Electronic Tone Development of Gamelan Guntur Madu. Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karangmalang, Yogyakarta, Telepon 0274.

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN SPEKTRUM WARNA BUNYI SARON RICIK GAMELAN KANJENG KYAHI NAGAWILAGA DARI KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

Analisis Frekuensi Dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

POLA RASIO AMPLITUDO KOMPONEN HARMONIK GENDER BARUNG LARAS SLENDRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rebab Instrumen Gesek Gamelan: Analisis Hubungan Antara Posisi Gesekan dan Komponen Penyusun Sinyal Suara

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 7 No. 2 Februari 2015 SPEKTRUM BUNYI ALAT MUSIK KENTONG BERDASARKAN VARIASI JUMLAH LUBANG

Pengaruh Resonator Terhadap Bunyi Slenthem Berdasarkan Sound Envelope

ANALISIS FREKUENSI PADA GONG LARAS SLENDRO

KORELASI PADA TRIAD KUNCI C OLEH GITAR AKUSTIK

PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN SUPERPOSISI GELOMBANG BUNYI BONANG BARUNG SECARA SIMULTAN DAN MIXING BERBANTUAN AUDACITY DAN MATLAB

Pengukuran Frekuensi Gender Barung Laras Slendro Menggunakan Perangkat Lunak SpectraPlus

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Aplikasi Gamelan Sintetis Laras Pelog

Yogyakarta, Desember 2013 Penulis Siswadi dan Hanggar. iii

BAB IV PENUTUP. Dari hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa Srimpi Pandhelori

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model Nada- nada Gamelan dalam Bentuk Gitar.

SISTEM KEAMANAN BERBASIS SUARA

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PENELITIAN. NOMOR SUBKONTRAK 08/SPI-Stranas/U34.21/2012. NILAI KONTRAK Rp ,00. Nama : Dr. Heru Kuswanto Dr.

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

PENGUKURAN BUNYI DENGAN MEMANFAATKAN ZELSCOPE DALAM PEMBELAJARAN

Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156

Karakterisasi Suara Vokal dan Aplikasinya Dalam Speaker Recognition

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NAMA : TIGOR ATAS SAPUTRO NIM : D

DESAIN PIRANTI LUNAK GAENet MENINGKATKAN KINERJA PENYELARAS GAMELAN BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Pengenalan Alat Musik Gamelan Jawa Dalam Bentuk Animasi 3D Berbasis Desktop Menggunakan Blender Versi 2.76B

ILMU KOMPUTER. Daftar Isi :

Ekstraksi Suara Saron Mengunakan Cross Correlation Untuk Transkripsi Notasi Gamelan

Pembangkitan Suara Sintetik Berbasis Spectrum Density pada Gamelan Kelompok Balungan

PENERJEMAH FILE MUSIK BEREKSTENSI WAV KE NOT ANGKA. Albertus D Yonathan A / ABSTRAK

PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT

2015 PEMBELAJARAN AUDIO ENGINEERING PADA PROGRAM HOME STUDIO PRODUCTION DI SEKOLAH MUSIK KITA ANAK NEGERI DEPOK

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Surakarta. PDSPK, Kemendikbud

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

ANALISIS FREKUENSI DAN REKAYASA SINYAL KELUARAN TRAFO STEPDOWN DENGAN FFT

PENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT


BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE ENSIKLOPEDIA DAN SIMULASI GAMELAN KRATON YOGYAKARTA BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID

2016 PROSES BELAJAR MANDIRI PEMAIN KEYBOARD PADA BAND MTM COMMUNITY BANDUNG

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah

PEMBUATAN ALAT UKUR FREKUENSI DARI GENERATOR SINYAL BERBASIS ATMEGA16 TUGAS AKHIR

LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL (APPN)

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. Pendahuluan Latar Belakang

ANALISIS PENENTUAN NADA DASAR GAMELAN MENGGUNAKAN METODE KLASTERING FUZZY C-MEANS

Kata kunci :Audio Bio Harmonic (ABH), WT5001, Horn speaker, Garengpung, taraf intensitas bunyi,

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

MODEL ANALYSIS-BY-SYNTHESIS APLIKASI PEMBANGKIT SUARA GAMELAN SINTETIK

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. pembahasan Tugas Akhir yang berjudul Penilaian Kualitas Akustik Auditorium

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

SISTEM GETARAN PAKSA SATU DERAJAT KEBEBASAN

PROFIL DISTRIBUSI TARAF INTENSITAS BUNYI DENGAN SMART CHIP WT5001 MENGGUNAKAN SUMBER BUNYI BLAGANJUR DAN CENGCENG

BAB I PENDAHULUAN. berbeda.

