BAB I PENDAHULUAN. terpecahkan sampai saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan. Informasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tersebut dapat dirasakan dimasa yang akan datang.

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

PEDOMAN PELAKSANAAN KRISMA CAREER CENTER

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK. kurikulum sebelumnya (KTSP 2006 dan KBK 2004).

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 29 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Subbagian kepegawaian.

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

PENGEMBANGAN KOTA VOKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2017, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang

SISTEMATIKA PENYUSUNAN CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN. BNP2TKI TKI dantki purna. Kamaruddin Hasan Fisip Unimal HP

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

Jakarta, Desember 2006 Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS. Endah Murniningtyas

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia atau biasa

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

GAGASAN PERUBAHAN Program Pengembangan Kompetensi Llife Skill Vokasi Untuk Siswa SMA/MA di Provinsi Kepulauan Riau MUHD. DALI LOGO

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian nasional amat besar salah satunya adalah penerimaan negara

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara sedang berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan terjadi tatkala

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertumpu pada tiga tema, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan terbesar bangsa Indonesia yang belum terpecahkan sampai saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan. Informasi dari data BPS pada bulan september tahun 2011 jumlah penduduk miskin yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 29.89 juta atau 12.36 % dari jumlah penduduk, dan jumlah pengangguran terbuka tercatat mencapai 7,70 juta orang atau sebesar 6,56 % dari total angkatan kerja. walaupun telah mengalami pernurunan jumlah kemiskinan sebesar 0,7 % dan jumlah pengangguran sebesar 0,42 %, dibanding pada bulan september 2012 penduduk miskin yang hidup dibawah garis kemiskinan di Indonesia berjumlah 28,59 juta orang atau 11,66 %, dan jumlah pengangguran terbuka tercatat mencapai 6,14 %, namun masih tingginya angka kemiskinan dan jumlah pengangguran, permasalahan ini perlu adanya penanganan khusus dari pemerintah untuk segara memecahkan permasalahan tersebut. Dalam pembangunan pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia menetapkan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) tahun 2005 tahun 2025 yang dibagi dalam 4 (empat) periodisasi tema pembangunan, yaitu periode pertama tahun 2005 tahun 2010 bertema peningkatan kapasitas dan modernisasi pendidikan, periode kedua tahun 2010 tahun 2015 bertema penguatan 1

2 pelayanan pendidikan, periode ketiga tahun 2015 tahun 2020 bertema daya saing regional, dan periode keempat tahun 2020 tahun 2025 bertema daya saing Internasional. Program Desa Vokasi merupakan salah satu program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) yang strategis sebagai wujud implementasi Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005-2025 Kementerian Pendidikan Nasional. Program Desa Vokasi merupakan Program Pendidikan Kecakapan hidup dalam pendekatan pedesaan. Program Desa Vokasi dimaksudkan sebagai salah satu sarana mengembangkan sumber daya manusia dan lingkungan dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal. Harapan pemerintah dari Program Desa Vokasi ini adalah membentuk kawasan desa yang menjadi kawasan beragam vokasi, dan terwujudnya kelompok-kelompok usaha riil yang memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dan kearifan lokal. Dengan demikian, warga masyarakat desa dapat belajar dan berlatih menguasai dan meningkatkan keterampilan yang dapat digunakan untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumber daya yang ada di wilayahnya, sehingga taraf kehidupan masyarakat desa semakin meningkat. Gerakan moral yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah dalam visi pembangunan Jawa Tengah tahun 2008 tahun 2013 yaitu Bali Deso Bangun Deso diharapkan dapat memberdayakan masyarakat desa agar

