PENGARUH RESOURCE LEVELING TERHADAP ALOKASI TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
Ardentius, M.Hamzah Hasyim dan Kartika Puspa Negara

I Gede Pradipta Maha Putra, Saifoe El Unas, dan M.Hamzah Hasyim

ANALISIS PERENCANAAN JUMLAH TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE PEMROGRAMAN DINAMIK

Gde Agus Yudha P. A., Alwafi Pujiraharjo, Saifoe El Unas

ANALISIS BIAYA TENAGA KERJA DENGAN PROGRAM DINAMIK

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT


OPTIMASI BIAYA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUANG BACA PERPUSTAKAAN DI KAWASAN PUSPEM BADUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

EFISIENSI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PEMADAM KEBAKARAN PLTU PAITON UNIT 5 DAN 6. Deni Yanto ABSTRAK

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang)

PENERAPAN RESOURCE LEVELING DENGAN MINIMUM MOMENT METHOD DAN ENTROPY MAXIMIZATION

STUDI PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA BLOCK OFFICE PEMERINTAH KOTA BATU MALANG ABSTRAK

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Iindustri Medan. Proyek ini berlokasi di jalan Pulau Natuna-1, Kawasan Industri

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Syafri Antu Arfan Utiarahman, Darwis Hinelo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANALISIS FAKTOR BERPENGARUH PADA PERILAKU MANAJER PROYEK DALAM PENCAPAIAN HASIL PROYEK KONSTRUKSI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB III LANDASAN TEORI

PERATAAN SUMBER DAYA BIAYA TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT OFFICE PROJECT 2007

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

EFISIENSI TENAGA KERJA DENGAN RANKED POSITIONAL WEIGHT METHOD

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

Pandu Sugoro, M. Hamzah Hasyim, dan Saifoe El Unas

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

BAB I PENDAHULUAN BAB I-1

PERUBAHAN BIAYA DAN WAKTU AKIBAT CHANGE ORDER PADA PROYEK PARKMALL CIRCUS- WATERPARK, KUTA, BALI

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO

METODE PERT CPM UNTUK OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK (STUDI KASUS PEMBANGUNAN RUSUNAWA KARANGROTO SEMARANG)

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO. Djamin

KAJIAN EKONOMI PROYEK PENGADAAN DAN PERBAIKAN TULISAN ALUN-ALUN KABUPATEN NGAWI

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENJADWALAN SUMBER DAYA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BASEMENT PADA PEMBANGUNAN SEMINYAK HOTEL DEVELOPMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATAAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT PADA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN

Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM)

PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manager dan Tukang/ Pekerja Proyek yang berkedudukan sebagai perusahaan

PENERAPAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN (Studi Kasus: Gedung GMIM Syaloom di Karombasan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN UPAH METODE SNI DENGAN UPAH BERDASARKAN PRODUKTIVITAS

Skema Pembayaran Pada Kontraktor Dengan Hasil Cashflow Yang Optimal (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Politeknik Negeri Madiun)

MENGANTISIPASI KETERLAMBATAN DAN SOLUSI PERCEPATAN DENGAN ANALISIS WHAT IF

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

HALAMAN PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Diky Allando Dirganata NIM

Kata Kunci : Monte Carlo, manajemen proyek, tracking, penjadwalan, monitoring. Mahasiswa Program Sarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya 2

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK PG. SUMBER HARJO MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PROYEK DENGAN TAMBAHAN BIAYA YANG OPTIMUM

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PERENCANAAN ALOKASI MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL TRI STAR MAKASSAR MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

PERATAAN TENAGA KERJA PADA PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (STUDI KASUS STAR SQUARE MANADO)

LAPORAN AKHIR PENGENDALIAN PROYEK AKIBAT PERCEPATAN (PADA PROYEK PERBAIKAN BENDUNG JERUK TAMAN DESA GLAGAH KECAMATAN PAKUNIRAN KABUPATEN PROBOLINGGO)

PENGARUH PERCEPATAN DURASI TERHADAP BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: TOKO MODISLAND MANADO)

PERBANDINGAN BIAYA ANTARA PENGALOKASIAN TENAGA KERJA BERDASARKAN HSPK DENGAN KONDISI REAL DI LAPANGAN PADA PROYEK GEDUNG POLI SPESIALIS RSJ MENUR

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR DENGAN VARIASI MODAL KERJA DAN SISTEM PEMBAYARAN PADA PROYEK THE ROYAL BUKIT JIMBARAN

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

ISSN: TEKNO-SIPIL/Volume 09/No. 56/Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal.

