (konsep ruang wisata, aksesibilitas dan sirkulasi, jalur interpretasi, aktivitas wisata, fasilitas wisata, tata hijau, pelestarian kawasan) Tahap Perencanaan Rencana Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Pusat Kota Banda Aceh Gambar 3 Tahapan proses penelitian

17 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan penetapan tujuan sebagai langkah awal untuk mengarahkan suatu tindakan tertentu yang akan dilakukan dalam perencanaan lanskap kawasan wisata Pusat Kota Banda Aceh. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan informasi awal yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan usulan penelitian. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan penentuan batas tapak dan permohonan izin melakukan penelitian pada instansi pemerintahan daerah dan pihak-pihak yang terkait untuk mempermudah kegiatan penelitian ini. 2. Tahap Inventarisasi Inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data dan semua informasi yang berhubungan dengan kondisi tapak dan faktor-faktor di luar tapak yang mempengaruhi perencanaan lanskap tersebut. Data yang diperoleh dari tahap ini berasal dari data primer, data sekunder dan informasi pendukung. Jenis data tersebut mencakup data fisik tapak, kean kawasan, sosial dan budaya masyarakat, kepariwisataan dan pengelolaan kawasan (Tabel 2). Metode pengambilan data yang dilakukan adalah metode dan studi pustaka. dilakukan dengan pengamatan langsung, dokumentasi, wawancara dan kuesioner terhadap pihak yang terkait. diperoleh dari buku acuan, data informasi dan peta dari berbagai instansi pemerintah. Wawancara dan kuesioner dilakukan terhadap beberapa responden, seperti masyarakat Kota Banda Aceh, pengunjung dan pengelola. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 90 responden yang mencakup 30 responden masing-masing dari masyarakat, pengunjung dan pengelola kawasan. Responden dari masyarakat mencakup tokoh masyarakat, ulama, pemuka adat dan masyarakat umum yang tinggal di sekitar kawasan. Responden dari pengunjung mencakup wisatawan lokal dan mancanegara. Sedangkan responden dari pengelola mencakup pegawai Pariwisata Kota Banda Aceh serta pegawai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3). Dari tahap wawancara dapat diketahui kondisi dan perkembangan kawasan Pusat Kota Banda Aceh. Dari tahap kuesioner ini dapat diketahui mengenai persepsi dan dari responden terhadap pengembangan kawasan wisata di Pusat Kota Banda Aceh dan berbagai informasi lainnya. Pertanyaan

18 yang diajukan kepada para responden, yaitu mengenai aktivitas dan keinginan penduduk setempat, aktivitas dan keinginan pengunjung, ketersediaan fasilitas wisata, akses dan informasi mengenai objek yang ada, atraksi wisata yang diinginkan, serta pendapat dan masyarakat terhadap rencana pengembangan kawasan wisata Pusat Kota Banda Aceh (Lampiran 1). Tabel 2 Jenis, cara dan sumber perolehan data Aspek Jenis Data Cara Pengambilan Data Aspek Fisik Tata letak tapak Tapak (wilayah Aspek Kean Kawasan Sumber Bappeda Kota Banda Aceh, Bidang Tata Kota Banda Aceh administrasi) Batas wilayah Bappeda Kota Banda Aceh, Bidang Tata Kota Banda Aceh Luas dan status tapak Tata guna lahan Aksesibilitas dan sirkulasi Kondisi iklim Kondisi vegetasi Kodisi hidrologi Kondisi topografi Sejarah Kota Banda Aceh Elemen lanskap Bappeda Kota Banda Aceh, Bidang Tata Kota Banda Aceh, Pariwisata Kota Banda Aceh Bappeda Kota Banda Aceh, Bidang Tata Kota Banda Aceh, lapang Bappeda Kota Banda Aceh, Bidang Tata Kota Banda Aceh, lapang Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Banda Aceh, lapang Lapang, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh Bidang Tata Kota Banda Aceh Bidang Tata Kota Banda Aceh Dinas Informasi dan Dokumentasi Banda Aceh, Perpustakaan daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Dinas Informasi dan Dokumentasi Banda Aceh, Perpustakaan daerah, BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh

