KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLiS) PADA MATA PELAJARAN IPA DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Penerapan Media Pembelajaran Authoring Tool untuk Meningkatkan Hasil Belajar

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

THE EFFECT OF VIDEO MEDIA VARIATION TO LEARNING INTEREST OF FOURTH GRADE STUDENT

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Keefektifan Metode Penemuan Terbimbing dan Pemberian Tugas pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SDN KOTA BENGKULU

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENGARUH MODEL STAD BERBANTU MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR

PENINGKATAN PENGUSAAN KONSEP GETARAN MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BUDAYA LOKAL

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

NURHIDAYAT, S.Pd NIM

PERBEDAAN FORMASI TEMPAT DUDUK U SHAPE DAN CHEVRON TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG SLEMAN

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

Kata kunci: Media Gambar, Hasil Belajar Kognitif, Hasil belajar Afektif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

Efektivitas Metode Pembelajaran Drill dengan Pendekatan Peer Teaching Ditinjau dari Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar.

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MALANG

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

KEEFEKTIFAN MEDIA LAPTOP SI UNYIL DALAM PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS

ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, generative model, ICT learning outcomes

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

THE USAGE OF ENVIRONMENT TO INCREASE THE STUDENTS ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE SUBJECT FOR THE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

Dewi Septeryana Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar.

KEEFEKTIFAN STRATEGI TRANSITION-ACTION-DETAILS (TAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN CONDONGCATUR

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 35 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN IPA MITIGASI BENCANA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH PBL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 01 KRETEK

PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGGOLONGKAN HEWAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

Yulia Suriyanti & Rusmi Afti Eglesia STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jalan Pertamina, Sengkuang, Sintang

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38 SURABAYA

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS III SD BANGUNJIWO. Jamilatun Wicahyaningrum

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLiS) PADA MATA PELAJARAN IPA DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Imanuel Sairo Awang STKIP Persada Khatulistiwa, Jl Pertamina, sengkuang, Sintang. iman_saiaw@yahoo.com Abstract: The purpose of this research is to know the effectiveness of children learning in science (CLiS) model which can be seen from the student interest and performance on natural science in elementary school. This research is a quasy experiment with the nonequivalent comparison-group design. The research was taken in grade v elementary school 5, Sintang, with class VB as a experiment class and class VA as a control class. The result of this research shown that there were effectiveness the student interest and performance on natural science in elementary school by using the children learning in science model. Keywords: CLiS, student interest, student performance Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran children learning in science (CLiS) pada mata pelajaran ipa ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan nonequivalent comparison-group design. Sampel penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri 5 Sintang kelas VA sebagai kelompok eksperimen sementara kelas VB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 32. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, model pembelajaran CLiS efektif dilaksanakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik kelas V khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Kata kunci: CLiS, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan seseorang secara individu, keluarga, maupun bangsa dan negara. Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan bangsa itu sendiri. Lembaga pendidikan formal di Indonesia diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta. Namun kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan penentuan kurikulum sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah. Adapun kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 1

KTSP memegang peranan penting dalam usaha menciptakan manusia Indonesia sesuai dengan cita-cita luhur bangsa seperti yang terkandung dalam UU No. 20 Tahun 2003. Pada KTSP terdapat tuntutan keberhasilan pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Pencapaian dan penguasaan kompetensi mutlak dilakukan oleh peserta didik agar dapat menjawab tantangan yang semakin kompleks. Pencapaian kompetensi pada suatu satuan pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Depdiknas, 2003: 2). Proses interaksi dalam pembelajaran ini melibatkan guru sebagai penyampai pesan sedangkan peserta didik sebagai penerima pesan. Adapun pesan yang disampaikan melalui proses ini berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang bermuara pada pencapaian kompetensi tertentu. Berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap muncul pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan formal yakni sekolah khususnya sekolah dasar (SD). Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai kompetensinya pada tingkat SD adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran IPA merupakan cabang ilmu yang ingin mencari jawaban atas fenmenafenomena yang terjadi di alam. Pernyataan ini senada dengan pendapat Trefil dan Hazen (2010: 4) yang menuliskan bahwa science is a way of asking and answering questions about the physical universe. Pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu peserta didik secara ilmiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam. Fokus pendidikan IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk pengertian, minat, dan penghargaan peserta didik terhadap dunia dimana mereka hidup (Sumaji, 1998: 34). Penjelasannya adalah pendidikan IPA di SD hendaknya sudah 2

