TOKSIKOLOGI PAKAN TERNAK

dokumen-dokumen yang mirip
MUNAWWAROH KURNIAWATI K

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali. berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas manusia yang

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Skripsi Oleh : Nila Masnuri Yunita NIM K

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

1 BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki proses psikokimia yang penting untuk tubuh (Soetan et al.,

TINJAUAN PUSTAKA Kandungan Nutrisi dan Penggunaan Dedak Padi dalam Pakan Unggas

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

Media Kultur. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. Pakan ternak sangat dibutuhkan bagi seekor ternak, karena merupakan

1. Phytat. Cara memecahkan masalah adanya P-phytat dalam ransum yaitu :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mengandung fosfat (P) sebagai salah satu unsur hara makro yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 8. Performa Ayam Petelur Strain ISA-Brown Umur Minggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Phytat. Phytat merupakan salah satu non polysaccharida dari dinding tanaman seperti silakat dan. Zat Antinutrisi Pada Bahan Pakan Ternak

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

MAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut

TOKSIKOLOGI PAKAN TERNAK

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kalibrasi Termokopel

TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi Umum Lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

TINJAUAN PUSTAKA A. Aspergillus niger Aspergillus niger banyak ditemukan sebagai cendawan tanah dan pada umumnya bersifat saprofit.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Energi Metabolis. makanan dalam tubuh, satuan energi metabolis yaitu kkal/kg.

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Ubi Kayu menjadi Tepung Tapioka Industri Rakyat Sumber : Halid (1991)

PENAMBAHAN ENZIM FITASE PADA PAKAN BUATAN TERHADAP NILAI KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DENGAN TEKNIK PEMBEDAHAN

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

Macam macam mikroba pada biogas

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengaruh nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

Kompartemen cairan di dalam tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan kondisi fisik dan kimia tanah akibat kebakaran akan berakibat

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Purata Kadar Protein Tempe ( mg / ml ± SE) pada Perlakuan Variasi Penambahan Inokulum Tempe dan Tepung Belut

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

Performa Ayam Broiler dengan Penambahan Enzim Fitase dalam Ransum

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

Transkripsi:

TOKSIKOLOGI PAKAN TERNAK ASAM FITAT (PHYTIC ACID) CATOOTJIE LUSJE NALLE, Ph.D. POLITANI NEGERI KUPANG

ASAM FITAT Apa itu asam fitat? Asam fitat: Bentuk simpanan fosfor dalam biji2xan. Merupakan garam mio-inositol asam heksafosfat (C 6 H 18 O 24 P 6 dan IP 6 ) ----------------Gambar 1 Mampu membentuk kompleks dengan bermacammacam kation atau protein dan mempengaruhi derajat kelarutan komponen tsb.

Phytat merupakan salah satu non polysaccharida dari dinding tanaman seperti silakat dan oksalat. Asam phytat termasuk chelat (senyawa pengikat mineral) yang kuat yang bisa mengikat ion metal divalent membentuk phytat komplek sehingga mineral tidak bisa diserap oleh tubuh. Mineral tersebut yaitu Ca, Zn, Cu, Mg dan Fe (Gambar 1.)

STRUKTUR FITAT

Sumber dan Peran asam fitat Sumber: tumbuhan, sel mikroorganisme dan ternak Sumber fitat pada serealia: jagung barley dan gandum Sumber fitat pada leguminosa: kedelei, peas, chickpeas. Dalam endosperm padi dan gandum tidak ditemukan fitat, tetapi pada aleuron biji yang tertutup sekam mengandung fitat. Biji2xan tumbuhan: 60-90% fosfor terikat fitat dalam bentuk garam asam fitat Fitat dlm tumbuhan: fungsi biologis penyimpanan fosfor dan kation yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bibit tanaman, tempat penyimpanan energi, menghambat proses metabolisme dan sebagai regulator kandungan fosfat organik. Fitat dalam sereal (biji2xan): penghubung dalam komponenmorfologi spesifik dalam biji.

Kecernaan molekul fitat sangat bervariasi dari 0-50 % tergantung bahan makanan dan umur unggas. Unggas muda lebih rendah kemampuan mencerna phytat, tetapi pada unggas dewasa 50%. Biji Jagung: 90% fitat terkonsentrasi di dalam bagian benih (germ) dari biji. Kedelei: berasosiasi dengan globoids, dan tidak memiliki letak posisi yang spesifik. Tepung biji2xan yang mengandung minyak: mengandung fosfor terikat fitat (fitat-p) tinggi (sekitar 70% total P di dalam bahan pakan dalam bentuk fitat). Pada sebagian besar cereal, 60-70 % phosphor terdapat sebagai asam fitat.

PENGARUH ASAM FITAT TERHADAP KETERSEDIAAN MINERAL DAN PROTEIN Fosfor terikat fitat tidak dapat dimanfaatkan ternak dan terbuang dalam feses sehingga akan meningkatkan kandungan fosfor dalam tanah. Fosfor terikat fitat tidak dapat dicerna sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan mineral dan protein. Kelompok fosfor yang terikat fitat dapat membentuk ikatan elektrostatik dengan asam-asam amino atau dengan asam amino bebas dari residu lisin dan arginin yang terdapat pada molekul protein.

KETERSEDIAAN FITAT-P TERHADAP UNGGAS Fosfor asal tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam tersedia (available) dan tidak tersedia (unavailable) 30% fosfor asal tumbuhan merupakan fosfor tersedia (available), sedangkan 70% fosfor dalam bentuk tidak tersedia (unavailable), sehingga perlu disuplementasi fosfor dalam ransum.

BAGAIMANA CARA PEMECAHAN MASALAH FITAT DALAM RANSUM TERNAK?

1. PENAMBAHAN ENZIM FITASE Fitase merupakan enzim yang memiliki kemampuan untuk menghidrolisis ester fosfat dan optimal pada ph rendah. Fitase terdapat di dalam jaringan tubuh ternak, tumbuhtumbuhan, dan mikroorganisme. Fitase usus (fitase yang dihasilkan oleh saluran pencernaan ternak): aktivitas fitase terdapat dalam membran brush border pada usus halus unggas Fitase alami (fitase asal tumbuhan): pada mulanya fitase dibuat dari dedak, lalu pada gandum dan bahan pakan lainnya. Fitase asal mikroba: misalnya dari bakteri pseudomonas, yeast (saccharomyces cereviceae) dan aspergillus (Aspergillus niger)

Penambahan fitase asal tumbuhan ke dalam ransum mampu menurunkan kekuatan fitat yang terdapat dalam saluran pencernaan bagian atas (tembolok) pada kondisi ph 5,0.

2. PENAMBAHAN SUMBER FOSFOR LAINNYA KE DALAM RANSUM Misalnya: DCP (Dicalcium phosphate)