SIMULASI SPREADSHET UNTUK PREDIKSI JUMLAH KENDARAAN YANG MELEWATI PERSIMPANGAN JALAN

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DI PERLIMAAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN SOEKARNO HATTA-TLOGOSARI- SUPRIYADI-MEDOHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Kemajuan ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun terus berkembang dan

Pengurangan Antrian Kendaraan Lampu Lalu Lintas Emmalia Joseph Munasih

APLIKASI SISTEM HIERARCHICAL FUZZY LOGIC CONTROL PADA LAMPU LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG KENTUNGAN-SIMPANG MONJALI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Kerangka Umum Pendekatan. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

UNNES Journal of Mathematics

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA

Simulasi Sistem Pengaturan Lalu Lintas Otomatis dengan Karakteristik Kerapatan Pada Simpang Tiga dan Simpang Empat Menggunakan Algoritma Miloza

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

Kaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan Program Transyt 12 dan PTV Vissim 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum memulai penelitian perlu dibuat langkah-langkah penelitian, dimana langkah- langkah penelitian tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

PENENTUAN ARUS JENUH DAN WAKTU HILANG DENGAN METODE IRISAN PADA SIMPANG BERSINYAL IR.H.JUANDA-DIPATIUKUR ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. Bab I Persyaratan Produk

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt 12

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI TRAFFIC LIGHT CONTROL SYSTEM BERDASARKAN WAKTU KANTOR (STUDI KASUS PEREMPATAN TOMANG)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang

Pengaturan Lampu Lalu Lintas dengan Simulasi Monte Carlo Studi Kasus : Perempatan Daerah Dago Bandung. Abstract

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO

Penentuan Waktu Optimal Nyala Pengatur Lampu Lalu Lintas Dengan Menggunakan Metode Simulasi (Studi Kasus di Perempatan Jl. Soekarno Hatta Buah Batu)

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV

Perencanaan Sinyal Lampu Lalu Lintas Persimpangan Tiga Lengan Pada Jl.Tanjung Raya II Jl. Panglima Aim Kota Pontianak

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA

ANALISA PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS (TRAFFIC LIGHT ) PADA PERSIMPANGAN JALAN BETOAMBARI MURHUM BATARAGURU. Rahmat Hidayat Dairi

Studi Pemodelan Kinerja Simpang Bersinyal Kondisi Lewat Jenuh (Oversaturated)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

c. Pada tahun 2014 (5 tahun setelah Paragon City beroperasi), baik saat akhir pekan maupun hari kerja, terutama pada saat jam-jam puncak, simpang

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA SIMPANG IR. H. JUANDA- DIPATIUKUR BERDASARKAN MKJI 1997 ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan pesat teknologi yang terjadi saat ini telah. memberi banyak kenyamanan dan kemudahan bagi kehidupan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau

KAJIAN PENANGGULANGAN KECELAKAAN PADA SIMPANG HARMONI, JAKARTA PUSAT

Saher System. English. indonesia. Road Safety 996

ANALISIS GELOMBANG KEJUT PADA JALAN BEBAS HAMBATAN DAN PERSIMPANGAN BERLAMPU LALU LINTAS ( BUKU I ) TESIS. Oleh : Heru Budi Utomo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA LENGAN PERSIMPANGAN TERHADAP ALIRAN ARUS LALULINTAS

SIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR

Rancang Bangun Sinkronisasi Pewaktuan Lampu Lalu Lintas Menggunakan PLC Omron CPM2A Dan Wonderware Intouch

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

M.Nurhadi,MM,MT PERSIMPANGAN

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya.

2. Meningkatkan kapasitas lalu lintas pada persimpangan jalan.

OPTIMASI WAKTU TUNGGU LAMPU LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN GRAF KOMPATIBEL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI KEMACETAN

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lampu lalu lintas sering kita jumpai terutama di jalan-jalan raya yang

OPTIMASI PERHITUNGAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN SOLVER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memancar meninggalkan persimpangan (Hobbs F. D., 1995).