menanamkan prinsip-prinsip IPA yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pencapaian hasil belajar yang sebaik-baiknya oleh peserta didik merupakan harapan semua pihak. Tetapi pada kenyataannya tidak semua peserta didik mencapai hasil seperti yang diharapkan. Tingkat penguasaan belajar dalam mempelajari IPA dapat dilihat dari prestasi belajar yang umumnya dinyatakan dalam bentuk nilai. Penguasaan konsep IPA yang kurang, mengakibatkan nilai yang diperolehnya rendah. Salah kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran IPA adalah minat terhadap IPA. Menurut Mahmud (2010: 99), Minat dapat mempengaruhi kualitas belajar seseorang dalam bidang studi tertentu. Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari IPA dapat berdampak buruk terhadap peserta didik itu sendiri baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dampak jangka panjang jika seorang peserta didik tidak mau mempelajari IPA adalah kurangnya pengetahuan dalam bertindak, berpikir, dan kerja sama dalam menghadapi kehidupan di masyarakat. Sedangkan pada jangka pendek berdampak langsung pada hasil belajar peserta didik itu sendiri. Hasil belajar yang diperoleh merupakan indikator penguasaan belajar selama peserta didik mengikuti pembelajaran di kelas. Salah satu permasalahan berkaitan dengan hasil belajar mata pelajaran IPA di SD adalah kurangnya penguasaan konsep. Hal ini ditambah dengan metode pembelajaran yang diterapkan cenderung tidak mengakomodasi tingkat perkembangan peserta didik. Pembelajaran IPA di SD hendaknya tidak meninggalkan karakteristik belajar dunia anak-anak. Salah satu model pembelajaran dalam IPA yang dapat mengakkomodasi pembelajaran IPA sesuai dengan dunia belajar peserta didik adalah model pembelajaran Children Learning in Science (CLiS). 3

Model pembelajaran CLiS merupakan model pembelajaran dimana siswa dituntut untuk berusaha mengembangkan ide mengenai masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekontruksikan ide tersebut berdasarkan hasil pengamatan atau penelitian. Diharapkan dengan penerapan model ini dapat mengembangkan minat peserta didik dalam mata pelajaran IPA. Sehingga dengan minat peserta didik yang tinggi diharapkan hasil belajar yang diperoleh juga tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka akan dilakukan penelitian mengenai Keefektifan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLiS) Pada Mata Pelajaran IPA Ditinjau Dari Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar dengan rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana keefektifan model pembelajaran Children Learning in Science (CLiS) Pada Mata Pelajaran IPA ditinjau dari minat dan hasil belajar peserta didik SD? Pembatasan dalam penelitian ini perlu dilakukan agar ruang lingkup penelitian menjadi jelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikemukakan tentang variabel penelitian dan batasan penelitian. Varibel penelitian terdiri dari variabel bebas yakni model pembelajaran Children Learning in Science (CLiS) dan variabel terikat yakni minat dan hasil belajar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Menurut Johnson & Christensen (2008: 328), Dalam penelitian eksperimen semu, peneliti tidak memberikan kontrol penuh dari variabel pengganggu yang potensial, peneliti hanya meneliti variabel yang dianggap dominan. Variabel yang dominan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah minat belajar dan hasil belajar. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent comparison-group design. Rancangan penelitian disajikan dalam Gambar 1. 4

Kelompok Eksperimen O1 O2 X1 Kelompok Kontrol O1 O2 X1 Gambar 1. Penelitian Nonequivalent Comparison-Group Design Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 5 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas VA, VB, dan VC. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Kelas VA sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah peserta sebanyak 32 orang, sementara kelas VB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 32 pula. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Minat Peserta Didik Terhadap IPA Data minat peserta didik terhadap mata pelajaran IPA diperoleh sebelum dan setelah perlakuan. Hasil rekapitulasi data minat peserta didik terhadap mata pelajaran IPA dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Minat Peserta Didik Terhadap Mata Pelajaran IPA Metode Pembelajaran Deskripsi CLiS Konvensional Pretest Posttest Pretest Posttest Total 2690,4 2839,1 2669,9 2713,4 Rata-rata 84,07 88,72 83,43 84,78 Standar deviasi 6,87 6,70 6,88 6,82 Varians 47,45 44,9 47,27 46,12 Berdasarkan Tabel 1, pretest rata-rata hasil angket minat pada kelompok CLiS dan kelompok Konvensional masing-masing 84,07 5