PENERAPAN RESOURCE ALLOCATION DAN LEVELLING TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan, menjadikan. Efisiensi dapat di rumuskan menurut suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun

Transkripsi:

PENGARUH RESOURCE LEVELING TERHADAP ALOKASI TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI Rudi Waluyo dan Subrata Aditama Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya, Palangka Raya Email: rudiwaluyo30@gmail.com Abstrak: Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang berpengaruh terhadap penyelesaian proyek konstruksi. Pada fase konstruksi sering kali muncul masalah yang berkaitan dengan pengaturan tenaga kerja. Tidak meratanya ketersediaan tenaga kerja berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk mengatasi tidak meratanya tenaga kerja proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh resource leveling terhadap alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi. Data penelitian adalah time schedule dan daftar kuantitas dan harga. Teknik analisis data menggunakan metode resource leveling dengan bantuan program Microsoft Project. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resource leveling pada tenaga kerja (tukang gali, tukang batu, tukang besi, tukang kayu, dan pekerja) berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi. Penumpukan tenaga kerja yang terjadi pada kondisi normal dapat diratakan setelah menerapkan resource leveling, sehingga alokasi tenaga kerja menjadi lebih baik. Kata kunci: resource leveling, alokasi tenaga kerja, proyek konstruksi THE EFFECT OF RESOURCE LEVELING ON LABOUR ALLOCATION IN CONSTRUCTION PROJECT Abstract: Labour is one of the resources that affect the completion of construction projects. In the construction phase often arise issues related to labor arrangements. Uneven availability of labour influences the allocation of labour. For that we need a way to overcome the uneven labour construction projects. This study aims to determine the effect of resource leveling on the allocation of labor on construction projects. The research data is a time schedule and a list of quantities and prices. Data analysis technique using the method of resource leveling with the help of Microsoft Project program. The result is the resource leveling on labour (digger, masons, locksmiths, carpenters and workers) influence the allocation of labour on construction projects. Stacking of labour that occur in normal conditions can be leveled after applying resource leveling, so that the allocation of labour for the better. Keywords: resource leveling, labour allocation, construction projects Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 118

ISSN: 1411 1292 JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: 2541 5484 PENDAHULUAN Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut terdapat proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Selain itu, proyek konstruksi memiliki tiga karakteristik, yaitu unik, membutuhkan sumber daya (resource) dan membutuhkan organisasi (Ervianto, 2005). Di dalam proyek konstruksi terdapat lima sumber daya, yaitu material, manusia, metode, mesin dan money (dana) atau dikenal dengan sebutan 5M (Gray dan Larson, 2007). Tanpa mengabaikan sumber daya yang lain, ketersediaan sumber daya manusia atau tenaga kerja sangat penting bagi proyek konstruksi. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, ketersediaan tenaga kerja berpengaruh terhadap penyelesaian proyek konstruksi (Syah, 2004). Dengan pengelolaan tenaga kerja yang baik berdampak terhadap penyelesaian proyek konstruksi. Tetapi pada fase konstruksi, kontraktor seringkali mengalami banyak masalah berkaitan dengan alokasi tenaga kerja proyek konstruksi (Soeharto, 1997). Time schedule proyek biasanya menjadi acuan untuk pengelolaan proyek dan didalamnya memuat informasi tentang nilai masing-masing pekerjaan, bobot, durasi masing-masing pekerjaan, durasi total untuk penyelesaian pekerjaan, dan prosentase pekerjaan. Jika ingin mengetahui alokasi tenaga kerja maka harus dilakukan analisis lebih mendalam terhadap time schedule yang ada. Alokasi tenaga kerja yang tidak merata akan menimbulkan masalah bagi kontraktor. Gambar 1 menampilkan alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi. Gambar 1 menunjukkan alokasi tenaga kerja yang tidak merata setiap minggunya. Pada minggu ke-7, 8 dan 9 terjadi penumpukan tenaga kerja, sedangkan pada minggu-minggu yang lain terlihat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa penempatan atau alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi belum dilakukan dengan baik. Tidak meratanya alokasi tenaga kerja berpengaruh terhadap efektifitas tenaga kerja dan efisiensi biaya proyek konstruksi. Untuk mengatasi masalah tidak meratanya tenaga kerja maka perlu dilakukan perataan sumber daya. Salah satu metode untuk melakukan perataan sumber daya adalah dengan menerapkan resource leveling. Metode resource leveling adalah sebuah teknik di mana tanggal mulai dan selesai pekerjaan disesuaikan berdasarkan keterbatasan resource dengan tujuan menyeimbangkan antara kebutuhan dengan pasokan untuk resource yang tersedia. Resource leveling dapat digunakan apabila resource digunakan secara bersamaan, atau resource yang penting tersedia pada waktu tertentu, atau dalam jumlah terbatas, atau dialokasikan lebih (overallocated) ketika resource tersebut ditempatkan untuk dua atau lebih kegiatan pada jangka waktu yang sama, atau untuk menjaga penggunaan resource pada tingkat yang konstan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh resource leveling terhadap alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi. Gambar 1. Alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 119

