BAB I PENDAHULUAN. yakni Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. sadar ini menunjukkan sifat pendidikan itu yang memanusiakan manusia.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Mata Kuliah Kewarganegaraan

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

I. PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

HASIL SIDANG KOMISI 8 REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012

KEWARGANEGARAAN INTEGRASI NASIONAL : PLURALITAS MASYARAKAT. Modul ke: 14Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

KEWARGANERAAN. Modul ke: 04FEB IDENTITAS NASIONAL. Fakultas SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. sikap masyarakat yang terbentuk dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

Mencukupkan Keteladanan Empat Pilar Menuju Indonesia Emas 2045

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pembentukan karakter

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Negara yang sangat multikultural dengan keanekaragaman suku, budaya, agama serta ras yang di milikinya.semua perbedaan itu menyatu dengan semboyan kebanggaan Negara yakni Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua yang biasa di kenal dengan Unity in Diversity dan disatukan dengan jiwa Nasionalisme yang kuat. Abdulrahman Wahid (Gusdur) sebagai mantan orang nomor 1 di Negara Indonesia pernah menyinggung keberagaman dengan memaknai Indonesia bagaikan sebuah taman yang ditanami berbagai macam bunga yang indah. Hal tersebut sangat mencerminkan persatuan rakyat yang kokoh di tengah berbagai ancaman bagi negara baik dari dalam maupun dari luar. Segala keragaman yang dimiliki warga Negara Indonesia tidak dibedabedakan dalam segala urusan yang ada di Indonesia, sebab mereka mempunyai hak yang sama dimata Negara baik dalam bidang sosial kehidupannya maupun dalam bidang pendidikannya. Hal ini dicantumkan pada UUDNRI pada BAB XA tentang Hak Asasi Manusia khususnya pasal 28C ayat (1), yang berbunyi : Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kabutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. 1

2 Akan tetapi yang perlu di perhatikan pada saat ini di era global adalah masalah krisis nasionalisme dikalangan anak bangsa. Kota Medan (Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara) sebagai salah satu kota besar yang berpredikat sebagai kota multikultural yang telah mengembangkan jiwa nasionalisme pada masyarakat di kotanya. Hal ini ditandai dengan telah banyak dibangun sekolah-sekolah Pembauran yang menandakan multikultural telah berkembang. Dan hal ini sesuai dengan apa yang telah dinyatakan Ramli (2005:78), bahwa : Masyarakat kotamedan yang sangat heterogen merupakan anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Perbedaan suku, agama, budaya dan adat istiadat, juga harus di jadikan modal sosial untuk membangun Medan yang semakin beradab. Kepelbagian juga harus dijadikan perekat untuk bekerjasama dan sama-sama bekerjasama dan sama-sama membangun kotamedan menjadi kota metropolitan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui dengan jelas bahwa multikultur yang ada sebagai modal sosial yang diusahakan untuk membangun kota yang metropolitan, maka segala bidang yang ada di kota tersebut perlu dikembangkan dan mulai direalisasikan dalam kehidupan masyarakatnya. Begitu juga dalam bidang pendidikan yang dimana sudah banyak sekolah-sekolah pembauran didirikan seperti SMA Swasta Sutomo, SMA Swasta Yos Sudarso, SMA Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo, SMA Swasta Martadinata, SMA Swasta Brigjen Katamso, SMA Swasta YAPIM (Yayasan Pendidikan Indonesia Membangun) dan lain-lain. Sekolah pembauran tersebut di dalamnya terdapat multikulturalisme pada siswanya yang menjalin hubungan sosial diantara siswa untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar tanpa merasa adanya perbedaan suku, budaya, agama dan ras.

