KINERJA PELAYANAN BADAN PERTAHANAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

Birokrasi Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Siak

KINERJA PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Jambi)

PELAYANAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN TANAH

KINERJA PEMERINTAH KELURAHAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Suatu Studi di Kelurahan Tingkulu Kota Manado) KOSARINA D. I. P.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Publik di Kantor Kepala Desa Bojongmengger Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Deby Gandevyanti ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

KINERJA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

KINERJA PEGAWAI HONORER PADA BAGIAN AKADEMIK UNIVIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO. Oleh : CHENDY PELEALU

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

AKUNTABILITAS (accountability): pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai. yang dianut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK

KINERJA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah

Kinerja Badan Pertanahan Nasional dalam Pelayanan Administrasi Sertifikasi Tanah (Suatu studi pada kantor Pertanahan Kabupaten Halmahera )

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN KUARO KABUPATEN PASER AINUL YAQIN 1

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap seperti pelayanan perizinan

KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Good Governance. Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit.

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

KUALITAS PELAYANAN PEGAWAI KELURAHAN MENTENG KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENERBITAN SURAT KETERANGAN TANAH (SKT)

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. produktivitas, responsivitas, dan akuntabilitas.

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI TAHUN 2015 DI KABUPATEN PASER

BAB I PENDAHULUAN. akibat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

Analisis Kinerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Oleh: Rizky Masita Rahmadini, Ari Subowo, Titik Djumiarti

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN PASIRJAMBU

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR)

ANALISIS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI DESA JAPAH KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA

BAB I LATAR BELAKANG

HENDRI HERDIANTO ABSTRAK

ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004

BAB VII PENUTUP. Tabel 7. Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Program One Day Service. kepuasan terhadap masyarakat

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE. Oleh :

PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR. Fatmawada S Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Yapis Biak

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

Perbandingan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

RIKKA PUSPITA. Sujianto, M.Si. Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Univeristas Riau,

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara.pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar

IMPLEMENTASI PROGRAM ALOKASI DANA DESA DALAM PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL

Oleh : HARMAN TAMASOLENG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik

ANALISIS KINERJA ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG (Studi Kasus pada Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan)

KINERJA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (STUDI TENTANG KARTU KELUARGA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO) Oleh : Jaqlin A.

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. aspek sosial, politik serta aspek pertahanan dan keamanan. Kenyataan

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

Transkripsi:

243 KINERJA PELAYANAN BADAN PERTAHANAN NASIONAL Putri Vara Dina Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293 Abstract: Service Performance National Land Agency. Study is to examine the performance of the services provided by the Land Office Pekanbaru in making land titles and become factors inhibiting. The informants in this study was the leader BPN Pekanbaru, executive coordinator, community service providers and service recipients. Data collecting technique is interview, documentation and observation. Data were analyzed using descriptive models ranging from interactive data reduction, data display and conclusion. Based on the survey results revealed that the BPN service performance in providing services to the community in the service of granting land rights to individuals, legal entities of private and religious social institutions remains low, limited personnel, the completeness of the maintenance requirements of land titles and land in trouble Keywords: service performance, service certificate manufacture land. Abstrak: Kinerja Pelayanan Badan Pertanahan Nasional. Penelitian ini untuk mengetahui kinerja pelayanan yang diberikan oleh Kantor BPN Kota Pekanbaru dalam pembuatan sertifikat tanah dan faktor-faktor yang menjadi penghambatnya. Adapun informan dalam penelitian ini adalah pimpinan BPN Kota Pekanbaru, koordinator pelaksana, pemberi layanan dan masyarakat penerima pelayanan. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data menggunakan model deskriptif interaktif mulai dari reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja pelayanan BPN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pelayanan pemberian hak atas tanah kepada perorangan, badan hukum swasta dan lembaga sosial keagamaan masih rendah, disebabkan keterbatasan petugas, kelengkapan persyaratan pengurusan sertifikat tanah dan tanah yang bermasalah. Kata kunci: kinerja pelayanan, pelayanan pembuatan serifikat tanah. PENDAHULUAN Dalam era pembangunan dewasa ini, arti dan fungsi tanah bagi negara Indonesia tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi semata, tetapi juga mencakup aspek sosial dan politik serta aspek pertahanan keamanan. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kebutuhan akan tanah untuk pembangunan, maka corak hidup dan kehidupan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan menjadi lain. Untuk mengatur tanah-tanah yang ada di Indonesia ini, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Pokok Agraria yaitu Undang-Undang nomor 5 Tahun 1960 yang dikeluarkan pada tanggal 24 September 1960. Ketentuan lebih lanjut mengenai Undang-Undang Pokok Agraria ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang pendaftaran tanah, dinyatakan 2 (dua ) kewajiban pokok yaitu kewajiban pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia, dan kewajiban para pemegang hak atas tanah untuk mendaftarkan hak atas tanah yang dipegangnya. Dengan pendaftaran hak atas tanah berarti pihak yang didaftar akan mengetahui subyek atas tanah dan obyek hak atas tanah yaitu mengenai orang yang mejadi pemegang hak atas tanah itu, letak tanahnya, batas-batas tanahnya serta panjang dan lebar 243

