BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI), camping mempunyai arti: membuat (mendirikan) kemah (untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap berbagai bidang baik sosial, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak pernah luput dari dinamika yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas untuk keberlangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang diperdagangkan kepada masyarakat. memperluas penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu, semakin

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB V PENUTUP. 1. Hubungan hukum antara pihak maskapai penerbangan dengan konsumen. berdasarkan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat bepergian kesuatu tempat dengan nyaman dan dapat terlindungi dari

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. di luar perusahaan, antara lain melalui Penggabungan (merger), Pengambilalihan

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor maupun tidak bermotor. Berdasarkan data Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

Silakan kunjungi My Website

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama hidup manusia

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan berbagai informasi, hal tersebut telah membawa dampak yang. signifikan dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata.

BAB I PENDAHULUAN. telah berusia 17 tahun atau yang sudah menikah. Kartu ini berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN NOMINEE (PINJAM NAMA) ANTARA WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN WARGA NEGARA ASING DALAM PRAKTIK JUAL BELI TANAH HAK MILIK

BAB I PENDAHULUAN. saing ketat sehingga membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor. pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan sebagai salah satu cara untuk. itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. rupiah terhadap Dollar US hingga mencapai lebih dari Rp ,- (posisi

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala. sumber devisa utama Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, hal ini tertulis jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan

TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI C PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2006

PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

ABSTRAK. Keywords: Tanggung Jawab, Pengangkutan Barang LATAR BELAKANG

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menawan dimata dunia tidak salah memiliki jumlah pengunjung wisatawan yang sangat tinggi dan banyak. Hal itu dikarenakan banyaknya objek wisata yang menarik dan dapat dikunjungi turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga setiap tahunnya jumlah wisatawan pun membludak berdatangan dari berbagai wilayah dan belahan dunia. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat. 1 Saat ini sarana transportasi menjadi faktor yang penting dalam proses kelancaran dalam penyelenggaraan pariwisata. Meningkatnya kebutuhan akan jasa angkut seolah sudah tidak dapat dibendung lagi. 1 http://id.wikipedia.org/wiki/pariwisata_di_indonesia/ diakses tanggal 11 Maret 2015 1

2 Masyarakat pada umumnya menggunakan jasa angkutan seperti mobil, motor, atau angkutan kota lainnya untuk memudahkan aktivitas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Saat ini tidak hanya lapisan masyarakat lokal atau pun nasional saja yang mampu menikmati sarana transportasi yang ada, bahkan transportasi yang bersifat pribadi seperti motor dan mobil pun dapat dinikmati oleh wisatawan asing. Yogyakarta sebagai salah satu destinasi favorit wisatawan asing memiliki sangat banyak tempat penyewaan sepeda motor. Usaha rental sepeda motor ini sangat menguntungkan dan konsumennya berasal dari berbagai kalangan diantaranya dari kalangan wisatawan asing yang berkebangsaan luar negeri. Didalam hubungan antara pihak rental motor dengan penyewa sepeda motor terdapat perjanjian sewa menyewa. Berdasarkan pasal 1548 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sewa-menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Didalam perjanjian sewa-menyewa ini kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak yang lain, sedangkan kewajiban pihak yang terakhir ini adalah membayar harga sewa. Jadi barang diserahkan tidak untuk dimiliki seperti halnya dalam jual-beli, tetapi hanya untuk dipakai, dinikmati kegunaannya. Dengan

