Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1

dokumen-dokumen yang mirip
Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 5 TAHUN 1954.

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut :

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 1

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953.

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1.

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 3 Tahun Ke VI Tanggal 27 Agustus 1956 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 1956

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 2 th. Ke II tg. 15 Ag. 51 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 tahun 1952.

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955

Kutipan Lembaran Kota Besar Ska. No. I th. Ke I tg PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. : 2/D.P.R./Ska./ 51.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM.

Tambahan Lembaran Kotapraja Surakarta Nomor 1 Tahun Ke VII Tanggal 1 April 1957 Nomor 2

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 9 th. Ke IV tgl. 1 Des. 54 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 9 TAHUN 1954.

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 8 th. Ke V tgl. 1 Nop. 55 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 10 TAHUN 1955.

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 1975 TENTANG PAJAK KENDARAAN TIDAK BERMOTOR DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tjetakan ke II tg. 1 Maret Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 2 th. Ke III tg. 1 Maret 1953.

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 2 Tahun Ke VI Tanggal 1 Djuli 1956 Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1956

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA SERI A TAHUN 1975 NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 13 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 4 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 4 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 4 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 21 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 13 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 1 TAHUN : 1984 SERI : B NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA SERI C TAHUN 1975 NOMOR : 11

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 9 TAHUN : 1984 SERI : D NOMOR : 8 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 1975 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA. Menetapkan Peraturan Daerah sebagai berikut :

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

PERATURAN MENTERI AGRARIA NOMOR 14 TAHUN 1961 PERMINTAAN DAN PEMBERIAN IZIN PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

PENGARUH IMAGE MERK, MANFAAT MERK DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MERK

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007 NOMOR 18 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 15 TAHUN 2007

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 12 TAHUN : 1992 SERI : B NOMOR : 4

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o.135 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 37 TAHUN : 1978 SERI : A NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 7 TAHUN : 1977 SERI : D NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN : 1992 SERI : D NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 10 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH PERALIHAN DAERAH SWATANTRA TINGKAT KE-II GARUT. Menetapkan Peraturan Daerah jang berikut:

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

KETENTUAN UMUM. Pasal 1.

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 32 TAHUN : 1978 SERI : B NOMOR : 23

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

Transkripsi:

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1954, TENTANG SURAT MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA menetapkan peraturan daerah sebagai berikut : PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA TENTANG SURAT TANDA MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR. Pasal 1. Barang siapa mengemudikan kendaraan umum tidak bermotor didjalan dalam Daerah Kota Besar Surakarta harus dapat menundjukkan surat tanda mengemudi jang sah. Pasal 2. [1] Dalam peraturan peraturan ini jang dimaksudkan dengan : a. kendaraan umum ialah : kendaraan jang dimaksud dalam pasal 1 ajat [1] sub 6 dari Undang undang lalu lintas djalan (wegverkeersordonnantie); b. kendaraan tidak bermotor, selandjutnja disebut,,kendaraan sadja, ialah : kereta dan gerobag jang digerakkan dengan tenaga hewan, betjak dan sepeda beroda tiga atau lebih; c. djalan ialah : djalan jang dimaksud dalam pasal 1 ajat [1] sub 1 dari Undangundang lalu lintas djalan (wegverkeersordonnantie). [2] Sepeda beroda dua, gerobag dan kereta jang digerakkan dengann tenaga manusia dan permainan anak anak tidak dikenakan peraturan daerah ini. Pasal 3. Surat tanda mengemudi tersebut pasal 1 atas permintaan diberikan kepada mereka jang : a. Telah berumur delapan belas tahun, b. Tidak bertjatjad badan atau djiwanja hingga daianggap tidak tjakap mengemudikan kendaraan jang dimaksud dalam surat permintaan, c. Haknja mendjalankan kendarran tidak ditjabut karena keputusan hakim, d. Faham tentang peraturan- peraturan lalau lintas dan tjakap mengemudikan kendaraan, Pasal 4. Tanda mengemudi diberikan oleh pendjabat jang ditundjuk oleh Dewan Pemerintah Daerah. Pasal 5. Tanda mengemudi itu dapat diberikan menjimpang dari ketentuan tersebut pasal 3 sub a, djika menurut pendapat pendjabat tersebut pada pasal 4 ada alasan jang kuat. Pasal 6. [1] Orang jang minta surat tanda mengemudi dapat diperintahkan supaja memeriksakan dirinja, kepada dokter jang berkewadjiban untuk memeriksanja, djika pendjabat tersebut pasal 4 menganggap perluuntuk mendapat kepastian tentang jang dimaksud dalam pasal 3 sub b, sedang beaja pemeriksaan ditanggung sendiri oleh peminta. [2] Djika berdasar peperiksaan dokter tersebut ajat [1] ternjata bahwa peminta tidak dapat diberi surat tanda mengemudi, maka dapat mengadjukan permintaan baru sesudah waktu jang ditentukan oleh dokter tersebut.