BAB III METODE PENELITIAN. Elekto Medis, Politeknik Kesehatan Surabaya, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Rungu mulai bulan Januari 2012-Juli 2012.

APLIKASI PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL GAMELAN UNTUK ANAK-ANAK MENGGUNAKAN BLENDER

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan berbagai jenis alat musik sebagai satu kesatuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Musik dan teknologi merupakan dua hal yang sulit dipisahkan dalam

ANALISIS AKUSTIK ALAT MUSIK REBANA

BAB IV PENUTUP. Yogyakarta khususnya gending-gending soran, agar terus dikaji dan digali, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan untuk,

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATHET SANGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB IV KESIMPULAN. didapat beberapa kesimpulan mengenai pancer. Tabuhan pancer yang selama ini

LOGO. Perekaman narasi dengan kamera video

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

Implementasi Kemajuan Teknologi Informasi Seni Pada Proses Rekaman Musik Ilustrasi Minimalis

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang

AUDIO DIGITAL. Kualitas Audio Digital. Kualitas Audio ditentukan oleh Sample rate dan Bit Rate. Sample Rate

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

Sound Pertemuan 6. Sound. Outline Materi. Learning Outcomes. Waveforms. Waveforms. Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

Belajar Gamelan Jawa Menggunakan Platform ios

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),

PENGARUH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK SKRIPSI

PENGEMBANGAN PEREKAM DIGITAL DAN PENDETEKSI GEMPA MENGGUNAKAN METODE STA/LTA PADA SEISMOGRAF TELEMETERI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 15 Mei 2010 PENGEMBANGAN ELECTRONIC TONE GAMELAN GUNTUR MADU Electronic Tone Development of Gamelan Guntur Madu Heru Kuswanto 1) *), Agus Purwanto 1), Sumarna 1), Cipto Budi H 2) 1) Laboratorium Instrumentasi dan Tritmen Sinyal, Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281 Telepon 0274. 550847 2) Jurusan Pendidikan Seni Musik, FBS, Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281 * Korespondensi penulis: herukus61@yahoo.fr Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu upaya pelestarian local genius, khususnya gamelan Jawa dan lebih khusus gamelan dari karataon Ngayogyakarta Hadiningrat yang direkayasa dalam perangkat elektronik digital electone, sehingga dapat dimainkan oleh generasi muda dan bermanfaat bagi pengembangan gamelan sebagai alat musik modern. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development. Research dilakukan untuk memperoleh karakter fisis dari musik Gamelan Jawa yang dianalisis dengan pengukuran spektrum frekuensi. Perekaman dan analisis frekuensi akustik digunakan program Sound Forge 6.0. Development dilakukan pada tahap editing agar dapat diaplikasikan ke dalam electone. Langkah-langkah penelitian dalam penelitian ini adalah: (1) perekaman dan pengukuran frekuensi getar setiap wilahan, (2) analisis spektrum getaran setiap wilahan, (3) editing bunyi gamelan untuk diaplikasikan pada electronic tone, (4) pengujian teknis dan analisis akustik terhadap warna bunyi gamelan yang dihasilkan electone, dan (5) verifikasi dan validasi warna bunyi yang dihasilkan dengan melibatkan pakar bidang seni musik tradisional khususnya bidang gamelan jawa. Jumlah gamelan yang diijinkan oleh Panghageng Kawedanan Kridhamardawa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk diteliti adalah 21 gangsa. Untuk keperluan ini diambil Kg. D. Gangsa Kanjeng Kyai Guntur Madu. Gamelan ini sering dipakai untuk keperluan sekaten. Frekuensi prominent dan frekuensi harmonik masing masing instrumen yaitu Saron, Bendhe, Gong, Bonang, Peking sudah diperoleh. Telah berhasil usaha untuk menampilkan suara gamelan ke dalam electronic tone. Kata kunci: Electronic tone, gamelan, Guntur madu Abstract The development electtronic tone which gamelan sound as its output has been done. Research and development methodes has been used. The research step to point out: (1) the signal data from each wilahan of each element of gamelan by recording and analyzing using Sound Forge software. The development step, by using the result of singnal analysis as input to MIDI as music interface to electronics organ. The electronic tone with gamelan sound of Guntur madu has succed been done. The output from each keyboard related to each wilahan of each elemen instrument of gamelen Key words: electronics tone, gamelan, Guntur Madu F-113