3 Akan tetapi keragaman yang dimiliki sekolah-sekolah Pembauran tersebut diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai macam persoalan. Maka perlu dipertanyakan siapakah yang bertanggung jawab atas interaksi yang harmonis di sekolah pembauran tersebut. Pendidikan yang diterapkan di sekolah pembauran diharapkan dapat membina paserta didik menjadi manusia yang kelak dapat mengatasi berbagai problema yang ada maupun yang akanmuncul di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Azra dalam Ma arif (2005 : 78) yakni : Pendidikan merupakan proses yang komprehensif, mencakup sebuah aspek kehidupan untuk mempersiapkan siswa agar mampu mengatasi segala tantangan. Selain kepala sekolah dan pemilik yayasan, maka yang ikut berperan langsung di sekolah adalah guru.guru yang melakukan tindakan preventif atau secara langsung atas pendidikan yang komperhensif kepada siswa, yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara kontiniu terhadap perubahan karakter dan perilaku siswa menjadi lebih baik.dalam hal mempersatukan siswa yang beragam latar belakang etnis tersebut diperlukan pelajaran yang dapat membuat siswa menjadi manusia yang bermoral dan terhindar dari perbuatan diskriminasi, dan ini adalah salah satu tanggung jawab Guru PKn. Sebab, pada hakikatnya Pendidikan PKn itu untuk menyiapkan para siswa kelak sebagai warga masyarakat sekaligus sebagai warga Negara yang baik. Sesuai dengan tujuan Nasional mengenai mata pelajaran PKn yakni, Pembelajaran PKn pada jenjang pendidikan dasar dan menengah secara konseptual mengandung komitmen utama dalam pencapaian dimensi tujuan

4 pengembangan kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba mencermati kondisi sekolah pembauran yang mempunyai hubungan terhadap kecintaan siswa terhadap Negara (Nasionalisme).Jiwa Nasionalisme sangat perlu ditingkatkan terutama jiwa nasionalisme warga (civic nationalism), bukan hanya nasionalisme etnis saja. Hal tersebut sesuai dengan apayang dikemukakan Harjanto dalam Tilaar, (2004: 120-121) yang menyatakan sebagai berikut: Terdapat dua jenis nasionalisme, yaitu: nasionalisme etnis dan nasionalisme warga. Nasionalisme etnis didasarkan kepada keturunan yang sama. Oleh sebab itu nasionalisme etnis disebut juga ethno cultural nationalism.nasionalisme warga (civic nationalism) berarti nasionalisme yang dijamin oleh hukum dan undang-undang. Sesuai dengan pernyataan di atas, maka dalam mengembangkan jiwa nasionalisme di sekolah pembauran secara umum yang ingin dikembangkan adalah jiwa nasionalisme warganya.perasaan nasionalistik sangat kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.hal tersebut didasari oleh jiwa nasionalisme merupakan identitas bangsa dan Negara serta merupakan lambang dari persatuan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka untuk mewujudkan hal tersebut harus dimulai dari generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa yang akan menentukan kemana arah dan bagaimana jadinya keadaan bangsa kelak. Untuk mengkaji masalah di atas, maka peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan mengangkat sebuah judul yakni: Peran Guru PKn di

5 Sekolah Pembauran dalam Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Siswa di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Dalam suatu penelitian perlu identifikasi masalah yang akan diteliti menjadi terarah dan jelas tujuannya sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dan kekaburan didalam membahas dan meneliti masalah yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Peran Guru PKn dalam meningkatkan jiwa nasionalisme siswa di sekolah pembauran. 2. Strategi yang digunakan guru PKn dalam meningkatkan jiwa nasionalisme siswa di sekolah pembauran. 3. Peran Guru PKn dalam menyajikan materi di kelas untuk menimbuhkan rasa nasionalisme pada siswa di sekolah pembauran. 4. Bentuk implemenasi rasa nasionalisme siswa di sekolah pembauran. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah adala hal yang mutlak untuk dilakukan dalam setiap penelitian. Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang, maka penelitian ini di batasi pada : Peran Guru PKn di Sekolah Pembauran Dalam Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Siswa. D. Perumusan Masalah

6 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini dijabarkan kedalam pernyataan sebagai berikut: Bagaimana peran guru PKn di sekolah pembauran dalam meningkatkan jiwa nasionalisme siswa? E. Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan.adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru PKn di sekolah pembauran dalam meningkatkan jiwa Nasionalisme siswa. F. Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan memiliki manfaat teradap pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang penelitian tersebut.hasil penelitian yang dilakukan ini, diharapkan ada manfaatnya bagi : 1. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah pembauran SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo. 2. Sebagai bahan masukan bagi Guru SMU Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam meningkatkan jiwa Nasionalisme siswa. 3. Hasil penelitian ini akan memberi masukan berharga bagi sekolah (instusi) tempat berlangsungnya kualitas pembelajaran siswa di sekolah. 4. Sebagai sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya.