BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan berbagai kajian literatur yang ada.

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menggunakan Standar Pemeriksaan

BAB III METODE KAJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

III. METODOLOGI KAJIAN

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah kampus utama UPI yaitu Kampus

4.3.2 Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan (Bagian II) Ranking (Bagian III)...4-9

Seminar Nasional IENACO ISSN:

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

LAMPIRAN: Daftar Kuesioner & Hasil Olah Data. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data...

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT

BAB III METODE PENELITIAN. Desember 2016 sampai dengan 23 Maret Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kota Yogyakarta.

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

iv Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

BAB 5 PEMBAHASAN. 5.1 Hasil dan Analisis SWOT

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

BAB 3 METODE PENELITIAN

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DAN DAMPAK KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA DI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/ I-VIII.3/6/2006 tanggal 7 Juni 2006 tentang Perubahan Keenam atas SK BPK RI Nomor 12/SK/I-VIII.3/7/2004 tanggal 23 Juli 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK RI, dengan nama Perwakilan BPK-RI di Bandar Lampung. Peresmian BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2007, dan sejak peresmian itu BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung mulai definitif sebagai Kantor Perwakilan, dengan nama Perwakilan BPK-RI di Bandar Lampung. Berdasarkan Keputusan Ketua BPK No.01/K/I-XIII.2/1/2009 tentang Nama Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, diubah menjadi BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung. Jumlah pegawai pada BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung berdasarkan kualifikasi jabatan fungsional auditor mulai diresmikan Tahun 2007 hingga 2010 adalah sebagai berikut : Klasifikasi Pegawai 2007 2008 2009 2010 Fungsional Auditor : 51 51 50 65 Auditor Ahli Muda 3 3 2 5 Auditor Ahli Pratama 9 9 9 7 Auditor Ahli Pertama 28 28 28 36 Auditor Pelaksana 11 11 11 17 Penunjang/Administrasi umum 16 16 30 29 Jumlah 67 67 80 94 Selama Tahun 2007 sampai dengan 2010, BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung telah melaksanakan kegiatan pemeriksaan sebanyak 175 kali, dengan rincian sebagai berikut: Pemeriksaan Laporan Tujuan Kinerja Total Tahun Keuangan Tertentu 2007 11 27 0 38

2008 11 27 2 40 2009 11 24 1 36 2010 12 47 2 61 Total 45 125 5 175 3.2. Langkah Penggunaan Model Langkah pertama diawali dengan analisis faktor internal dan eksternal. Kemudian dilakukan pendekatan analisis SWOT dengan interaksi matriks IFAS-EFAS, untuk memperoleh beberapa alternatif strategi yang paling sesuai/dominan menurut skala prioritasnya. Terhadap beberapa alternatif strategi yang dihasilkan tersebut, kemudian dilakukan pemilihan skala prioritas kepentingan, diantara permasalahan yang dikemukan pada setiap levelnya, dengan menggunakan analisis model AHP. Langkah kedua adalah memilih alternatif strategi kebijakan mana yang harus diprioritaskan dengan menggunakan pendekatan AHP. Hasil analisis AHP inilah yang akan menjadi rekomendasi alternatif strategi kebijakan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3.3. Analisis SWOT Tahapan-tahapan dalam melakukan analisis SWOT dilakukan sebagai berikut: 3.3.1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Tahap pertama dalam analisis SWOT adalah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung yang dianggap berperan dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan kualitas Kertas Kerja

Pemeriksaan (KKP). Tahap ini sangat penting karena hasil dari identifikasi ini akan menjadi dasar untuk kegiatan analisis berikutnya. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal ini dilakukan dengan mempelajari dokumendokumen KKP, kajian literatur, dan melakukan survey pendahuluan di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. 3.3.2. Penyusunan Kuisioner SWOT Setelah faktor-faktor internal dan eksternal telah teridentifikasi, kemudian disusun sebuah kuisioner sebagai sarana untuk mendapatkan penilaian dari responden terhadap faktor-faktor yang telah dirumuskan. Penilaian terhadap faktor-faktor yang telah diidentifikasikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Penilaian terhadap prestasi faktor. Penilaian pada tahap ini menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 9, dimana nilai 1 berarti sangat buruk dan nilai 9 berarti sangat baik. 2. Penilaian urgensi (tingkat kepentingan) terhadap penanganan faktor-faktor. Penilaian pada tahap ini menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 4, dimana nilai 1 berarti penanganannya tidak diprioritaskan dan nilai 4 berarti penanganannya sangat diprioritaskan. 3.3.3. Penentuan responden SWOT Setelah kuisioner selesai disusun, maka tahap berikutnya adalah penentuan responden yang akan mengisi kuisioner tersebut. Penentuan responden dilakukan dengan mempertimbangkan keahlian dan keterkaitan calon responden dengan permasalahan yang akan diteliti.