Heru Kuswanto, Agus Purwanto, Sumarna, Cipto Budi H. / Pengembangan Electronic Tone Pendahuluan Kajian mengenai gamelan jawa telah banyak ditulis oleh para ahli kebudayaan baik dari Barat maupun dari Timur [1]. Penyelidikan ilmiah dengan pengukuran nada-nada gamelan jawa telah dirintis oleh seorang physiologist berkebangsaan Inggris A.J. Ellis pada tahun 1884 mengenai selang suara pada laras pelog dan slendro [2]. Dilanjutkan pada tahun 1933 oleh musikolog kenamaan berkebangsaan Belanda DR. Jaap Kunst yang telah melakukan penyelidikan sistem nada pada gamelan secara intensif dengan mengukur frekuensi getar wilahannya. Alat utama yang digunakan pada saat itu adalah monochord yang ketelitiannya hanya mengandalkan pada kemampuan pendengaran (telinga) seseorang. Kemudian pada tahun 1969, Wasisto Surjodiningrat dkk. juga menyelidiki frekuensi getar wilahan-wilahan gamelan pada berbagai perangkat (pangkon) gamelan terbaik dan representatif milik Kraton (Kasultanan, Pakualaman, Kasunanan, dan Mangkunegaran), instansi pemerintah (RRI), dan perorangan. Alat yang digunakan lebih modern dari pada sebelumnya. Laras yang diselidiki meliputi slendro dan pelog.[2]. Penyelidikan mengenai gamelan baik yang dilakukan oleh DR. Jaap Kunst maupun Wasisto S. dkk. terbatas pada pengukuran frekuensi getar. Selain itu, peralatan yang mereka gunakan relatif sederhana bila dibandingkan dengan peralatan modern sekarang. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan dilakukan pengkajian secara mendalam dan lebih lengkap mengenai gamelan jawa karena beberapa alasan berikut: pertama, peralatan yang tersedia sekarang semakin lengkap, akurat dan presisi, dapat memanfaatkan berbagai software untuk analisis dan sisntesis bunyi, kedua, setelah sekian lama bahan pembuatan gamelan mengalami pelapukan sehingga akan berpengaruh pada frekuensi getarnya, ketiga, parameter yang dipelajari dapat diperluas tidak hanya mengenai frekuensi getar tetapi dapat ditambah dengan warna bunyi yang ditimbulkannya (spektrum vibrasinya), keempat, melakukan rekayasa teknis agar berdasarkan hasil analisis dan sisntesis bunyi terhadap bunyi Gamelan Jawa dapat di aplikasikan pada perangkat musik modern electone, dan kelima, melakukan pengujian baik secara teknis maupun artistik terhadap buyi gamelan yang dimainkan menggunakan electone yang melibatkan pakar-pakar di bidang seni tradisional, khususnya Gamelan Jawa. Metode Penelitian Penelitian untuk membangun electronic tone dengan keluaran suara gamelan ini merupakan penelitian research & development. Langkah kegiatan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 1. Pada tahap reseach, dilakukan pengambilan data yangi diperoleh melalui eksperimen. Variabel terikat yang diamati adalah berbagai macam wilahan gender barung baik laras pelog maupun laras slendro pada gamelan yang dijadikan sampel penelitian. Sedangkan variabel bebasnya adalah frekuensi dan warna bunyi setiap wilahan. Frekuensinya diukur menggunakan osiloskop dengan AFG sebagai pembandingnya. Sedangkan spektrum getarannya diselidiki dengan Sound Forge. Instrumen yang dipergunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini berupa sistem peralatan pengukur frekuensi bunyi dan sistem peralatan untuk mempelajari spektrum getaran suara yang ditimbulkan oleh Gamelan Jawa. Pengukur frekuensi terdiri dari AFG (audio frequency generator), osiloskop (CRO), mikropon, penguat audio, dan perekam suara. Sedangkan alat untuk mempelajari spektrum getaran menggunakan F-114

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 15 Mei 2010 komputer beserta perangkat program dan interface-nya. Perangkat tersebut sering dikenal sebagai Sound Forge 6.0. Permasalahan: Perlunya pelestarian local genius Kurangnya animo generasi muda Belum diarahkannya gamelan menjadi seni yang mendukung industri kreatif Rancangan Solusi: Kajian ilmiah Teori Akustik Perekaman, analisis, dan sintesis Reproduksi dan aplikasi pada industri kreatif berupa electone Produk: Electone Pelestarian local genius Gamelan dalam industri kreatif Analisis Vibrasi : Sound Forge 0.6. Origin, dll Gambar 1. Langkah kerja pengembangan electronic tone dengan keluaran bunyi gamelan F-115