Pengaruh Resource Leveling Terhadap Alokasi Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi.Waluyo dan Aditama MATERI DAN METODE Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dipohusodo (1996) mengatakan bahwa proyek konstruksi ialah proyek yang berkaitan dengan upaya pembangunan sesuatu bangunan infrastruktur, yang umumnya mencakup pekerjaan pokok yang didalamnya termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Berdasarkan definisi di atas dapat dijelaskan bahwa proyek konstruksi memiliki rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali dengan durasi yang pendek dengan hasil akhir berupa bangunan. Secara umum, proyek-proyek konstruksi terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Konstruksi Gedung Konstruksi gedung adalah bangunan yang digunakan sebagai fasilitas umum, misalnya bangunan institusional, pendidikan, industri ringan (seperti gudang), bangunan komersial, sosial dan tempat rekreasi. Jenis bangunan pada konstruksi ini adalah gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, dan sekolah. 2. Konstruksi Teknik Konstruksi teknik melibatkan struktur yang direncanakan dan didesain secara khusus oleh para ahli dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan infrastruktur. Jenis konstruksi ini adalah konstruksi jalan dan konstruksi berat. 3. Konstruksi Industri. Konstruksi industri biasanya melibatkan proyek-proyek teknik tingkat tinggi dalam manufaktur dan proses produksi. Dalam beberapa kasus, kontraktor dan arsitek berada pada suatu perusahaan untuk mendesain dan melaksanakan pembangunan pabrik untuk pemilik. Pada penelitian ini, proyek konstruksi yang ditinjau termasuk konstruksi gedung, yaitu Proyek Pembangunan Gedung Kantor Milik Biro Aset Setda Provinsi Kalimantan Tengah Jl. H.Ikap Kota Palangka Raya. Tenaga Kerja Proyek Konstruksi Menurut Adianto dan Putro (2007), proyek konstruksi memiliki tiga jenis sumber daya yang utama yaitu tenaga kerja, material dan peralatan. Tenaga kerja terbagi menjadi dua, berdasarkan upah yang diterima yaitu: 1. Tenaga kerja dengan upah tetap. Tenaga kerja ini adalah proyek manajer, pengawas proyek, engineer, sekretaris dan pekerja-pekerja tetap. Mereka biasanya digaji selama proyek berlangsung. 2. Tenaga kerja dengan upah per satuan waktu. Tenaga kerja ini dipekerjakan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu seperti tukang kayu, tukang batu, tukang besi, tukang elektrikal dan lain-lain. Mereka biasanya diupah berdasarkan lamanya bekerja dalam hitungan jam atau hari. Resource Leveling Resource leveling adalah suatu proses meminimalisasi tidak meratanya penggunaan resource selama proyek berlangsung. Resource yang dimaksud disini adalah tenaga kerja proyek konstruksi. Resource leveling biasanya dilakukan dengan menunda kegiatan tidak kritis selama float yang dimiliki masih ada. Resource leveling memiliki tujuan untuk memeratakan jumlah penggunaan resource tanpa meningkatkan atau menambah durasi waktu kegiatan. Meratakan sumber daya tersebut dengan prinsip mengurangi jumlah tenaga kerja puncak dan menambahkannya pada suatu unit waktu dengan jumlah penggunaan resource yang relatif sedikit (Ardentius, 2014). Tujuan dari resource leveling adalah untuk menjadwalkan kegiatan pada proyek yang disesuaikan dengan ketersediaan resource dan pola penyebaran yang logis, sehingga durasi proyek tidak berlebihan. Variasi penyebaran resource dari satu periode ke periode lainnya diusahakan dapat tetap pada suatu batas minimum kebutuhannya, sehingga hasil yang dicapai dapat memenuhi sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan resource yang ada (Husen, 2011). Hal lain yang perlu diperhatikan dalam resource leveling adalah mengidentifikasi resource yang terbatas dan dibutuhkan untuk seluruh jumlah durasi dari suatu proyek. Ini karena alokasi resource yang langka dan ketersediaanya terbatas harus diprioritaskan (Kurniyawan, 2007). Bila ketersediaanya tidak mencukupi, maka pengadaannya akan membutuhkan biaya lebih tinggi. Resource Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 120

