BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Selain itu, manusia juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 2008: 24). Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kata kebudayaan berasal dari kata Sansakerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perfilman selalu menarik untuk diamati. Akan selalu ada hal unik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana dan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

LARAS dan RAGAM BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak

ANALISIS CAMPUR KODE DAN GAYA BAHASA SARKASME PADA PEMENTASAN LUDRUK KIRUN CAMPURSARI GOBYOK. Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi (Sutedi:2003). Modalitas merupakan kata keterangan yang

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi merupakan aspek yang paling penting dan memegang peranan besar dalam kehidupan manusia. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, bahasa merupakan sarana komunikasi vital dalam kehidupan manusia yang digunakan untuk berinteraksi dengan manusia yang satu dan yang lainnya. Pada dasarnya pemakaian bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud dan pemikiran dari pembicara kepada pendengar. Maksud dan pemikiran ini memiliki konteks yang bermacam-macam tergantung dari kata-kata yang digunakan pembicara untuk menyampaikan maksudnya. Jenis kata dalam bahasa korea bermacam-macam. Berbeda dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Korea memiliki sembilan jenis kelas kata. Jenis-jenis kata inilah yang digunakan pembicara untuk menyampaikan maksudnya kepada pendengar. Salah satu jenis kata yang paling sering digunakan untuk menyampaikan isi hati, pemikiran pembicara adalah jenis kata seru. Menurut Moeliono (1998:243) kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia, untuk memperkuat rasa hati, sedih, heran, dan jijik. Selain itu, kata seru adalah sejenis teriakan yang dilontarkan dalam pembicaraan untuk mengungkapkan suasan jiwa, pikiran, perintah, peringatan, atau panggilan. Kata seru dapat berbentuk teriakan singkat atau onomatopia, nomina, adjektiva, adverbia, verba dan kalimat utuh. Kata seruan merupakan kata yang memiliki keunikan tersendiri dari pada jenis kata yang lain. Kata seruan adalah kata yang langsung bisa dimengerti maknanya tanpa perlu melihat makna katanya di dalam kamus. Karena hanya dengan melihat ekspresi atau nada yang diucapkan oleh penutur maka pendengar langsung dapat memahaminya. Bahkan tak jarang beberapa jenis kata seruan tidak memiliki makna yang pasti di dalam kamus. Kata seruan juga merupakan jenis kata bebas. Bebas dimaksudkan bahwa kata ini bisa berdiri sendiri serta telah memiliki makna tanpa bantuan kata lain. Keunikan kata 1

2 seruan yang lain adalah satu kata seruan jika diucapkan dengan intonasi, ekspresi, atau konteks yang berbeda maka akan memiliki makna yang berbeda pula. Dengan kata lain makna kata seruan ini tidak terpaku pada satu makna saja melainkan memiliki berbagai jenis makna yang sangat beragam. Fenomena kebahasaan seperti pada kata seruan ini dapat ditemukan pada semua bahasa, tidak terkecuali bahasa Korea. Dalam penggunaannya kata seruan ini sering diucapkan tanpa disadari oleh penuturnya. Kata seruan lebih banyak digunakan dalam bahasa lisan dan sangat jarang digunakan dalam bahasa tulis. Fenomena pengguna kata seruan dalam mengekspresikan maksud pembicara seperti yang dijelaskan di atas dapat ditemukan dalam dialog-dialog yang berkembang di masyarakat, karya sastra, dan juga tayangan televisi, contohnya drama. Melalui drama komedi romantis "O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!)" yang tayang dari episode 1 sampai dengan 16 tahun 2015 arahan sutradara Yoo Je-Woon, akan dibahas kata-kata seruan yang digunakan oleh pemeran utama pria dan wanita yang muncul pada dialog dalam drama tersebut. Dipilihnya drama ini, pertama, karena ceritanya yang menarik, ringan, dan mudah dimengerti. Kedua, penggunaan bahasanya pun bermacam-macam, baik itu bahasa formal maupun informal. Ketiga, bahasa yang digunakan dalam drama ini mudah dipahami dan bahasa percakapannya merupakan bahasa sehari-sehari. Hampir keseluruhan dialog dalam drama ini para pemain sering menggunakan kata seruan yang disertai ekspresi yang menarik sehingga menambah daya tarik untuk menyaksikan drama ini. Berbagai macam kata seruan yang digunakan dalam drama ini memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteks kalimatnya. Dalam drama Korea " O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!)" ini ditemukan penggunaan kata seruan yang sama, tetapi memiliki rasa yang berbeda jika diartikan. Perbedaan maknanya dapat dirasakan melalui tinggi rendahnya nada yang digunakan saat mengungkapkan dan juga dapat dilihat dari ekspresi yang dilakukan oleh pemain saat mengungkapkan kalimat tersebut. Penelitian ini hanya berfokus pada dialog yang dilakukan oleh pemeran utama pria Kang Seonwo yang diperankan oleh Cho Jung Seok dan pemeran utama wanita Na Bong Son yang diperankan oleh Park Bo Young. Alasan hanya ditelitinya dialog yang dilakukan oleh pemeran utama pria dan wanita adalah untuk melihat persamaan dan perbedaan kata seruan yang digunakan pada dua jenis kelamin yang berbeda. Pemeran