3 mampu mengelola potensi sumber daya pembangunan yang tersedia sangat melimpah di perdesaan. Tujuannya, agar pembangunan pedesaan menjadi maju dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat. Gerakan moral dimaksud, adalah: yang sudah pintar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kembali ke desa memberitahu atau ngajari masyarakat desa yang belum pintar supaya pintar mengelola potensi desanya dalam kegiatan pembangunan di segala sektor, sehingga desanya menjadi maju. Program Desa Vokasi yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sangat sinergis dengan gerakan moral Bali Deso Bangun Deso, hal ini dapat dilihat dari implementasi gerakan Bali Deso Bangun Deso dalam percepatan relevansi dan daya saing pendidikan di Jawa Tengah berupa: Pertama, pencanangan Jawa Tengah sebagai Propinsi Vokasi, dengan arah kebijakan keberpihakan pada sekolah kejuruan, peningkatan kompetensi vokasi atau kejuruan serta peningkatan ratio SMK dibandingkan SMA, dengan penekanan pada ratio siswa bukan pada ratio sekolah. Strategi operasional dilakukan melalui pengembangan SMK, yakni menyiapkan tamatan SMK untuk memenuhi pasar kerja, berwirausaha dan memberikan kesempatan untuk mengikuti studi lanjut di Perguruan Tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan pengembangan kurikulum dan penambahan program keahlian baru sesuai kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Kedua, Program Desa Vokasi, untuk meningkatkan layanan pembelajaran dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan kecakapan hidup warga belajar di desa, dengan harapan agar masyarakat

4 di desa mampu bekerja dan berusaha secara mandiri. Sampai tahun 2012 telah dikembangkan 251 model desa vokasi, dan tahun 2013 akan dikembangkan sebanyak 35 Desa Vokasi, sehingga akan mencapai 286 Desa Vokasi di Jawa Tengah. Kebijakan Pemerintah Provinsi bersifat stimulan, sehingga keberhasilannya sangat bergantung pada peran serta seluruh pemangku kepentingan di desa/kelurahan untuk keberlanjutannya. Beberapa indikator keberhasilan yaitu peningkatan kualitas SDM, munculnya unit-unit usaha sebagai hasil pembelajaran keterampilan dan berkembangnya potensi perekonomian desa. Pada tahun 2009 Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan program Desa Vokasi. Ada 5 (Lima) desa yang tersebar dalam 5 (Lima) Kecamatan yang mendapatkan program ini, yaitu Desa Midahan Kecamatan Batealit, Desa Bangsri Kecamatan Bangsri, Desa Blingoh Kecamatan Donorojo, Desa Damarwulan Kecamatan Keling, dan Desa Karimunjawa Kecamatan Karimunjawa. (sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah). Desa Damarwulan merupakan salah satu desa yang ditunjuk sebagai Desa Vokasi di Kabupaten Jepara, jika dilihat jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Desa Damarwulan pada tahun 2011 dari disajikan dalam Tabel sebagai berikut:

5 Tabel 1 : Jumlah Angka Pengangguran di Desa Damarwulan Tahun 2011 No Keterangan (Usia 15 55 Tahun) Jumlah 1. Jumlah penduduk masih sekolah 909 Orang 2 Jumlah penduduk yang menjadi ibu rumah tangga 2.375 Orang 3 Jumlah penduduk yang bekerja tidak tentu 1.129 Orang 4 Jumlah penduduk yang bekerja penuh 350 Orang Jumlah angkatan Kerja (penduduk usia 15 55 tahun) 4.763 Orang Sumber : Profil Desa Damarwulan Tabel 2 : Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2011 No. Keterangan Jumlah 1 Jumlah Kepala Keluarga 2.372 Keluarga 2 Jumlah Keluarga Prasejahtera 209 Keluarga 3 Jumlah keluarga sejahtera 1 900 Keluarga 4 Jumlah keluarga sejahtera 2 0 Keluarga 5 Jumlah keluarga sejahtera 3 0 Keluarga 6 Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 0 Keluarga Sumber : Profil Desa Damarwulan Dilihat dari tabel di atas bisa dinyatakan bahwa tingkat pengangguran dan kemiskinan di Desa Damarwulan sangat tinggi, hal ini menjadi salah satu faktor desa ini mendapatkan program Desa Vokasi.