ISSN: 1411 1292 JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: 2541 5484 leveling dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian resource dapat diketahui sehingga penyelesaian proyek menjadi lebih logis (Mandey, 2013). Dalam resource leveling, biasanya durasi proyek dianggap tetap, sedangkan jumlah resource diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan (Husen, 2011). Salah satu software yang bisa digunakan untuk analisis resource leveling adalah Microsoft project. Metode Penelitian ini dibagi menjadi 5 (lima) tahap (Sugiyono, 2007). Tahap pertama merupakan tahap pendahuluan yang berusaha memetakan informasi, data sekunder yang sudah ada berkaitan dengan penelitian ini. Dari latar belakang akan dijumpai permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dicari solusinya. Tahap kedua adalah kajian pustaka. Permasalahan dan tujuan penelitian dikaji lebih mendalam berdasarkan pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Tahap ketiga adalah pengumpulan data. Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akan digunakan pada penelitian ini. Data yang diperoleh adalah time schedule dan daftar kuantitas dan harga. Tahap keempat adalah tahap hasil dan pembahasan. Tahap ini bertujuan untuk mengolah data, analisis data dan pembahasan. Tahap kelima adalah tahap simpulan dan saran. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian ini yaitu dengan menyimpulkan dari hasil penelitian dan memberikan saran. Tahapan penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Kantor Biro Aset Setda Provinsi Kalimantan Tengah Jl. Haji Ikap Kota Palangka Raya selama empat bulan, dimulai dari bulan Juli-Oktober 2015. Penelitian ini difokuskan pada sumber daya (resource) proyek konstruksi. Resource atau sumber daya yang dimaksud pada penelitian ini adalah tenaga kerja, yang dalam hal ini adalah tukang dan pekerja. Adapun tukang yang ditinjau pada penelitian ini terbagi menjadi lima, yaitu: tukang gali, tukang batu, tukang besi, tukang kayu, dan tukang cat. Analisis Resource Leveling Setelah data penelitian diolah kemudian diperoleh data yang siap untuk dianalisis. Analisis resource leveling terhadap tenaga kerja dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan yang berada pada lintasan non-kritis. Analisis resource leveling dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project. Hasil analisis resource leveling terhadap alokasi tenaga kerja ditampilkan dalam bentuk diagram batang sebelum dan sesudah leveling. a. Tukang gali Gambar 3 menunjukkan diagram batang pada kondisi normal (sebelum leveling) tukang gali. Pada kondisi tersebut menunjukkan terjadi overallocated (kelebihan alokasi) pada minggu ke-3 dengan jumlah tukang gali mencapai 3.700% atau 37 orang (1 orang tenaga kerja 100%). Gambar 2. Tahapan Penelitian Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 121