3 utama wanita dan pria dalam drama ini sering menggunakan bermacam-macam kata seruan dengan berbagai ekspresi dalam dialognya. Pemeran utama wanita terkadang menggunakan beberapa kata seruan yang tidak digunakan oleh pemeran utama pria demikian pula sebaliknya. Keberagaman kata seruan yang ditemukan kemudian nantinya akan diteliti berdasarkan bentuk, makna kata, dan penggunaanya. Dalam meneliti makna kata seruan dalam dialog drama ini tentu tidak lepas dari konteks dialog yang diucapkan oleh pemain demi mendapatkan keberagaman makna. Selain itu keberagaman kata seruan pada dua jenis kelamin ini juga akan diteliti berdasarkan bentuk dan makna dari masing-masing jenis. 1.2 Rumusan Masalah yaitu: Dari uraian latar belakang masalah, maka didapat beberapa masalah yang akan diteliti, 1.2.1 Bagaimana bentuk-bentuk kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!)? 1.2.2 Bagaimana makna kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!)? 1.2.3 Bagaimana persamaan dan perbedaan kata seru wanita dan pria pada drama O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dinyatakan di atas, maka dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan hasilnya mampu mencapai tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1.3.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!). 1.3.2 Mengklasifikasikan makna kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!). 1.3.3 Menjabarkan persamaan dan perbedaan kata seru wanita dan pria pada drama O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!).

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai berbagai bentuk dan makna kata seru dalam bahasa Korea yang selanjutnya mempermudah dalam mengartikan kata tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat secara teori dan secara praktis. Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan linguistik Korea terutama dalam bidang morfologi dan semantis bahasa Korea. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu orang-orang yang belajar bahasa Korea, dalam memahami variasi kata seru dari segi bentuk, makna, dan penggunaannya berdasarkan jenis kelamin. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kata seru pernah dilakukan sebelumnya. Pada skripsi Daru Purboning Astuti (2011) yang berjudul Interjeksi dalam Komik Gung ( 궁 ) volume 1-5 Karya Park So Hee juga diteliti kata seru dengan menggunakan komik sebagai objek penelitian. Selain itu pada skripsi Daru hanya membahas mengenai kata seru dari sisi maknanya saja sehingga jenis-jenis kata seru yang dihasilkan tidak memiliki banyak ragam bentuk yang menarik. Tesis Du Cheong (2016) yang berjudul 한국어감탄사의형태. 통사적특성연구 (A Study on the Morphologyical and Syntactic Characteristics of Korean Exclamation) juga diteliti kata seruan Bahasa Korea dari segi morfologi dan sintaksisnya. Selain itu juga pada Tesis Jang Su Geun (2008) yang berjudul 한. 중감탄사의대조연구 일음절한. 중유사감탄사를중심으로 (A Comparative Study of Korean and Chinese interjection : Focus on Similar Interjection of a Syllable) meneliti kata seruan dengan cara membandingkan kata seru bahasa Korea dengan kata seruan pada bahasa Mandarin. Namun penelitiannya hanya berfokus pada bentuk kata seruan satu silabel yang sama. Terdapat pula Tesis Yang Yang (2011) 한국어감탄사의문법적특성연구 (A Study on the Grammatical Characteristics of Korea Exclamation) telah meneliti kata seruan hanya saja penelitian ini berpusat pada karakter kata seruan secara gramatikal. Sedangkan Penelitian ini tidak berpusat pada bentuk gramatikalnya saja, melainkan juga pada bentuk, makna dan keberagaman kata seruan. Hal yang membedakan dari penelitian ini adalah bahan penelitiannya. Jika penelitian sebelumnya meneliti kata seruan dalam objek komik atau pada objek yang sangat luas yaitu

