BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya dengan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri (Irawan dan Suparmoko, 2002:5). Jumlah atau besarnya penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan pendapatan per kapita suatu negara, yang secara kasar mencerminkan kemajuan perekonomian negara tersebut (Subri, 2002:53). Penduduk memiliki dua peranan penting di dalam pembangunan ekonomi, satu dari segi permintaan dan sisi lain dari segi penawaran. Penduduk bertindak sebagai konsumen apabila dilihat dari segi permintaan dan bertindak sebagai produsen apabila dilihat dari segi penawaran (Irawan dan Suparmoko, 2002:86). Gambaran mengenai besarnya jumlah penduduk Provinsi Bali menurut hasil sensus penduduk (SP) tahun 2000 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1 1
Tabel 1.1 Data Jumlah Penduduk Provinsi Bali Per Kabupaten/Kota menurut Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010 Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Orang) 2000 2010 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1. Jembrana 231.806 261.638 1,22 2. Tabanan 376.030 420.913 1,13 3. Badung 345.863 543.332 4.62 4. Gianyar 393.155 469.777 1,80 5. Klungkung 155.262 170.543 0,94 6. Bangli 193.776 215.353 1,06 7. Karangasem 360.486 396.487 0,96 8. Buleleng 558.181 624.125 1,12 9. Denpasar 532.440 788.589 4,01 BALI 3.146.999 3.890.757 2,14 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Jumlah penduduk Provinsi Bali selama 10 tahun terakhir mengalami peningkatan yakni dari 3.146.999 orang pada tahun 2000 menjadi 3.890.757 orang pada tahun 2010. Atau, jika diperhatikan laju pertumbuhan penduduknya, terungkap bahwa angkanya mencapai 2,14 persen per tahun. Apabila ditelusuri lebih jauh menurut kabupaten/kota ditemukan bahwa laju pertumbuhan penduduk antar kabupaten/kota sangat bervariasi. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi dijumpai di Kabupaten Badung, yang mencapai 4,62 persen per tahun. Kondisi ini erat kaitannya dengan perkembangan sektor pariwisata yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten 2
Badung yang mampu memberi peluang kerja bagi pekerja setempat maupun yang berasal dari daerah lain. Posisi kedua ditinjau dari tingginya laju pertumbuhan penduduk adalah Kota Denpasar, yang besarnya mencapai 4,01 persen per tahun. Berbeda dengan Kabupaten Badung yang sangat kental dengan sektor pariwisatanya, maka Kota Denpasar memiliki ciri spesifik, selain sebagai ibukota Provinsi Bali juga menjadi pusat pemerintahan Kota Denpasar. Atribut lain yang dimiliki oleh Kota Denpasar adalah sebagai pusat pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, perekonomian dan perdagangan. Untuk memperoleh gambaran terkait dengan penyerapan tenaga kerja di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 1.2. Informasi yang menarik dari Tabel 1.2 mengungkapkan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang paling menonjol dalam penyerapan tenaga kerja. Di Kota Denpasar, persentase tenaga kerja yang diserap oleh sektor perdagangan lebih dari 40 persen, sementara yang terendah adalah sektor pertanian yakni kurang dari 1 persen. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian sangat rendah di Kota Denpasar adalah akibat dari semakin sempitnya lahan pertanian yang tersedia. Hal ini tampaknya berbeda dengan keadaan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali. Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali lebih didominasi oleh sektor pertanian, yang besarnya mencapai lebih dari 30 persen. Sementara itu, yang paling rendah daya serapnya adalah sektor listrik, gas dan air minum, yang besarnya hanya 0,18 persen (BPS Provinsi Bali, 2011). 3