dan 84,43; sedangkan posttest rata-rata hasil angket minat kelompok CLiS dan kelompok Konvensional masing-masing adalah 88,72 dan 84,78. 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Peserta Didik Data hasil belajar IPA diperoleh sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Hasil rekapitulasi data hasil belajar IPA peserta didik terhadap mata pelajaran IPA dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, pretest rata-rata hasil belajar pada kelompok CLiS dan kelompok Konvensional masing-masing 78,28 dan 80,71. Sedangkan posttest rata-rata hasil belajar kelompok CLiS dan kelompok Konvensional masing-masing adalah 84,03 dan 74,03. Tabel 2. Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Metode Pembelajaran Deskripsi CLiS Konvensional Pretest Posttest Pretest Posttest Total 2505 2689 2583 2369 Rata-rata 78,28 84,03 80,71 74,03 Standar deviasi 14,06 13,18 8,51 8,24 Varians 197,88 173,90 72,46 67,90 3. Analisis Data a. Uji Prasyarat Sebelum pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan program software SPSS 16.0 for windows yakni uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria keputusan bila nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 maka populasi data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, nilai probabilitas signifikansi pretest minat dan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran 6

IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berturutturut adalah 0,052, 0,200, 0,071, dan 0,092. Karena nilai signifikansi probabilitasnya lebih dari 0,05, maka pretest minat dan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Perlakuan Variabel Kelompok Kolmogorov-Smirnov Statistik df Sig. Minat KE 0,154 32 0,052 KK 0,125 32 0,200 Hasil Belajar KE 0,148 32 0,071 KK 0,143 32 0,092 Setelah dilakukan uji normalitas data, selanjutnya dilakukan uji homogenitas data untuk mengetahui apakah secara simultan data pretest minat dan hasil belajar peserta didik sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas Box s M dengan menggunakan bantuan program software SPSS 16.0 for windows. Hasil uji homogenitas data pretest minat dan hasil belajar dapat dilihat di Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Multivariat Sebelum Perlakuan Box s M F dk1 dk2 Sig. 7,755 2,495 3 69190 0,058 Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi probabilitas yang diperoleh adalah 0,058. Ini berarti bahwa matriks varians-kovarians populasi data kelas eksperimen dan kelas kontrol pretest minat dan hasil belajar IPA adalah homogen karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05. 7

b. Uji Hipotesis Setelah diketahui bahwa kedua sampel berditribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan mean untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keefektifan antara kedua kelompok. Analisis dilakukan dengan uji statistik MANOVA dua kelompok dengan bantuan program software SPSS 16.0 for windows. Hasil uji MANOVA data pretest minat dan hasil belajar dapat dilihat di Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Hasil MANOVA Data Sebelum Perlakuan Efek Value F Hypothesis df Error df Sig. Hotteling s Trace 0,014 0,433 2 61 0,651 Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa secara simultan minat dan hasil belajar siswa sebelum perlakuan adalah sama. Ini terlihat dari nilai Fhitung untuk uji statistik diperoleh angka 0,651 yang lebih besar dibandingkan taraf signifikansi yang ditetapkan yakni 5%. 4. Keefektifan Model Pembelajaran CLiS dengan Model Pembelajaran Konvensionl Ditinjau Dari Minat dan Hasil Belajar Siswa a. Uji Asumsi Uji normalitas data dilakukan dengan program software SPSS 16.0 for windows yakni uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria keputusan bila nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 maka populasi data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 6. 8

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Setelah Perlakuan Variabel Kelompok Kolmogorov-Smirnov Statistik df Sig. Minat KE 0,105 32 0,200 KK 0,144 32 0,089 Hasil Belajar KE 0,127 32 0,200 KK 0,145 32 0,086 Berdasarkan Tabel 6, nilai probabilitas signifikansi posttest minat dan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berturutturut adalah 0,087; 0,200; 0,200; dan 0,086. Karena nilai signifikansi probabilitasnya lebih dari 0,05, maka posttest minat dan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas data, selanjutnya dilakukan uji homogenitas data untuk mengetahui apakah secara simultan data posttest minat dan hasil belajar peserta didik sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas Box s M dengan menggunakan bantuan program software SPSS 16.0 for windows. Hasil uji homogenitas data posttest minat dan hasil belajar dapat dilihat di Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Multivariat Setelah Perlakuan Box s M F dk1 dk2 Sig. 7,625 2,453 3 69190 0,061 Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi probabilitas yang diperoleh adalah 0,061. Ini berarti bahwa matriks varians-kovarians populasi data kelas eksperimen dan kelas kontrol posttest minat dan hasil belajar IPA adalah homogen karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05. 9

