BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan waktu yang tepat untuk diletakkannya landasan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN INDEKS KEBUGARAN DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA SISWA SD

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI POTORONO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jasmani atau physical fitness. Semua orang memerlukan tingkat kebugaran

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Secara teoritis dan fisiologis tujuan. mandiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 13

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2011.

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

Amaliah L.Laay, Studi Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 3 Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-Una

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GRENGGENG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN BERDASARKAN PEKERJAAN ORANG TUA

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS VI KECAMATAN SUKASADA

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan baik secara formal maupun informal. menjaga kondisi fisik pada saat belajar di sekolah, maupun pada saat

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI 2 LEBUAWU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2009 / 2010

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

STUDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SMPN 5 KOPAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL. Oleh ZAINAL ABIDIN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari pretest dan postest. Data dalam penelitian ini berupa tes kesegaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. obyek akan digambarkan sesuai data yang diperoleh. Tujuan penelitian ini

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKTAKRAW USIA TAHUN DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak usia sekolah dasar adalah suatu generasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani merupakan modal dasar bagi seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu hal sangat dibutuhkan dalam kehidupan

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak-anak berusia 7-9 tahun berada di kelas 1, 2, dan 3 SD. Masa tersebut merupakan waktu yang tepat untuk diletakkannya landasan yang kokoh untuk tahap-tahap periode belajarnya. Kelompok anak usia tersebut baru mengalami masa adaptasi perilaku, yaitu dari masa bermain yang dominan pada Taman Kanak-kanak (TK) memasuki masa belajar dan bermain pada tingkat SD. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah faktor subyek-subyek belajar, guru dan teknologi pembelajaran. Peningkatan kesiapan belajar subyek belajar dari segi kondisi fisikpun sangat penting berupa promosi derajat kesehatan. Menurut Wahjoedi (2001: 58) kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang. Kesegaran jasmani merupakan wujud dari loyalitas fungsional seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan hasil baik atau memuaskan tanpa kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani merupakan faktor penting bagi siswa sekolah dasar. Siswa dibina sedini mungkin agar memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas sekolah dengan baik tanpa adanya rasa lesu, malas, kurang bergairah,

kurang bersemangat, baik di dalam kelas maupun di luar kelas sampai proses pembelajaran selesai. Peningkatan kesegaran jasmani siswa di sekolah perlu dibina untuk menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal, karena siswa yang mempunyai kesegaran jasmani yang baik akan dapat melaksanakan tugas belajar dengan baik (Engkos Kosasih, 1985: 10). Pembinaan haruslah dilakukan sedini mungkin, mulai pendidikan dasar, baik di sekolah maupun di rumah agar kesegaran jasmani tetap terjaga. Kesegaran jasmani di sekolah dasar dapat meningkatkan daya pikir, konsentrasi belajar yang tinggi, dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswanto (2007: 65) menyebutkan bahwa yang dimaksud konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Slameto (2010: 87), menurutnya konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap belajar. Seseorang yang mengalami kesulitan berkonsentrasi, maka jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini. Konsentrasi memegang peranan penting bagi seorang anak untuk mengingat, merekam, melanjutkan, dan mengembangkan materi pelajaran yang diperoleh di sekolah. Kemampuan

untuk mengingat, merekam, dan mengembangkan materi pelajaran yang baik memungkinkan anak memperoleh prestasi yang optimal. Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang berkaitan dengan memori atau ingatan pada saat menerima informasi. Konsentrasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain faktor jasmaniah dan faktor rohaniah. Hal ini dapat dilihat dari kondisi jasmani seseorang yang meliputi kesehatan badan secara menyeluruh. Kondisi rohani seseorang setidak-tidaknya harus memenuhi hal berikut untuk dapat melakukan konsentrasi yang efektif misalnya kondisi kehidupan sehari-hari cukup tenang. Beberapa faktor eksternal yang mendukung konsentrasi efektif yaitu lingkungan, udara, penerangan, dan orang-orang sekitar lingkungan (Thursan Hakim. 2003: 6-9). Kemampuan konsentrasi akan berkembang sesuai dengan usia dan pada anak-anak kemampuan konsentrasi terbatas bila dibandingkan dengan orang dewasa (Djamarah, 2008: 23). Anak akan lebih memusatkan perhatian pada sesuatu yang baru dan menarik perhatian. Berbeda bila yang diperhatikan sudah sering dilihat maka anak-anak akan malas untuk memperhatikan. Ketrampilan berkonsentrasi pada anak seperti orang dewasa, konsentrasi ini amat tergantung pada suatu pemikiran. SDIT Luqman Al Hakim adalah salah satu sekolah dasar yang berada di Yogyakarta. Sekolah ini memiliki kegiatan belajar mengajar yang berlangsung setiap senin jum at dari pukul 07.15 14.00 WIB sedangkan di hari sabtu diisi dengan kegiatan ekstrakulikuler. SDIT Luqman Al Hakim

memiliki 6 kelas dengan 4 subkelas sehingga jumlah total 24 kelas. Indeks kebugaran dan tingkat konsentrasi belajar siswa kelas 3 SDIT Luqman Al Hakim belum diketahui. Indeks kebugaran dan konsentrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor namun hal tersebut belum diketahui pula di SDIT Luqman Al Hakim. Hubungan indeks kebugaran dengan tingkat konsentrasi belajarpun belum diketahui. Penelitian mengenai kebugaran jasmani telah dilakukan sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan Jasimun pada 2012 dengan judul Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Mata Pelajaran Penjas Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara dengan hasil penelitian ini hasil penelitian nilai r hit (0,543) > r tab (0,220) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi mata pelajaran penjas. Penelitian sejenis dilakukan oleh Sutoyo pada 2012 dengan judul Hubungan antara Kesegaran Jasmani dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV dan V SD Negeri 2 Rajawana dengan hasil penelitian ini hasil penelitian nilai r hit (0,482) > r tab (0,232) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani dan prestasi belajar. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Elyas Susanto pada 2013 dengan judul Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Potorono Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Potorono Kecamatan Banguntapan,

