BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

dokumen-dokumen yang mirip
ALOKASI WAKTU PEKERJA PEREMPUAN PADA SEKTOR INFORMAL PERDAGANGAN DI DESA DANGIN PURI KLOD DENPASAR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

TIPOLOGI WILAYAH BALI HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dimana masyarakatnya sentosa dan makmur serta berkecukupan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BERITA RESMI STATISTIK

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DENPASAR UTARA DI KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya dengan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri (Irawan dan Suparmoko, 2002:5). Jumlah atau besarnya penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan pendapatan per kapita suatu negara, yang secara kasar mencerminkan kemajuan perekonomian negara tersebut (Subri, 2002:53). Penduduk memiliki dua peranan penting di dalam pembangunan ekonomi, satu dari segi permintaan dan sisi lain dari segi penawaran. Penduduk bertindak sebagai konsumen apabila dilihat dari segi permintaan dan bertindak sebagai produsen apabila dilihat dari segi penawaran (Irawan dan Suparmoko, 2002:86). Gambaran mengenai besarnya jumlah penduduk Provinsi Bali menurut hasil sensus penduduk (SP) tahun 2000 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1 1

Tabel 1.1 Data Jumlah Penduduk Provinsi Bali Per Kabupaten/Kota menurut Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010 Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Orang) 2000 2010 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1. Jembrana 231.806 261.638 1,22 2. Tabanan 376.030 420.913 1,13 3. Badung 345.863 543.332 4.62 4. Gianyar 393.155 469.777 1,80 5. Klungkung 155.262 170.543 0,94 6. Bangli 193.776 215.353 1,06 7. Karangasem 360.486 396.487 0,96 8. Buleleng 558.181 624.125 1,12 9. Denpasar 532.440 788.589 4,01 BALI 3.146.999 3.890.757 2,14 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Jumlah penduduk Provinsi Bali selama 10 tahun terakhir mengalami peningkatan yakni dari 3.146.999 orang pada tahun 2000 menjadi 3.890.757 orang pada tahun 2010. Atau, jika diperhatikan laju pertumbuhan penduduknya, terungkap bahwa angkanya mencapai 2,14 persen per tahun. Apabila ditelusuri lebih jauh menurut kabupaten/kota ditemukan bahwa laju pertumbuhan penduduk antar kabupaten/kota sangat bervariasi. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi dijumpai di Kabupaten Badung, yang mencapai 4,62 persen per tahun. Kondisi ini erat kaitannya dengan perkembangan sektor pariwisata yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten 2

Badung yang mampu memberi peluang kerja bagi pekerja setempat maupun yang berasal dari daerah lain. Posisi kedua ditinjau dari tingginya laju pertumbuhan penduduk adalah Kota Denpasar, yang besarnya mencapai 4,01 persen per tahun. Berbeda dengan Kabupaten Badung yang sangat kental dengan sektor pariwisatanya, maka Kota Denpasar memiliki ciri spesifik, selain sebagai ibukota Provinsi Bali juga menjadi pusat pemerintahan Kota Denpasar. Atribut lain yang dimiliki oleh Kota Denpasar adalah sebagai pusat pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, perekonomian dan perdagangan. Untuk memperoleh gambaran terkait dengan penyerapan tenaga kerja di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 1.2. Informasi yang menarik dari Tabel 1.2 mengungkapkan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang paling menonjol dalam penyerapan tenaga kerja. Di Kota Denpasar, persentase tenaga kerja yang diserap oleh sektor perdagangan lebih dari 40 persen, sementara yang terendah adalah sektor pertanian yakni kurang dari 1 persen. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian sangat rendah di Kota Denpasar adalah akibat dari semakin sempitnya lahan pertanian yang tersedia. Hal ini tampaknya berbeda dengan keadaan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali. Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali lebih didominasi oleh sektor pertanian, yang besarnya mencapai lebih dari 30 persen. Sementara itu, yang paling rendah daya serapnya adalah sektor listrik, gas dan air minum, yang besarnya hanya 0,18 persen (BPS Provinsi Bali, 2011). 3

