PENERAPAN IPTEKS. Pemberdayaan UPPKS Kelompok Kartika Helvetia Medan. Mukti Hamjah Harahap

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN IPTEKS. Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok UPPKS Manalagi Kecamatan Bilah Hulu Labuhan Batu Dengan Menggunakan Oven Serbaguna.

PENERAPAN IPTEKS. Pemberdayaan Uppks Kelompok Melati Kelurahan Sei Raja Kota Tanjung Balai. Izwar Lubis

Pemberdayaan UPPKS Bintang Kecamatan Batang Kuis Berbasis Teknologi Tepat Guna

PENERAPAN IPTEKS. Peningkatan Pemberdayaan UPPKS Al-Riska Melalui Inovasi Pengemasan Produk di Kota Tanjung Balai. Alkhafi Maas Siregar

Pembinaan Kelompok UPPKS Maju Bersama Deli Serdang. Sulaiman Lubis (Dosen Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan)

Pembinaan UPPKS Berkah di Kabupaten Langkat. Farida Hanim Saragih (Dosen Jurusan Bahasa Inggris Universitas Negeri Medan)

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

PENERAPAN IPTEKS. Pemberdayaan UPPKS Florist Berbasis Web di Kota Medan. Dedy Husrizal Syah

Pembinaan Kelompok UPPKS Ibu Berkarya di Kabupaten Serdang Bedagai. Izwar lubis (Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan)

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

Pembinaan Sekolah SMK untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn Melalui PTK dan Publikasi Ilmiah

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN INDONESIA BY : DIANA MA RIFAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

A. Gambaran Umum Daerah

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

PEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian

[ISSN ] Vol. 5 Edisi 10, Mar 2017

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 %) dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang

PADA GURU SMA DENGAN MENGAKTIFKAN MGMP DI LABUHAN BATU SELATAN

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

TERM OF REFERENCE KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENINGKATAN MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

Transkripsi:

Pemberdayaan UPPKS Kelompok Kartika Helvetia Medan Mukti Hamjah Harahap Abstrak Teknologi menjadi suatu keniscayaan untuk dapat bersaing diera global ini, karena menjadi sebuah keharusan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bersentuhan dalam hal penguasaan teknologi. Hal tersebut juga sangat relevan dengan usaha kecil yang bergabung dengan kelompok UPPKS untuk membuat usahanya berbasis terhadap teknologi tepat guna dengan perencanaan usahanya secara tepat, misalnya : (1) membuat desain produk yang disukai konsumen, (2) menentukan harga yang bersaing di pasar, (3) mengetahui pasar yang akan dituju, (4) Penguasaan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kwalitas dan banyak manfaat lainnya. Oleh karena itu peran pemerintah sangat diperlukan dalam mendorong keberhasilan kelompok UPPKS dalam memperoleh akses untuk mengembangkan dan memperbesar produksi dalam rangka kemajuan kelompok UPPKS. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk Meningkatkan kemampuan kelompok UPPKS dalam hal pengembangan usaha dengan berbasis penguasaan teknologi tepat guna, hal ini akan sejalan dengan Peningkatan kemampuan UPPKS dalam memanajemen usahanya. Sehingga dengan pengembangan berbasis teknologi tepat guna tersebut kelompok UPPKS mampu menguasai segmentasi pasar dengan meningkatkan produksi yang bermuara pada kwalitas dan kwantitas produk, maka dari itu perkembangan usaha kelompok UPPKS dapat secara real terlihat dan dirasakan dampaknya secara langsung oleh kelompok UPPKS. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan 28 Agustus 2014 bertempat di Gedung BKKBN KotaMedan. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala BKKBN KotaMedan. Yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini adalah Instruktur dari Unimed, Bapak Izwar Lubis, MT, Bapak Dedy Husrizal Syah, SE., M.Si dan Bapak Rudi Salaman, ST., M.Si. Kegiatan ini diikuti oleh 10 Orang Anggota Kelompok UPPKS. Hasil akhir kegiatan ini adalah mampunya kelompok UPPKS menerapkan dan mengembangkan Produksi usahanya berbasis Teknologi tepat guna, serta alat yang berbasis teknologi tepat guna dapat meningkatkan produksi baik secara kwalitas dan kwantitas dalam upaya pengembangan UPPKS. Kata Kunci : Usaha, Teknologi, Kwalitas PENDAHULUAN Menurut hasil pendataan keluarga yang dilakukan oleh BKKBN, diketahui bahwa 56 % dari 39,4 juta keluarga Indonesia masih berada dalam tahap tertinggal yang termasuk dalam kategori keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Dari jumlah tersebut 11,5 juta keluarga tinggal di desa tidak tertinggal. Data ini menunjukkan bahwa sebahagian masyarakat kita masih hidup dalam kemiskinan dan belum dapat ikut serta dalam menikmati hasil-hasil pembangunan. Oleh karena itu sudah menjadi kesepakatan dan tekat bersama seluruh elemen bangsa dapat berperan dalam mengantaskan kemiskinan bagi masyarakat Indonesia. Upaya intensif penanggunalangan kemiskinan ini telah dituangkan melalui IMPRES no 5 tahun 1993, yang kemudian ditindaklanjuti dengan IMPRES no 3 tahun 1996, tentang Pembangunan Keluarga Sejahtera Dalam Rangka Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan. Upaya penanggulangan kemiskinan tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, akan tetapi seluruh elemen bangsa yang dapat berkontribusi untuk menjacapai tujuan tersebut. Universitas Negeri Medan melalui Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat juga turut berperan dalam upaya tersebut melalui dharma ketiga perguaruan tinggi. Oleh karena itu untuk dapat terwujud di masyarakat, maka Lembaga Pengabdian Masyarakat menjalin kerjasama JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 80 Tahun XXI Juni 2015 51