Pasal 7. [1] Djika peminta memenuhi sarat-sarat tersebut pasal 3 sub a, b, dan c, maka ia diperiksa pengetahuannja tentang peraturan peraturan lalu-lintas dan tentang ketjakapannja mengemudikan kendaraan. [2] Djika hasil peperiksaan tersebut ajat [1] itu tidak memuaskan, dalam waktu 14 hari pemeriksaan itu dapat diulangi lagi. [3] Djika ternjata pada ulangan pemeriksaan tersebut ajat [3] peminta belum dapat diberi surat tanda mengemudi, maka untuk mendapatkan surat tanda mengemudi, peminta harus memasukkan permintaan baru. Pasal 8. Surat permintaan untuk mendapatkan surat tanda mengemudi dibuat dengan mengisi daftar isian jang bentuknja ditentukan oleh Dewan Pemerintah Daerah dan disertai : a. Dua buah pasfoto dari peminta, b. Surat keterang dari lurah kampung tempat tinggalnja jang berisi nama, umur dan alamat peminta, Pasal 9. [1] Peminta wadjib datang pada tempat dan waktu jang ditentukan oleh pendjabat tersebut pasal 4 untuk memberi pendjelasan lebih landjut tentang permintaannja dan / atau untuk diperiksa tentang pengetahuannja hal peraturan perturan lalu- lintas dan ketjakapannja mengemudi kendaraan seperti termaksud dalam pasal 3 sub d.. [2] Djika peminta tidak datang atas panggilan tersebut ajat [1] dengan tidak memberi alasan jang sah, maka permintaan itu dianggap sebagai ditjabut. Pasal 10. [1] Surat tanda mengemudi berlaku untuk lima tahun mulai dari tanggal diberikannja. [2] Bentuk surat tanda mengemudi ditetapkan oleh Dewan Pemerintah Daerah. [3] Surat tanda mengemudi dibagi mendjadi dua matjam : a. untuk mengemudikan kereta dan gerobag jang digerakkan dengan tenaga hewan, diberi tanda K. b. untuk mengemudikan betjak dan sepeda beroda tiga atau lebih, diberi tanda M. Pasal 11. [1] Didalam surat tanda mengemudi ditjantumkan : a. nama, umur dan alamat peminta. b. tanggal diberikannja dan c. tanggal habis berlakunja. [2] Surat tanda mengemudi dibubuhi tanda tangan oleh pendjabat tersebut pasal 4 dan sebuah pas foto tersebut pada pasal 8 jang dibubuhi tjap djawatan dari pendjabat itu. [3] Surat tanda mengemudi tidak diberikan sebelum dibubuhi tanda tangan dan tjap ibu djari tangan kanan dari pengemudi jang berhak, dengan diketahui oleh pendjabat tersebut pasal 4, atau djika pengemudi jang berhak tidak dapat membubuhi tanda tanganja, ia hanja membubuhi tjap ibu djari tangan kanan. Djika ibu djari tangan kanan tidak ada, maka diganti dengan djari lainnja dengan diterangkan dalam surat tanda mengemudi. Pasal 12. Pendjabat tersebut pasal 4 mengadakan register dari semua permintaan surat tanda mengemudi dan dari semua surat tanda mengemudi jang diberikan olehnja dengan keterangan keterangan dan perobahannja. Pasal 13. [1] Djika ada dugaan, bahwa pemegang surat tanda mengemudi jang sah tidak algi memenuhi sarat-sarat jang ditentukan dalam pasal 3 sub b dan atau d, maka pendjabat tersebut pasal 4 dapat memanggilnja untuk datang ditempat dan pada djam jang ditentukan, agar supaja memberikan keterangan keterangan jang diperlukan dan dimana perlu untuk diperiksa tentang hal jang ditentukan dalam pasal 3 sub b dan / atau d. [2] Djika dari keterangan atau pemeriksaan tersebut ajat [1] ternjata bahwa jang bersangkutan itu tidak memenuhi lagi sarat-sarat jang ditentukan dalam pasal 3 sub b