b. Uji Hipotesis Uji hipotesis untuk mengetahui kefektifan model pembelajaran CLiS dan model pembelajaran konvensional terhadap minat dan hasil belajar dilakukan dengan uji one sample t test dan uji independent sample t test dengan bantuan program software SPSS 16.0 for windows. a) Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis yang diuji adalah: Ho H1 : rata-rata minat peserta didik yang menggunakan pembelajaran CLiS kurang dari atau sama dengan 64,75. : rata-rata minat peserta didik yang menggunakan pembelajaran CLiS lebih dari 64,75. Kriteria keputusan uji statistik tersebut adalah Ho ditolak jika thitung > ttabel = 1,6944. Dari hasil analisis pada diketahui bahwa nilai thitung adalah 16,607. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel diketahui bahwa thitung > ttabel yang berarti bahwa Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata minat belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran CLiS lebih besar dari 64,75 atau dengan kata lain model pembelajaran CLiS efektif ditinjau dari minat belajar peserta didik. b) Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis yang diuji adalah: Ho H1 : rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan pembelajaran CLiS kurang dari atau sama dengan 69,9. : rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan pembelajaran CLiS lebih dari 69,9. 10

Kriteria keputusan uji statistik tersebut adalah Ho ditolak jika thitung > ttabel = 1,6944. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai thitung adalah 6,062. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel diketahui bahwa thitung > ttabel yang berarti bahwa Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran CLiS lebih besar dari 69,9 atau dengan kata lain model pembelajaran CLiS efektif ditinjau dari hasil belajar peserta didik. c) Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis yang diuji adalah: Ho H1 : rata-rata minat belajar peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional kurang dari atau sama dengan 64,75. : rata-rata minat belajar peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional lebih dari 64,75. Kriteria keputusan uji statistik tersebut adalah Ho ditolak jika thitung > ttabel = 1,6944. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai thitung adalah 20,236. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel diketahui bahwa thitung > ttabel yang berarti bahwa Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional lebih besar dari 64,75 atau dengan kata lain model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari minat belajar peserta didik. d) Pengujian Hipotesis Keempat Hipotesis yang diuji adalah: Ho : rata-rata hasil belajar peserta didik yang 11

H1 menggunakan pembelajaran konvensional kurang dari atau sama dengan 69,9. : rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional lebih dari 69,9. Kriteria keputusan uji statistik tersebut adalah Ho ditolak jika thitung > ttabel = 1,6944. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai thitung adalah 2,863. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel diketahui bahwa thitung > ttabel yang berarti bahwa Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional lebih besar dari 69,9 atau dengan kata lain model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari hasil belajar peserta didik. e) Pengujian Hipotesis Kelima Hipotesis yang diuji adalah: Ho H1 : Model pembelajaran CLiS sama efektif dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar peserta didik. : Model pembelajaran CLiS lebih efektif dibanding model pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar peserta didik. Kriteria keputusan uji statistik tersebut adalah Ho ditolak jika thitung ttabel. Nilai ttabel ditentukan dengan ketentuan t(0,025, 62). atau nilai signifikansi kurang dari 0,025. Dari hasil analisis menggunakan uji independent sample t test diketahui bahwa nilai thitung adalah 2,323 dan nilai signifikansi 0,023. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel diketahui bahwa thitung < ttabel atau nilai 12

signifikansi 0,023 < 0,025 yang berarti bahwa Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran CLiS lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar peserta didik. f) Pengujian Hipotesis Keenam Hipotesis yang diuji adalah: Ho H1 : Model pembelajaran CLiS sama efektif dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar peserta didik. : Model pembelajaran CLiS lebih efektif dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar peserta didik. Kriteria keputusan uji statistik tersebut adalah Ho ditolak jika thitung ttabel. Nilai ttabel ditentukan dengan ketentuan t(0,025, 62) atau nilai signifikansi kurang dari 0,025. Dari hasil analisis menggunakan uji independent sample t test diketahui bahwa nilai thitung adalah 3,638 dan nilai signifikansi 0,001. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel diketahui bahwa thitung > ttabel atau nilai signifikansi 0,001 < 0,025 yang berarti bahwa Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran CLiS lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar peserta didik. B. Pembahasan 1. Minat Belajar Peserta Didik Minat belajar peserta didik secara umum dipengaruhi oleh suasana serta lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru. 13