KAJIAN LALU LINTAS PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG DI BUNDARAN SATELIT SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan dengan pejalan kaki (Abubakar I, 1995).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

KINERJA LALU LINTAS PERSIMPANGAN LENGAN EMPAT BERSIGNAL (STUDI KASUS: PERSIMPANGAN JALAN WALANDA MARAMIS MANADO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

PERANCANGAN PENGATURAN DURASI LAMPU LALU LINTAS ADAPTIF

BAB V ANALISIS DATA. Gambar 5. 1 Kondisi Geometrik Simpang

Penanganan umum simpang tak bersinyal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Transportasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari, namun masih mengalami berbagai

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pelajar sekaligus kota wisata. Identitas sebagai kota pelajar tercermin dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG MIROTA KAMPUS TERBAN YOGYAKARTA)

Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

SIMULASI SPREADSHET UNTUK PREDIKSI JUMLAH KENDARAAN YANG MELEWATI PERSIMPANGAN JALAN Joko Lianto Buliali 1), Chastine Fatichah 2), Ahmad Saikhu 3), Heru Tri Ahmanto 4) Silvester Tena 5) 1) 2) 3) 4) Jrs. Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Tekhnologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya - 60111, Indonesia email: 1) joko@cs.its.ac.id, 2) chastine@if.its.ac.id, 3) saikhu@its-sby.edu, 4) h3ru_3ahmanto@yahoo.co.id 5) Jrs. Teknik Elektro, Fak. Sains dan Teknik, Kampus Universitas Nusa Cendana, Kupang - 85001, Indonesia email: 5) silvertena_unc@yahoo.com ABSTRACT A number of methods can be used to determine the time setting of a traffic light in a road junction. This research proposes using spreadsheet as a tool for simulating vehicles passing though a road junction controlled by a traffic light. The simulation can be utilized to evaluate the effectiveness of a traffic light time setting. The result can then be compared with with another traffic light time setting. The spreadsheet model encompasses several factors: vehicle inter-arrival time, time setting of a traffic light (red, yellow, and green), the time when a vehicle approaches the road junction, vehicle speed, vehicle queue in a traffic light when it is red. Simulation using spreadsheet provides advantages, such as the ease of using and the ease of getting the already widely used spreadsheet program. Testing by using 2 scenarios shows that the tool can be used to determine which scenario is more appropriate for the given traffic condition. Key words simulation, spreadsheet, vehicle, time setting, traffic light. 1. Pendahuluan Seiring dengan pertumbuhan penduduk, pengguna alat transportasi yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan raya semakin meningkat. Kemacetan lalu lintas banyak dijumpai di kota-kota di Indonesia maupun di negara lain. Adanya persimpangan jalan, yaitu tempat berpindahnya kendaraan dari ruas jalan satu ke ruas jalan yang lain sesuai keperluan pengguna jalan, merupakan menjadi penyebab utama kemacetan lalu lintas. Lampu pengatur lalu lintas merupakan salah satu sarana di persimpangan jalan yang digunakan untuk menertibkan pengguna jalan agar dapat melintasi persimpangan jalan secara bergiliran. Lampu pengatur lalu lintas terdiri dari tiga warna yaitu merah, kuning, dan hijau dengan nyala lampu bergantian dengan interval waktu tertentu. Ada kalanya antrean yang panjang pada ruas jalan di persimpangan jalan dengan lampu lalu lintas. Hal ini potensial terjadi karena pembagian lama waktu nyala lampu merah dan hijau yang kurang tepat untuk persimpangan jalan tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan waktu untuk lampu merah dan hijau yang tepat agar kepadatan pada masing-masing ruas jalan menjadi minimal. Dengan kepadatan pada masing-masing ruas jalan menjadi minimal, maka pengguna jalan tidak perlu menunggu giliran nyala lampu hijau menjadi sesingkat mungkin, yang pada akhirnya dapat mengurangi antrean / kepadatan kendaraan yang terjadi di persimpangan tersebut. Ada sejumlah cara untuk melakukan pengaturan waktu nyala lampu merah dan hijau pada lampu pengatur lalu lintas dengan komputasi. [1] menerapkan metode machine learning dalam penentuan waktu nyala hijau pada lampu pengatur lalu lintas untuk meminimalkan waktu tunggu kendaraan di persimpangan jalan. Pada penelitian tersebut, neural network digunakan untuk menentukan waktu nyala pada lampu pengatur lalu lintas. Kinerja neural network dibandingkan dengan cara konvensional dalam pengaturan waktu nyala pada lampu pengatur lalu lintas. Disimpulkan bahwa metode yang diusulkan mengurangi waktu tunggu kendaraan secara keseluruhan bila dibandingkan cara konvensional dalam pengaturan waktu nyala pada lampu pengatur lalu lintas. [2] menunjukkan bahwa pengaturan waktu nyala pada lampu pengatur lalu lintas dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas di kota. Terdapat hubungan antara waktu nyala pada lampu pengatur lalu lintas dengan arus lalu lintas. Penelitian tersebut mengusulkan model waktu nyala pada lampu pengatur lalu 27

