Lampiran 1. Tabel keputusan

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN METODE PEMBELAJARAN PADA PESERTA DIDIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB II INFORMASI GANGGUAN AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus (Heward dan Orlansky, 1992) adalah anak dengan

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA MEMBANTU ANAK AUTIS Mohamad Sugiarmin

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik)

II. Deskripsi Kondisi Anak

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROGRAM SON-RISE PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari

BAB I PENDAHULUAN. meliputi berbagai aspek kehidupan (Pervasive Developmental Disorder) yang sudah

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi?

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

Chapter I AUTISMA Autisma

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang lahir merupakan sebuah karunia yang besar bagi orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Lampiran I. Rancangan Terapi ABA. Dilaksanakan selama 4 minggu (1bulan) kurikulum metode Applied Behavior Analysis yang paling dasar.

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI

KATA PENGANTAR. Hormat saya, Penyusun

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. memberikan beberapa solusi penanganannya dengan melihat gejala-gejala

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya

LETTER OF CONSENT. Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini

MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Nama Lengkap. Kecamatan.. Kab/Kota. : Belum Sekolah/Pernah Sekolah (DO) / Sekolah.

AUTISM. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

Ternyata Dimas Autis. Berawal dari Kontak Mata 1

Penerapan Forward Chaining Pada Program Diagnosa Anak Penderita Autisme

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto

Tumbuh Kembang Anak Usia KOMPETESI DASAR. 5-6 Tahun

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single case experimental design). Menurut Kazdin (dalam Latipun,

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seakan-akan hidup di dunianya sendiri. Istilah autis baru diperkenalkan sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FORM SCREENING SENSORY INTEGRASI (Diisi oleh Orang Tua)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Oleh: Prof.Dr. Siti Partini Suardiman Drs. Hiryanto, M.Si

KOMPENSATORIS ANAK AUTIS

PENDAHULUAN Sebagai manusia pastinya akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental. Proses dan tugas tugas

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual dan moral

MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Lingusitik Klinis dalam Terapi Anak-anak Penderita Autis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Transkripsi:

Lampiran 1 Tabel keputusan No 1. Umur (U) DIAGNOSA/SPEKT GEJALA (G) RUM (S) Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S 5 Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain, tetapi terbatas Diderita pada anak laki-laki Diderita pada anak perempuan Tidak babbling Tidak mengeluarkan kata Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal 0-1th (U1) Sulit bila digendong Kaku bila digendong Memperhatikan tangannya sendiri Mungkin tidak dapat menerima makanan cair Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan Bayi berkembang seperti layaknya anak normal bayi kurang kontak mata mulai kehilangan minat pada mainan Bayi juga mengalami penundaan dalam duduk atau merangkak Seringkali memasukan tangan kemulut menepukkan tangan dan membuat gerakan dengan dua tangannya seperti orang sedang mencuci baju xix

2 1-2th(U2) pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil (hypotrophik) timbul kejang scoliosis tulang punggung Pertumbuhan kepala lambat, dan mengalami kemunduran perkembangan Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan Kaku bila digendong Biasanya terjadi pada anak laki-laki Diderita pada anak perempuan Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) Tidak babbling Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan bayi kurang kontak mata Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, dada) Tidak mengeluarkan kata Tidak tertarik pada boneka Memperhatikan tangannya sendiri Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus Mungkin tidak dapat menerima makanan cair Gerakan tangan menjadi tak terkendali, gerakan yang terarah hilang, disertai dengan gangguan komunikasi dan penarikan diri secara social Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan bahkan bernapas mereka tidak normal pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil (hypotrophik) otot-otot yang makin kaku timbul kejang scoliosis tulang punggung xx

3 2-3th(U3) Gerakan-gerakan otot tampak makin tidak terkoordinasi. menepukkan tangan dan membuat gerakan dengan dua tangannya seperti orang sedang mencuci baju. Seringkali memasukan tangan kemulut Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan Perkembangan secara normal sesuai dengan perkembangan normal anak-anak Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain Biasanya terjadi pada anak laki-laki Diderita pada anak perempuan Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas Tidak mengeluarkan kata Tidak tertarik pada boneka Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi Mempunyai kemampuan diatas rata-rata anak normal Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus Melihat orang sebagai benda Kontak mata terbatas Tertarik pada benda tertentu Kaku bila digendong Berkurangnya mobilitas, tetapi perhatian terhadap komunikasi non verbal meningkat mempunyai kebiasaan yang tidak wajar, seperti mempunyai tingkah laku tidak seperti anak normal (contoh : apapun yang dia lihat akan dia panjat, atau memutar2 dibawah meja atau kursi) Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan Gerakan tangan menjadi tak terkendali, gerakan yang terarah hilang, disertai dengan gangguan komunikasi dan penarikan diri secara social pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil (hypotrophik) otot-otot yang makin kaku timbul kejang