Tabel 1.2 Persentase Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Denpasar dan Provinsi Bali Tahun 2010 Lapangan Usaha Bali Wilayah/ Daerah Denpasar 1 Pertanian 30,87 0,88 2 Penggalian 0,32 0,00 3 Industri 13,94 13,94 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,18 0,09 5 Bangunan / Konstruksi 6,62 4,21 6 Perdagangan, Hotel, dan Restaurant 26,24 43,26 7 Angkutan dan Komunikasi 4,37 8,23 8 Keuangan 2,70 4,93 9 Jasa - Jasa 14,75 24,45 J u m l a h : 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Terpusatnya berbagai kegiatan, baik kegiatan ekonomi maupun non ekonomi akan memberikan daya tarik yang sangat kuat bagi penduduk dari kabupaten lain di Provinsi Bali maupun luar Bali untuk mengadu nasib di Kota Denpasar. Inilah salah satu faktor penarik yang menyebabkan semakin tingginya arus migrasi masuk menuju Kota Denpasar. Akibatnya jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar semakin meningkat. Selanjutnya distribusi penduduk menurut lapangan usaha per kecamatan di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 1.3 4

Tabel 1.3 Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha per Kecamatan di Kota Denpasar (dalam persen) Kecamatan Lapangan Usaha Denpasar Utara Denpasar Timur Denpasar Selatan Denpasar Barat 1. Pertanian 2,32 13,61 1,93-2. Peternakan 0,20 1,37 3,57-3. Perikanan - 0,39 2.93-4. Perkebunan - 0,46 - - 5. Perdagangan 46,91 64,49 19,30 33.89 6. Industri 4,06 2,42 8,03 0,65 7. Pertambangan/Penggalian - 0,71 0,07-8. Listrik, Gas, Air minum 1,80 0,56 0,35 1,47 9. Angkutan / Komunikasi 2,62 2,03 5,14 4,41 10. Perbankan/Lembaga 1,41 3,60 3,16 1,12 Keuangan 11. Pemerintahan/Jasa -jasa 40, 68 10,36 36,21 58.46 12. Lainnya - - 19,31 - JUMLAH % 100 100 100 100 JUMLAH ORANG 33.367 15.933 35.778 59.554 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Dari Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa distribusi penduduk yang bekerja di sektor lapangan usaha perdagangan paling banyak terdapat di Kecamatan Denpasar Timur. Kondisi ini dilihat apabila dibandingkan dengan tiga kecamatan lainnya yang ada di Kota Denpasar. Hampir 65 persen penduduk yang bekerja, terserap di lapangan usaha perdagangan. Ini mencerminkan bahwa perdagangan merupakan lapangan usaha paling menonjol di Kecamatan Denpasar Timur. Gambaran lebih jauh tentang penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha perdagangan di Kecamatan Denpasar Timur dapat dilihat pada Tabel 1.4. 5

Tabel 1.4 Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha Perdagangan per Desa/Kelurahan di Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2010 Desa/ Kelurahan Lapangan Usaha Perdagangan Orang % Dangin Puri Klod 1.372 13,35 Sumerta Klod 1.177 11,46 Kesiman 1.050 10,22 Kesiman Petilan 992 9.66 Kesiman Kertalangu 1.052 10,24 Sumerta 684 6,66 Sumerta Kaja 797 7,76 Sumerta Kauh 1.230 11,97 Dangin Puri 878 8,54 Penatih 522 5,08 Penatih Dangin Puri 520 5,06 JUMLAH 10.274 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Dari Tabel 1.4 terungkap bahwa tenaga kerja yang bekerja pada lapangan usaha perdagangan paling menonjol adalah di Desa Dangin Puri Klod yakni sebesar 13,35 persen. Sementara untuk desa/kelurahan lainnya di Kecamatan Denpasar Timur, lapangan usaha perdagangan relatif lebih rendah dan yang terendah dijumpai di Desa Penatih Dangin Puri hanya 5,06 persen. Perdagangan di pasar umumnya merupakan pekerjaan utama bagi perempuan yang telah berkeluarga menurut Boserup (1984:83). Pekerjaan ini mereka lakukan untuk menopang kehidupan keluarga apabila penghasilan suami tidak mencukupi. Banyak perempuan, terutama perempuan dari golongan bawah yang sudah lama akrab dengan berbagai lapangan pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan merupakan salah satu indikator status perempuan. Semakin 6

