KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Uraian pada bab ini mengetengahkan bahasan mengenai kesimpulan dan

dokumen-dokumen yang mirip
telah menunjukkan kemampuan manajerialnya dengan baik. Kemampuan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bagian akhir tesis ini akan dikemukakan hal-hal pokok yang

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Nasional secara umum memiliki peranan yang sangat strategis bagi. dengan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Namun demikian ketepatan suatu organisasi untuk menempatkan pegawai

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dilingkungan UNM pada umumnya gaya kepemimpinan yang diterapkan cendemng membentahukan dan menjajakan kepada dosen. Gaya kepemimpinan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada. Salah satu unsur yang terpenting dalam organisasi adalah pengaruh dari

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

budaya organisasi dengan variabel kualitas kinerja dosen diperoleh hasil

Hasil Pelatihan pada Pelatihan Guru Pamong SLTP Terbuka di BPG Bandung dapat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian, kesimpulan yang

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB I PENDAHULUAN. mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri dan organisasi bisnis yang semakin maju membuat. iklim persaingan bisnis semakin ketat. Untuk terus bertumpu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN telah menghasilkan perubahan iklim pemerintahan. Akuntabilitas dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang

BAB V. Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dianalisis dengan teori ilmiah serta perhitungan statistika yang relevan dapat. Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan IPA

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

meningkatkan dan menindaklanjuti hasil penelitian ini. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajarannya. Keberhasilan guru dalam menjalankan tugas pembelajaran

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

KEMAMPUAN MANAJERIAL, KEMAMPUAN MOTIVATORIAL, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 WONOGIRI TESIS

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kerja Perguruan Tinggi Di Kota Sibolga Dan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah di

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi yang selalu berkembang merupakan keinginan semua orang.

yang ada sangat tergantung pada kualitas dan kreativitas pengajar di

Transkripsi:

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Uraian pada bab ini mengetengahkan bahasan mengenai kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. A. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pendirian Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Jawa Barat didirikan pada TShun 1961 secara umum mengemban tugas untuk mengadakan pengembangan program, bahan belajar, dan evaluasi, serta monitoring kegiatan pendidikan luar sekolah. Sejak tahun 1991 dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 0316/0/1991 lembaga ini mengalami perubahan baik tugas, fungsi, maupun organisasinya. Tugas Balai Pengembangan Kegiatan Belajar dalam keputusan tersebut adalah mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan luar sekolah. Selanjutnya mulai tanggal 20 Februan 1997, melalui Surat Keputusan Nomor 022/0/1997, Direktorat Jenderal Luar Sekolah Pemuda, dan Olahraga. Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) memiliki perubahan tugas dan fungsinya dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Barat. Secara umum kondisi budaya organisasi di lingkungan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat dengan kategori baik sekali yaitu sebesar 69,23 % dan Baik 30,77 %. 117

118 Kondisi iklim kerja Pamong Belajar Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat secara umum menunjukkan kategori baik, yaitu sebanyak 73,07%., gambaran ini dapat dikaitkan dengan adanya rasa aman, nyaman dan terlindungi dalam bekerja, yang membuat pegawai merasa puas dan terdorong untuk bekerja optimal sehingga prestasi kerja dapattercapai. Kondisi tingkat kinerja pamong belajar di lingkungan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat menunjukkan kategori baik, yaitu sebanyak 76,92%. Hal ini didasari oleh penilaian aspek-aspek dalam kinerja Pamong Belajar antara lain; (1) Pengembangan model, (2) Kegiatan Belajar mengajar dalam rangka pengembangan Model dan Pembuatan Percontohan, (3) Penilaian dalam Rangka Pengembangan Mutu dan Dampak Pelaksanaan Program dan (4) Pengembangan Profesi di lingkungan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat Terdapat hubungan yang berarti antara budaya organisasi dengan kinerja Pamong Belajar di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar, yaitu sebesar 0,65 dan signifikan pada P < 0,01. Sedangkan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pamong belajar yaitu sebanyak 42,3%. Iklim kerja dengan kinerja Pamong Belajar di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar menunjukkan korelasi antara variabel X2 dengan Y sebesar 0,255 dan signifikan pada P < 0,01. Tingkat pengaruh varibel Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pamong Belajar sebanyak 6.50%.