dengan BKKBN Sumatera Utara dengan membuat satu MoU pada tahun 2013 untuk pembinaan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan keluarga pra sejahtera dibawah binaan BKKBN Sumatera Utara. Pada tahun 2013 LPM Unimed telah melakukan pembinaan peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan 4 kelompok UPPKS di Kabupaten Tebing Tinggi. Pembinaan ini dijadikan oleh BKKBN Sumatera Utara untuk di jadikan pola pembinaan UPPKS di Indonesia dengan kerjasama dengan perguruan tinggi. Oleh karena itu pada tahun ini LPM berusaha meningkatkan kerjasama tersebut baik dari segi kualitas maupun kuantitas pembinaan sehingga keberadaan Universitas Negeri Medan di Sumatera Utara khususnya dapat dirasakan masyarakat manfaatnya dalam penigkatan pendapatan keluarga sejahtera melalui kelompok UPPKS. Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis dan (3) faktor sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihanpilihan penanaman modal (investasi). Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis. Tahun Jumlah Penduduk Luas Wilayah (KM²) Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM²) [1] [2] [3] [4] 2005 2.036.185 265,10 7.681 2006 2.067.288 265,10 7.798 2007 2.083.156 265,10 7.858 2008 2.102.105 265,10 7.929,5 2009 2.121.053 265,10 8.001 Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 80 Tahun XXI Juni 2015 52

modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktorfaktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap. Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktorfaktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen. Berdasarkan kerjasama dengan BKKBN Sumatera Utara, pada tahun 2013 LPM Unimed telah melakukan pemetaan kelompok UPPKS di Sumatera Utara sesuai dengan data yang dimiliki oleh BKKBN Sumatera Utara. Dari hampir 1600 kelompok UPPKS yang tersebar di 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara diperoleh berbagai permasalahan yang mereka hadapi dalam pengembangan usahanya. Dari hasil pemetaan ada enam permasalahan utama yang mereka hadapi diantaranya : 1. Mendesain Produk 2. Peralatan Produksi Masih Tradisional 3. Mendesain Kemasan 4. Strategi Pemasaran 5. Penggunaan Teknologi Media 6. Permodalan Dari ke enam permasalahan utama tersebut maka yang akan dilakukan pembinaan adalah untuk menyelesaikan pemasalahan point 2 (Peralatan Produksi Masih Tradisional). Tim pengabdi tertarik dengan temuan adanya masyarakat yang membutuhkan peralatan produksi yang lebih baik agar dapat meningkatkan kualiatas maupun kuantitas produksinya. Peralatan yang dimaksud disini adalah Gerinda untuk membantu kelompok UPPKS dalam memproduksi hasil kerajinan yang berabahan baku tempurung kelapa di Kota tanjung Balai. Selama ini mereka sangat terbatas kemampuannya dalam membersihkan tempurung kelapa, dimana mereka hanya mengandalkan kertas amplas. Disamping produksi yang sulit untuk ditingkatkan, juga kualitanya masih rendah. Sehingga hal menjadi kendala bagi kelompok UPPKS dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya. Oleh karena itu TIM pengabdian LPM melalui kegiatan ini ingin berusaha untuk bersama dengan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pendampingan kelompok uppks untuk meningkatkan kemampuan pada bidang pemasaran tidak akan dapat terlaksana tanpa ada dukungan dari berbagai pihak tentunya. Melalui lembaga pengabdian masyarakat universitas negeri medan dengan program yang telah ditetapkan yang bekerjasama dengan lembaga BkkbN dari mulai Kantor Wilayah BkkbN Sumatera Utara dan Juga Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB (BPMP dan KB) Kota Medan serta UPPKS Kelompok Kartika Helvetia Medan, yang merupakan pilar utama dalam rangkaian kegiatan tersebut. Selain itu juga para dosen yang langsung turun kelapangan untuk JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 80 Tahun XXI Juni 2015 53