6 Program Desa Vokasi di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara dalam pelaksanaannya telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2009, berupa kegiatan pelatihan yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Sebelum pelatihan Dinas Pendidikan Kabupaten Jepara membentuk Kelompok Belajar Usaha (KBU) yang anggotanya terdiri dari 20 orang dan berasal dari warga masyarakat Desa Damarwulan. Jumlah Kelompok Belajar Usaha (KBU) sebagai peserta pelatihan di program desa vokasi desa damarwulan terdiri dari 5 (Lima) kelompok yaitu: Kelompok Belajar Usaha (KBU) Komputer, Kelompok Belajar Usaha (KBU) Menjahit, Kelompok Belajar Usaha (KBU) Tata Boga, Kelompok Belajar Usaha (KBU) Tata Rias Rambut, dan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Perbengkelan. Program Desa Vokasi di Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara secara strukturnya berada dibawah kepala desa, dimana kepala desa sebagai pelindung program, dan di pimpin oleh seorang ketua yang dibantu oleh Sekretaris dan Bendahara. Selain itu Program Desa Vokasi juga menunjuk koordinator tiap-tiap Kelompok Belajar Usaha (KBU). Untuk melihat apakah program Desa Vokasi yang sudah dilaksanakan di desa Damarwulan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak, maka penelitian ini mengambil judul Efektifitas Program Desa Vokasi Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.

7 2.1 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini lebih menfokuskan dari efektifitas program Desa Vokasi yang telah dilaksanakan di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. a. Penelitian ini dilakukan pada salah satu Desa Vokasi di Kabupaten Jepara yaitu Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. b. Sumber informasi dari penelitian ini adalah Pemerintah Desa, Pengurus Desa Vokasi dan kordinator kelompok belajar usaha di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. c. Kesejahteraan masyarakat disini dimaksudkan adalah tujuan utama dari kegiatan ini yaitu mengurangi pengangguran dan kemiskinan, secara otomatis akan meningkatkan kesejahteran ekonomi masyarakat. 3.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sejauhmana efektifitas tingkat keberhasilan Program Desa Vokasi sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Untuk mengetahui perumusana masalah di atas peneliti ingin mengetahui permasalan yang paling mendasar dalam pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan, yang akan diuraikan sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan?

8 b. Permasalahan apa yang dihadapi dalam pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan? c. Bagaimana kesejahteraan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah dilaksanakannya program Desa Vokasi khususnya di Desa Damarwulan? 4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas dari program Desa Vokasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan di Desa Damarwulan Kabupaten Jepara. Adapun sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah dengan cara : a. Melakukan identifikasi pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan. b. Menganalisis potensi permasalahan dalam pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan. c. Menganalisis kesejahteraan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah dilaksanakannya Program Desa Vokasi khususnya di Desa Damarwulan. 5.1 Kegunaan Penelitian Kegunaan dalam penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yang akan dijelaskan sebagai berikut : 5.1.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan Teoritis dari penelitian ini adalah : Menambah wawasan keilmuan bagi peneliti, pemerintah dan masyarakat tentang

9 efektifitas pelaksanaan program Desa Vokasi yang telah dilakukan di Desa Damarwulan. 5.1.2 Kegunaan Praktis Kegunaan Praktis dari penelitian ini adalah : Memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan, pendukung dan sumbangan pemikiran pada perencana dan pengambil keputusan dalam pelaksanaan program yang selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah. 6.1 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam skripsi ini merupakan suatu uraian penulisan secara teratur dalam beberapa bab sehingga memberikan suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang ditulis. BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini berisi beberapa sub bab yang membahas tentang latar belakang, ruang lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitiian dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini penulis melandaskan teori untuk penelitiannya dengan terlebih dahulu kemudian membahas efektifitas program Desa Vokasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. BAB III : METODE PENILITIAN Dalam bab ini, terdapat gambaran umum obyek penelitian dan penulis juga menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk penulisan skripsi, beserta jenis dan sumber data yang dipakai serta metode pengumpulannya.

10 Setelah itu penulis menjelaskan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis akan mulai membahas penelitianya tentang, hasil analisis dan pembahasan tentang efektifitas program Desa Vokasi di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. BAB V : PENUTUP Akhir dalam laporan penelitian ini, penulis membuat kesimpulan dan memberi saran atas penelitiannya yang telah dilakukan.