ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

biaya produksi yang terjadi. Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang akhirnya

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang)

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PT. PAYUNG PUSAKA MANDIRI PERIODE SKRIPSI

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI BATAKO PADA UD. ARIF JAYA ABADI DI DESA PEGAYAMAN KECAMATAN SUKASADA TAHUN 2014

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO

ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN BERAS PADA PT BAROKAH MAKMUR, KEC. SAMBOJA, KAB. KUTAI KARTANEGARA. Oleh :

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Analisis Selisih Biaya Bahan Baku. Rp ,00 (efisien). Rp ,00 (efisien).

BAB II BAHAN RUJUKAN

Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat

BAB II BAHAN RUJUKAN

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR SKRIPSI OLEH : MULTAZAM A

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PENGALOKASIAN BIAYA BERSAMA UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA KONVEKSI KURNIA TULUNGAGUNG SKRIPSI

BIAYA STANDAR DAN PENERAPANNYA DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : UKM Tempe Bu Mundakir Semarang) ELLIZA MELASARI

PENERAPAN BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA. PRODUKSI (Studi Kasus: UKM Lumpia Gang Lombok Semarang)

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK ROTI GANHYSA KEDIRI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI

BIAYA OVERHEAD PABRIK

Rinda Fatmawati Darminto Zahroh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II LANDASAN TEORI

ARTIKEL PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM RANGKA MENENTUKAN HARGA JUAL TAHU PADA UD. MAJU JAYA SEJAHTERA

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

ANALISIS EFEKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. YUDHISTIRA CABANG PALEMBANG

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN : ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK SELANG AIR DI PT. MASPION IV SURABAYA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. 1. Sistem Pengendalian Biaya Produksi

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA TERHADAP EFISIENSI BIAYA PADA PT. PANCA USAHA PALOPO PLYWOOD HASBIAH, M. RISAL, SALJU SANUDDIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BIAYA STANDAR DAN PENERAPANNYA SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI FOOTIS (STUDI KASUS PADA PT. BOROBUDUR SEMARANG) IPUL SAEPUROHMAN

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

BAB I PENDAHULUAN. (procurement), produksi (production), penyimpanan produk selesai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dilakukan oleh PT. LEKJ dalam rangka melakukan evaluasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) ABSTRAK

BAB V PENUTUP. dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT AKURASI BIAYA PRODUKSI (STUDI PRAKTIK KERJA PADA PT HAMPARAN PLASTINDO RAYA)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT KONTROL EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAPIOKA RJB LAMPUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

ANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN BIAYA PEMELIHARAAN MESIN PADA PT. FASTFOOD INDONESIA Tbk CABANG MULAWARMAN SAMARINDA. Devi Indriani.S, Titin Ruliana, Herianto

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

Analisa Biaya Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA Studi kasus pada PT. Cahaya Buana Intitama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

METODE BIAYA STANDAR SEBAGAI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus : UKM Gula Jawa Masin Kudus)

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI DENGAN PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI. Oleh Fitri Wulandari Agus Dwi Atmoko

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM TRADISIONAL COSTING DENGAN SISTEM JUST IN TIME (JIT) DALAM MENENTUKAN KALKULASI BIAYA PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada Perusahaan Meubel WIJAYANTI, Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk Tahun 2013)

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE STANDARD COSTING DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS: UKM TAHU ECO SEMARANG)

BAB III METODE PENELITIAN. variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam. Tabel 3.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

Transkripsi:

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO Tri Wahyuni Pendidikan Akuntansi FPIPS 3Wahyuni414@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilakukan di CV. IJO Ngawi dengan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian yaitu deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan di CV. IJO Ngawi. Hasil analisis selisih biaya bahan baku menunjukkan bahwa hasil perhitungan selisih bahan baku untuk bolotong sebesar Rp. 413.202.590(menguntungkan), kotoran sapi sebesar Rp. 401.113.460 (menguntungkan), kaptan Rp. -33.328.608 (merugikan), dan mitro sebesar Rp. - 89.243.960 (merugikan). Sehingga semua biaya bahan baku sesungguhnya lebih kecil dari biaya bahan baku standar yang selisihnya bersifat menguntungkan (favorable). Analisis selisih biaya tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa hasil perhitungan selisih biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih besar dari biaya tenaga kerja langsung standar selisihnya bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). Analisis selisih biaya overhead pabrik menunjukkan bahwa batu bara sebesar Rp. 336.899.330, karung sebesar Rp. 35.388.042, benang sebesar Rp. 2.509.765, alat tulis kantor sebesar Rp. 513.925, kebersihan sebesar Rp. 4.700, donasi sebesar Rp. 879.000, promosi sebesar Rp. 113.704.000, telpon Rp. 2.584.045, engenering Rp. 228.357.619, laboraturium sebesar Rp. 21.017.800, transport sebesar Rp. 7.983.470, sewa kendaraan Rp. 54.936.570, bank charge Rp. 13.797.422, time loan sebesar Rp. 131.178.518, air minum sebesar Rp. 702.300, employee sebesar Rp. 1.776.500, uniform sebesar Rp. 1.992.000, building Rp. 8.184.000, lain-lain sebesar Rp. 1.298.110, gaji pegawai tidak langsung sebesar Rp. -64.474.491, jamsostek sebesar Rp. 26.855.174, dan bonus/thr sebesar Rp. 43.680.431. Jadi biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar dari biaya overhead pabrik standar, sehingga selisih biaya overhead pabrik bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). Kata Kunci : Pengendalian Biaya, Biaya Standar, Biaya Produksi. A. PENDAHULUAN Pengendalian biaya berperan penting dalam kemajuan perusahaan, dikarenakan perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat dan kompetitif. Ada banyak cara yang dapat digunakan perusahaan agar mampu bertahan. Salah satunya dengan cara mengendalikan biaya-biaya yang digunakan pada saat proses produksinya dengan benar agar perusahaan dapat mengurangi pengeluaran biaya. Hal ini dilakukan agar biaya yang tidak seharusnya digunakan tersebut, dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan yang lebih penting yang bermanfaat untuk kemajuan perusahaan. Pengendalian biaya merupakan pengendalian yang dilakukan pada biaya-biaya yang digunakan saat proses produksi agar mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian biaya pada biaya produksinya. Biaya produksi merupakan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dihabiskan untuk mencapai tujuan perusahaan. Mengingat biaya

produksi merupakan biaya yang sifatnya berhubungan langsung dengan suatu produk yang dihasilkan, sehingga pengendalian biaya produksi perlu dilakukan oleh perusahaan agar pencapaian tujuan dapat dilakukan secara efisien, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya perusahaan pada saat kegitan-kegiatan produksi dilaksanakan. Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk mengendalikan biaya-biaya yang digunakan yaitu pengendalian biaya produksi dengan menggunakan biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang digunakan sebagai patokan yang digunakan untuk operasional perusahaan. Biaya standar ini digunakan peneliti untuk mengendalikan biaya produksi yang berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Hal ini dilakukan karena biaya standar dapat memberikan pedoman kepada manajemen berapa besar biaya yang seharusnya digunakan untuk melaksanakan kegiatan produksi sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dan memungkinkan manajemen hanya memusatkan perhatiannya terhadap keadaan-keadaan yang menyimpang dari keadaan yang seharusnya. Dari uraian masalah diatas yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian dengan judul Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada CV. IJO B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah sudah dilakukan penerapan biaya standar pada tiap-tiap komponen biaya produksi? 2. Apakah ada pengendalian atas selisih biaya produksi antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui penerapan biaya standar pada tiap-tiap komponen biaya produksi. 2. Untuk mengetahui pengendalian atas selisih biaya produksi antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. D. KEGUNAAN PENELITIAN Manfaat yang diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut, apabila dilihat dari sisi: 1. Bagi CV. IJO yaitu memberikan informasi atas selisih biaya produksi dari jumlah produksi yang standar dengan jumlah produksi yang terealisasi sebagai media pengendalian biaya pada periode berikutnya. 2. Bagi yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagiperkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang akuntansi murni pada khususnya, untuk mengetahui teori-teori yang didapat dengan kenyataannya dan sebagai referensi bila diadakan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Peneliti yaitu melatih penulis untuk berpikir secara kritis, sisitematis, dan analistik dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. E. TEORI DASAR 1. Biaya Hasen dan Mowen (diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary 2009: 47) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa depan bagi organisasi. 2. Pengendalian biaya Menurut Firdaus dan Wasilah (2012: 5) Pengendalian biaya merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan melakukan perbandingan secara terusmenerus antara pelaksanaan dengan rencana. 3. Biaya Produksi