19 Budaya organisasi membenkan pengaruh secara langsung terhadap kinerja pamong belajar yaitu sebesar P=0,635 dengan p <0,05. Ikim kerja ternyata tidak secara langsung dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja pamong belajar, yaitu sebesar P= 0,123 dengan p > 0,05. Iklim kerja dapat mempengaruhi kinerja pamong berlajar tetapi melalui budaya organisasi yaitu sebesar r = 0,631 dengan p < 0,01. Secara bersama-sama antara budaya organisasi dan iklim kerja terhadap kinerja pamong yaitu sebesar 0,653 dengan p = 0,01. Pengaruhnya dapat dilihat dengan menggunakan formula Kd = r2 x 100%. Hasil perhitungannya adalah 0,6532 x 100% = 42,60%. Pengaruh antar variabel penelitian dapat dilihat seperti pada gambar berikut. r = rxix2 0,631** Budaya Organisasi (XI) Px 1x2 Kinerja Pamong Belajar (Y) Iklim Kerja (X2) B. Implikasi Mengacu kepada hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan terdahulu, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan implikasi. Imnlikasi ini mpnmniran lanoi-qii-iatiokar1 i^nkrit yang dapat dijadikan acuan

120 dalam pelaksanaan kinerja pamong belajar di BPKB Jawa Barat, sehingga dengan begitu akan tercipta budaya organisasi dan iklim kerja yang kondusif. Hasil penelitian menemukan bahwa iklim kerja ternyata tidak secara langsung memberikan pengaruh terhadap kinerja pamong, oleh karena itu upaya yang hendaknya dilakukan oleh pengelola BLKP adalah secara psikologis menciptakan iklim kinerja yang kondusif bagi pamong belajar. Hal ini dikarenakan pamong belajar adalah orang yang secara langsung dapat memberikan pengaruh yang baik atau tidak baik terhadap peserta. Adapun langkah-langkahnya yaitu: Pertama, secara emosional pimpinan dan pengelola BLKP hendaknya mampu menciptakan suasana yang kondusif baik secara fisik maupun psikis. Hal ini dimaksudkan sebagai sarana awal sebuah perencanaan kegiatan agar mampu menciptakan kinerja yang produktif. Tentu untuk menciptakan kinerja yang produktif, disamping iklim kerja yang kondusif, dibutuhkan pula adanya budaya organisasi yang baik. Dengan demikian tentu akan mengimbas kepada sehatnya emosional semua pihak, baik itu pimpinan, pengelola maupun pamong belajar serta para peserta (siswa). Kedua, perlu kiranya seorang pimpinan mampu menerapkan fungsi manajerialnya sebagai seorang supervisor. Melalui pengawasan yang kontinue diharapkan pamong belajar dan para peserta mampu memanfaatkan kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk secara optimal rnengaktualisasikan dirinya. Sehingga dengan begitu mereka akan mampu memberdayakan manajemen dengan sebaik-naiknya.