Pemilihan responden ditetapkan secara purposive, atau ditetapkan langsung berdasarkan pengetahuan yang dimiliki responden mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Jumlah total responden yang melakukan penilaian/pengisisan kuisioner adalah sebanyak 20 responden. Rersponden yang dipilih terdiri dari 7 (tujuh) orang pejabat di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung yang terlibat secara teknis dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan dan 13 orang ketua tim pemeriksa senior. 3.3.4. Analisis Data Setelah pengisian kuisioner, maka akan didapatkan persepsi ahli atas faktor-faktor internal dan eksternal yang ada di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung yang berkaitan dengan peningkatan kualitas KKP, sehingga kemudian akan didapatkan tabel indikator faktor-faktor intern dan ekstern, seperti yang dijelaskan pada tabel 3.1. Dari penilaian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi unsur-unsur yang dikategorikan sebagai kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan (threat) yang dimiliki oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. Tabel 3.1 Indikator Faktor dalam SWOT Penilaian Terhadap Indikator-Indikator Faktor Internal dan Eksternal Faktor Internal Faktor eksternal Faktor 1 Faktor 1 Faktor 2 Faktor 2 Faktor 3, dst Faktor 3, dst Sumber: Soesilo (2002)

Setelah faktor-faktor internal dikelompokkan menjadi kekuatan dan kelemahan, dan faktor-faktor eksternal dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman, langkah selanjutnya adalah melakukan pembobotan IFAS EFAS elemen-elemen SWOT dengan cara sebagai berikut: Setiap nilai rata-rata horizontal dikurangi nilai 5 (lima) sebagai nilai dari persepsi/pendapat responden yang lebih adil atas pembagian faktor internal menjadi strength dan weakness, dan faktor eksternal menjadi opportunity dan threat. Nilai 5 (lima) diambil sebagai patokan yang berkorelasi netral terhadap sasaran. Nilai yang dihasilkan kemudian disebut sebagai penyesuaian nilai rata-rata; Nilai penyesuaian bersifat nilai mutlak; Penentuan bobot dari masing-masing elemen SWOT untuk setiap faktornya dengan mengambil bobot masing-masing faktor = 100%. Bobot total dari setiap elemen SWOT menggambarkan total nilai penyesuaian rata-rata terhadap nilai total faktornya masingmasing; Pembobotan yang dipakai sebagai bahan penilain prioritas adalah bobot tertimbang yang diperoleh dari perkalian antara bobot x rating. Rating diperoleh dari nilai urgensi penanganan/skala prioritas kepentingan. 3.3.5. Formulasi Strategi Untuk mendapatkan prioritas dan keterkaitan antar strategi, maka dari hasil pembobotan IFAS- EFAS kuisioner SWOT untuk masing-masing indikator tersebut, dilakukan interaksi kombinasi dari strategi yang meliputi kombinasi internal-eksternal, yang terdiri dari: 1. Strategi Strength-Opportunity (SO); Interaksi kombinasi strategi SO: yaitu suatu strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang;

2. Strategi Strength-Threat (ST); Interaksi kombinasi strategi ST: yaitu suatu strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman; 3. Strategi Weakness-Opportunity (WO); Interaksi kombinasi strategi WO: yaitu suatu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang; 4. Strategi Weakness-Threat (WT) Interaksi kombinasi strategi WT: yaitu suatu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman. Tabel 3.2 Matriks Faktor Internal dan Eksternal FAKTOR INTERNAL Sumber: Soesilo, 2002 FAKTOR EKSTERNAL OPPORTUNITY (O) THREAT (T) STRENGTH (S) Strategi SO Strategi ST WEAKNESS (W) Strategi WO Strategi WT Dari matriks tersebut akan diperoleh 4 pilihan strategi yang dapat diambil oleh decision maker sebagai strategi pilihan yang tentu saja ditentukan setelah mempertimbangkan potensi, kondisi dan kendala yang ada. Kemudian dari interaksi strategi tersebut akan didapatkan Matriks SWOT Interaksi IFAS EFAS seperti yang dijelaskan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Matriks SWOT Interaksi IFAS EFAS Peluang (O) Strategi SO Kekuatan (S) Strategi yang memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan Strategi WO Kelemahan (W) Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk

Ancaman (T) Sumber: Soesilo, 2002 peluang yang ada; Strategi agresif; Keunggulan komparatif. Strategi ST Strategi yang memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman; Strategi diversifikasi; Mobilisasi. memanfaatkan peluang; Strategi orientasi putar balik; Investasi/disvestasi. Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman; Strategi defensif; Kontrol riskan. kerusakan/strategi 3.4. Analytical Hierarchy Process Ciri pemecahan model AHP adalah menggunakan hirarki yang menguraikan permasalahan yang kompleks menjadi elemen-elemen yang lebih sederhana. Hirarki dari metode ini dapat dibagi menjadi Goal, Skenario, Sasaran, dan Strategi. 3.4.1. Prinsip Penyusunan Hirarki Dalam penelitian ini, hirarki yang akan digunakan dalam menentukan kebijakan peningkatan kualitas KKP yang terbaik adalah hirarki yang terdapat pada gambar 3.1. Alternatif strategi yang digunakan merupakan hasil dari analisis SWOT yang telah dilakukan sebelumnya. GOAL GOAL Level 1: Skenario Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