Pengaruh Resource Leveling Terhadap Alokasi Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi.Waluyo dan Aditama Hasil analisis resource leveling pada tukang batu ditunjukkan pada Gambar 6. Perbandingan hasil sebelum dan sesudah leveling menunjukkan bahwa terjadi perubahan alokasi terhadap tukang batu. Gambar 6 memperlihatkan bahwa setelah dilakukan leveling terjadi perubahan yang signifikan pada alokasi tukang batu. Penggunaan minggu ke-8 sebanyak 27 orang berubah menjadi 5 orang, penggunaan minggu ke-9 sebanyak 26 orang berubah menjadi 8 orang, penggunaan minggu ke-10 sebanyak 29 orang berubah menjadi 17 orang, penggunaan minggu ke-11 sebanyak 15 orang meningkat menjadi 18 orang, penggunaan minggu ke-12 dari tidak ada tukang batu berubah menjadi 11 orang, penggunaan minggu ke-13 sebanyak 4 orang meningkat menjadi 23 orang, penggunaan minggu ke-14 sebanyak 15 orang meningkat menjadi 24 orang, penggunaan minggu ke-15 sebanyak 14 orang meningkat menjadi 24 orang, penggunaan minggu ke-18 sebanyak 27 orang berkurang menjadi 24 orang, dan penggunaan minggu ke-19 sebanyak 8 orang meningkat menjadi 11 orang. b. Tukang besi Gambar 7 menunjukkan diagram batang pada kondisi normal (sebelum leveling) tukang besi. Pada kondisi tersebut menunjukkan terjadi overallocated pada minggu ke-6 sebanyak 1.800% (18 orang). Gambar 3. Diagram batang sebelum leveling pada tukang gali Gambar 4. Diagram batang sebelum dan sesudah leveling pada tukang gali Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 122

ISSN: 1411 1292 JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: 2541 5484 Hasil analisis resource leveling pada tukang batu ditunjukkan pada Gambar 6. Perbandingan hasil sebelum dan sesudah leveling menunjukkan bahwa terjadi perubahan alokasi terhadap tukang batu. Gambar 6 memperlihatkan bahwa setelah dilakukan leveling terjadi perubahan yang signifikan pada alokasi tukang batu. Penggunaan minggu ke-8 sebanyak 27 orang berubah menjadi 5 orang, penggunaan minggu ke-9 sebanyak 26 orang berubah menjadi 8 orang, penggunaan minggu ke-10 sebanyak 29 orang berubah menjadi 17 orang, penggunaan minggu ke-11 sebanyak 15 orang meningkat menjadi 18 orang, penggunaan minggu ke-12 dari tidak ada tukang batu berubah menjadi 11 orang, penggunaan minggu ke-13 sebanyak 4 orang meningkat menjadi 23 orang, penggunaan minggu ke-14 sebanyak 15 orang meningkat menjadi 24 orang, penggunaan minggu ke-15 sebanyak 14 orang meningkat menjadi 24 orang, penggunaan minggu ke-18 sebanyak 27 orang berkurang menjadi 24 orang, dan penggunaan minggu ke-19 sebanyak 8 orang meningkat menjadi 11 orang. Gambar 5. Diagram batang sebelum leveling pada tukang batu Gambar 6. Diagram batang sebelum dan sesudah leveling pada tukang batu Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 123

Pengaruh Resource Leveling Terhadap Alokasi Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi.Waluyo dan Aditama c. Tukang besi Gambar 7 menunjukkan diagram batang pada kondisi normal (sebelum leveling) tukang besi. Pada kondisi tersebut menunjukkan terjadi overallocated pada minggu ke-6 sebanyak 1.800% (18 orang). Hasil analisis resource leveling pada tukang besi ditunjukkan pada Gambar 8. Perbandingan hasil sebelum dan sesudah leveling menunjukkan bahwa terjadi perubahan alokasi terhadap tukang besi. Gambar 8 menunjukkan bahwa setelah dilakukan leveling terjadi perubahan yang signifikan pada alokasi tukang batu. Penggunaan minggu ke-6 sebanyak 18 orang berubah menjadi 17 orang, penggunaan minggu ke-7 sebanyak 11 orang bertambah menjadi 12 orang, penggunaan minggu ke-8 sebanyak 8 orang berkurang menjadi 5 orang, dan penggunaan minggu ke-9 sebanyak 4 orang meningkat menjadi 7 orang. Gambar 7. Diagram batang sebelum leveling pada tukang besi Gambar 8. Diagram batang sebelum dan sesudah leveling pada tukang besi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 124