Menurut Sutrisno (2013 :11) menyatakan biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai. 4. Biaya Standar Mulyadi (2012: 387) yang menyatakan bahwa biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. F. METODE PENELITIAN Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek ilmiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2010: 14). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Suharsimi Arikunto (2010: 3) mengatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. G. HASIL ANALISIS DATA 1. Penerapan Biaya Standar Pada Tiap-Tiap Komponen Biaya Produksi a. Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan oleh CV. IJO untuk pembuatan Pupuk Petroganik P-07 yaitu terdiri dari; Blotong, Kotoran sapi, Kaptan, dan Mixtro. Untuk mengetahui standar pemakaian bahan baku yang digunakan CV. IJO dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel Kuantitas Standar Bahan Baku CV. IJO Per Produksi Untuk Tahun 2014 Jenis Bahan Baku Kuantitas Standar Per Unit Produksi (Kg) Blotong 180 Kotoran Sapi 270 Kaptan 45 Mixtro 5 Jumlah 500 Sumber: CV. IJO tahun 2014. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah standar pemakaian bahan baku untuk setiap produksi pada tahun 2014, menggunakan Blotong sebesar 180Kg, KS sebesar 270Kg, Kaptan sebesar 45Kg, dan Mitro sebesar 5Kg.Selanjutnya untuk mengetahui harga standar bahan baku per kilogram yang digunakan CV. IJOdapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel Harga Standar Bahan Baku CV. IJO Untuk Tahun 2014 Jenis Bahan Baku Harga Standar Per Kg (Rp) Blotong 5.993 Kotoran Sapi 7.191

Kaptan 3.596 Mixtro 107.868 Jumlah 124.648 Sumber: CV. IJO tahun 2014, data diolah. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2014 jumlah harga standar bahan baku per kilogram untuk Blotong sebesar Rp.5.993, KS sebesar Rp. 7.191, Kaptan sebesar Rp. 3.596, dan Mitro sebesar Rp.107.868. Selanjutnya untuk mengetahui total biaya standar bahan baku yang digunakan CV. IJOdapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel Total Biaya Standar Bahan Baku CV. IJO Untuk Tahun 2014 Kuantitas Jenis Bahan Harga Standar Standar Baku Per Kg (Rp) Per Tahun Total Biaya (Kg) Blotong 5.993 168.480 1.009.700.640 Kotoran Sapi 7.191 252.720 1.817.309.520 Kaptan 3.596 42.120 151.463.520 Mixtro 107.868 4.680 504.822.240 Jumlah 124.648 468.000 3.483.295.920 Sumber: CV. IJO tahun 2014, data diolah. Perhitungan kuantitas standar per tahun seperti yang disajikan dalam tabel diatas adalah sebagai berikut: 1) Blotong a) Kuantitas standar per kilogram sebesar 180kg. b) Produksi sehari sebanyak 3 kali. c) Kuantitas standar setahun: 180 kg x 3 produksi x 26 hari x 12 bulan = 168.480kg. 2) Kotoran sapi a) Kuantitas standar per kilogram sebesar 270kg. b) Produksi sehari sebanyak 3 kali. c) Kuantitas standar setahun: 270 kg x 3 produksi x 26 hari x 12 bulan = 252.720kg. 3) Kapur petani a) Kuantitas standar per kilogram sebesar 45kg. b) Produksi sehari sebanyak 3 kali. c) Kuantitas standar setahun: 45 kg x 3 produksi x 26 hari x 12 bulan = 42.120kg. 4) Mixtro a) Kuantitas standar per kilogram sebesar 5kg. b) Produksi sehari sebanyak 3 kali. c) Kuantitas standar setahun: 5 kg x 3 produksi x 26 hari x 12 bulan = 4.680kg. Tabel Total Biaya Sesungguhnya Bahan Baku CV. IJO Tahun 2014 Jenis Bahan Baku Harga Standar Per Kg Tahun 2014 (Rp) Kuantitas Sesungguhnya Tahun 2014 Total Biaya