Tabel 1.2 Persentase Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Denpasar dan Provinsi Bali Tahun 2010 Lapangan Usaha Bali Wilayah/ Daerah Denpasar 1 Pertanian 30,87 0,88 2 Penggalian 0,32 0,00 3 Industri 13,94 13,94 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,18 0,09 5 Bangunan / Konstruksi 6,62 4,21 6 Perdagangan, Hotel, dan Restaurant 26,24 43,26 7 Angkutan dan Komunikasi 4,37 8,23 8 Keuangan 2,70 4,93 9 Jasa - Jasa 14,75 24,45 J u m l a h : 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Terpusatnya berbagai kegiatan, baik kegiatan ekonomi maupun non ekonomi akan memberikan daya tarik yang sangat kuat bagi penduduk dari kabupaten lain di Provinsi Bali maupun luar Bali untuk mengadu nasib di Kota Denpasar. Inilah salah satu faktor penarik yang menyebabkan semakin tingginya arus migrasi masuk menuju Kota Denpasar. Akibatnya jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar semakin meningkat. Selanjutnya distribusi penduduk menurut lapangan usaha per kecamatan di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 1.3 4
Tabel 1.3 Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha per Kecamatan di Kota Denpasar (dalam persen) Kecamatan Lapangan Usaha Denpasar Utara Denpasar Timur Denpasar Selatan Denpasar Barat 1. Pertanian 2,32 13,61 1,93-2. Peternakan 0,20 1,37 3,57-3. Perikanan - 0,39 2.93-4. Perkebunan - 0,46 - - 5. Perdagangan 46,91 64,49 19,30 33.89 6. Industri 4,06 2,42 8,03 0,65 7. Pertambangan/Penggalian - 0,71 0,07-8. Listrik, Gas, Air minum 1,80 0,56 0,35 1,47 9. Angkutan / Komunikasi 2,62 2,03 5,14 4,41 10. Perbankan/Lembaga 1,41 3,60 3,16 1,12 Keuangan 11. Pemerintahan/Jasa -jasa 40, 68 10,36 36,21 58.46 12. Lainnya - - 19,31 - JUMLAH % 100 100 100 100 JUMLAH ORANG 33.367 15.933 35.778 59.554 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Dari Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa distribusi penduduk yang bekerja di sektor lapangan usaha perdagangan paling banyak terdapat di Kecamatan Denpasar Timur. Kondisi ini dilihat apabila dibandingkan dengan tiga kecamatan lainnya yang ada di Kota Denpasar. Hampir 65 persen penduduk yang bekerja, terserap di lapangan usaha perdagangan. Ini mencerminkan bahwa perdagangan merupakan lapangan usaha paling menonjol di Kecamatan Denpasar Timur. Gambaran lebih jauh tentang penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha perdagangan di Kecamatan Denpasar Timur dapat dilihat pada Tabel 1.4. 5
Tabel 1.4 Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha Perdagangan per Desa/Kelurahan di Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2010 Desa/ Kelurahan Lapangan Usaha Perdagangan Orang % Dangin Puri Klod 1.372 13,35 Sumerta Klod 1.177 11,46 Kesiman 1.050 10,22 Kesiman Petilan 992 9.66 Kesiman Kertalangu 1.052 10,24 Sumerta 684 6,66 Sumerta Kaja 797 7,76 Sumerta Kauh 1.230 11,97 Dangin Puri 878 8,54 Penatih 522 5,08 Penatih Dangin Puri 520 5,06 JUMLAH 10.274 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Dari Tabel 1.4 terungkap bahwa tenaga kerja yang bekerja pada lapangan usaha perdagangan paling menonjol adalah di Desa Dangin Puri Klod yakni sebesar 13,35 persen. Sementara untuk desa/kelurahan lainnya di Kecamatan Denpasar Timur, lapangan usaha perdagangan relatif lebih rendah dan yang terendah dijumpai di Desa Penatih Dangin Puri hanya 5,06 persen. Perdagangan di pasar umumnya merupakan pekerjaan utama bagi perempuan yang telah berkeluarga menurut Boserup (1984:83). Pekerjaan ini mereka lakukan untuk menopang kehidupan keluarga apabila penghasilan suami tidak mencukupi. Banyak perempuan, terutama perempuan dari golongan bawah yang sudah lama akrab dengan berbagai lapangan pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan merupakan salah satu indikator status perempuan. Semakin 6