lintas dan merancang sistem pengaturan lalu lintas secara real time menggunakan support vector regression. [3] menggunakan Petri nets dalam memodelkan sistem pengaturan lalu lintas. Keuntungan penggunaan metode ini adalah kemudahan diperolehnya model sinyal pengaturan lalu lintas dengan menggunakan modul yang dibuat. Dengan modul ini, dapat dimodelkan nyala lampu lalu lintas pada sejumlah persimpangan. Penelitian tersebut mengemukakan pemodelan dengan Timed Coloured Petri nets yang dinyatakan belum pernah digunakan sebelumnya. Makalah ini membahas suatu kakas penunjang (tool) untuk melakukan simulasi kendaraan yang lewat pada suatu persimpangan lalu lintas dengan lampu pengatur lalu lintas dengan menggunakan spreadsheet. Tujuan utama dari simulasi ini adalah untuk mengetahui banyaknya kendaraan yang dapat melewati suatu persimpangan jalan dengan lampu pengatur lalu lintas pada suatu peroide waktu tertentu, misalnya 2 jam. Dengan melakukan sejumlah replikasi, jumlah kendaraan yang dapat melewati persimpangan tersebut dapat diprediksi dengan tingkat keyakinan yang diinginkan. Faktor-faktor yang diperhatikan pada penelitian ini adalah waktu antar kedatangan kendaraan, waktu nyala (merah, kuning, dan hijau) pada lampu pengatur lalu lintas, waktu kendaraan tiba di persimpangan jalan mulai dari titik pembangkitan kendaraan, kecepatan kendaraan, antrian kendaraan di lampu pengatur lalu lintas saat berwarna merah. Simulasi menggunakan spreadsheet memberikan keuntungan yaitu bahwa simulasi ini dapat dilakukan dengan relatif mudah, menggunakan perangkat lunak spreadsheet yang telah umum. dimodelkan dengan munculnya kendaraan tersebut di titik awal di ruas jalan yang ditinjau. Tergantung kecepatannya, kendaraan di titik awal tersebut memerlukan sejumlah waktu untuk mencapai persimpangan. Setibanya di persimpangan, kendaraan akan memantau nyala lampu pengatur lalu lintas. Jika nyala lampu pengatur lalu lintas berwarna merah, kendaraan harus berhenti, apabila ada kendaraan lain telah berhenti di depannya, kendaraan harus mengantre dengan berhenti di belakangnya. Jika nyala lampu pengatur lalu lintas berwarna hijau, kendaraan dapat berjalan melewati persimpangan jalan. Batasan-batasan permasalahan pada pemodelan ini adalah: Kendaraan yang dimodelkan hanya. Tidak ada kendaraan saling mendahului. Pada suatu waktu hanya ada satu jalur yang nyala lampu lalu lintas berwarna hijau dan nyala lampu untuk lajur yang lain berwarna merah. Banyaknya kendaraan dalam setiap waktu antar kedatangan adalah satu. Gerakan kendaraan adalah konstan. Jarak antar kendaraan adalah sama. Gambar 1 menunjukkan persimpangan jalan yang sederhana, dengan kendaraan di satu ruas jalan hanya diperkenankan berjalan lurus setelah persimpangan. 2. Pemodelan dan Simulasi dengan Spreadsheet Pemodelan merupakan tindakan membuat model dari suatu sistem yang ada dengan tujuan model tersbut dapat dipelajari dan dieksekusi untuk menghasilkan parameter yang ingin diketahui. Simulasi sendiri merupakan suatu cara untuk memprediksi parameter yang ingin diketahui melalui eksekusi model simulasi. Dengan mengubah-ubah parameter pada model simulasi sesuai skenario, dapat diperoleh analisis what-if, yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan mencoba sejumlah nilai pada parameter pada model simulasi. Hal ini dilakukan untuk mengethui dampak perubahan parameter pada model simulasi. Dengan mengamati variabel luaran, dapat ditentukan parameter pada model simulasi yang paling sesuai untuk skenario yang dipilih. Dalam model spreadsheet yang dibuat, kedatangan masing-masing kendaraan menuju persimpangan Gambar 1. Persimpangan Jalan Sederhana Persimpangan yang lebih rumit, seperti persimpangan yang membolehkan kendaraan berbelok ke kanan dengan 28