Blotong 209 2.851.919 596.498.050 Kotoran Sapi 210 6.755.080 1.416.196.060 Kaptan 93 1.988.150 184.792.128 Mixtro 9.076 65.457 594.066.200 Jumlah 9.587 11.660.606 2.791.552.438 Sumber: CV. IJO tahun 2014, data diolah. b. Tenaga Kerja Langsung Upah yang diberikan sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku di wilayah Ngawi serta memberikan beberapa fasilitas berupa tunjangan jabatan, bonus lembur, uang makan, asuransi dan tunjangan pengobatan. Upah yang ditetapkan adalah sebesar Rp.914.500per bulan sesuai dengan budget tahun 2014. Untuk mengetahui jumlah standar jam kerja yang digunakan untuk proses produksi CV. IJO akan diuraikan peneliti sebagai berikut ini; 1) Kapasitas normal perusahaan dalam satu tahun adalah 7.729.100 kg. 2) Jumlah hari yang diperkirakan dalam satu bulan adalah 26hari. 3) Efektifitas standar jam kerja per hari adalah 7 jam. 4) Jumlah pekerja dalam satu hari adalah 46 orang. 5) Banyaknya jam kerja efektif dalam satu tahun adalah46 orang x 7 jam/hari x 26 hari x 12 bulan = 100.464 jam. 6) Setiap satu shift kerja menghasilkan 13.419 kg Pupuk PetroganikP-07. 7) Standar biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah 46 orang x Rp. 914.500/bulan x 12 bulan = Rp 504.804.000 8) Standar tarif upah untuk memproduksi 7.729.100 kg Pupuk Petroganik P-07 adalah: = Rp. 5.024,725/jam c. Overhead Pabrik Biaya standar overhead pabrik yang digunakan oleh CV. IJO yaitu sesuai dengan budget yang telah ditentukan diawal,sebagai berikut: Tabel Biaya Standar Overhead Pabrik CV. IJO Untuk Tahun 2014 Keterangan Standar (Rp) Batu Bara 504.823.500 Karung 620.932.905 Benang 5.048.235 Jamsostek 29.279.763 Alat tulis kantor 10.096.470 Kebersihan 500.000 Donasi 20.000.000 Promosi 500.000.000 Telpon 10.096.470 Listrik 272.604.690 Engenering 90.868.230 Laboraturium 50.482.350 Transport 10.096.470

Sewa Kendaraan 90.868.230 Bank Charge 15.000.000 Air Minum 4.000.000 Uniform 3.000.000 Bonus/THR 24.974.759 Lain-lain 20.000.000 Jumlah 2.282.672.072 Sumber: CV. IJO tahun 2014 Tabel Biaya Realisasi Overhead Pabrik CV. IJO Tahun 2014 Keterangan Realisasi (Rp) Batu Bara 841.722.830 Karung 656.320.947 Benang 7.558.000 Jamsostek 56.134.937 Alat tulis kantor 10.610.395 Kebersihan 495.300 Donasi 19.121.000 Promosi 386.296.000 Telpon 7.512.425 Listrik 266.371.459 Engenering 319.225.849 Laboraturium 71.500.150 Transport 2.113.000 Sewa Kendaraan 145.804.800 Bank Charge 1.202.578 Time Loan 131.178.518 Air Minum 3.297.700 Employee 1.776.500 Uniform 1.008.000 Bonus/THR 68.655.190 Building 8.184.000 Lain-lain 21.298.110 Jumlah 3.027.387.688 Sumber: CV. IJO tahun 2014 2. Pengendalian atas selisih biaya produksi antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya a. Analisis selisih biaya bahan baku