scoliosis tulang punggung 4 >3 tahun(u4) Gerakan-gerakan otot tampak makin tidak terkoordinasi. Semakin berkurangnya mobilitas Pengertian komunikasi semakin berkurang bahkan bernapas mereka tidak normal Perkembangan secara normal sesuai dengan perkembangan normal anak-anak Sering didapatkan ekolalia (membeo) Biasanya terjadi pada anak laki-laki Diderita pada anak perempuan Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar) Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala) Temperamen tantrum atau agresif sangat sulit berhubungan dengan orang lain, tetapi mereka tidak menghindari kontak sosial. naluri dan keterampilan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan pada orang lain sangat kurang. Rutinitas yang tetap tidak ada kontak mata ketika menatap orang lain atau tidak tahu apa artinya ruang pribadi Mereka mungkin memiliki gaya berbicara formal yang melebihi usia mereka Memiliki ekspresi wajah yang tidak biasa, postur tubuh, dan gerak tubuh, atau agak canggung. Memiliki tulisan tangan buruk atau mengalami masalah dengan keterampilan motorik lainnya, seperti naik sepeda. Mungkin terganggu oleh suara-suara keras, lampu, atau rasa yang kuat atau tekstur. Kelemahan otot scoliosis (kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang). Berkurangnya mobilitas, tetapi perhatian terhadap komunikasi non verbal meningkat pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil xxii

(hypotrophik) otot-otot yang makin kaku timbul kejang Semakin berkurangnya mobilitas Pengertian komunikasi semakin berkurang scoliosis tulang punggung mempelajari ketrampilan wicara buang air dengan benar memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai cepat-marah dan murung Tiba-tiba sakit panas disertai kejang kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh dulunya tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya mengalami kesukaran dengan interaksi social mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan penyakit autism melakukan sejumlah kegiatan tanpa ekspresi wajah yang menyertainya tidak berpartisipasi dalam permainan dan aktivitas yang memerlukan imitasi memiliki keterbelakangan mental mungkin tidak dapat untuk pernah mengembangkan kemampuan berbicara gagal untuk mengerti dan memahami arti sebenarnya dari ucapan humor atau sarkasme atau umum Anak terasa sangat tertekan pada perubahan. perubahan kecil dalam rutinitas biasa dapat menyebabkan tantrum atau anak menjadi sangat sedih melibatkan rutinitas yang kaku seperti desakan untuk memiliki makanan yang sama, atau tindakan repetitif seperti tangan mengepak. Beberapa anak menjadi terobsesi dengan tugas-tugas tertentu, seperti menghafal data cuaca, ibu kota negara, dll meringis, tangan mengepakkan atau memutar, berjalan kaki, menerjang, melompat, melesat atau mondarmandir, tubuh goyang dan bergoyang, atau membenturkan kepala

Lampiran 2 Tabel Data Terapi No Nama Terapi Umum (T) Spektrum (S) 1. Autis (S1) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA) ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia. 2) Terapi Wicara Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong. 3) Terapi Okupasi Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot - otot halusnya dengan benar. 4) Terapi Fisik Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya. 5) Terapi Sosial Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya. 6) Terapi Bermain Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi xxiv

social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu. 7) Terapi Perilaku. Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya, 8) Terapi Perkembangan Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik. 9) Terapi Visual Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambargambar, misal; PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi. 10) Terapi Biomedik Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis) (T1) 2 Asperger (S2) 1).Pendidikan khusus Pendidikan yang didisain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak yang unik. 2).Modifikasi perilaku: Hal ini meliputi strategi untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku bermasalah. 3). Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional Terapi ini didisain untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak. 4). Obat-obatan Tidak ada obat yang khusus untuk menangani Asperger s syndrome. Tapi, obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi gejala khusus, seperti kecemasan, depresi, serta perilaku yang hiperaktif dan terobsesi. (T2) 3 PDD-NOS (S3) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA) ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didisain khusus

untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia. 2) Terapi Wicara Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong. 3) Terapi Okupasi Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot - otot halusnya dengan benar. 4) Terapi Fisik Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya. 5) Terapi Sosial Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya. 6) Terapi Bermain Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu. 7) Terapi Perilaku. Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya, 8) Terapi Perkembangan xxvi

Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik. 9) Terapi Visual Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambargambar, misal; PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi. 10) Terapi Biomedik Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis) (T3) 4 Rett (S4) 1. Fisioterapi 2. Terapi antikonvulsan 3. Terapi perilaku 4. Gangguan anak, orang tua, dan guru. (T4) 5 CDD (S5) Terapi untuk gangguan ini pada dasarnya sama dengan untuk autisme, yaitu Terapi Perilaku, tujuannya adalah mengajar anak untuk belajar kembali bahasa, perawatan diri dan keterampilan sosial. Program yang dirancang dalam hal ini menggunakan sistem penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mencegah perilaku masalah. Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup (T5)

Lampiran 3 Tabel Kurikulum Kurikulum (K1) Kurikulum (K2) Kurikulum (K3) D. Kurikulum Awal E. Kurikulum Menengah F. Kurikulum Lanjutan 1. Kemampuan mengikuti tugas atau 1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran 1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti : duduk mandiri dikursi, kontak mata saat dipanggil namanya seperti : mempertahankan kontak mata selama 5 detik saat dipanggil namanya, enimbulkan kontak mata selama 5 detik saat pelajaran seperti : Melakukan kontak mata saat percakapan, melakukan kontak mata saat intruksi 2. Kemampuan imitasi (Meniru) dipanggil namanya, menimbulkan kontak 2. Kemampuan imitasi (meniru) seperti : seperti : Imitasi gerakan motorik, mata saat dipanggil namanya ketika Meniru anak sebaya bermain, meniru imitasi tindakan terhadap benda, imitasi gerakan mulut 3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : Melakukan perintah sederhana bermain. 2. Kemampuan Imitasi (meniru) seperti : Meniru gerakan motorik kasar dengan posisi berdiri, meniru aksi bersamaan dengan katakata respon verbal (lisan) anak sebaya 3. Kemampaun bahasa reseptif seperti : Menjawab pertanyaan (apa, mengapa, kenapa, dimana, kapan, siapa) mengenai (satu tahap), identifikasi bagianbagian cerita pendek, menjawab pertanyaan tubuh, identifikasi benda, 3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : mengenai suatu topic, menemukan benda identifikasi sura-suara di Identifkasi emosi, identifikasi tempattempat, yang tersembunyi saat diberikan lingkungan 4. Kemampuan bahasa ekspresif menemukan benda-benda yang tidak terlihat, identifikasi jenis kelamin gambaran atau rincian lokasi 4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : seperti : Imitasi suara dan kata, 4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Mengingat kembali kejadian-kejadian menyebutkan benda-benda, Menyebutkan fungsi dari benda, lampau, menggunakan kata kerja dengan menyebutkan gambar-gambar 5. Kemampuan Pre-akademik seperti menyebutkan fungsi dari bagian-bagian tubuh, memanggil orang tua dari kejauhan benar, menceritakan kembali suatu cerita 5. Kemampuan bahasa abstrak seperti : : Identifikasi huruf-huruf, 5. Kemampuan pre-akademik seperti : Menerangkan apa yang akan atau identifikasi warna-warna, Mencocokkan kata-kata yang sama, mungkin terjadi menghitung benda 6. Kemampuan bantu diri seperti : Minum dari gelas, melepas kaos kaki, melepas baju, makan dengan menggunakan sendok dan garpu mengurutkan angka, menyalin huruf dan angka, menulis nama 6. Kemampuan bantu diri seperti memakai celana, memakai baju, mencuci tangan kemudian/berikutnya/setelahnya, melengkapi kalimat dengan logis. 6. Kemampuan akademik seperti : Mengeja kata-kata sederhana, menjelaskan arti suatu kata, mendefinisikan (menguraikan, mengenai) orang, tempat, dan benda. 7. Kemampuan social seperti : Meniru aksi anak sebaya, melakukan instruksi dari anak sebaya, mengajak main teman xxviii

Lampiran 4 Kuisioner Tampilan, Desain dan Kelayakan Sistem

xxx

Lampiran 5 Pengujian Sistem Pakar dengan Pakar 1. Pengujian 1 Jika user memilih usia 0-1 tahun dan salah satu gejala yang diinput-kan adalah diderita pada anak laki-laki, dan tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain, maka akan ditampilkan kemungkinan spektrum Autis Infantil yang diderita anak seperti pada Gambar 1 Gambar 1 Pengujian Infantil Umur 0-1 2. Pengujian 2 Jika user memilih usia 1-2 tahun dan salah satu gejala yang diinput-kan adalah diderita pada anak laki-laki, dan masih mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain tetapi terbatas, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita anak seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Pengujian Asperger Umur 1-2 3. Pengujian 3 Jika user memilih usia 2-3 tahun dan salah satu gejala yang diinput-kan adalah diderita pada anak perempuan, dan timbul kejang, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Rett yang diderita anak seperti pada gambar 3 Gambar 3 pengujian Rett Umur 2-3 4. Pengujian 4 Jika user memilih usia 3 tahun keatas dan salah satu gejala yang di-input-kan adalah mereka melakukan sejumlah kegiatan tanpa ekspresi wajah, dan umumnya tidak berpartisipasi dalam permainan xxxii