121 Ketiga, pimpinan sebagai seorang manajer hendaknya mampu mengkokohkan budaya organisasi, iklim kerja, dan kinerja pamong dengan sekuat-kuatnya. Caranya yaitu dengan cara: (1) penuhi kualifikasi kebutuhan pamong baik secara kualitas maupun kuantitas; (2) berikan kebebasan kepada mereka untuk mampu mengekspresikan dirinya sesuai dengan kemampuannya; (3) berikan penilaian yang objektif berkenaan dengan kegiatan yang telah dilaksanakannya; (4) upayakan beri penghargaan kepada mereka yang menunjukkan kinerja yang baik dengan cara memberikan promosi atau penghargaan lainnya yang langsung bisa dirasakan oleh yang bersangkutan; (5) pimpinan merancang kegiatan yang akan dilaksanakan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun pengawasan. Kegiatan ini dimulai dari penentuan tugas dan kewenangan pamong dalam bekerja, jadwal kerja, beban kerja dalam setiap minggu, bulan maupun semester, menetapkan biaya yang diperlukan dengan secara proporsional, dan menetapkan cara penilaian dan supervisi yang akan dilakukan, serta program tindak lanjut yang akan dilaksanakan setelah selesai satu kegiatan. Keempat, berkenaan dengan kinerja pamong yang cenderung sudah baik sekali, maka perlu kiranya pimpinan mampu mengkokohkan kinerja pamong agar mereka mampu : (1) melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, (2) bekerja dengan penuh kreatif dan inisiatif, (3) bekerja dengan jujur, penuh semangat dan tanggung jawab, (4) datang dan pulang tepat pada waktunya, (5) bertingkah laku sopan, dan (6) memelihara dan menggunakan fasilitas bekerja dengan sebaik-baiknya.

C. Rekomendasi Berdasarkan kepada hasil penelitian, pembahasan dan kesimpur telah dipaparkan pada bagian terhadulu, maka pada bagian akhir tesis ini pe memberikan rekomendasi yang diangggap relefan dan dapat dijadikan acuan bagi pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakannya. /. Bagi Pengelola BPKB Jawa Barat Mengacu pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa budaya organisasi dan iklim kerja serta kinerja pamong menunjukkan kategori baik. Oleh karena itu pihak BPKB diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan pelayanan yang lebih baik lagi terhadap para peserta. Pelayanan yang diberikan yang paling utama ditunjukkan oleh pimpinan sebagai seorang manajer di BPKB. Pelayanan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan perencanaan kegiatan dengan secara tertulis yang tertata dengan sebaik-baiknya. Seorang pimpinan mampu mengembangkan budaya dan iklim organisasi sebagai upaya mengkoordinasikan dan mengorganisasikan kegiatan sesuai dengan keahlian dan kemampuan para pamong belajar. Secara rinci kegiatan yang perlu dilakukan oleh pengelola dan terutama pimpinan BPKB berkenaan dengan budaya organisasi dan iklim kerja yang mampu meningkatkan kinerja pamong belajar dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai berikut. Pertama, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, BPKB hendaknya dapat lebih mengokohkan peran pengelola dalam mengkordinasikan kegiatan pembelajaran. Maksudnya para pengelola hendaknya mampu menciptakan budaya

123 dan iklim organisasi dalam memberikan tugas kepada pamong belajar, sehingga dengan begitu para pamong belajar tidak merasa dibebani dan terbebani karena segala urusan pembelajaran diserahkan secara penuh kepadanya. Pimpinan dan para pengelola tidak hanya memberikan surat tugas yang hendaknya dilaksaakan secara penuh oleh pamong belajar, melainkan hendaknya mampu memberikan nncian dari kegiatan yang semestinya dilaksanakan dan diberikan kepada peserta didik. Dikatakan demikian, karena pamong belajar cenderung masih merasa bahwa pimpinan kurang memberikan wewenang kepadanya dalam memecahkan masalah yangberkaitan dengan tanggung jawabnya sebagai seorang pembimbing. Kedua, pihak pengelola hendaknya mampu mendorong dan mengembangkan kreativitas pamong belajar. Hal ini dikarenakan adanya sebagian dari pamong belajar yang merasa bahwa pimpinan cenderung masing mengekang kreativtasnya terutama dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang beresiko tinggi dan memerlukan dana yang cukup besar. Dengan melalui pemberian kebebasan kepada setiap pamong belajar, diharapkan tercipta nuansa movasi yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik oleh para pamong belajar. Ketiga, pada pimpinan BPKB hendaknya mampu bertindak sebagai seorang leader yang mampu memberikan semangat dan terurtama suri tauladan kepada para pamong belajar. Contoh dan motivasi yang diberikan oleh pimpinan dapat berupa kemampuan dalam memberikan image bahwa dalam kebijakan yang dibuatnya bukan untuk memberikan tekanan dan sempitnya ruang gerak para pamong belajar, melainkan sebagai pemicu agar para pamong belajar mampu