ISSN: 1411 1292 JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: 2541 5484 d. Tukang kayu Gambar 9 menunjukkan diagram batang pada kondisi normal (sebelum leveling) tukang kayu. Pada kondisi tersebut menunjukkan terjadi overallocated pada minggu ke-6 sebanyak 3.300% (33 orang), minggu ke-10 sebanyak 3.100% (31 orang), dan minggu ke- 11 sebanyak 3.900% (39 orang). Hasil analisis resource leveling pada tukang kayu ditunjukkan pada Gambar 10. Perbandingan hasil sebelum dan sesudah leveling menunjukkan bahwa terjadi perubahan alokasi terhadap tukang kayu. Gambar 10 menunjukkan bahwa setelah dilakukan leveling terjadi perubahan yang signifikan pada alokasi tukang kayu. Penggunaan minggu ke-6 sebanyak 33 orang berubah menjadi 30 orang, penggunaan minggu ke-7 sebanyak 21 orang bertambah menjadi 24 orang, penggunaan minggu ke-8 sebanyak 13 orang berkurang menjadi 9 orang, penggunaan minggu ke-9 sebanyak 18 orang meningkat menjadi 22 orang. Penggunaan minggu ke-10 sebanyak 31 orang berkurang menjadi 30 orang, penggunaan minggu ke-11 sebanyak 39 orang berkurang menjadi 30 orang, penggunaan minggu ke-12 sebanyak 20 orang meningkat menjadi 26 orang. Penggunaan minggu ke-13 sebanyak 8 orang meningkat menjadi 10 orang. penggunaan minggu ke-14 sebanyak 11 orang berkurang menjadi 6 orang. Penggunaan minggu ke-15 sebanyak 2 orang meningkat menjadi 6 orang. Penggunaan minggu ke-16 sebanyak 0 orang menjadi 2 orang dan penggunaan minggu ke-17 sebanyak 1 orang meningkat menjadi 2 orang. Gambar 9. Diagram batang sebelum leveling pada tukang kayu Gambar 10. Diagram batang sebelum dan sesudah leveling pada tukang kayu Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 125

Pengaruh Resource Leveling Terhadap Alokasi Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi.Waluyo dan Aditama e. Pekerja Gambar 11 menunjukkan diagram batang pada kondisi normal (sebelum leveling) pekerja. Pada kondisi tersebut menunjukkan terjadi overallocated pada minggu ke-6 sebanyak 6.300% (63 orang), minggu ke-7 sebanyak 7.800% (78 orang), minggu ke-8 sebanyak 7.700% (77 orang), minggu ke-9 sebanyak 6.400% (64 orang) dan minggu ke- 10 sebanyak 6.100% (61 orang). Hasil analisis resource leveling pada pekerja ditunjukkan pada Gambar 11. Perbandingan hasil sebelum dan sesudah leveling menunjukkan bahwa terjadi perubahan alokasi terhadap pekerja. Gambar 12 menunjukkan bahwa setelah dilakukan leveling terjadi perubahan yang signifikan pada alokasi pekerja. Penggunaan minggu ke-6 sebanyak 63 orang berkurang menjadi 54 orang, penggunaan minggu ke-7. sebanyak 78 orang berkurang menjadi 49 orang, penggunaan minggu ke-8 sebanyak 77 orang berkurang menjadi 49 orang, penggunaan minggu ke-9 sebanyak 64 orang berkurang menjadi 53 orang. Penggunaan minggu ke-10 sebanyak 61 orang berkurang menjadi 51 orang, penggunaan minggu ke-11 sebanyak 42 orang bertambah menjadi 48 orang, penggunaan minggu ke-12 sebanyak 33 orang meningkat menjadi 53 orang. Penggunaan minggu ke-13 sebanyak 37 orang meningkat menjadi 53 orang, penggunaan minggu ke-14 sebanyak 39 orang meningkat menjadi 54 orang. Penggunaan minggu ke-15 sebanyak 28 orang meningkat menjadi 42 orang. Penggunaan minggu ke-16 sebanyak 23 orang meningkat menjadi 31 orang dan penggunaan minggu ke-17 sebanyak 38 orang meningkat menjadi 46 orang Gambar 11. Diagram batang sebelum leveling pada pekerja Gambar 12. Diagram batang sebelum dan sesudah leveling pada pekerja Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 126