3 demikian maka penyerahan hanya bersifat menyerahkan kekuasaan belaka atas barang yang disewa itu. 2 Hubungan yang terjadi antara pelaku usaha dengan konsumen pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan prinsip yang ada dalam perjanjian timbal balik, yaitu perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak, artinya bahwa pelaku usaha dan konsumen dibebani hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki dalam perjanjian. Perjanjian sewa-menyewa sepeda motor ini merupakan perjanjian yang telah distandarisasi oleh pelaku usaha kemudian dilakukan secara konvensional. Perjanjian Standar adalah perjanjian yang memuat di dalamnya klausa-klausa yang sudah dibakukan dan dicetak dalam bentuk formulir dengan jumlah yang banyak serta dipergunakan untuk semua perjanjian yang sama jenisnya. Perjanjian dibuat leh para pihak akan tetapi isinya ditetukan oleh salah satu pihak saja. 3 Jadi perjanjian rental motor ini merupakan perjanjian sewa-menyewa yang berbentuk perjanjian standar dimana isinya ditentukan oleh pihak pelaku usaha atau rental motor saja dan pihak penyewa atau konsumen hanya memberikan persetujuan atau tidak terhadap perjanjian tersebut sehingga dari situlah dapat ditemukan kata sepakat atau tidak, dimana kesepakatan merupakan salah satu dari syarat sahnya perjanjian. 2 Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, PT. Citra Adita Bakti, Bandung, hlm.40 3 http://aprian-wibowo.blog.ugm.ac.id/2012/06/02/perjanjian-baku-standar/ diakses tanggal 12 Maret 2015 Pkl.15.00 wib

4 Surat Izin Mengemudi Internasional adalah SIM untuk kendaraan bermotor yang berlaku secara Internasional dengan SIM yang berlaku dinegara yang menerbitkan SIM International tersebut. Dasar penerbitan SIM Internasional adalah kesepakatan Perserikatan Bangsa- Bangsa dalam Vienna Convention on Road Traffic tahun 1968 yang merupakan penyempurnaan dari Geneva Convention on Road Traffic tahun 1949 dan sebelumnya Paris Convention on Motor Traffic tahun 1926. Surat Izin Mengemudi yang berlaku sekarang diatur berdasarkan Annexe 6 untuk Surat Izin Mengemudi Domestik dan annexe 7 untuk Surat Izin Mengemudi Internasional Konvensi Vienna. berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2010, penerbitan SIM Internasional diambil alih oleh Kepolisian Republik Indonesia. SIM Internasional tidak lagi diterbitkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI). Sejak tanggal 3 Desember 2010, pengurusan SIM Internasional di Kepolisian Republik Indonesia harus dilakukan langsung oleh pemohon di Jakarta dan tidak bisa diwakilkan. 4 Di Kota Yogyakarta sendiri rental motor telah marak berjamur di daerah sekitaran Jalan Sosrowijayan dan Jalan Pasar Kembang. Di Jalan Pasar Kembang sendiri terdapat empat tempat yang memberikan jasa sewa menyewa sepeda motor ini, salah satunya yaitu Rental Motor Ana. Tarif sewa motor di Rental Motor Ana cukup beragam, mulai dari Rp 70.000 (tujuh puluh ribu rupiah) sampai dengan harga Rp 100.000 (seratus ribu 4 http://id.wikipedia.org/wiki/surat_izin_mengemudi_internasional/ diakses tanggal 13 Maret 2015 Pkl.13.00 wib

5 rupiah). Tipe motor yang tersedia antara lain jenis motor bebek dan scooter matic. Terkait dengan persyaratan rental pada dasarnya tidak susah, bagi WNI, harus memiliki KTP, atau surat nikah, atau surat keterangan pribadi yang dapat di foto kopi, maupun memberikan yang aslinya, mengisi form data diri penyewa, serta serta punya alamat tinggal sementara yang jelas di kota Yogyakarta. Selanjutnya meninggalkan uang jaminan, sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu) dan, peminjam harus bersedia difoto sebagai barang bukti atau memperjelas identitas. WNA yang hendak menyewa motor, menurut keterangan Pak Budi, harus memberikan foto kopi Passport, atau KITAP / KITAS (Kartu Identitas Tinggal Tetap / Kartu Identitas Tinggal Sementara). Namun terkait dengan Surat Izin Mengemudi yang dimiliki oleh pihak Penyewa itu sendiri menjadi tanggung jawab pribadi milik penyewa. 5 Dalam form persyaratan tidak mencantumkan bahwa terdapat keharusan bagi pihak WNA maupun WNI untuk harus memiliki Surat Izin Mengemudi. Dari contoh di atas, terlihat bahwa wisatawan asing yang ada di Indonesia kini dapat melakukan perjanjian sewa menyewa kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor yang biasanya dijadikan objek sewa menyewa adalah sepeda motor. Namun, sesungguhnya sewa menyewa motor yang terjadi antara pihak penyewa yang notabene nya adalah seorang turis asing ini menimbulkan permasalahan. Terutama pada perlindungan hukum yang diterima oleh wisatawan asing, baik dalam

