BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kelompok Materi : Materi Pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Masalah internal yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, mengerti secara mentalmakn dan filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Konsep menurut Wardhani (2008) adalah ide abstrak yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan /menggolongkan sesuatu objek. Menurut Sanjaya (2009), pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yan sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. 2. Indikator pemahaman konsep Ada beberapa ciri khusus yang membedakan antara soal pemahaman konsep dengan soal untuk aspek penilaian lain. Indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) antara lain: a. Menyatakan ulang sebuah konsep. 6

7 b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika. e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep. f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Indikator siswa memahami konsep matematika menurut Wardhani (2008) adalah: a. Menyatakan ulang sebuah konsep. b. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep. f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Berdasarkan penjabaran di atas peneliti menggunakan indikator pemahaman konsep antara lain : a. Menyatakan ulang sebuah konsep. b. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. c. Menerapkan konsep secara logis. d. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu. e. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

8 Peneliti memilih indikator tersebut karena disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). B. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan cara menghadapkan siswa tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Pembelajaran berbasis masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya kepada siswa (Nata, 2009). Menurut Sanjaya (Trianto, 2014) menyatakan bahwa Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah secara alamiah. 2. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Trianto (2014) mengemukakan bahwa tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagi berikut : Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Indikator ke- 1 Orientasi siswa pada masalah Aktifitas Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau

9 2 Mengorganisir siswa untuk belajar 3 Membimbing penyelidikan individual kelompok dan 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. Guru membantu siswa untuk mendefinisi dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelsan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. 3. Kelebihan dan Kekurangan Pembalajaran Berbasis Masalah Menurut Nata (2009) pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: a. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah: 1) Dapat memebuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan. 2) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat.

10 3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek. b. Kekurangan pembelajaran berbasis masalah: 1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa. 2) Memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan model konvensional. C. Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) 1. Pengertian Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) Pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (Trianto, 2014) menyatakan bahwa pada Student Teams Achievement Division (STAD) siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak boleh saling membantu.

11 Menurut Suyatno (2009) secara ringkas sintak pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu a) mengajar, b) belajar dalam tim, c) tes, d) penghargaan tim. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti mengembangkan Student Teams Achievement Division (STAD) ke dalam strategi dengan langkah sebagai berikut: a. Presentasi kelas Disini guru perlu menekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis. b. Belajar dalam kelompok Dalam kelas siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen, dimana mereka mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang diberikan. Aturan heterogen dapat berdasarkan pada: 1) Kemampuan akademik (pandai, sedang, rendah)yang diperoleh dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Pembagian tersebut harus diseimbangkan, sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat presentasi seimbang.

12 2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dan lain-lain. Jika dalam pengerjaan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ada kesulitan, siswa yang merasa mampu harus membantu siswa yang kesulitan. Kelompok adalah ciri yang paling penting dalam STAD. Fungsi utama dari kelompok ini adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok benarbenar belajar dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Pada tiap hal, yang ditekankan adalah membuat anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. 3) Tes individu Setiap siswa menerima satu lembar kuis, dan pada saat menyelesaikan kuis tersebut siswa dilarang bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil kuis ini digunakan sebagai nilai perkembangan siswa serta digunakan sebagai nilai perkembangan kelompok 4) Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok dilakukan dalam dua tahap perhitungan, yaitu :

13 (a) Menghitung skor individu dan skor kelompok Skor perkembangan individu dan skor perkembangan kelompok dihitung berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan hasil prestasi sebelumnya. (b) Menghargai Prestasi Kelompok Ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan prestasi kelompok yaitu kelompok baik, hebat, dan super. 2. Kelebihan dan Kekurangan Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Majid (2013) kelebihan dan kekurangan dari Student Teams Achievement Divisions adalah sebagai berikut: a. Kelebihan Student Teams Achievement Divisions : 1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain. 2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan. 3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. 4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. b. Kekurangan Student Teams Achievement Divisions : 1) Membutuhkan waktu yang lama.

14 2) Siswa yang pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. 3) Skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu. D. Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) Pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran yang merupakan penggabungan pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam proses pembelajaran menggunakan sintaks pembelajaran berbasis masalah dan dalam proses diskusi meggunakan strategi Student Teams Achievement Division (STAD). Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai berikut : Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD) Deskripsi Kegiatan Pendahuluan : a. Guru memberikan salam, memerintah siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengecek kehadiran siswa. Orientasi siswa pada masalah b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan. d. Guru memberikan motivasi kemanfaatan materi yang diajarkan.

15 Kegiatan Inti : a. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengajukan permasalahan. b. Guru membimbing siswa untuk mengamati masalah yang diberikan. Mengorganisir siswa untuk belajar c. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5 siswa setiap kelompoknya dengan kemampuan siswa yang heterogen. d. Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada setiap kelompok yang berkaitan dengan masalah yang telah diberikan sebelumnya pada lembar materi untuk dikerjakan secara berkelompok. e. Siswa mengerjakan LKK yang telah diterima secara berkelompok dan setiap anggota harus benar-benar memahami karena nantinya akan diadakan kuis yang harus diselesaikannya secara individu. Membimbing pengalaman individu atau kelompok f. Guru membimbing siswa dan berperan sebagai fasilitator apabila siswa membutuhkan informasi untuk menyelesaikan masalah. Mengembangkan dan meyajikan hasil karya g. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk meyampaikan hasil diskusi. h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang sedang menyampaikan hasil diskusinya. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah i. Guru meminta siswa untuk bersama-sama mengoreksi hasil diskusi mereka secara jujur. j. Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi. k. Guru memberikan soal kuis yang dikerjakan secara individual untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok baik, hebat, dan super. Penutup : m. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan tentang pengalaman belajar yang diperoleh dan kesulitan apa yang dialami selama pembelajaran. n. Guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. o. Guru memberikan salam penutup.