ISSN: 1411 1292 JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: 2541 5484 f. Tukang cat Tenaga kerja berupa tukang cat tidak dapat dilakukan resource leveling, karena item pekerjaan pengecatan berada pada minggu terakhir, sehingga tidak terdapat waktu luang (float) yang cukup untuk penundaan (delay) seperti pekerjaan yang lain. Secara ringkas, rekapitulasi hasil analisis terhadap tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis resource leveling pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi perubahan alokasi tenaga kerja dari overallocated menjadi optimum setelah dilakukan leveling. Jumlah tenaga kerja menjadi berkurang setelah dilakukan leveling, dimana terjadi tenaga kerja optimum yang jumlahnya akan berkurang dibandingkan pada overallocated. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang lain akan diratakan pada minggu-minggu yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa resource leveling berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi. Pada kondisi normal (sebelum leveling) terjadi penumpukan tenaga kerja (overallocated) pada 1-5 minggu, sedangkan setelah dilakukan leveling alokasi tenaga kerja menjadi lebih merata karena tersebar menjadi 2-12 minggu. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa resource leveling pada tenaga kerja (tukang gali, tukang batu, tukang besi, tukang kayu dan pekerja) berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi. Pada kondisi normal (sebelum leveling) terjadi penumpukan tenaga kerja, sedangkan setelah dilakukan leveling alokasi tenaga kerja menjadi lebih merata. Dengan alokasi tenaga kerja yang lebih merata secara tidak langsung berdampak terhadap pengaturan biaya tenaga kerja. Kontraktor akan lebih mudah mengatur biaya konstruksi jika alokasi tenaga kerja lebih merata. Pada penelitian ini, alokasi tenaga kerja yang dihasilkan belum memperhitungkan dampaknya terhadap biaya proyek konstruksi. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh resource leveling terhadap biaya proyek konstruksi. Tabel 1. Rekapitulasi tenaga kerja sebelum dan sesudah leveling Tenaga No Kerja 1 Tukang gali 2 Tukang batu 3 Tukang besi 4 Tukang kayu Sebelum Leveling Sesudah Leveling Keterangan Overallocated Waktu Optimum Waktu 3.700% (37 orang) minggu ke-3 2.000% (20 orang) minggu ke-3 Tenaga kerja yang 2.700% (27 orang) minggu ke-7 2.400% (24 orang) minggu ke-14 overallocated 2.600% (26 orang) minggu ke-8 2.400% (24 orang) minggu ke-15 kemudian 2.900% (29 orang) minggu ke-9 2.400% (24 orang) minggu ke-18 diratakan 2.700% (27 orang) minggu ke-17 dengan 1.800% (18 orang) minggu ke-6 1.700% (17 orang) minggu ke-6 melakukan leveling, 3.300% (33 orang) minggu ke-6 3.000% (30 orang) minggu ke-6 sehingga 3.100% (31 orang) minggu ke-10 3.000% (30 orang) minggu ke-10 diperoleh 3.900% (39 orang) minggu ke-11 3.000% (30 orang) minggu ke-11 tenaga kerja - - - - optimum yang jumlahnya 5 Tukang cat 6 Pekerja 6.300% (63 orang) 7.800% (78 orang) 7.700% (77 orang) 6.400% (64 orang) 6.100% (61 orang) minggu ke-6 minggu ke-7 minggu ke-8 minggu ke-9 minggu ke-10 5.400% (54 orang) 5.400% (54 orang) minggu ke-6 minggu ke-14 berada bawah overallocated di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 127

Pengaruh Resource Leveling Terhadap Alokasi Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi.Waluyo dan Aditama DAFTAR PUSTAKA Adianto, Y.L.D. dan Putro, D.L. 2007. Analisis Resources Leveling Tenaga Kerja. Jurnal Teknik Sipil. Fakultas Teknik Universitas Maranatha. p.113-126. Ardentius 2014. Analisa Perataan Sumber Daya Menggunakan Metode Burgess Dengan Alat Bantu Primavera Project Planner Pada Pembangunan Proyek Gedung PT Bank Muamalat Cabang Malang. Skripsi. Malang. Ervianto, W.I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Gray, C.F dan Larson, E. W. 2007. Manajemen Proyek Proses Manajerial. Penerbit Andi. Yogyakarta. Husen, A. 2011. Manajemen Proyek Perencanaan Penjadwalan dan Pengendalian Proyek. Penerbit Andi. Yogyakarta. Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Kanisius. Yogyakarta Kurniyawan, D. 2007. Analisa Anggaran Biaya dan Resource Leveling untuk Efisiensi Tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Menengah Umum Al-Azhar di Bumi Serpong Damai. Skripsi. Jakarta. Mandey, J.C.N. 2013. Perataan Tenaga Kerja Menggunakan Microsoft Project pada Peningkatan Jalan. Skripsi. Manado. Syah, M.S. 2004. Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek. Gramedia. Jakarta Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga, Jakarta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 128