124 menunjukkan tanggung jawab dan sekaligus pengabdian kepada lembaga. Manifestasi dari kemampuan pimpinan lembaga itu adalah hendaknya pimpinan mampu mengembangkan budaya dan iklim organisasi yang mampu membangkitkan semangat kerja para pamong sehingga mampu mengambil tindakan yang tepat yang didasarkan atas keputusan yang telah ditetapkannya. Pada akhirnya nanti para pamong belajar dapat menunjukkan kinerjanya dengan baik. Keempat., pengelola dan terutama pimpinan jangan hanya bisa menuntut kepada pamong belajar agar mereka mampu nekerja secara optimal. Sedangkan mereka (pengelola dan pimpinan) sulit untuk memberi pujian dan penghargaan atas pengabdian para pamong belajar. Sikap yang cenderung enggan memberikan pujian dan penghargaan seperti ini hendaknya dihindarikan agar pamong belajar dapat mengabdikan dirinya dengan sebaik-baiknya. 2. Bagi Pamong Belajar BPKB Para Pamong Belajar hendaknya mampu menanamkan kebiasaan kepada peserta didik untuk selalu belajar sepanjang hayat. Jangan karena para peserta tidak tamat SD, SLTP. maupun SMU, kemudian mereka tidak usah belajar lagi. Pandangan salah dari peserta didik seperti itu, hendaknya oleh pamong belajar supaya dihilangkan. Pamong belajar hendaknya mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi peningkatan dorongan para peserta didik. Berkenaan dengan hasil penelitian ini, upaya pamong belajar hendaknya mampu mengelola lembaga pendidikan dengan sebaik-baiknya, tidak hanya sal-asalan. Oleh karena itu untuk

125 terjadi kekondusifan kegiatan pembelajaran di tmpat kegiatan belajar (TKB) perlu kiranya pamong belajar mampu memfokuskan pemahaman mereka akan kebutuhan siswa. Sehingga dalam mengelola kegiatan belajar tidak hanya terpaku pada apa yang ia pahami, melainkan bagaimana ia mampu mengakomodir harapan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya. Karena tempat kegiatan belajar merupakan lembaga non formal yang cenderung memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatannya, maka lembaga BPKB yang dalam hal ini termanifestasikan ke dalam perilaku dan kegiatan pamong belajar merlaukan upaya yang berkenaan dengan peningkatan kemampuan peserta didik, dengan cara : (1) penerapan disiplin diri pada peserta didik dengan memberikan contoh tauladan yang ditunjukkan oleh pamong belajar, misalnya dengan ucapan yang halus, sopan dan selalu menganggap bahwa peserta didik adalah manusia dewasa yang terus berkembang dan suatu saat dapat mampu berkembang melebihi dirinya, sehingga perlakuan yang diberikannya bersifat memanusiakan manusia; (2) perlu kiranya memvariasikan berbagai kegiatan/metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sehingga peserta didik bergairah dalam mengikuti pelajaran yang diberikannya; (3) pamong dalam memberikan materi hendaknya memperhatikan potensi peserta didik untuk mampu dengan cepat menyelesaikan dan memahami tugasnya. Pamong tidak boleh memaksakan kehendak agar peserta didik mengikuti apa yang menjadi keinginannya, padahal tidak sesuai dengan potensinya. Disini pamong perlu memahami secara psikologis potensi peserta didik agar mereka mampu mengembangkan dirinya untuk mencapai manusia yang