6 posisi mereka sebagai konsumen maupun pihak yang bersepakat melakukan sewa menyewa. Didalam praktiknya banyak diantara turis asing tersebut yang tidak memiliki SIM Internasional namun tetap diperbolehkan atau diizinkan oleh pihak pelaku usaha untuk menyewa sepeda motor di tempat usaha mereka, padahal tentu saja hal ini melanggar salah satu unsur syarat sahnya perjanjian yaitu kausa yang halal dan bertentangan dengan salah satu asas dalam pembuatan perjanjian yaitu itikad baik, dengan tidak memiliki SIM Internasional artinya dapat dikatakan bahwa tidak ada itikad baik didalam pembuatan perjanjian sewa-menyewa sepeda motor tersebut. Selain itu didalam praktek juga turis asing terkadang tidak mengetahui secara jelas apa yang tercantum didalam isi perjanjian standar yang dibuat oleh pelaku usaha atau pihak rental motor itu sendiri sehingga tidak ada unsur kejelasan didalamnya, hanya terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang telah ditentukan sepihak oleh pelaku usaha dan bahkan dibeberapa rental motor sama sekali tidak mencantumkan syarat dan ketentuan sewamenyewa motor tersebut secara jelas. Kondisi seperti ini tentu saja dapat menimbulkan berbagai akibat hukum dengan segala konsekuensinya, antara lain apabila muncul suatu perbuatan yang melawan hokum atau timbul wanprestasi dari salah satu pihak dalam sebuah transaksi sewamenyewa sepeda motor dengan turis asing tersebut, akan menyulitkan pihak yang dirugikan untuk menuntut segala kerugian yang timbul dan disebabkan perbuatan melawan hukum atau wanprestasi itu, karena sejak

7 awal tidak ada pemberitahuan yang jelas terhadap isi perjanjian itu kepada si turis asing (konsumen). Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan di atas, penulis bermaksud untuk membuat penulisan hukum yang berjudul TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SEPEDA MOTOR ANTARA TURIS ASING DAN RENTAL MOTOR ANA YOGYAKARTA. B. Permasalahan Bertolak dari latar belakang yang disampaikan di atas, maka timbullah permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah keabsahan perjanjian sewa-menyewa sepeda motor antara turis asing dan Rental Motor Ana Yogyakarta? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa sepeda motor antara turis asing dan Rental Motor Ana Yogyakarta? 3. Apakah akibat hukum dari perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa sepeda motor antara turis asing dan Rental Motor Ana Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Dalam penulisan ini, adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis meliputi 2 hal yaitu : 1. Tujuan Objektif

8 a. Untuk mengetahui dan mengkaji keabsahan perjanjian sewamenyewa sepeda motor kepada turis asing di Rental Motor Ana b. Untuk mengetahui akibat hukum dari perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa sepeda motor kepada turis asing di Rental Motor Ana. c. Untuk mengetahui upaya perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa sepeda motor kepada turis asing di Rental Motor Ana.. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data dan bahan-bahan yang berguna dalam penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelurusan kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian yang akan dilakukan penulis belum pernah diteliti dan ditulis oleh rekan mahasiswa lainnya, dan apabila terdapat penelitian yang membahas mengenai keabsahan perjanjian sewa-menyewa depeda motor kepada turis asing tentunya penelitian tersebut bukan pada rental motor Ana di Yogyakarta dan mempunyai judul dan rumusan masalah yang berbeda dengan penelitian yang