Level 2: Sasaran Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Level 3: Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Gambar 3.1 Penyusunan Hirarki Model AHP 3.4.2. Penyusunan Kuisioner AHP Penyusunan kuisioner bertujuan untuk menjaring pesepsi responden sebagai expert untuk menghasilkan data primer dalam proses identifikasi dan menentukan prioritas kebijakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, pengetahuan yang dimiliki, dan pengalaman yang mereka miliki untuk masing-masing masalah yang dihadapi. Dengan kuesioner yang ada, responden diharapkan mengisi sesuai interaksi faktor-faktor yang berkesinambungan di dalam situasi yang kompleks, karena AHP dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang multiobjectives dan multicriterias. 3.4.3. Penentuan Responden AHP Setelah kuisioner selesai disusun, maka tahap berikutnya adalah penentuan responden yang akan mengisi kuisioner tersebut. Pemilihan responden ditetapkan secara purposive, atau ditetapkan langsung dengan mempertimbangkan keahlian dan keterkaitan calon responden dengan permasalahan yang akan diteliti. Responden dipilih berdasarkan partisipasi aktif dalam perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan dan pengetahuan serta pemahaman responden terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Penentuan jumlah expert yang disyaratkan sebagai responden untuk memberikan

penilaian pada kuisioner AHP sebenarnya sangat relatif. Satu orang yang benar-benar menguasai permasalahan bisa saja memberikan hasil yang lebih baik daripada penilaian banyak responden yang tidak terlalu memahami permasalahan. Namun, apabila respondennya terlalu sedikit, dan apabila penilaian yang diberikan bias, maka hasil analisis secara keseluruhan akan menjadi kurang baik. Untuk menghindari hal tersebut, maka expert yang dipilih jumlahnya tidak terlalu sedikit, sehingga apabila ada penilaian yang agak janggal dapat dinetralkan dengan penilaian rata-rata sejumlah expert. Pada penelitian ini, expert yang diminta untuk menjadi responden kuisioner AHP sebanyak 7 orang, yaitu seluruh pejabat-pejabat yang terkait dengan proses teknis pemeriksaan pada BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung, yang terdiri dari Kepala Perwakilan, 2 (dua) orang Kepala Sub Auditorat dan 4 (empat) orang Kepala Seksi. 3.4.5. Penilaian Kuisioner AHP Penilaian responden atas kuisioner AHP dilakukan dengan memberikan penilaian dari skala 1 sampai 9, dengan penjelasan seperti pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Skala Perbandingan Secara Berpasangan Skala Artinya Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya (equal importance) 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lainnya (moderate importance) 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lainnya (essential/ strong importance) Kedua elemen yang diperbandingkan memberikan kontribusi yang sama besar untuk mencapai tujuan. Pengalaman dan penilaian agak sedikit menyukai sebuah elemen daripada elemen lainnya. Pengalaman dan penilaian lebih kuat menyukai sebuah elemen daripada elemen lainnya.

Skala Artinya Keterangan 7 Elemen yang satu sangat lebih penting dari elemen yang lainnya ( very strong importance) 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lainnya (extreme importance) 2,4,6,8 Merupakan angka kompromi diantara penilaian diatas Sumber: Saaty (1986) 3.4.5. Perumusan Strategi Sebuah elemen sangat lebih disukai daripada elemen yang lainnya, dominasinya terlihat nyata dalam keadaan yang sebenarnya Sebuah elemen mutlak lebih kuat disukai dari yang lainnya dan berada pada tingkat tertinggi. Bila kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan/penilaian. Pengolahan data dengan metode AHP ini dilakukan dengan memberikan bobot kepada masingmasing responden. Pemberian bobot ini didasarkan pada pengetahuan atau pengalaman para responden tentang penatalaksanaan KKP. Adapun pemberian bobot masing-masing responden dijelaskan pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Pembobotan Responden Nama Jabatan Bobot Responden 1 Kepala Perwakilan 0,20 Responden 2 Kepala Sub Auditorat Lampung I 0,20 Responden 3 Kepala Sub Auditorat Lampung II 0,20 Responden 4 Kepala Seksi Lampung I a 0,10 Responden 5 Kepala Seksi Lampung I b 0,10 Responden 6 Kepala Seksi Lampung II a 0,10 Responden 7 Kepala Seksi Lampung II b 0,10 Total 1,00 3.4.6. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam metode AHP ini akan dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice 2000 2 nd edition.