pengaturan nyala lampu lalu lintas tersendiri, persimpangan yang membolehkan kendaraan berbelok ke kiri dengan berjalan terus, dapat dimodelkan dengan melakukan penyesuaian pada model spreadsheet. Informasi yang diperlukan untuk dapat mensimulasikan kendaraan yang melewati persimpangan adalah: Waktu antar kedatangan kendaraan. Waktu nyala merah pada lampu pengatur lalu lintas Waktu nyala kuning pada lampu pengatur lalu lintas Waktu nyala hijau pada lampu pengatur lalu lintas Informasi tersebut dimasukkan dalam spreadsheet. Untuk mendapatkan nilai yang merupakan variabel, digunakan formula untuk menghitung nilai variabel tersebut sesuai keadaan lalu lintas pada saat yang ditinjau. Adapun nilai yang merupakan variabel adalah: Waktu kedatangan kendaraan datang di titik awal. Waktu kendaraan tiba di persimpangan jalan, mulai dari titik pembangkitan kendaraan. Untuk pemodelan yang disederhanakan, waktu kedatangan kendaraan datang di titik awal dapat diambil suatu nilai yang tetap, dan kecepatan kendaraan dapat diambil suatu nilai yang tetap. Untuk pemodelan yang lebih nyata, nilai-nilai ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan pembangkit dengan suatu distribusi probabilitas, sehingga lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya. Selang waktu kendaraan untuk menempuh jarak mulai titik awal sampai di persimpangan jalan dapat dihitung dengan jarak termpuh (sampai antrian kendaraan terakhir) dibagi kecepatan rata-rata kendaraan. Terdapat dua kemungkinan yaitu: Saat tidak ada antrian waktu tiba di persimpangan jalan = waktu kedatangan kendaraan + selang waktu kendaraan untuk menempuh jarak mulai titik awal sampai di persimpangan jalan Saat ada antrian waktu tiba di persimpangan jalan = waktu kedatangan kendaraan + selang waktu kendaraan untuk menempuh jarak mulai titik awal sampai di persimpangan jalan (jumlah antrian * jarak antar kendaraan) Formula untuk kedua kondisi diatas adalah sebagai berikut: =if(jumlah antrian = 0), waktu kedatangan kendaraan + selang waktu kendaraan untuk menempuh jarak mulai titik awal sampai di persimpangan jalan, waktu kedatangan kendaraan + selang waktu kendaraan untuk menempuh jarak mulai titik awal sampai di persimpangan jalan (jumlah antrian * jarak antar kendaraan) Waktu nunggu hijau selanjutnya waktu dimana kendaraan berada dalam antrian dan menunggu hijau selanjutnya untuk dapat melintasi lampu pengatur lalu lintas. Formulanya adalah sebagai berikut: =if(waktu tiba = merah, abs(mod(waktu tiba di depan,siklus nyala lampu lalu lintas)+jumlah antrian *3) 3. Hasil Percobaan Percobaan dilakukan dengan menetapkan proporsi nyala lampu pengatur lalu lintas dengan 2 skenario yaitu: Skenario 1: percobaan pertama dilakukan dengan menetapkan waktu nyala lampu hijau selama 20 detik, dan kuning selama 3 detik dan merah selama 60 detik Skenario 2: percobaan kedua dilakukan dengan menetapkan waktu nyala lampu hijau selama 30 detik, kuning selama 3 detik, dan merah selama 60 detik. Parameter penting untuk dapat menghitung jumlah kendaraan yang melewati lampu pengatur lalu lintas ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 menunjukkan potongan spreadsheet yang dapat digunakan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang melewati lampu lalu lintas sesuai Skenario 1. Sedangkan Tabel 2. menunjukkan potongan spreadsheet yang dapat digunakan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang melewati lampu lalu lintas sesuai Skenario 2 Tabel 1. Jumlah Kendaraan yang Dapat Melewati Lampu Lalu Lintas sesuai Skenario 1 hasil mod lampu LL status waktu melintasi lampu lalu lintas (detik ke) 15 hijau Hijau 15 25 merah Hijau 83 32 merah Hijau 86 39 merah Hijau 89 46 merah Hijau 92 53 merah Hijau 95 60 merah Hijau 98 67 merah Hijau 101 74 merah Hijau 104 81 merah merah Tunggu 5 hijau Merah Tunggu 15 hijau Merah Tunggu Dari Tabel 1 terlihat bahwa dalam satu siklus lampu hijau, jumlah kendaraan yang dapat melewati persimpangan adalah sejumlah 9 kendaraan, karena lampu lalu lintas berwarna hijau saat kendaraan tersebut berada di 29