Guru sebagai pengendali utama dalam kegiatan pembelajaran dapat menerapkan strategi yang sesuai agar tercipta suasana belajar yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik adalah model pembelajaran Children Learning in Science (CLiS). Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang secara deskriptif dapat dilihat pada Tabel 1. Data minat belajar peserta didik yang terdapat pada Tabel 1 dapat ditampilkan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa rata-rata skor minat belajar peserta didik sebelum pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran CLiS dan di kelas control yang menggunakan pembelajaran konvensional berturut-turut adalah 84,01 dan 83,43. Sedangkan setelah pembelajaran, rata-rata skor minat belajar peserta didik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol berturut-turut adalah 88,72 dan 84,78. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara deskriptif, model pembelajaran CLiS dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. \ Gambar 2 Perbandingan Rata-rata Skor Minat Belajar Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol 14

2. Hasil Belajar Peserta Didik Kemampuan peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran dapat diketahui berdasarkan hasil tes. Hasil belajar setelah melaksanakan proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran dan di kelas control yang menggunakan pembelajaran konvensional berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 2. Data pada Tabel 2 dapat dibuat dalam bentuk grafik seperti yang terlihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 2, rata-rata nilai hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan di kelas kontrol sebelum perlakuan berturut-turut adalah 78,28 dan 80,71. Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta di kelas eksperimen dan di kelas kontrol berturut-turut adalah 84,03 dan 74,03. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara deskriptif, model pembelajaran CLiS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Gambar 3 Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol 3. Keefektifan Model Pembelajaran CLiS Ditinjau Dari Minat Dan Hasil Belajar Peserta Didik 15

Pengujian keefektifan model pembelajaran CLiS ditinjau dari minat dan hasil belajar peserta didik tidak cukup menggunakan analisis deskruptif. Diperlukan analisis mendalam untuk mengetahui tingkat efektifitas yakni dengan analisis inferensial. Oleh karena itu, pengujian data secara inferensial juga digunakan dalam penelitian ini. Analisis inferensial untuk menguji seberapa efektif model pembelajaran CLiS berpengaruh pada minat dan hasil belajar peserta didik dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan ini dimulai dari uji pengaruh dan diakhiri dengan uji efektifitas pengaruh. Uji pengaruh untuk mengetahui apakah masing-masing kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil analisis, baik model pembelajaran CLiS maupun model pembelajaran konvensional berpengaruh pada minat dan hasil belajar peserta didik. Setelah diketahui bahwa kedua pembelajaran berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar peserta didik, selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih efektif masing-masing ditinjau dari minat dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan analisis pada pengujian hipotesis kelima, diperoleh hasil bahwa model pembelajaran CLiS lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari minat belajar peserta didik. Selanjutnya pda pengujian hipotesis keenam diperoleh hasil bahwa model pembelajaran CLiS lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran CLiS efektif dilaksanakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik Kelas V Sekolah Dasar. Hal ini sejalan dengan pendapat Samatoa (2010: 74) yang menyatakan 16

bahwa, Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLiS) merupakan model pembelajaran yang dilandasi paradigma konstruktivisme dengan memperhatikan pengetahuan awal peserta didik. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa model pembelajaran CLiS merupakan model pembelajaran yang mengaitkan antara minat dan hasil belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang menyerahkan sepenuhnya pada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya member peluang yang sangat besar untuk meningkatkan minat belajar peserta didik itu sendiri. Sehingga apabila minat belajar peserta didik meningkat maka hasil belajarnya akan meningkat pula. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan maka dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini adalah, model pembelajaran CLiS efektif dilaksanakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar Peserta Didik Kelas V Khususnya pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan temuan pada penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran yakni, model pembelajaran CLiS dapat diterapkan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik; guru tidak hanya berfokus pada hasil belajar tetapi juga minat belajar peserta didik; serta dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran terpadu. Bandung: Pustaka Cendekia Utama. Depdiknas. (2003) Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23, Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah. Jihad, A. dan Haris, A. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. 17

Johnson, B., & Christensen, L. (2008). Educational research: quantitative, qualitative, and mixed approaches. Third edition. USA: Sage Publication, Inc. Mahmud. (2010). Psikologi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Syah, M. (2008). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nitko, A.J., & Brookhart, S. M. (2007). Educational assessment of students. (5 th ed) New Jersey: Pearson Educational. Hamalik, O. (2011). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Samatowa, U. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Sumaji, dkk. (1998). Pendidikan sains yang humanistis. Yogyakarta: Kanisius. Trefil, J., & Hazen, R.M. (2010). The sciences an integrated approach (6 th ed). Canada: John Wiley & Sons, Inc. 18