Kabupaten Bantul. Hasil koefisien (R2) diperoleh sebesar 0,05 berarti kesegaran jasmani memberikan sumbangan sebesar 41,8% terhadap prestasi belajar pada anak, dan sisanya sebesar 58,2% dipengaruhi faktor lain. Pengamatan mengenai konsentrasi belajar dilakukan oleh Amalia pada tahun 2014 dengan melakukan observasi dan wawancara di SD Negeri 2 Karangcegak. Peneliti mengamati perilaku siswa kelas VI di saat proses belajar mengajar berlangsung. Kondisi siswa di kelas tersebut kurang kondusif dan dapat dikatakan siswa belum mampu berkonsentrasi belajar dengan baik karena terdapat siswa yang melamun saat diberikan materi pelajaran (9,7%), bermain-main ketika pelajaran (19,4%), tidak memperhatikan guru (16,1%), dan beberapa juga ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya (12, 9%). Jika dihitung secara keseluruhan, terdapat 58,1% siswa yang bermasalah ketika proses belajar berlangsung. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnya tingkat konsentrasi belajar siswa ketika mereka melakukan kegiatan belajarnya. Bertitik tolak dari kesenjangan beberapa fakta yang ada dengan harapan dalam rangka mendukung kelancaran proses belajar anak khususnya siswa SD umur 7-9 tahun maka dilakukan penelitian tentang hubungan indeks kebugaran dengan konsentrasi belajar anak-anak siswa SD.

B. Identifikasi Masalah Beberapa masalah dapat kita identifikasi berdasarkan latar belakang diatas sebagai berikut: 1. Belum diketahuinya indeks kebugaran siswa kelas III yang berusia 7-9 tahun di SDIT Luqman Al-Hakim. 2. Belum diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi indeks kebugaran siswa kelas III yang berusia 7-9 tahun di SDIT Luqman Al-Hakim. 3. Belum diketahuinya tingkat konsentrasi belajar siswa kelas III yang berusia 7-9 tahun di SDIT Luqman Al-Hakim. 4. Belum diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar siswa kelas III yang berusia 7-9 tahun di SDIT Luqman Al-Hakim. 5. Belum diketahuinya hubungan indeks kebugaran dengan tingkat konsentrasi belajar siswa kelas III yang berusia 7-9 tahun di SDIT Luqman Al Hakim. 6. Belum ada kajian langsung mengenai hubungan indeks kebugaran dengan tingkat konsentrasi belajar. C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada hubungan indeks kebugaran dengan tingkat konsentrasi belajar siswa kelas III yang berusia 7-9 tahun di SDIT Luqman Al Hakim. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah indeks kebugaran anak siswa SD usia 7-9 tahun? 2. Bagaimanakah tingkat konsentrasi belajar anak siswa SD usia 7-9 tahun? 3. Apakah ada hubungan antara indeks kebugaran dengan konsentrasi belajar anak siswa SD usia 7-9 tahun? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui indeks kebugaran anak siswa SD usia 7-9 tahun 2. Mengetahui konsentrasi belajar anak siswa SD usia 7-9 tahun. 3. Mengetahui adanya hubungan antara indeks kebugaran dengan konsentrasi belajar anak siswa SD usia 7-9 tahun. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi para guru SD, khususnya guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai Tim Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), diharapkan memperoleh informasi untuk data dasar dalam penyusunan program UKS di wilayah kecamatan SD tersebut berada. 2. Bagi orang tua, diharapkan mendapatkan informasi tentang tingkat konsentrasi belajar siswa. 3. Untuk para peneliti, diharapkan dapat sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut, berupa penelitian pada siswa SD mengenai

konsentrasi belajar anak dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). G. Definisi Operasional 1. Indeks kebugaran adalah total perolehan nilai dari kegiatan lari 30 meter, jantung siku tekuk, baring-duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter (Depkes RI, 1994: 23-26). 2. Tingkat Konsentrasi belajar adalah tingkatan suatu pemusatan perhatian sehingga dapat memahami setiap materi pelajaran (Diana Aprilia, dkk., 2014: 2). Tingkt konsentrasi belajar terbagi dalam kategori lebih, sesuai, dan kurang. Konsentrasi belajar diukur dengan tes Bourdon Wiersma (Joko Susetyo, dkk., 2012: 35). 3. Anak-anak siswa SD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak kelompok umur 7-9 tahun yang pada waktu penelitian ini berlangsung terdaftar sebagai siswa SDIT Luqman Al Hakim kelas 3 dengan kondisi tubuh sehat dan tidak sedang melakukan diet makanan.