persimpangan jalan. Sedangkan 2 kendaraan harus menunggu lampu hijau berikutnya untuk melewati persimpangan tersebut, karena lampu lalu lintas berwarna merah saat kendaraan tersebut berada di persimpangan jalan. Tabel 2. Jumlah Kendaraan yang Dapat Melewati Lampu Lalu Lintas sesuai Skenario 2 waktu melintasi hasil mod lampu LL status lampu lalu lintas (detik ke) 15 hijau hijau 15 25 hijau hijau 25 35 merah hijau 93 42 merah hijau 96 49 merah hijau 99 56 merah hijau 101 63 merah hijau 104 70 merah hijau 107 77 merah hijau 111 84 merah hijau 114 91 merah hijau 117 5 hijau hijau 120 15 hijau hijau 123 25 hijau merah tunggu Serupa dengan Tabel 1, dari Tabel 2 terlihat bahwa dalam satu siklus lampu hijau, jumlah kendaraan yang dapat melewati persimpangan adalah sejumlah 13 kendaraan, karena lampu lalu lintas berwarna hijau saat kendaraan tersebut berada di persimpangan jalan. Sedangkan 1 kendaraan harus menunggu lampu hijau berikutnya untuk melewati persimpangan tersebut, karena lampu lalu lintas berwarna merah saat kendaraan tersebut berada di persimpangan jalan. Dengan melakukan pengubahan nilai waktu nyala (merah, kuning, dan hijau) pada spreadsheet seperti, maka dapat dilakukan analisis what-if. Dengan demikian dapat diketahui kebijakan penentuan waktu nyala lampu pengatur lalu lintas yang tepat untuk kondisi yang ada (waktu antar kedatangan kendaraan, dan kecepatan kendaraan, dsb). Spreadsheet selengkapnya untuk melakukan penghitungan jumlah kendaraan yang dapat melewati lampu pengatur lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 yang sebenarnya merupakan satu kesatuan, namun pada makalah ini dipisahkan karena keterbatasan lebar kolom penulisan. Pada Tabel 3 dan Tabel 4 tersebut, selaion kolom-kolom yang telah ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2, terdapat sejumlah kolom pembantu yang digunakan untuk mencatat posisi dan kondisi masingmasing kendaraan yang ada pada jalan. Dengan menghitung jumlah kendaraan yang mendapat status lewat pada kolom U (kolom paling kanan) pada Tabel 2, dapat diketahui banyaknya kendaraan yang berhasil melewati persimpangan tersebut pada suatu peroide waktu tertentu, misalnya 2 jam. Hal seupa dapat dilakukan pada ruas-ruas jalan yang lain pada persimpangan yang ditinjau. Dengan demikian secara keseluruhan dapat diketahui banyaknya kendaraan yang melewati persimpangan tersebut pada suatu peroide waktu tertentu, dengan lama waktu nyala lampu hijau, kuning, dan merah seperti yang ditetapkan pada skenario yang digunakan. Tabel 3. Spreadsheet Lengkap (bagian 1) hijau 20 kuning 3 23 merah 60 siklus 83 jarak titik acuan ke lampu lalu lintas 15 jarak antar ( nunggu depanya) 3 jumlah lewat 7.666666667 8 ke waktu antar kedatangan Simulasi nyala lampu pengatur lalu Lintas (bagian 1) waktu datang jarak titik acuan ke lampu lalu lintas jarak titik acuan ke lampu lalu lintas (baru) jarak antar waktu tiba di depan selisih waktu m1 dan m2 1 10 0 15 15 3 15 0 15 2 10 10 15 15 3 25 10 25 3 10 20 15 15 3 32 7 32 4 10 30 15 15 3 39 7 39 5 10 40 15 15 3 46 7 46 6 10 50 15 15 3 53 7 53 7 10 60 15 15 3 60 7 60 8 10 70 15 18 3 70 10 70 9 10 80 15 21 3 80 10 80 10 10 90 15 24 3 90 10 7 11 10 100 15 15 3 112 22 29 12 10 110 15 15 3 119 7 36 13 10 120 15 15 3 126 7 43 14 10 130 15 15 3 133 7 50 15 10 140 15 15 3 140 7 57 16 10 150 15 18 3 150 10 67 17 10 160 15 21 3 160 10 77 18 10 170 15 24 3 170 10 4 19 10 180 15 15 3 192 22 26 20 10 190 15 15 3 199 7 33 21 10 200 15 15 3 206 7 40 22 10 210 15 15 3 213 7 47 23 10 220 15 15 3 220 7 54 24 10 230 15 18 3 230 10 64 25 10 240 15 21 3 240 10 74 hasil mod 30