19 Aspek Jenis Data Cara Pengambilan Data Aspek Sosial dan Kondisi sosial Budaya dan budaya Masyarakat Aspek Kepariwisataan Aspek Pengelolaan Kawasan Persepsi dan masyarakat Daya tarik dan objek wisata Atraksi wisata Aktivitas wisata Fasilitas wisata Karakteristik pengunjung Persepsi dan pengunjung Pengelola objek dan kawasan Upaya pelestarian Kebijakan pemerintah Persepsi dan pengelola (wawancara dan kuesioner) (wawancara, kuesioner pengamatan (wawancara, kuesioner pengamatan (wawancara, kuesioner pengamatan (wawancara dan kuesioner) (wawancara dan kuesioner) Sumber Pariwisata Kota Banda Aceh Lapang dan Kuesioner BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh lapang dan kuesioner lapang dan kuesioner lapang dan kuesioner kuesioner, lapang Lapang dan Kuesioner Pariwisata Kota Banda Aceh Pariwisata Kota Banda Aceh Dinas Tata Kota Banda Aceh Lapang dan Kuesioner

20 3. Tahap Analisis dan Sintesis Analisis akan dilakukan terhadap tapak berdasarkan data yang dikumpulkan untuk dapat menganalisis unit lanskap, potensi daya tarik wisata, serta pendukung wisata. Analisis unit lanskap berkaitan dengan elemen yang membentuk suatu lanskap. Analisis potensi daya tarik wisata berhubungan dengan daya tarik objek dan atraksi wisata yang terdapat pada kawasan tersebut. Analisis pendukung wisata sangat diperlukan untuk mendukung segala aktivitas wisata bagi wisatawan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis dengan metode skoring, analisis spasial dan analisis deskriptif. Analisis dengan metode skoring dilakukan untuk mendapatkan lokasi dengan nilai tertinggi yang potensial sebagai kawasan perencanaan wisata. Analisis dengan metode skoring ini mencakup analisis potensi daya tarik objek dan atraksi wisata dan analisis pendukung wisata dengan kriteria penilaian tertentu yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Kriteria penilaian potensi daya tarik objek dan atraksi wisata Kriteria Penilaian Nilai Keunikan objek Keaslian objek Keutuhan objek Atraksi seni dan budaya 1 (kurang sesuai untuk area wisata ) Terdapat yang mendukung objek dan terkait dengan peristiwa Terdapat objek dengan nilai keunikan lokal Terdapat objek yang memiliki keaslian kurang dari 30% Objek memiliki keutuhan kurang dari 30% Terdapat satu jenis atraksi seni dan budaya Sumber: Nurisjah dan Pramukanto, 2001 Skor 2 (cukup sesuai untuk area wisata ) Terdapat elemen lanskap yang bukan BCB dengan nilai dalam skala lokal Terdapat objek dengan keunikan nasional Terdapat objek yang memiliki keaslian 30-80% Objek memiliki keutuhan 30-80% Terdapat dua sampai lima jenis atraksi seni dan budaya 3 (sesuai untuk area wisata ) Terdapat elemen lanskap yang merupakan BCB dan objek wisata dengan nilai dalam skala nasional dan internasional Terdapat objek dengan keunikan internasional Terdapat objek yang memiliki keaslian lebih dari 80% Objek memiliki keutuhan lebih dari 80% Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya

21 Tabel 4 Kriteria penilaian pendukung wisata Kriteria Penilaian Aksesibilitas dan sirkulasi menuju Informasi dan promosi Aktivitas wisata Kunjungan wisatawan Fasilitas wisata untuk interpretasi (jalur dan media interpretasi) Pelestarian/ pengelolaan wisata Kebijakan pemerintah Sumber: Gunn, 1997 1 (kurang sesuai untuk area wisata ) Akses jalan kurang mendukung ( kondisi jalan yang sempit, beraspal, tetapi di beberapa tempat ada yang mengalami kerusakan dan tidak terdapat pedestrian), sehingga kurang mudah untuk menuju Informasi dan promosi tentang elemen lanskap kurang jelas dan tidak mejadi program wisata Terdapat satu jenis variasi aktivitas wisata Kunjungan wisatawan ke sedikit Terdapat satu jenis fasilitas wisata untuk interpretasi Tidak terdapat aktivitas pelestarian/ pengelolaan terhadap Kawasan yang kurang mendukung kawasan cagar budaya Skor 2 (cukup sesuai untuk area wisata ) Akses jalan cukup mendukung (kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, tetapi tidak terdapat pedestrian), sehingga cukup mudah untuk menuju elemen lanskap Informasi dan promosi tentang cukup jelas, tetapi belum menjadi program wisata Terdapat dua sampai lima jenis aktivitas wisata Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sedang Terdapat dua sampai lima jenis fasilitas wisata untuk interpretasi Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian/ pengelolaan dengan perkembangan lingkungan yang mendukung terhadap Kawasan yang sangat mendukung kawasan cagar budaya dalam upaya pelestarian yang ditetapkan oleh kebijakan pemerintah 3 (sesuai untuk area wisata ) Akses jalan sangat mendukung (jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian), sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap Informasi dan promosi tentang sangat jelas dan sudah menjadi program wisata Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata Kunjungan wisatawan ke banyak Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi Terdapat aktivitas pelestarian/ pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan wisata

22 Analisis spasial merupakan analisis yang dilakukan dengan spasialisasi hasil skoring yang kemudian di-overlay terhadap peta-peta unit lanskap, sehingga mendapatkan tata ruang unit lanskap untuk pelestarian kawasan, serta tata ruang potensi daya tarik wisata dan pendukung wisata untuk kawasan wisata. Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui unit lanskap, potensi daya tarik objek dan atraksi wisata, serta pendukung wisata yang mencakup fasilitas pendukung, kebijakan atau dukungan pemerintah mengenai pelestarian dan pengembangan wisata, potensi pengunjung, persepsi masyarakat dengan membuat penjelasan secara deskriptif, dimana kondisi fasilitas pendukung yang ada pada tapak mencakup akomodasi, transportasi, toko dan restaurant, hotel dan tempat penginapan, parkir kendaraan, serta fasilitas pendukung lainnya. Hasil analisis yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk peta dan deskriptif. Hasil ini kemudian akan dilanjutkan ke tahap sintesis. Pada tahap sintesis akan diperoleh pengembangan tapak yang akan digunakan untuk menentukan konsep dasar dan pengembangan konsep. Pengembangan konsep mencakup konsep ruang wisata, aksesibilitas dan sirkulasi, jalur interpretasi, aktivitas wisata, fasilitas wisata, tata hijau dan pelestarian kawasan. Hasil dari pengembangan konsep tersebut berupa rencana blok (block plan). Penentuan konsep dasar dan pengembangan konsep ini akan dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan kawasan tersebut, sehingga diharapkan dapat memberikan kenyamanan wisata dan kelestarian agar pengunjung mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara optimal. 4. Tahap Perencanaan Perencanaan lanskap merupakan tahapan yang mengacu pada rencana blok untuk menentukan pengembangan yang akan dilakukan dalam menata kawasan wisata Pusat Kota Banda Aceh. Pada tahap ini, akan menghasilkan suatu produk Arsitektur Lanskap berupa rencana lanskap tergambar (landscape plan) dan rencana tertulis pada kawasan wisata ini yang meliputi rencana ruang, sirkulasi, fasillitas, tata hijau, jalur interpretasi dan touring plan pada kawasan wisata Pusat Kota Banda Aceh.