16 E. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD) Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD) memiliki perbedaan. Berikut perbedaannya: Tabel 2.3 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD) No Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. 2. Mengorganisir siswa untuk belajar Guru membantu siswa untuk mendefinisi dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) Orientasi siswa pada masalah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan strategi STAD, dan memberikan motivasi kemanfaatan materi yang diajarkan. Mengorganisir siswa untuk belajar Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengajukan permasalahan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru membagi siswa untuk berkelompok tiap kelompok beranggoatakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok untuk dikerjakan.

17 3. Membimbing pengalaman individu atau kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelsan dan pemecahan masalah. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Membimbing pengalaman individu atau kelompok Guru berkeliling untuk membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian LKK. Seluruh kelompok berdiskusi untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban yang benar serta memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. Siswa yang telah paham membantu teman sekelompoknya yang belum paham. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru meminta kelompok lain menanggapi hasil diskusi yang sedang dipresentasikan. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru meminta siswa untuk mengoreksi hasil diskusi secara bersama-sama Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi yang telah dikoreksi Guru memberikan kuis yang dikerjakan secra individu Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. F. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Dasar (KTSP 2006), SPLDV merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SMP. Pokok bahasan ini diajarkan pada kelas VIII semester 2. Berdasarkan kompetensi

18 dasar yang ada, maka indikator pada mata pelajaran matematika SMP kelas VIII semester 2 pada pokok bahasan SPLDV yang digunakan peneliti pada penelitian sebagai berikut: Tabel 2.4 Indikator Pembelajaran Siklus Pertemuan Indikator 1 2.1.1 Membuat persamaan linear dua variabel dari suatu masalah. 2.1.2 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan PLDV. I 2 2.2.1 Mengidentifikasi sistem persamaan linear dua variabel dalam berbagai bentuk dan dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode grafik. variabel. 2.3.1 Menyelesaikan masalah yang terkait 2.3.2 Menyelesaikan masalah yang terkait 1 dengan sistem persamaan linear dua II variabel melalui metode substitusi. 2.3.3 Menyelesaikan masalah yang terkait 2 dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode eliminasi. 2.3.4 Menyelesaikan masalah yang terkait 1 dengan sistem persamaan linear dua III variabel melalui metode gabungan. 2.3.5 Menggunakan SPLDV dengan koefisien 2 berbentuk pecahan dalam pemecahan masalah. G. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2013), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMK Bina Teknologi Purwokerto Pokok Bahasan Program Linier Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun hasil yang penelitiannya adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.

19 Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Sulastiono (2008), Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika kelas VII B SMP N 2 Purwanegara melalui Pembelajaran Kooperatife Tipe STAD. Adapun hasil penelitiannya adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Penelitian-penelitian yang disebutkan di atas adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Perbedaan antara penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian adalah menggabungkan beberapa variabel dari beberapa penelitian di atas, yaitu peneliti ingin meneliti tentang peningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD). H. Kerangka Pikir Setelah melakukan wawancara dan observasi awal, keadaan siswa kelas VIII E sebelum adanya penelitian terdapat beberapa masalah diantaranya adalah siswa kurang memiliki kemampuan untuk memahami serta mengenali konsep-konsep dasar matematika. Siswa terbiasa mendengar dan mencatat penjelasan yang diberikan guru. Siswa juga terbiasa belajar dengan menghafal rumus bukan memahami konsep sehingga merasa kesulitan ketika menemui soal yang berbeda dengan contoh. Oleh karena itu, pembelajaran memerlukan model atau metode yang bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Model yang

20 bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika yaitu menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division. Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division, pada langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan aktivitasaktivitas yang akan dilakukan. Pada kesempatan ini guru memotivasi siswa dengan memberikan pentingnya materi pelajaran yang akan diajarkan. Selain itu guru memberikan masalah konstektual dalam dan meminta siswa mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru mengemukakan ide dan teori yang digunakan dalam pemecahan masalah. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan bahasanya sendiri, Pada langkah 2 mengorganisir siswa untuk belajar. Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan kemampuan siswa yang heterogen. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk segera berbagi tugas belajar dan mendorong siswa untuk berdiskusi. Tujuannya agar siswa yang pintar mau berbagi ilmunya dengan siswa yang kurang pintar. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep, dan menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis. Pada langkah 3 guru membimbing penyelidikan individual atau kelompok. Disini guru berkeliling memberikan bimbingan kepada kelompok jika mengalami kesulitan dengan cara memberikan arahan dan mendorong

21 siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menerapkan konsep secara logis, memilih,menggunakan dan memanfaatkan prosedur tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, dan pada tahap ini guru mengawasi jalannya diskusi agar keadaan di kelas tetap kondusif. Pada langkah 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan menggunakan strategi presentasi. Disini guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan meminta kelompok lain untuk menanggapi dengan memberikan pertanyaan. Siswa dilatih untuk memberikan pertanyaan agar dapat melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya. Pada langkah 5 guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang pertama yaitu dengan mengecek hasil diskusi siswa dan membahas secara bersama-sama, membantu siswa untuk merefleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Dalam mengevaluasi, guru memeberikan soal kuis dengan tujuan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Selain itu guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama. Diakhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompokkelompok yang dianggap memiliki kemampuan baik, hebat, dan super.

22 I. Hipotesis Tindakan Dari kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD), kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto meningkat.