mengekplorasi permasalahan UPPKS dan memberikan solusi dari permasalahan tersebut.. KONSEP PERBAIKAN DAN MODEL PEMBIMBINGAN Pembinaan dan pendampingan yang akan dilakukan didasarkan pada hasil pemetaan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok UPPKS. Dari hasil itu dilakukan kunjungan langsung ke kelompok bersama atau UPPKS dengan pihak BKKBN. Sehingga didapatkan klasifikasi masalah yang sangat mendesak untuk perkembangan UPPKS yang dikelola, untuk menyelesaikan masalah yang ada maka sangan diperlukan pendampingan secara sinergis dan bersinambungan untuk mengeksplorasi kendalakendala yang dihadapi dan lewat pendampingan terstuktur tersebut setiap detail langkah pembinaan dapat dilakukan secara tepat dan objektif. Sehingga masalah masalah yang muncul di tengah proses langsung dapat disikapi dan diselesaikan dengan solusi yang efektif dan efisien. Banyaknya persoalan-persoalan dalam pengembangan usaha dari kelompok UPPKS yang dihadapi di KotaMedan. Maka dari itu tim pengabdian memfokuskan pada penggunaan teknologi yang ada pada UPPKS, karena hal yang cukup penting dan menjadi sebuah barometer penting dalam kesuksesan usaha adalah Penggunaan teknologi yang tepat guna. Untuk membenahi usaha agar dapat meningkatkan daya saing kelompok dalam hal menjamin kwantitas dan kwalitas produknya, yang selama ini produk hanya dibuat dengan menggunakan alat-alat sederhana dan tradisional yang hanya mampu menghasilkan luaran produk dengan jumlah yang sangat terbatas dan banyak menggunakan tenaga manusi, maka dari itu tim pengabdi mengupayakan kepada kelompok usaha agar dapat menggunakan alat-alat produksi dalam proses pembuatan hasil handy craft (Kerajinan Tangan) dari tempurung kelapa dan aneka kulit kerang laut dengan menggunakan alat-alat produksi yang berbasis teknologi tepat guna. Sehingga Kawantitas dan kwalitas dari usahanya dapat bersaing secara global dan mampu memenuhi tuntutan pasar yang ada. Harus dipahami bahwa saat ini kelompok uppks masih kurang dalam melakukan inovasi dan dan menggunakan teknologi tepat guna sehingga perkembangan usaha yang dilakukan sangat tidak dapat berkembang dengan baik. Oleh karenanya perlu dilakukan pendampingan dan pembimbingan serta memberikan inovasi pengembangan usaha dengan berbasis teknologi tepat guna kepada kelompok UPPKS tersebut dalam mengembangkan usahanya sehingga usaha yang sudah ditekuni dapat memasuki pasar global. Pembimbingan yang dilakukan dalam mendampingi kelompok UPPKS adalah membimbing kelompok tersebut untuk bisa memahami penggunaan alat-alat produksi yang berbasis teknologi tepat guna, yang secara tidak langsung membantu pengembangan dalam hal kwalitas dan kwantitas produksi yang dilakukan. Proses dari hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan UPPKS Kelompok Kartika HelvetiaMedan ini dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain : a. Tim pengabdian Masyarakat melakukan Maping Area dengan melakukan eksplorasi terhadap permasalahan yang dialami oleh kelompok UPPKS Kartika HelvetiaMedan, dengan teknik wawancara pendekatan kelompok. Sehingga didapatlah permasalahan pada oven pembakaran usaha kuliner rumahan yang digunakan merupakan oven yang masih tadisional, sehingga dibutuhkan sentuhan dari konsep teknologi tepat guna. b. Tim pengabdi pendampingan ke kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera berangkat dari medan menuju KotaMedan. Kebarangkatan sudah diberitahu kepihak dinas dengan mengirimkan surat permohonan untuk pelaksanaan kegiatan atau beraudiensi. Tujuan dari keberangkatan awal melakukan pertemuan dengan dinas BkkbN KotaMedan untuk melakukan diskusi. Setelah kedatangan tim pengabdian JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 80 Tahun XXI Juni 2015 54