Tabel 4. Spreadsheet Lengkap (bagian 2) Simulasi nyala lampu pengatur lalu Lintas (bagian 2) Dari hasil kedua percobaan dengan 2 skenario, terlihat bahwa dengan penetapan proporsi lampu hijau 30 detik, kuning 3 detik dan merah 60 detik menghaslkan jumlah kendaraan yang melintasi lampu lalu lintas lebih banyak dibandingkan dengan penetapan proporsi hijau sebesar 20 detik, kuning,3 detik dan merah sebanyak 60 detik yang hanya mampu melintasi jumlah kendaraan sebanyak 10 kendaraan dalam satu siklus nyala lampu lalu lintas. nyala lampu jalan /tidak siklus menuju hijau antrian berikutnya tunggu /lewat antrian sebelumny a antrian jumlah sekarang antrian pada saat lampu hijau lewat tidak hijau berjalan 0 0 0 0 0 0 0 0 merah berhenti 0 58 1 0 0 1 1 23 lewat merah berhenti 0 54 1 0 1 1 2 23 lewat merah berhenti 0 50 1 0 2 1 3 11.5 lewat merah berhenti 0 46 1 0 3 1 4 7.6666667 lewat merah berhenti 0 42 1 0 4 1 5 5.75 lewat merah berhenti 0 38 1 0 5 1 6 4.6 lewat merah berhenti 0 31 1 0 6 1 7 3.8333333 lewat merah berhenti 0 24 1 0 7 1 8 3.2857143 lewat hijau berjalan 1 0 0 tunggu 1 0 1 2.875 tunggu merah berhenti 1 57 1 0 1 1 2 2.5555556 tunggu merah berhenti 1 53 1 0 2 1 3 2.3 tunggu merah berhenti 1 49 1 0 3 1 4 2.0909091 tunggu merah berhenti 1 45 1 0 4 1 5 1.9166667 tunggu merah berhenti 1 41 1 0 5 1 6 1.7692308 tunggu merah berhenti 1 34 1 0 6 1 7 1.6428571 tunggu merah berhenti 1 27 1 0 7 1 8 1.5333333 tunggu hijau berjalan 2 0 0 tunggu 1 0 1 1.4375 tunggu merah berhenti 2 60 1 0 1 1 2 1.3529412 tunggu merah berhenti 2 56 1 0 2 1 3 1.2777778 tunggu merah berhenti 2 52 1 0 3 1 4 1.2105263 tunggu merah berhenti 2 48 1 0 4 1 5 1.15 tunggu merah berhenti 2 44 1 0 5 1 6 1.0952381 tunggu merah berhenti 2 37 1 0 6 1 7 1.0454545 tunggu merah berhenti 2 30 1 0 7 1 8 1 tunggu REFERENSI [1] Araghi, Sahar., Khosravi, Abbas., Johnstone, Michael., Creighton Doug., Intelligent Traffic Light Control of Isolated Intersections Using Machine Learning Methods, 2013, IEEE International Conference on Systems, Man, and Cybernetics. [2] Yang Caixia., Lu Xinhua., Liu Kecheng., Research of Intelligent Control Model and System on Traffic Light Time, Proceedings of the 30th Chinese Control Conference July 22-24, 2011, Yantai, China. [3] Yi Sheng Huang., Ta Hsiang Chung., Modeling and Analysis of Urban Traffic Lights Control Systems Using Timed CPnets, 2008, Journal of Information Science and Engineering 24, 875-890. 4. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan spreaddsheet dapat digunakan untuk melakukan simulasi pergerakan kendaraan melewati pesimpangan jalan yang diatur dengan lampu pengatur lalu lintas. Secara keseluruhan dapat diketahui banyaknya kendaraan yang melewati persimpangan tersebut pada suatu peroide waktu tertentu, dengan lama waktu nyala lampu hijau, kuning, dan merah seperti yang ditetapkan pada skenario yang digunakan. Dengan demikian efektivitas pengaturan lama waktu nyala lampu hijau, kuning, dan merah pada skenario yang satu dapat dibandingkan dengan efektivitas pengaturan lama waktu nyala lampu hijau, kuning, dan merah pada skenario-skenario yang lain. 31