244 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 13, Nomor 3, Juli 2015: 243-248 tanah tersebut. Hasil akhir dari pendaftaran hak atas tanah dinamakan Sertifikat Tanah. Untuk mewujudkan harapan-harapan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah ditetapkan pada kebijaksanaan tatatertib bidang Pertanahan tersebut, maka dalam kenyataan praktek sehari-hari, kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai institusi resmi pemerintah yang berwenang mengatur dan mengeluarkan sertifikat tanah, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tidak luput dari perhatian publik berkaitan dengan kinerja pelayanan yang mereka berikan bagi masyarakat yang menggunakan jasanya. Permasalahan dalam hal pelayanan tersebut memiliki dimensi yang sangat luas dengan aneka ragam corak pelaksanaan di berbagai keadaan. Barangkali jika kita mampu mengukur kondisi kinerja pelayanan publik, dalam hal ini tentunya bukan hanya pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) saja tetapi pada setiap institusi pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan publik yang berlaku di lingkungan masing-masing, Dari observasi yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa jumlah permohonan berkas sertifikat tanah yang masuk tidak sesuai dengan jumlah sertifikat tanah yang diterbitkan. Ini merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada pelayanan di Badan Pertanahan Nasioanal (BPN) Kota Pekanbaru. Dimana kita dapat melihat belum maksimal kinerja pelayanan Badan Pertanahan Nasional (BPN) karena input dan output berkas sertifikat tanah yang ada tidak berkesuaian. Kinerja Pelayanan adalah kemampuan organisasi pelayanan publik untuk memberikan pelayanan yang dapat memuaskan para pelanggan, baik melalui layanan teknis maupun layanan administrasi (Dwiyanto, 1995), sedangkan keberhasilan kinerja pelayanan tersebut yang diberikan oleh organisasi publik kepada masyarakat agar penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan organisasi publik selanjutnya adalah, produktifitas, kepuasan, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja pelayanan yang diberikan oleh Kantor BPN Kota Pekanbaru dalam pembuatan sertifikat tanah. dan menganalisis faktorfaktor yang menghambat kinerja pelayanan dalam pembuatan sertifikat tanah. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Pekanbaru dengan informan terdiri dari Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Pekanbaru, kepala seksi hak tanah dan pendaftaran tanah dan staf, kepala sub seksi penetapan hak tanah dan staf serta masyarakat pengguna jasa yang melaksanakan atau ingin mendapatkan pelayanan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif interaktif, mulai dari reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. HASIL Produktivitas Pengurusan sertifikat tanah selama proses pengurusannya dapat dikatakan bahwa produktivitas petugas BPN dalam memberikan pelayanan pertanahan masih rendah. Hal ini juga diakui oleh petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan pertanahan kepada masyarakat. Dapat dikatakan dengan jumlah petugas yang ada mereka telah berhasil menghasilkan dan menyelesaikan sertifikat walaupun jumlahnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.