berdiskusi kepada dinas untuk mendiskusikan program yang akan dilaksanakan. Dimana pada waktu pelaksanaan pertama dengan peserta kelompok usaha dilakukan dengan harapan tidak menganggu aktifitas para peserta kelompok. Tempat pelaksanaan pertemuan selama proses pelatihan berlangsung dilakukan di aula kantor BkkbN KotaMedan yang didukung dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan selama proses Kegiatan berlangsung. c. Workshop Pada saat pelaksanaan workshop, terlebih dahulu disampaikan beberapa tujuan dan target pelaksanaan kegiatan. Materi workshop disampaikan dalam waktu dua setengah jam mulai dari cara penggunaan alat Oven dengan kapasitas tinggi dan serbaguna, tata cara penggunaan serta bila terjadi permasalahan pada oven yang digunakan. Pola yang dipergunakan adalah penguraian materi dan dialog secara terbuka, kemudian dilanjutkan dengan demontrasi alat selesai dilakukan dihari yang sama. d. Evaluasi Dengan melakukan evaluasi, pengabdi mencoba merivew semua kegiatan yang dilakukan untuk melakukan sebuah analisis yang menyangkut tentang kekurangan serta hal yang harus dipertahankan serta dilanjutkan dari program yang dilaksanakan ini. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan tim pengabdian Masyarakat yang menggunakan dengan cara workshop, demontrasi dan diskusi terbuka, maka didapatlah berbagai hal yang dapat dilakukan sharing permasalahan yang dengan menggunakan alat teknologi tepat guna yang diberikan tidak hanya berbahan baku gas saja akan tetapi bisa diganti dengan arang apabila gas langka dipasaran. Luaran atau Output yang diharafkan dari kegiatan pendampingan kelompok UPPKS ini adalah : 1. Pemberian bantuan alat berbasis teknologi tepat guna yang dibutuhkan kelompok UPPKS yaitu Oven dengan Kapasitas tinggi dan serba guna. 2. Anggota UPPKS menerapkan pengembangan usaha yang dilakukannya dengan berbasis teknologi tepat guna untuk peningkatan produksi dari usahanya baik dalam kwalitas maupun kwantitas. Gambar 1. Foto Lokasi Kegiatan Dan Saat FGD Setelah kegiatan tim pengabdi pelatihan dan pendampingan kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejatera yang dilakukan diharapkan menjadi penceraan dan masukan bagi kelompok usaha dan BkkbN untuk dapat melanjutkan kegiatan yang sama dalam rangka pembinaan kelompok uppks yang ada di KotaMedan. Keberlanjutan kegiatan ini sangat memungkinkan untuk dapat dilanjutkan karena para pelaku usaha kelompok uppks yang telah mengikuti pelatihan dan pendampingan dapat diberdayakan untuk kelompok usahanya. Selain itu juaga digharapkan setelah pendampingan yang berkelanjutan LPM unimed juga mampu untuk mengambil peran strategis sebagai pusat Konsultasi teknologi tepat guna bagi UPPKS yang menjadi binaan LPM Unimed JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 80 Tahun XXI Juni 2015 55

Rencana yang akan dilakukan ditahun berikutnya ialan membuat pusat Konsultasi tentang teknologi tepat guna serta melakukan pendampingan untuk melihat permaslahan mendasar tentang alat alat teknologi tepat guna yang dibutuhkan kelompok UPPKS, dan melibatkan kelompok UPPKS lebih banyak lagi dalam mengikuti pelatihan ini untuk lebih memeratakan pengetahuan dan pemahaman tentang teknologi tepat guna bagi industri kecil yang tergabung dalam kelompok UPPKS yang dibina Masyarakat Universitas Negeri Medan telah terlaksana sesuai perencanaan. 2. Dilihat dari jumlah peserta yang hadir (semua peserta terlampir) dan dari kehadiran peserta dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan kelompok UPPKS Berbasis Teknologi Tepat Guna pada Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Medan merupakan kegiatan aktual dan sangat dibutuhkan oleh kelompok UPPKS. 3. Meningkatkan pengetahuan dan semangat kelompok UPPKS dalam melakukan pengembangan usahanya melalui Teknologi Tepat Guna dan menjadikan LPM Unimed sebagai mitra untuk berkonsultasi. DAFTAR PUSTAKA Drucker, P.F, 1996, Konsep Kewirausahaan Era Globalisasi, Erlangga: Jakarta. Terjemahan Nasution H.A. Bustanul A.N Mukhammad S., 2001, Membangun Spirit Entrepreneur Muda Indonesia, Jakarta, Gramedia. Ridwan, A. S. 2013. Pembinaan Masyarakat Berbasis IPTEKS, Citapustaka Media Perintis, Bandung. Sularso dan Saga. 1983. Elemen Mesin. Pradnya Paramita. Jakarta. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678 9/34626/5/Chapter%20I.pdf, di akses pada tanggal 1 juni 2014 pukul 14.15 Wib Gambar 3. Foto Saat Penyerahan Alat TTG SIMPULAN 1. Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Kelompok UPPKS Berbasis Teknologi Tepat Guna pada Lembaga Pengabdian kepada JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 80 Tahun XXI Juni 2015 56