126 berguna dan terhindar dari hambatan yang berarti; dan (4) pamong belajar kehendak mampu menelaah kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik sehingga mereka mampu memenej kegiatan berikutnya yang dapat diberikan dan diterima oleh peserta didik. Langkah pamong belajar ini bisa dilakukan dengan melalui perencanan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi maupun pengawasan yang berguna bagi peningkatan kemampuan peserta didik. Untuk menciptakan agar pserta didik terhindar dari penlaku yang kurang baik dan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, upaya yang dilakukan oleh pamong belajar adalah menunjukkan sikap demokratis yang selalu menghormati peserta didik, tidak menunjukkan sikap otoriter dan ingin menang sendiri. Sikap demokratis pamong belajar dapat ditunjukkan dengan selalu menghargai perilakupeserta didik, tidak mendikte untuk berbuat sesuatu, dan pamong belajar hendaknya selalu menunjukkan rasa tanggung jawabnya untuk mampu mengelola lingkungan belajar/pendidikan dan mendidik peserta didik, serta mampu mencipatakan suasana lingkungan tempat belajar yang membuat peserta didik betah untuk mengikuti kegiatan belajar. Upaya-upaya yang lainnya harus dilakukan oleh pamong belajar adalah menjaga suasana tempat belajar/kelas agar tetap harmonis dalam arti pamong belajar mampu membuat dan menciptakan suasana tempat belajar/kelas yang dapat membuat peserta didik betah belajar. Caranya dengan membuat kelompok belajar pada setiap tempat belajar/kelas. Pembentukan kelompok belajar ini dilakukan dengan cara membagj peserta didik sesuai dengan tingkatan

127 kemampuannya, atau bisa juga dengan cara tutor sebanya, dimana yang lebih pandai dapat memberikan bimbingan kepada teman lainnya yang cenderung masih kurang bisa atau menguasai materi. Pembentukan kelompok itu merupakan kegiatan manajemen yang perlu mendapat penataan yang rapih dan seksama dari guru pamong. Dengan dibenyuknya kelompok belajar, pamong belajar berperan sebagai pengawas dan sekaligus motor bagi pelaksanaan kegiatan belajar kelompok. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara dinamika kelompok, play group, sosiodrama, dan kegiatan lainnya yang bisa membangkitkan gairah peserta didik untuk aktifdan kreatifdalam meingkatkan kemampuannya. 3. Bagi para peneliti selanjutnya Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pengaruh budaya organisasi dan iklim kerja terhadap kinerja pamong belajar sebesdar 42,60%. Oleh karena itu bagi peneliti berikut disarankan untuk meneliti variabel lainnya yang dianggap mempengaruhi kinerja pamong belajar. Pertama, peneliti selanjutnya diharapkan menelaah permasalahan yang sama, namun umlah sampel yang lebih banyak di lokasi yang lebih luas dengan kata lain lokasi penelitian hendaknya dilaksaakan dibeberapa lembaga penidikan non fonnal yang ada di propinsi Jawa Barat atau bisa juga dilaksanakan secara nasional. Kedua, indikator yang digunakan hendaknya lebih diperluas, baik untuk variable budaya organisasi. iklim kerja maupun kinerja pamong belajar. Dengan

128 perluasan indikator ini diharapkan akan terjadi kegamblangan makna yang akan diperoleh dari hasil penelitian. Ketiga, instrumen yang dikembangkan pada penelitian selanjutnya hendaknya lebih disempurnakan agar terjadi kehalusan baik secara isi maupun konstruknva, sehingga mudah dipahami oleh responden. Di samping itu item pertanyaannya dapat ditambah dan diperjelas maknanya sehingga dapat dihasilkan suatu instrumen penelitian yang lebih akurat. Oleh karena itu. diharapkan peneliti selanjutnya harus jeli dalam menelaah item yang akan diajukan kepada responden. Hal-hal itulah yang bisa penulis rekomendasikan untuk pihak pengelola/ pimpinan, pamong belajar dan peneliti selanjutnya. Semoga hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat bermanfaat bagi pengembangan lembaga pendidikan non formal di Indonesia, khususnya bidang pendidikan non formal di Propinsi Jawa Barat. Amin.

, i < wbki^. j **tjr *, rsx4~unpfi^