BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB VI PENUTUP. Dari hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. Semarapura, 30 Maret 2016 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung, I Wayan Wasta, SE, M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

Catatan: dalam kesempatan ini akan disampaikan khusus untuk bidang Komunikasi dan Informatika

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

E X E C U T I V E S U M M A R Y

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB IV P E N U T U P

SKRIPSI Diajukan Untuk Memnuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Jurusan/Prodi Konsentrasi Keuangan Daerah

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

SAMBUTAN PENYERAHAN LAPORAN HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA WILAYAH II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...i. KATA PENGANTAR...ii. RINGKASAN EKSEKUTIF...iii BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG...1

PERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2015 T E N T A N G

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAMPIRAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

Rencana Strategis BAB 1 PENDAHULUAN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

B U P A T I B I N T A N PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

BAB. I PENDAHULUAN. Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

B A B P E N D A H U L U A N

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan pembangunan daerah, proses. penyusunan tahapan-tahapan kegiatannya melibatkan berbagai

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA KECAMATAN TOULUAAN SELATAN

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 431 / 02 / XI / 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi

B.IV TEKNIK EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PENGADILAN NEGERI SUNGAILIAT KELAS IB JL. PEMUDA NO. 12 KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Website :

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman akuntansi keuangan daerah perlu dilengkapi dengan mekanisme evaluasi. Dalam hal ini, mekanisme tersebut disebut analisis kinerja. Karena analisis kinerja merupakan salah satu instrumen penting untuk menciptakan akuntabilitas keuangan daerah yang berdampak pada pelaksanaan tata pemerintahan yang baik, maka untuk menilai tanggung jawab pemerintah daerah di Indonesia dalam menyediakan pelayanan umum perlu diukur sejauh mana pemerintah daerah telah memenuhi standar kinerja sebagai daerah otonomi untuk tercapainya pelayanan publik bagi kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut, telah dikembangkan dan diterapkan suatu sistem perencanaan dan pertanggungjawaban yaitu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimana sistem ini merupakan integrasi dari perencanaan sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja,yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Setiap instansi diwajibkan mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku yang memuat dokumen perencanaan yang mengacu pada prinsip-prinsip organisasi modern dan pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP disusun sebagai bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, informasi yang disajikan bukan hanya berisi tentang keberhasilan-

keberhasilan yang telah dicapai, tetapi juga harus memuat kekurangan-kekurangan yang masih dijumpai sehingga dapat dirumuskan solusi perbaikan di masa mendatang. Keberhasilan dan kekurangan tersebut terumuskan dalam pengukuran pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Hasil identifikasi kekurangan serta keberhasilan tersebut diharapkan dapat memberikan masukan bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintah. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),dimana LAKIP merupakan produk akhir SAKIP yang menggambarkan kinerja yang dicapai oleh suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai APBN/APBD menekankan kepada setiap pemerintah daerah yaitu dituntut untuk dapat memperbaiki kinerja dalam memberikan pelayanan publik yang mendorong dibangunnya suatu sistem manajemen pemerintahan daerah berbasis kinerja. serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara substantif, LAKIP Bappeda Provinsi NTT merupakan wahana bagi pelaporan kinerja dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja. Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggaran yang berjalan 1 tahun anggaran. Dalam pembuatan LAKIP suatu instansi pemerintah harus dapat menentukan besaran kinerja yang dihasilkan secara kuantitatif yaitu besaran dalam satuan jumlah atau presentase. Manfaat LAKIP bisa dijadikan bahan evaluasi terhadap suatu instansi pemerintah yang bersangkutan selama 1 tahun anggaran. Berikut adalah data pra penelitian yang terdapat di LAKIP pada Badan Perencanaan Pembangunan Dearah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun Anggaran 2013 2014 :

Tabel 1.1 Laporan Anggaran Belanja Langsung Dan Tidak Langsung Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Pada Badan Perencanaan Pembangunan Dearah Prov. NTT Tahun 2013-2014 No Tahun Anggaran Anggaran Belanja Anggaran/Target Realisasi Realisasi (RP) (RP) % Belanja 1 2013 Langsung 33.991.647.300 33.075.464.131 97,46% Belanja Tidak Langsung 7.909.388.000 7.760.149.528 98,11% Belanja 2 2014 Langsung 42.984.101.000 41.740.670.959 97,11% Belanja Tidak Langsung 7.228.000.000 7.034.072.456 97,31% Sumber :LAKIP BAPPEDA 2013-2014 Berdasarkan data tabel 1.1 anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdapat pada Laporan Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah (LAKIP). Tahun 2013 dan 2014 menunjukkan bahwa belanja langsung yang dianggarakan untuk membiayai program/kegiatan mengalami peningkatan pada tahun 2013 akan tetapi penurunan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung pada tahun 2014 itu tidak dibarengi dengan penurunan kinerja hal ini dapat dilihat dari capaian kinerja program yang dituangkan dalam LAKIP. Dalam LAKIP pada BAPPEDA Tahun 2013 menunjukkan bahwa capaian kinerja program untuk tahun 2013 dimana belanja langsung