tinggi TPAK perempuan semakin tinggi pula status perempuan. Kasus di Indonesia, tidak bisa ditarik garis lurus demikian karena peningkatan TPAK perempuan tidak diikuti oleh peningkatan peluang kerja untuk mereka. Hal itu, ditunjukan oleh dua hal, pertama masih banyak perempuan Indonesia yang termasuk dalam kategori pekerja keluarga yang tidak dibayar (tidak mendapatkan upah). Kedua, lebih dari separuh perempuan yang bekerja terkonsentrasi dalam pekerjaan yang bergaji rendah. Walaupun pekerja laki-laki juga mengalami masalah rendahnya tingkat penghasilan dan kesejahteraan, namun kondisi pekerja perempuan jauh lebih parah (Wirartha, 2001:6). Perempuan mempunyai fungsi utama yang sangat berkaitan dengan kedudukan dan perannya, yaitu fungsi produksi dan reproduksi. Perempuan yang berfungsi sebagai faktor produksi disebut sebagai angkatan kerja perempuan, sebagian dari mereka dapat bekerja dengan memperoleh penghasilan. Perempuan disebut sebagai fungsi reproduksi terdiri dari fungsi reproduksi kodrati yang termasuk diantaranya adalah melahirkan, menyusui, dan fungsi rerproduksi non kodrati yang terdiri dari mendidik, mengasuh dan membimbing anak (Mustar, 2007 : 148). Ikut andilnya perempuan dalam ekonomi keluarga, urusan domestik seperti pekerjaan rumah tangga dan pengurusan anak terutama anak yang masih berumur balita juga mulai dilakukan bergantian dengan suami mereka, meski dalam kenyataannya perempuan masih melakukan peran ganda yaitu berdagang di sektor informal dan mengurus rumah tangga. Sektor informal memiliki karakteristik khas 7

yang tidak dimiliki oleh sektor formal, yaitu mudah keluar masuk pasar sehingga dapat dengan sesuka hati membuka atau menutup usahanya tanpa meminta ijin dari siapapun. Perempuan yang bekerja diluar rumah harus bisa membagi waktu antara mengurus rumah tangga dengan waktu untuk mencari nafkah. Pembagian waktu yang ada harus jelas agar tugas utama mengurus rumah tangga tidak terbengkalai, untuk itu harus ada alokasi waktu dalam bekerja (Abdullah, 2001 dalam Eka, 2009:7). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Dari latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1) apakah pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan keberadaan anak balita berpengaruh signifikan secara simultan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur? 2) bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan keberadaan anak balita secara parsial terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur? 8

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan keberadaan anak balita berpengaruh signifikan secara simultan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur. 2) Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan keberadaan anak balita secara parsial terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa khususnya mahasiswa konsentrasi ekonomi kependudukan di dalam mengaplikasikan 9

pengetahuan yang diperoleh pada perkuliahan, hal ini terutama dikaitkan dengan alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal untuk meningkatkan pendapatan keluarga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. 2) Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil kebijakan, yaitu sebagai bahan pertimbangan dan bahan evaluasi untuk pemecahan masalah-masalah ketenagakerjaan bagi instansi terkait dalam pengembangan pekerja perempuan pada sektor informal. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang kemudian dirumuskan kedalam pokok permasalahan, tujuan, kegunaan penelitian, dan bagian akhir akan dikemukakan mengenai sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini akan menguraikan teori dan konsep yang melandasi dan mendukung pokok masalah, hasil penelitian sebelumnya dan bagian akhir bab ini 10

dirumuskan beberapa hipotesis sesuai dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang mencakup desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini merupakan bab yang sangat penting sebab berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan hasil penelitian akan diawali dengan gambaran umum daerah penelitian, karakteristik responden, dan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penting yang dapat ditarik dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh. 11