Putri Vara Dina, Kinerja Pelayanan Badan Pertanahan Nasional 245 Kepuasan Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh masyarakat yang berurusan mendapatkan pelayanan pertanahan dari hasil wawancaranya dengan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan dapat dikatakan bahwa kepuasan masyarakat masih rendah. Hal ini juga diakui oleh petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan pertanahan kepada masyarakat Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikatakan dengan jumlah petugas, keterbatasan sarana prasarana dan anggaran serta kebijakan menjadi masalah mengapa terkesan BPN kurang memuaskan terhadap pelayanan pertanahan. Responsivitas Responsivitas petugas pelayanan masih rendah karena kondisi yang seharusnya dilakukan dalam bentuk pelayanan masih belum mampu diberikan oleh petugas, dan masyarakat ingin urusannya cepat selesai tetapi mereka tidak mampu menyediakan persyaratan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan pengurusan.dalam mengukur daya tanggap birokasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi, serta tuntutan masyarakat. Hal tersebut merupakan tindakan responsivitas pemerintah. Responsivitas juga diperlukan dalam pelaksanaan implementasi kebijakan. Para birokrat hendaklah menerapkan. Responsivitas sesuai dengan kaidah etika birokrasi yang sudah menjadi ketetapan. Sehingga setiap aktivitas dalam setiap kegiatan birokrasi harus mempunyai konsekuensi nilai (value loaded). Responsibilitas Responsibilitas dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Pekanbaru akan dilihat dari pelaksanaan kegiatan proses administrasi pelayanan berupa kemudahan dalam hal pengajuan permohonan sertifikat tanah dan ketepatan dalam penerbitan sertifikat tanah. Responsibilitas petugas dalam bentuk informasi update informasi masih rendah. Hal ini karena kekurangan petugas yang mampu mengingatkan masyarakat akan kekurangan yang mereka perlu lengkapi. Akuntabilitas Akuntabilitas petugas dalam memberikan pelayanan pertanahan kepada masyarakat masih rendah karena kondisi yang ada. Akuntabilitas atau pertanggungjawaban etika birokrasi yang secara baik dijalankan para birokrat, akan mengandung nilai positif terhadap pelaksanaan tugas para birokrat. Sebagai pertimbangan moral dipergunakan untuk memenuhi pembenaran atas suatu arah tindakan para birokrat pelaksana kebijakan. Pertanggungjawaban etis yang dilakukan secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi perekonomian. Kebijakan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dibuat pemerintah,pada pelaksanaan nya menuntut pertanggungjawaban etis. Faktor yang Menghambat Kinerja Pelayanan BPN Kota Pekanbaru Rendahnya kinerja pelayanan petugas ini lebih dikarenakan beberapa hal antara lain: 1). Keterbatasan petugas, petugas memberikan peranan penting dalam pelayanan pertanahan, karena mereka harus melakukan pengecekan berkas dan pengecekan lapangan akan keabsahan surat atau persyaratan yang dibutuhkan, kekurangan petugas menyebabkan kerja menumpuk dan pelayanan menjadi terkendala dan ini menjadi masalah pelayanan yang semestinya harus dihindari, contohnya untuk melaksanakan pengukuran saja antri, dimana petugas ukur yang ada tidak mencukupi dan bahkan mengambil dari petugas yang memiliki sertifikat ukur

246 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 13, Nomor 3, Juli 2015: 243-248 yang dilatih langsung dari BPN Pusat namun mereka bukan PNS. 2). Kelengkapan persyaratan pengurusan masyarakat, masyarakat dalam mengurus surat menyurat selalunya tidak dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan, sehingga pelayanan yang diberikan aparatur semakin tidak menentuk waktu dan biayanya. Ketersediaan kelengkapan seperti tanda tangan batas dan juga denah tanah menjadi kendala serta pajak selama ini dan juga harga tanah menjadi kendala dari masyarakat dalam melengkapi persyaratan yang ada. Sebagai contoh untuk melaksanakan kegiatan pengukuran selalu masyarakat tidak bisa menghadirkan saksi sempadan secara bersamaan dengan ketua RT dan RW. 3). Tanah yang bermasalah, selalu terjadi tumpang tindih kepemilikan tanah, hal ini menjadi kendala dan sertifikat menjadi terlambat diselesaikan. BPN kota Pekanbaru memiliki lokasi tanah yang bermasalah, sehingga BPN selalu sangat berhati-hati dalam melakukan pengukuran. PEMBAHASAN Untuk mengidentifikasi berbagai keluhan yang dirasakan oleh masyarakat dalam hal pelayanan maka dapat dilihat dari Kinerja pelayanan publik dari suatu organisasi pemerintah. Hal ini tidak mengherankan karena pada dasarnya apabila pelayanan yang diberikan oleh aparat birokrasi kepada masyarakat memiliki kinerja yang baik maka secara otomatis dapat meminimalisir atau bahkan dapat menghilangkan berbagai macam keluhan masyarakat. Kinerja pemerintah dan kinerja pelayanan publik dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang sama karena jika pemerintah dapat menyelenggarakan pelayanan publik dengan baik, maka kinerja pemerintah tersebut dapat dianggap baik pula (Ratminto dan winarsih, 2006). Jadi untuk dapat melihat keluhan masyarakat dalam pelayanan maka dapat dilihat dari kinerja pemerintah itu sendiri sebagai organisasi yang mempunyai fungsi untuk melayani masyarakat. Penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu seperti efisiensi dan efektifitas, tetapi harus dilihat juga dari indikator-indikator yang melekat pada pengguna jasa, seperti kepuasan pengguna jasa, akuntabilitas, dan responsivitas. Produktivitas disini menggambarkan tentang kemampuan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Pekanbaru untuk memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan. BPN dalam memberikan pelayanan selalu diarahkan pada tugas pokok dan fungsinya, sebagaimana berdasarkan tupoksi dari BPN itu sendiri yakni dalam memberikan pelayanan. Kepuasan (satisfaction) menunjukkan sampai seberapa jauh organisasi memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna jasa. Ukuran kepuasan meliputi; sikap aparat dalam memberikan pelayanan, ketepatan waktu bagi klien dan keluhan yang digunakan untuk menganalisis hasil yang telah dialami oleh seorang klien. Mengapa dalam konsep pelayanan pertanahan kepada masyarakat yang dilakukan oleh BPN harus dilakukan oleh seluruh pegawai karena, tugas apa saja yang dilakukan oleh setiap pegawai mengandung unsur pelayanan yang pada gilirannya akan mempengaruhi mutu pelayanan jasa produk dari instansi dimana pegawai tersebut bekerja yang diterima oleh masyarakat. Responsivitas dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menyususn agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelay-