97,46% dan belanja tidak langsung 98,11% sedangkan untuk capaian kinerja program untuk tahun 2014 dimana belanja langsung 97,11% dan belanja tidak langsung 97,31% hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 walaupun menurut Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dikategorikan sangat baik dan baik. Untuk mencapai indikator keberhasilan sebagaimana yang telah diuraikan, selain faktor pendukung maka aspek keuangan sangat berpengaruh untuk mencapai indikator keberhasilan dimaksud. Operasionalisasi kegiatan dapat dilaksanakan apabila didukung pembiayaan yang memadai. Sumber pembiayaan kegiatan dimaksud berasal dari APBD dan APBN melalui dana dekosentrasi. SAKIP LAKIP mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, dipandang perlu adanya pelaporanan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah diharapkan dapat menggambarkan adanya transparasi dan akuntabilitas dari setiap instansi. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) bermanfaat dalam mengarahkan instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerja dan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu perangkat daerah melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam dua urusan yaitu Urusan Tata Ruang dan Urusan Perencanaan Pembangunan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai satuan kerja perencanaan pembangunan daerah memiliki peran

yang sangat penting dalam penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan bagi setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Dalam rangka penilaian penyelenggaraan urusan tata ruang dan urusan perencanaan pembangunan, maka sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah wajib mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan serta kinerja instansi tahunan yang pengukuran kinerjanya berpijak pada pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra). Laporan ini berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan pemenuhan kewajiban Badan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk melaporkan kinerja instansi pada setiap tahun anggaran. Tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam dokumen rencana kinerja. Selain mengukur kinerja LAKIP Badan Perencanaan Pembangunan Daerah juga melakukan 4 program yang dibahas yaitu : 1. Perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah 2. Program dukungan manajemen kerjasama pembangunan lembaga Internasional 3. Program Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah 4. Program pengembangan data perencanaan dan pembinaan tata ruang Dalam anggaran belanja langsung terdapat 7 program tetapi hanya 4 program yang dibahas Alasannya karena 4 program ini merupakan program yang hanya dikerjakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sedangkan 3 program lainnya merupakan program yang umumnya ada di setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Alasannya karena di dalam data akuntabilitas belanja langsung memuat data anggaran dan realisasi dari 4 program yang dibahas oleh peneliti. Kinerja pemerintah daerah

berdasarkan LAKIP bukan saja dilihat dari item belanja saja,tetapi dilihat juga dari semua program/kegiatan yang ada dalam dokumen LAKIP dibuat dalam satu tahun anggaran. Dimana SAKIP dan LAKIP bergeser dari pemahaman Berapa besar dana yang telah dan akan dihabiskan menjadi Berapa besar kinerja yang dihasilkan dan kinerja tambahan yang diperlukan agar tujuan yang telah ditetapkan diakhir periode bisa tercapai. Dimana LAKIP sebagai tolak ukur untuk mempertnggungjawabkan anggaran yang telah digunakan serta mengukur setiap pembangunan atau kinerja yang dilakukan masing-masing Satuan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah. Dimana LAKIP merupakan laporan berisi tentang anggaran serta pengukuran kinerja sebuah instansi diukur dan dilihat dari laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah apakah telah mencapai tujuan yang telah dibuat selama 1 tahun anggaran. Laporan ini merupakan pemenuhan kewajiban Bappeda untuk melaporkan kinerja instansi untuk tahun anggaran 2014. Keempat program ini yang dapat mengukur kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Prov. Nusa Tenggara Timur dilihat dari indikaor masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Berdasarkan latar belakang dan data diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimana kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara

Timur Tahun Anggaran 2014 berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2014 berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan adalah : a. Bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai bahan masukan dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja serta untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja. b. Bagi peneliti, agar dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti mengenai pengukuran kinerja pemerintah daerah serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Akuntansi Program Studi S1 Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. c. Bagi pihak lain, hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian yang berhubungan dengan kinerja pemerintah daerah.