dan aktivitas yang memerlukan imitasi, maka akan ditampilkan kemungkinan PDD-NOS yang diderita anak seperti pada Gambar 4 Gambar 4 Pengujian PDD-NOS Umur >3 5. Pengujian 5 Jika user memilih usia 3 tahun keatas dan salah satu gejala yang di-input-kan adalah cepat marah serta murung, tiba-tiba sakit panas disertai kejang, dan memperlihatkan perilaku sosial yang sesuai, maka akan ditampilkan kemungkinan CDD yang diderita anak seperti pada Gambar 5 Gambar 5 Pengujian CDD Umur >3

6. Pengujian 6 Jika user memilih usia 1 sampai 2 tahun dan beberapa gejala yang di-input-kan antara lain Biasanya terjadi pada anak laki-laki, tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain, tidak babbling, kurang kontak mata, maka akan ditampilkan kemungkinan Autis Infantil yang diderita anak seperti pada Gambar 6 Gambar 6 Pengujian Infantil Umur 1-2 7. Pengujian 7 Jika user memilih >3 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain kelemahan otot scoliosis, kurangnya mobilitas, pertumbuhan terhambat, biasanya terjadi pada anak perempuan, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Rett yang diderita anak.seperti pada Gambar 7 xxxiv

Gambar 7 Pengujian Rett Umur >3 8. Pengujian 8 Jika user memilih >3 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain Biasanya terjadi pada anak laki-laik, masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas, rutinitas yang tetap, ekspresi wajah tidak baiasa, terganggu suara-suara keras, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita anak.seperti pada Gambar 8 Gambar 8 Pengujian Asperger Umur >3

9. Pengujian 9 Jika user memilih 0-1 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain Biasa terjadi pada anak perempuan, bayi mengalami penundaan duduk atau merangkak, sering memasukkan tangan ke mulut, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Rett yang diderita anak.seperti pada Gambar 9 Gambar 9 Pengujian Rett Umur 0-1 10. Pengujian 10 Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain, gerakan tangan dan kaki berlebihan ketika mandi, melihat orang sebagai benda, maka akan ditampilkan kemungkinan Autis Infantil yang diderita anak.seperti pada Gambar 10 xxxvi

Gambar 10 Pengujian Autis Infantil Umur 2-3 11. Pengujian 11 Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas, tidak mengeluarkan kata, tertarik pada benda tertentu, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita anak.seperti pada Gambar 11 Gambar 11 Pengujian Syndrom Asperger Umur 2-3 12. Pengujian 12 Jika user memilih >3 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, tidak mau berinteraksi dengan orang lain, mengeluarkan suara yang aneh (nada

tinggi atau datar), menyakiti diri sendiri, tempertantrum atau agresif, maka akan ditampilkan kemungkinan Autis Infantil yang diderita anak.seperti pada Gambar 12 Gambar 12 Pengujian Autis Infantil Umur >3 13. Pengujian 13 Jika user memilih 1-2 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain biasanya terjadi pada anak perempuan, kehilangan kemampuan menggunakan gerakan tangan, bahkan bernafas mereka tidak normal, pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil, otot-otot makin kaku, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Rett yang diderita anak.seperti pada Gambar 13 xxxviii

Gambar 13 Pengujian Syndrom Rett Usia 1-2 14. Pengujian 14 Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain, perkembangan secara normal sesuai dengan perkembangan normal anak maka akan ditampilkan kemungkinan PDD-NOS yang diderita anak.seperti pada Gambar 14 Gambar 14 Pengujian PDD-NOS Usia 2-3

15. Pengujian 15 Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-inputkan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas, Memliki gaya bicara formal, memiliki tulisan tangan buruk maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita anak.seperti pada Gambar 15 Gambar 15 Pengujian Syndrom Asperger Usia >3 xl

Lampiran 6 Kuisioner Pendukung Latar Belakang Masalah

xlii

Lampiran 7 Surat Keterangan Dari Talenta Kids

Lampiran 8 Surat Keterangan Dari Laboratorium Terapan Fakultas Psikologi Universitas Satya Wacana xliv

Lampiran 9 Surat Keterangan Hak Bebas Royalti