tinggi TPAK perempuan semakin tinggi pula status perempuan. Kasus di Indonesia, tidak bisa ditarik garis lurus demikian karena peningkatan TPAK perempuan tidak diikuti oleh peningkatan peluang kerja untuk mereka. Hal itu, ditunjukan oleh dua hal, pertama masih banyak perempuan Indonesia yang termasuk dalam kategori pekerja keluarga yang tidak dibayar (tidak mendapatkan upah). Kedua, lebih dari separuh perempuan yang bekerja terkonsentrasi dalam pekerjaan yang bergaji rendah. Walaupun pekerja laki-laki juga mengalami masalah rendahnya tingkat penghasilan dan kesejahteraan, namun kondisi pekerja perempuan jauh lebih parah (Wirartha, 2001:6). Perempuan mempunyai fungsi utama yang sangat berkaitan dengan kedudukan dan perannya, yaitu fungsi produksi dan reproduksi. Perempuan yang berfungsi sebagai faktor produksi disebut sebagai angkatan kerja perempuan, sebagian dari mereka dapat bekerja dengan memperoleh penghasilan. Perempuan disebut sebagai fungsi reproduksi terdiri dari fungsi reproduksi kodrati yang termasuk diantaranya adalah melahirkan, menyusui, dan fungsi rerproduksi non kodrati yang terdiri dari mendidik, mengasuh dan membimbing anak (Mustar, 2007 : 148). Ikut andilnya perempuan dalam ekonomi keluarga, urusan domestik seperti pekerjaan rumah tangga dan pengurusan anak terutama anak yang masih berumur balita juga mulai dilakukan bergantian dengan suami mereka, meski dalam kenyataannya perempuan masih melakukan peran ganda yaitu berdagang di sektor informal dan mengurus rumah tangga. Sektor informal memiliki karakteristik khas 7
yang tidak dimiliki oleh sektor formal, yaitu mudah keluar masuk pasar sehingga dapat dengan sesuka hati membuka atau menutup usahanya tanpa meminta ijin dari siapapun. Perempuan yang bekerja diluar rumah harus bisa membagi waktu antara mengurus rumah tangga dengan waktu untuk mencari nafkah. Pembagian waktu yang ada harus jelas agar tugas utama mengurus rumah tangga tidak terbengkalai, untuk itu harus ada alokasi waktu dalam bekerja (Abdullah, 2001 dalam Eka, 2009:7). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Dari latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1) apakah pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan keberadaan anak balita berpengaruh signifikan secara simultan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur? 2) bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan keberadaan anak balita secara parsial terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur? 8
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan keberadaan anak balita berpengaruh signifikan secara simultan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur. 2) Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan keberadaan anak balita secara parsial terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa khususnya mahasiswa konsentrasi ekonomi kependudukan di dalam mengaplikasikan 9
pengetahuan yang diperoleh pada perkuliahan, hal ini terutama dikaitkan dengan alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal untuk meningkatkan pendapatan keluarga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. 2) Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil kebijakan, yaitu sebagai bahan pertimbangan dan bahan evaluasi untuk pemecahan masalah-masalah ketenagakerjaan bagi instansi terkait dalam pengembangan pekerja perempuan pada sektor informal. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang kemudian dirumuskan kedalam pokok permasalahan, tujuan, kegunaan penelitian, dan bagian akhir akan dikemukakan mengenai sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini akan menguraikan teori dan konsep yang melandasi dan mendukung pokok masalah, hasil penelitian sebelumnya dan bagian akhir bab ini 10
dirumuskan beberapa hipotesis sesuai dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang mencakup desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini merupakan bab yang sangat penting sebab berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan hasil penelitian akan diawali dengan gambaran umum daerah penelitian, karakteristik responden, dan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penting yang dapat ditarik dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh. 11