9 dilakukan oleh penulis. Beberapa penelitian mengenai pelaksanaan perjanjian sewa menyewa kendaraan bermotor yaitu : 1. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Yansen Tambunan (02/163569/EHK/00440) tahun 2010,dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Pada Persewaan Mobil Alif Transport Yogyakarta. Penulisan ini membahas tentang pelaksanaan sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport dan bagaimana bentuk wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian sewamenyewa tersebut serta bagaimana penyelesaian atas wanprestasi yang terjadi. Hal yang membedakan dengan penulisan hukum yaitu penulis dalam usulan penelitian ini akan membahas mengenai keabsahan perjanjian sewamenyewa atau rental sepeda motor kepada turis asing, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian rental sepeda motor, serta akibat hukum dari perjanjian yang dibuat oleh para pihak tersebut. 2. Penulisan yang dilakukan oleh Ilham Rosyadi (08/273525/HK/17926), tahun 2012, dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Sepeda Motor Pada Jaya Mandiri Rental Motor di Kabupaten Sleman. Dalam penulisan hukum ini diambil suatu permasalahan mengenai pelaksanaan perjanjian sewa menyewa sepeda motor pada Jaya Mandiri rental motor di Kabupaten Sleman, dan apa saja bentuk wanprestasi yang terjadi

10 dalam pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa sepeda motor tersebut berikut cara penyelesaiannya. Adapun yang menjadi fokus dalam penulisan hukum ini adalah mengenai wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian sewa-menyewa sepeda motor tersebut. Selain itu dalam penulisan ini membahas pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa sepeda motor secara umum kepada setiap orang dan objek penelitiannya berada di Kabupaten Sleman. Dalam penelitian hukum yang diusulkan penulis, pengkajian menitikberatkan pada keabsahan dari perjanjian rental motor yang dilakukan kepada turis asing. Hal lain yang membedakan adalah yang menjadi responden yaitu para pihak penyewa sepeda motor yang melakukan wanprestasi pada kurun waktu tertentu,, sementara pada usulan penelitian hukum ini yang menjadi responden yaitu penyewa sepeda motor yang berkebangsaan asing dan pihak rental sepeda motor yang menyewakan sepeda motor kepada turis- asing tersebut. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Rizki Lubis (02/161412/HK/16106) tahun 2010, dengan judul Tanggung Jawab Perusahaan Penyewaan Mobil Terhadap Pemilik Mobil Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Yang Disewa Ulangkan di Perusahaan Penyewaan Mobil (CV. ASELIA). Penelitian ini menitikberatkan pada pertanggungjawaban perusahaan penyewaan mobil terhadap pemilik mobil dalam perjanjian sewa menyewa mobil yang disewa ulangkan di perusahaan tersebut.

11 Penelitian ini membahas tentang tanggung jawab perusahaan penyewaan mobil terhadap pemilik mobil dalam perjanjian sewa menyewa mobil yang disewa ulangkan di perusahaan penyewaan mobil, penulis di sisi lain akan membahas lebih lanjut mengenai keabsahan dari perjanjian sewa-menyewa sepeda motor kepada turis asing di Kota Yogyakarta, jadi hubungan hukum yang diteliti disini adalah antara pihak rental motor dengan turis asing selaku penyewa sepeda motor di Rental motor Ana Yogyakarta. Ketiga penelitian di atas memiliki obyek penelitian yang berbeda dengan penelitian yang diusulkan penulis dengan obyek penelitian rental sepeda motor yang berbasis di Rental Motor Ana. Dengan demikian, penulis meyakini bahwa penelitian yang akan dilakukan penulis bersifat asli. Penulis berharap penelitian hukum ini dapat melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya serta dapat memperkaya khasanah pengetahuan serta penulisan hukum yang bersifat akademis. E. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan akademik maupun kepentingan praktis, yaitu : 1. Manfaat akademis Dari hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala pengetahuan pada umumnya dan mengenai ilmu hukum perdata terutama masalah

12 pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa kepada turis asing pada khususnya. 2. Manfaat praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada seluruh masyarakat, agar tidak hanya mengetahui tetapi juga mengerti dan memahami tentang pelaksanaan dan keabsahan perjanjian sewamenyewa sepeda motor kepada turis asing.