Heru Kuswanto, Agus Purwanto, Sumarna, Cipto Budi H. / Pengembangan Electronic Tone Pada tahap development, suara yang sudah direkam dapat dianalisis secara langsung menggunakan aplikasi Spectrum Analysis yang tersedia dalam program Sound Forge 6.0. Hasil dari analisis ini adalah spektrum sinyal, di mana dari spektrum tersebut diperoleh nilai frekuensi dengan amplitudo paling tinggi (prominent frequency), frekuensi harmonik, dan frekuensi penyusun di sekitar frekuensi tertinggi serta nilai amplitudo masing-masing frekuensi tersebut. Pekerjaan tersebut dilaksanakan untuk setiap wilahan. Dengan demikianakan diperoleh sejumlah data yang tergantung pada jumlah instrumen gamelan dan wilahan setiap instrumen tersebut. Gamelan yang digunakan pada penelitian ini adalah Kg D Gangsa Kanjeng Kyai Guntur Madu. Gamelan ini dibunyikan pada saat perayaan sekaten yang dilaksanakan pada bulan maulud, kalender jawa, yang bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Hasil dan Pembahasan Gamelan Kg D Gangsa Kanjeng Kyai Guntur Madu. Gamelan ini terdiri atas gong, saron, bende, bonang dan kempyang. Masing-masing memiliki terdiri atas sejumlah wilahan yang berbeda. Gambar 2 merupakan salah satu contoh spektrum yang diperoleh dengan menggunakan Sound Forge. Spektrum tersebut diperoleh dari wilahan Gong Ageng 5 Guntur Madu. Terlihat bahwa frekuensi prominent berada pada frekuensi 53.085 Hz, diikuti dengan frekuensi harmonik lain dengan amplitudo yang lebih rendah. Frekuensi prominent dan harmoniknya membentuk warna suara yang khas untuk Gong ageng 5 Guntur Madu yang berbeda dengan gong-gong lain. Gambar 2. Spektrum Frekuensi Gong Ageng 5 Guntur Madu Gambar 3 merupakan spektrum dari Bendhe 6 Guntur Madu. Frekuensi prominent berada pada 145,31 Hz. Spektrum Bendhe 6 berbeda dengan spektrum dari Gong ageng 5, sehingga menimbulkan warna suara yang berbeda. Paduan warna suara yang ditimbulkan oleh setiap wilahan membentuk suatu alunan dengan pola tertentu yang kemudian dikenal sebagai tembang. Keadaan inilah yang membedakan dengan peralatan musik Barat yang didasarkan pada satu frekuensi tertentu tanpa dibarengi dengan frekuensi harmoniknya untuk setiap nadanya. Setiap nada merupakan pelipatan dua kali dari frekuensi yang ada di bawahnya. F-116

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 15 Mei 2010 Gambar 3. Spektrum Frekuensi Bendhe 6 Guntur Madu Gambar 3 merupakan spektrum dari Bendhe 6 Guntur Madu. Frekuensi prominent berada pada 145,31 Hz. Spektrum Bendhe 6 berbeda dengan spektrum dari Gong ageng 5, sehingga menimbulkan warna suara yang berbeda. Paduan warna suara yang ditimbulkan oleh setiap wilahan membentuk suatu alunan dengan pola tertentu yang kemudian dikenal sebagai tembang. Keadaan inilah yang membedakan dengan peralatan musik Barat yang didasarkan pada satu frekuensi tertentu tanpa dibarengi dengan frekuensi harmoniknya untuk setiap nadanya. Setiap nada merupakan pelipatan dua kali dari frekuensi yang ada di bawahnya. Spektrum dari setiap wilahan (tidak semua spektrum ditampilkan pada artikel ini) selanjutnya dilakukan analisis untuk mengurangi efek lingkungan, yang berupa noise, dengan tidak menghilangkan frekuensi harmoniknya, sehingga diperoleh warna bunyi yang bersih. Hasil analisis inilah yang dijadikan data sebagai masukan kepada interface musik (MIDI), agar dapat dikenal oleh keyboard pada organelectronic. Hasil akhirnya, apabila menekan keyboard tertentu akan keluar bunyi untuk suatu wilahan instrumen gamelan tertentu. Kesimpulan Setiap peranti music dari perangkat gamelan memberikan warna bunyi yang berbeda. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Panghageng Kawedanan Hageng Kridhamardawa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat cq GBPH Yudaningrat yang telah mengijinkan peneliti untuk merekam gamelan yang dimiliki oleh Kraton. Daftar Pustaka [1] Sumarsam (2003) Gamelan: Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar [2] Wasisto Surjodiningrat, P.J. Sudarjana, Adhi Susanto, (1969). Penjelidikan dalam Pengukuran Nada Gamelan-gamelan Jawa Terkemuka di Jogjakarta dan Surakarta. Yogyakarta: Laboratorium Akustik, Bagian Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UGM F-117

Heru Kuswanto, Agus Purwanto, Sumarna, Cipto Budi H. / Pengembangan Electronic Tone F-118