Tabel Perhitungan Selisih Biaya Bahan Baku Dengan Model Satu Selisih Untuk Tahun 2014 Jenis Bahan Total Biaya Total Biaya Selisih Bahan Baku Standar Sesungguhnya Baku Total U/F* Blotong 1.009.700.640 596.498.050 413.202.590 F Kotoran Sapi 1.817.309.520 1.416.196.060 401.113.460 F Kaptan 151.463.520 184.792.128-33.328.608 U Mixtro 504.822.240 594.066.200-89.243.960 U Jumlah 3.483.295.920 2.791.552.438 691.743.482 F Sumber: CV. IJO tahun 2014, data telah diolah. Keterangan: *F = Favorable (Menguntungkan) *U = Unfavorable (Merugikan) b. Analisis selisih biaya bahan baku Secara matematis selisih upah langsung dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: SUL = (Tss x JKss) (Tst x JKst) = (Rp. 12.332 x 92.736 jam) (Rp. 5.025 x 100.464 jam) = Rp 1.143.620.352 x Rp 504.831.600 = Rp 603.788.752 (unfavorable) Untuk hasil perhitungan selisih upah langsung dapat diketahui bahwa biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih besar dari biaya tenaga kerja langsung standar selisihnya bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). Hal ini dikarenakan tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah distandarkan, pemotongan hari-hari besar keagamaan, mesin pabrik rusak dan adanya tambahan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja. Sehingga dari analisis diatas perusahaan mengalami kerugian dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan termasuk kedalam biaya yang tidak terkendalikan oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. c. Analisis selisih biaya bahan baku Untuk mengetahui selisih biaya overhead pabrik disini, model analisa satu selisih merupakan model analisa yang tepat untuk digunakan. Didalam model analisa satu selisih, selisih biaya overhead total adalah selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Secara matematis dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel Perhitungan Selisih BOP Variabel Dengan Model Analisa Satu Selisih Keterangan Realisasi (Rp) Standar (Rp) Selisih (Rp) U/F* Batu Bara 841.722.830 504.823.500 336.899.330 U Karung 656.320.947 620.932.905 35.388.042 U Benang 7.558.000 5.048.235 2.509.765 U Alat tulis kantor 10.610.395 10.096.470 513.925 U Kebersihan 495.300 500.000-4.700 F

Donasi 19.121.000 20.000.000-879.000 F Promosi 386.296.000 500.000.000-113.704.000 F Telpon 7.512.425 10.096.470-2.584.045 F Listrik 266.371.459 272.604.690-6.233.231 F Engenering 319.225.849 90.868.230 228.357.619 U Laboraturium 71.500.150 50.482.350 21.017.800 U Transport 2.113.000 10.096.470-7.983.470 F Sewa Kendaraan 145.804.800 90.868.230 54.936.570 U Bank Charge 1.202.578 15.000.000-13.797.422 F Time Loan 131.178.518 0 131.178.518 U Air Minum 3.297.700 4.000.000-702.300) F Employee 1.776.500 0 1.776.500 U Uniform 1.008.000 3.000.000-1.992.000 F Building 8.184.000 0 8.184.000 U Lain-lain 21.298.110 20.000.000 1.298.110 U Jumlah 2.902.597.561 2.228.417.550 674.180.011 U Sumber: CV. IJO tahun 2014, data telah diolah Keterangan: *F = Favorable (Menguntungkan) *U = Unfavorable (Merugikan) Selanjutnya untuk mengetahui perhitungan selisih BOP tetap dengan model analisa satu selisih yang digunakan CV. IJO dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel Perhitungan Selisih BOP Tetap Dengan Model Analisa Satu Selisih Keterangan Realisasi (Rp) Standar (Rp) Selisih (Rp) U/F Gaji Pegawai tidak langsung 314.143.134 378.617.625-64.474.491 F Jamsostek 56.134.937 29.279.763 26.855.174 U Bonus/THR 68.655.190 24.974.759 43.680.431 U Jumlah 438.933.261 432.872.147 6.061.114 U Total 3.341.530.822 2.661.289.697 680.241.125 U Sumber: CV. IJO tahun 2014, data telah diolah. Keterangan: *F = Favorable (Menguntungkan) *U = Unfavorable (Merugikan) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat selisih antara standar biaya overhead pabrik dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Selisih tersebut terjadi baik pada biaya overhead pabrik variabel maupun biaya overhead pabrik tetap, yaitu sebagai berikut; batu bara sebesar Rp. 336.899.330, karung sebesar Rp. 35.388.042, benang sebesar Rp. 2.509.765, alat tulis kantor sebesar Rp. 513.925, kebersihan sebesar Rp. 4.700, donasi sebesar Rp. 879.000, promosi sebesar Rp. 113.704.000, telpon Rp. 2.584.045, engenering Rp. 228.357.619, laboraturium sebesar Rp. 21.017.800, transport