Putri Vara Dina, Kinerja Pelayanan Badan Pertanahan Nasional 247 anan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Untuk itu responsivitas diukur dari keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dalam hal ini responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidak selarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat.responsivitas adalah kemampuan birokrasi untuk rnengenal kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap birokasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi, serta tuntutan masyarakat (Tangkilisan, 2005). Untuk menciptakan pelayanan yang baik dan berkualitas, menuntut aparatur pelayanan umum memiliki visi inovatif, professional, serta responsibility yang tinggi untuk menciptakan system pelayanan yang lebih adil, transparan, demokratis dan lebih dapat dinikmati secara merata oleh masyarakat. Untuk hal ini, Kumorotomo (1996) menyatakan, yang terpenting dalam peningkatan kinerja pelayanan umum adalah akuntabilitas. Akuntabilitas dapat dilihat dari bagaimana pertanggung jawaban Badan Pertanahan Nasional (BPN) terhadap masyarakat, baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil rakyat, serta keterbukaan dalam proses pelayanan serta data-data yang dibutuhkan oleh masyarakat. Akuntabilitas adalah ukuran yang menunjukan apakah aktivitas birokrasi publik atau pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai- nilai yang dianut oleh rakyat dan apakah pelayanan publik tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan rakyat sesungguhnya (Kumorotomo, 2005). Norma dan etika pelayanan yang berkembang dalam masyarakat tersebut di antaranya meliputi transparansi pelayanan, prinsip keadilan, jaminan penegakan hukum, hak asasi manusia, dan orentasi pelayanan yang dikembangkan terhadap masyarakat. SIMPULAN Kinerja pelayanan BPN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti pelayanan pemberian Hak Atas Tanah kepada Perorangan, Badan Hukum Swasta dan Lembaga Sosial masih rendah. Rendahnya kinerja pelayanan petugas ini lebih dikarenakan beberapa faktor antara lain keterbatasan petugas, kurangnya kelengkapan persyaratan pengurusan sertifikat tanah dan tanah yang bermasalah. Kinerja pelayanan dengan 5 indikator yaitu produktif, kepuasan masyarakat, responsif, responsibilitas dan akuntabilitas, belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hasil pengurusan sertifikat tanah sering terlambat diterima masyarakat. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan petugas lebih terfokus pada hasil penyelesaian sertifikat ketimbang indikator-indikator pelayanan lainya. Untuk meningkatkan kinerja pelayanan maka pemerintah perlu menambah pegawai dalam melayani masyarakat sehingga pelayanan semakin baik. Kepada masyarakat perlu melengkapi persyaratan sebelum mengurus sertifikat tanah sehingga biaya dan waktu yang digunakan untuk berurusan akan semakin efisien. DAFTAR RUJUKAN Dwiyanto, (1995). Reformasi Birokarasi Publik di Indonesia. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan: Jakarta. Kumorotomo, Wahyudi, 1996, Etika Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta

248 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 13, Nomor 3, Juli 2015: 243-248 Ratminto, dan Atik Septi Winarsih, 2006, Manajemen Pelayanan, Pustaka pelajar, Yogyakarta. Sinambela, Lijan Poltak, 2006, Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implementasi, Bumi Aksara, Jakarta.