dan / atau d atau djika atas panggilan itu tidak datang dengan tidak memberi alasan alasan jang sah maka suratnja tanda mengemudi dinjatakan tidak berlaku. [3] Djika diputuskan untuk menjatakan tidak berlaku sebuah surat tanda mengemudi, maka berlakulah ketentuan tersebut pasal 6 ajat [1] atau pasal 7 ajat [2]. Pasal 14. [1] Djika surat tanda mengemudi hilang atau rusak ingá tidak dapat dibatja sebagaian atau seluruhnja, maka pemegangnja diwadjibkan meminta surat tanda mengemudi baru dengan menjerahkan bkti jang sah tentang kehilangannja atau menjerahkan surat tanda mengemudi jang lama. [2] Permintaan tidak perlu diadjukan dengan surat djika waktu semendjak diberikannja surat tanda mengemudi jang perlu diperbaharui sebagaimana tersebut dalam ajat [1] sampai pada hari diadjukannja permintaan tersebut, belum melebihi tiga tahun. Pasal 15. Dalam waktu satu minggu setelah surat tanda mengemudi tidak berlaku, maka pemegang diwadjibkan menjerahkan surat tnda mengemudi itu kepada pendjabat tersebut pasal 4. Pasal 16. Pemegang surat tanda mengemudi jang pindah tempat tinggalnja harus melaporkan kepindahannja itu kepada pendjabat tersebut pasal 4 selambat-lambatnja dalam waktu dua minggu dari hari kepindahannja itu. Pasal 17. [1] Surat tanda mengemudi jang sah berasal dari lain daerah berlaku pula didaerah Kota Besar Surakarta ketjuali djika menurut pendapat pendjabat tersebut pasal 4 ada alasan untuk menjatakan surat tanda mengemudi itu tidak berlaku. [2] Djika surat tanda mengemudi tersebut ajat [1] ditjabut sesuai dengan ketentuan tersebut pasal 13 dan ketentuan tersebut ajat [1], maka surat tanda mengemudi itu dikembalikan kepada pendjabat jang dulu memberikannja. Pasal 18. [1] Dilarang : a. dengan sengadja memberikan keterangan jang tidak betul atau tidak lengkap dalam permintaan untuk mendapatkan surat tanda mengemudi. b. dengan sengadja memepergunakan surat tanda mengemudi jang diberikan kepada orang lain. c. mendjalankan kendaraan umum tidak bermotor didjalankan dengan tidak mempunjai surat tanda mengemudi jang sah jang diperuntukkan bagi djenis kendaraan jang bersangkutan sesuai dengan ketentuan jang termaktub dalam pasal 10 ajat [3]. [2] Surat tanda mengemudi mendjadi berlaku, djika ternjata bahwa tatkala mengadjukan permintaan peminta dengan sengadja telah memberikan keterangan jang tidak betul atau tidak lengkap. Pasal 19. Dengan tidak mengurangi ketentuan hukuman seperti termaktub dalam pasal 108 Peraturan Pemerintah Lalu Lintas Djalan sepandjang mengenai pelanggaran terhadap pasal 1, maka pelanggaran terhadap pasal 14 ajat [1], pasal 15, pasal 16 dan pasal 18, dihukum kurungan selama-lamanja satu bulan atau dihukum denda sebanjak banjaknja Rp. 100,--[seratus rupiah]. Pasal 20. Dewan Pemerintah Daerah membuat pedoman pelaksanaan jang tidak bertentangan dengan peraturan daerah ini. Pasal 21. Pasal 1 mulai berlaku enam bulan setelah peraturan daerah ini diundangkan. Pasal 22. [1] Peraturan daerah ini mulai berlaku semendjak tanggal diundangkannja. [2] Dengan berlakunja peraturan daerah ini Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta tentang surat tanda mengemudi kendaraan tidak bermotor, jang ditetapkan oleh

Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Sementara Kota Besar Surakarta pada tanggal 16 April 1953 dan belum diundangkan, ditjabut kembali. Surakarta, 14 Desember1953. Kepala Daerah Kota Besar Surakarta, MOHAMMAD SALEH Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Sementara Kota Besar Surakarta, Ketua, SISWOPRANOTO. Peraturan daerah ini telah disahkan oleh Dewan Pemerintah Daerah Sementara Propinsi Djawa Tengah dengan surat keputusannja tanggal 3 Pebruari 1954 No. U 67 / 1 / 9. Sekertaris, SISWADI DJOJOSOERONO. Diundangkan pada tanggal 1 April1954. Dewan Pemerintah Daerah Sementara Kota Besar Surakarta, Sekertaris, SOETONO,

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.