sebesar Rp. 7.983.470, sewa kendaraan Rp. 54.936.570, bank charge Rp. 13.797.422, time loan sebesar Rp. 131.178.518, air minum sebesar Rp. 702.300, employee sebesar Rp. 1.776.500, uniform sebesar Rp. 1.992.000, building Rp. 8.184.000, lain-lain sebesar Rp. 1.298.110, gaji pegawai tidak langsung sebesar Rp. -64.474.491, jamsostek sebesar Rp. 26.855.174, dan bonus/thr sebesar Rp. 43.680.431. Dari kedua tabel diatas dapat diketahui analisis selisih biaya overhead pabrik menunjukkanbahwa biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar dari biaya overhead pabrik standar, sehingga selisih biaya overhead pabrik bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). Hal ini dikarenakan biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu besar dan adanya penggunaan biaya bahan baku penolong yang melebihi standar. H. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka peneliti dapat menarik kesimnpulan bahwa penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV. IJO sebagai berikut: a. Analisis selisih biaya bahan baku menunjukkan bahwa hasil perhitungan menunjukkan selisih bahan baku sesungguhnya lebih kecil dari biaya bahan baku standar, selisihnya bersifat menguntungkan (favorable). Hal ini dikarenakan biaya bahan baku yang dikeluarkan sesuai standar dan pemakaian bahan baku tidak terlalu besar, adanya kenaikan harga pada kapur tani dan mixtro, serta adanya pemakaian yang melebihi standar. Sehingga biaya bahan baku yang digunakan selama tahun 2014 termasuk kedalam biaya yang terkendalikan secara langsung oleh manajer CV. IJO. b. Analisis selisih biaya tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa hasil perhitungan selisih biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya lebih besar dari biaya tenaga kerja langsung standar selisihnya bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). Hal ini dikarenakan tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah distandarkan, pemotongan hari-hari besar keagamaan, mesin pabrik rusak dan adanya tambahan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja. Sehingga dari analisis tersebut perusahaan mengalami kerugian dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan termasuk kedalam biaya tidak terkendalikan oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. c. Analisis selisih biaya overhead pabrik menunjukkan bahwa biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar dari biaya overhead pabrik standar, sehingga selisih biaya overhead pabrik bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). Hal ini dikarenakan biayabiaya yang dikeluarkan terlalu besar dan adanya penggunaan biaya bahan baku penolong yang melebihi standar. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti mengajukan saran perbaikan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan di masa mendatang: a. Sebaiknya perusahaan menentukan selisih biaya biaya overhead pabrik tidak secara menyeluruh agar memudahkan manajemen dalam mencari penyebab penyimpangan. b. Sebaiknya perusahaan juga menetapkan batas toleransi yang dianggap wajar pada penyimpangan yang terjadi. I. DAFTAR PUSTAKA Carter K, William. 2009. Akuntansi Biaya (Cost Accounting), Edisi 14 Buku1. Jakarta: Salemba Empat. Carter K, William. 2009. Akuntansi Biaya (Cost Accounting), Edisi 14 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. Jakarta: RINEKA CIPTA. Munandar, M. 2007. BUDGETING. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Ismaya, Sujana.2006. Kamus Akuntansi. Bandung: Pustaka Grafika. Supriyono. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Mowen, Hansen. 2007. Akuntansi Manajerial. 2009. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mursyidi. 2010. AkuntansiBiaya. Bandung: Refika ADITAMA. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.... 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.... 2013. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Desrtasi. Bandung: Alfabeta. Sutrisno 2013. Manajemen Keuangan Teori Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA Wasilah, Firdaus. 2013. AkuntansiBiaya, Edisi Ke-3. Yogyakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2012. Dasar Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE- YOGYAKARTA.