5 kata seruan secara umum yang digunakan oleh masyarakat Korea dari jaman bahasa Korea kuno hingga sekarang, maka penelitian ini menggunakan objek yang lebih sempit yaitu percakapan langsung dari sebuah drama Korea masa kini dengan durasi tayang dan jumlah skrip yang lebih panjang. Selain itu, perbedaan yang kedua antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah meskipun memiliki topik yang sama, yaitu kata seruan, namun penelitian ini lebih memfokuskan macam-macam bentuk, jenisnya berdasarkan makna, serta penggunaan kata seruan pada jenis kelamin yang berbeda yang terkandung pada drama sehingga akan didapatkan hasil yang lebih konkret dan sederhana tentang kata seruan tersebut dan dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Data dalam penelitian ini didapat dengan mencatat dialog-dialog dalam drama yang b erjudul O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!) episode 1 sampai dengan 16. Lingkup pe nelitian ini dipusatkan pada dialog-dialog yang diucapkan oleh pemeran utama pria KangSeonw o yang diperankan oleh Cho Jung Seok dan pemeran utama wanita Na Bong Son yang diperankan oleh Park Bo Young dari episode 1 sampai dengan episode 16. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode linguistik yang dilakukan melalui 3 tahapan strategis yang meliputi metode penyajian data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data. Ketiga metode tersebut akan digunakan secara berurutan sesuai dengan tahapan strategisnya (Sudaryanto, 1993:5). 1.7.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan pada fakta yang berupa kata seru dalam bentuk dialog pada sebuah percakapan. Hasil penelitian ini akan berupa deskripsi kata seru bahasa Korea. 1.7.2 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian pada langkah penyediaan data, dikerjakan 3 hal yaitu (i) pengumpulan dengan pencatatan data (ii) pemilihan data, dan (iii) penataan menurut tipe dan jenisnya (Sudaryanto, 1993:11).

6 Sudaryanto (1993:131) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang terjamin sepenuhnya akan kesahannya. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan menentukan objek penelitian. Setelah objek penelitian telah ditentukan kemudian mencari objek tersebut. Karena objek penelitian kali ini adalah serial drama Korea maka langkah selanjutnya adalah mengunduh drama tersebut. Selama penelitian metode yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Data penelitian yang diambil berupa teks percakapan dalam drama O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!). Pada tahap ini dilakukan teknik pengumpulan data menggunakan metode simak. Metode simak disebut juga metode penyimakan karena kegiatan yang dilakukan berupa penyimakan, yaitu peneliti melakukan penyimakan terhadap penggunaan bahasa. Teknik simak ini dalam praktiknya diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2005:90). Menyimak dalam penelitian ini adalah cara menyimak dialog yang diucapkan dalam drama Korea O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!). Kemudian selanjutnya dilakukan teknik catat. Dalam teknik ini berarti penulis sebagai instrument kunci melakukan observasi secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data. Langkah-langkah dalam teknik simak catat adalah menyimak dialog yang diucapkan dalam drama Korea O! Naye Gwisinnim! ( 오! 나의귀신님!). Kemudian dengan menonton dan menyimak drama tersebut dan memperhatikan keseluruhan isinya terutama dialog maka akan didapatkan data berupa potongan-potongan dialog yang ada pada drama tersebut. Karena fokus penelitian ini adalah dialog yang diucapkan oleh pemeran utama wanita dan pria maka tahap selanjutnya mencatat seluruh dialog yang diucapkan oleh pemeran utama wanita dan pria sebagai sumber data. Kemudian seluruh dialog tersebut diklasifikasikan kembali. Percakapan yang dipilih adalah percakapan yang mengandung kata seruan saja. 1.7.3 Metode dan Teknik Analisis Data Data berupa teks yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan dua macam teori yang berbeda. Pertama dari segi bentuknya, data dipisah-pisahkan berdasarkan jenis pembentukan katanya. Selanjutnya dengan teori kedua data diteliti dari segi maknanya. Data berupa kata seruan tersebut digolongkan berdasarkan maknanya sesuai konteks kalimat yang ada dalam dialog drama. Setelah semua kata seruan

7 dikumpulkan, data diklasifikasikan lagi berdasarkan penggunaanya. Kemudian pada setiap jenis pengklasifikasian data siap dianalisis menggunakan teori masing-masing.. 1.7.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis data Setelah semua data dianalisis, muncul suatu hasil yang kemudian dipaparkan pada lembar rekapitulasi dan bab kesimpulan yang disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Penulis menyajikan hasil analisis dalam bentuk laporan tertulis dengan metode penyajian informal dan formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman, sedangkan metode penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang. 1.8 Sistematika Penelitian Sistematika penelitian dalam skripsi terdiri dari empat bab, yang masing-masing bab menunjukkan hubungan saling berkaitan. Bab pertama berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Pada bab kedua berisi landasan teori. Pada bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan penulis sebagai pijakan dalam menganalisis dan juga sebagai batasan teori dalam penelitian. Selanjutnya bab ketiga berisi analisis data. Pada bab ini berisi hasil klasifikasi data berdasarkan bentuk, makna, dan penggunaan beserta analisisnya untuk menjawab rumusan masalah. Kemudian sebagai bab terakhir, bab keempat berisi kesimpulan. Bab ini merupakan hasil laporan penelitian yang sudah dilakukan yang berisikan mengenai kesimpulan. Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian secara keseluruhan dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya.