PENDAMPINGAN TEKNIS PEMERINTAH DAERAH TINGKAT II KAB. KLATEN DALAM PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN REGULASI MIKROHIDRO Tanggal : 1 3 Desember 2008

dokumen-dokumen yang mirip
SEMINAR NASIONAL PERENCANAAN ENERGI DAERAH MENINGKATKAN SINERGI PUSAT DAN DAERAH DALAM PENGELOLAAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN & RPP DI KEBIJAKAN & RPP BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN BARU

KATA PENGANTAR. Semarang, Maret 2018

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

SEMINAR INTERNASIONAL, SEMINAR NASIONAL, DAN SIMPOSIUM DIES NATALIS UB KE-53 (11-12 Februari 2016)

Mendukung Pengentasan Kemiskinan melalui Perencanaan Energi Daerah di Indonesia

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2012, No.28 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan te

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Buku Pedoman PENGHARGAAN ENERGI MENUJU DESA MANDIRI ENERGI DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

SKEMA PSK TERSEBAR ecil Teknologi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

TOR SEMINAR NASIONAL. Kedaulatan Energi lndonesia: Tinjauan Multidisiplin. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 20L4

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KONFERENSI NASIONAL MINYAK ATSIRI 2008 Industri Minyak Atsiri yang Berkelanjutan : Peluang dan Tantangan

POKOK-POKOK PENGATURAN PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DAN PEMBELIAN KELEBIHAN TENAGA LISTRIK (Permen ESDM No.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*) Bibit Supardi, S.Pd., MT adalah guru SMAN 3 Klaten dan Alumni S2 Mikrohidro Magister Sistem Teknik UGM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

Rencana Kegiatan Pembinaan Penyusunan RUED

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

PERENCANAAN URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah..

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

PENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO)

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

KERANGKA ACUAN PELATIHAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN ELEKTRIFIKASI DI DAERAH PERBATASAN

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

POKOK-POKOK UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 001 TAHUN 2006 TENTANG

2017, No pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012

LAMPIRAN II: MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN. Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu. Jaminan pasokan energi

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

REALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO)

SUMMARY REPORT SEMINAR TATA NIAGA GAS BUMI DAN BBM Forum Energizing Indonesia (FEI) Jakarta, 22 November 2017

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

LAPORAN KEGIATAN RAPAT EVALUASI ORGANISASI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2013

Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sinar Matahari Melimpah: Krisis Energi Berkelanjutan (prospek pemanfaatan energi solar)

Kerangka Acuan. Semiloka Pelaksanaan Transparansi dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB 25 PEMBANGUNAN PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 18 TAHUN 2017

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

Materi Paparan Menteri ESDM

KERANGKA ACUAN KEGIATAN HIBAH IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN INOVASI AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up

BUKU PANDUAN. Rapat Kerja Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

SIMPOSIUM PEMBANGUNAN

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

Transkripsi:

PENDAMPINGAN TEKNIS PEMERINTAH DAERAH TINGKAT II KAB. KLATEN DALAM PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN REGULASI MIKROHIDRO Tanggal : 1 3 Desember 2008 A. LATAR BELAKANG Kebijakan pemerintah berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan energi nasional dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam peraturan tersebut, pada tahun 2025 konsumsi minyak bumi diharapkan turun menjadi 20%, gas alam naik menjadi 30%, batubara naik menjadi 33%, sedangkan energi baru dan terbarukan (termasuk di dalamnya energi mikrohidro) naik menjadi 17%. Dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen dan kembali mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, pemerintah telah menerbitkan PP No.3 Tahun 2005 yang merupakan perubahan PP No. 10 tahun 1989, yang mengatur tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik. PP ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha di bidang ketenagalistrikan. Dengan PP ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta koperasi, BUMN, BUMD, swasta, swadaya masyarakat, dan perorangan dalam penyediaan tenaga listrik, demikian juga dengan peran Pemda dalam melaksanakan kebijakan otonomi daerah di bidang ketenagalistrikan. Dalam rangka meningkatkan peran energi terbarukan, maka PP ini juga mengatur tentang prioritas penggunaan energi setempat dengan kewajiban mengutamakan pemanfatan sumber energi terbarukan. Selanjutnya, untuk lebih menggiatkan peran swasta khususnya bagi usaha kecil dan koperasi, pemerintah telah menerbitkan Pedoman Pengusahaan Pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil Tersebar (PSK Tersebar) melalui Kepmen ESDM No. 1122 K/30/MEM/2002. Pedoman Pengusahaan Pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil Tersebar (PSK Tersebar) dimaksudkan untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik sampai dengan kapasitas 1 MW yang diusahakan oleh usaha kecil dan koperasi. Harga listrik yang dihasilkan ditentukan dengan formula yaitu 80% x BPP PLN tegangan menengah, atau 60%xBPP PLN tegangan rendah. Melalui mekanisme PSK Tersebar ini PLN diwajibkan untuk membeli listrik yang dihasilkan oleh koperasi dan usaha kecil.

Mikrohidro sebagai salah satu teknologi penghasil energi terbarukan berbasis pada energi setempat telah dikenal oleh masyarakat sejak jaman belanda. Di beberapa daerah, masyarakat mengembangkan teknologi ini baik secara individu atau berkelompok. Beberapa pemerintah daerah juga telah mulai menerapkan kebijakan energi di daerahnya dengan menjadikan mikrohidro sebagai salah satu opsi prioritas. Walaupun teknologi ini telah dikenal sejak jaman dulu, perkembangan pembangunan teknologi mikrohidro ini dipandang sangat lambat, terlebih setelah terjadinya krisis energi akhir-akhir ini. Salah satu kendala yang dipandang menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan mikrohidro adalah masih lemahnya kebijakan dan peraturanperaturan (regulasi) yang berkaitan dengan mikrohidro khususnya serta energi terbarukan pada umumnya di tingkat kabupaten-kabupaten. Dengan lemahnya kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang mikrohidro ini, para investor swasta, pemerintah daerah, serta organisasi-organisasi yang bergerak di bidang energi dan usaha-usaha yang bermanfaat menjadi kurang tertarik untuk terjun ke dunia bisnis mikrohidro atau yang berkaitan dengan mikrohidro. B. KONTEK PROGRAM Untuk mencukupi kebutuhan pasokan listrik dan mendorong kegiatan ekonomi daerah, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, penyediaan tenaga listrik dilakukan dengan memanfaatkan seoptimal mungkin sumber energi primer setempat dengan kewajiban mengutamakan pemanfaatan sumber energi terbarukan. Dalam rangka diversifikasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan tersebut, pasokan tenaga listrik pada tahun 2020 menggunakan minimal 5% berasal dari energi terbarukan. Berdasarkan hal tersebut, dimungkinkan daerah membangun pembangkit tenaga listrik skala kecil yang bersifat off grid (tidak tersambung oleh grid nasional). Salah satu pembangkit listrik skala kecil yang potensial adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Hal ini juga merupakan salah satu implementasi dari green energy initiative yaitu untuk mendorong energi terbarukan, energi efisiensi dan energi bersih. PLTMH dibangun dalam rangka program peningkatan taraf sosial ekonomi masyarakat terutama untuk daerahdaerah yang belum terjangkau jaringan listrik.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah daerah/kabupaten dalam hal pengembangan dan proses diseminasi kebijakan pemerintah daerah yang konsisten dan yang sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat tentang energi terbarukan khususnya yang berbasis mikrohidro. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memfasilitasi pihak swasta untuk berinvestasi di bisnis yang berbasis mikrohidro.. Salain itu program ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara komprehensif terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturanperaturan terkait dengan mikrohidro baik di tingkat nasional maupun di tingkat kabupaten, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan pemberian insentif (misalnya fiskal, kredit, dll), perijinan, hal-hal yang berhubungan dengan pasokan listrik, dan lain sebagainya. Program ini akan memfokuskan perhatian pada beberapa lokasi prioritas dengan penekanan pada penguatan kapasitas pada SDM di level pemerintah daerah dan dinas-dinas terkait dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi PLTMH. Secara khusus, program ini bertujuan untuk: 1. Menggagas dan memperkenalkan cara pemanfaatan dan manajemen energi terbarukan berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan berbasis masyarakat. 2. Meletakkan dasar-dasar kebijakan di Indonesia yang berbasis pada pemanfaatan dan pengelolaan energi terbarukan khususnya PLTMH. 3. Pendampingan untuk penyusunan Rancangan Peraturan Daerah untuk penerapan PLTMH. 4. Mengkaji dan mengevaluasi kebijakan pemerintahan daerah terkait dengan pengembangan dan penerapan PLTMH. 5. Menggagas dan memperkenalkan pemanfaatan energi terbarukan, manajemen dan implementasi penyediaan sumber energi listrik alternatif untuk pembangunan daerah. 6. Memperkenalkan teknologi yang berkembang dewasa ini dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi terbarukan. 7. Pengembangan kapasitas SDM lembaga/instansi pemerintah daerah dalam penyusunan regulasi tentang pengelolaan dan pemanfaatan potensi PLTMH. 8. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah dan elemen masyarakat tentang pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan dengan pemanfaatan dan pengelolaan energi terbarukan. 9. Mengetahui kondisi terbaru pemanfaatan dan pengelolaan energi terbarukan di Indonesia dan bagaimana prospek pengembagan ke depan.

D. MANFAAT DAN SASARAN KEGIATAN Manfaat kegiatan pengembangan kebijakan dan regulasi mikrohidro di tingkat kabupaten ini adalah: Terbantunya pemerintah daerah dalam mengembangkan peraturan daerah melalui kebijakan dan program yang dapat mempercepat pembangunan mikrohidro di daerahnya; Terlibatnya pihak swasta di daerah dalam pembangunan mikrohidro; Mendorong terjadinya sustainailitas pembangunan mikrohidro tersebut untuk kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan di daerahnya. E. OUTPUT YANG DIHARAPKAN Secara umum output yang diharapkan yaitu adanya rekomendasi spesifik (RAPERDA) untuk penyempurnaan / melengkapi konsep kerangka strategi, kebijakan serta alat dan metode pengembangan mikro. Sedangkan ouput yang lebih khusus yaitu: Proceeding Seminar Foto dan video kegiatan Himpunan makalah serta paket informasi lain yang relevant dengan pengembangan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan serta inovasi pelayanan publik dalam bentuk CD. F. TOPIK PEMBAHASAN Topik bahasan yang akan disajikan terdiri dari empat sub-tema (panel) pembahasan : 1. Realita, tantangan dan inovasi (pendekatan dan instrument) meningkatkan dinamisme dan efektifitas partisipasi stakeholders dalam proses pengembangan dan pemanfaatan mikrohidro di tingkat kabupaten (perencanaan/penganggaran, pelaksanaan dan pemantauan); 2. Realita, kondisi terakhir pengembangan dan pemanfaatan mikrohidro di tingkat kabupaten; 3. Realita, tantangan dan inovasi kemitraan (publik-swasta, dan kerjasama antar daerah) dalam pengembangan ekonomi daerah dalam perspektif otonomi daerah. 4. Realita, dukungan pemerintah daerah dengan menerbitkan peraturan daerah yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan mikrohidro di tingkat kabupaten.

5. Ekskursi, peserta akan diperkenalkan skema mikrohidro di lapangan dengan harapan peserta akan mendapat gambaran tentang konsep pengembangan dan pemanfaatan kedepan. 6. Diskusi, pembahasan Rancangan Peraturan Daerah yang disesuaikan dengan kondisi daerah dari pada peserta. G. METODE DAN PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Metode Kegiatan ini dilakukan melalui presentasi makalah, pendalaman materi melalui diskusi pleno/panel. Dalam proses presentasi, diskusi oleh moderator yang berfungsi memfasilitasi dan mengarahkan diskusi agar tetap fokus pada materi. 2. Kuliah Pemateri yang akan diundang berasal dari unsur : Pemerintahan, Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian, Swasta dan Institusi yang bergerak di bidang energi terbarukan. 3. Peserta Jumlah peserta diundang sebanyak 40 orang, yang meliputi seluruh instansi/lembaga terkait dan masyarakat di Propinsi Jawa Tengah Unsur peserta : - Pemerintahan Daerah - BAPPEDA / Litbangji - Dinas Kimprawil / Cipta Karya - Dinas Lingkungan Hidup - Dinas Koperasi dan UKM - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi IV - Swasta - Lembaga Swadaya Masyarakat - Akademisi (SMK dan Perguruan Tinggi) - Masyarakat lain (Asosiasi, Jaringan, Perhimpunan). - Lembaga/Institusi terkait 4. Waktu dan Tempat Kegiatan Waktu : Hari Senin-Rabu : 1-3 Desember 2008 Tempat : SMK N 3 Klaten.

5. Pelaksana Kegiatan Penyelenggara kegiatan adalah Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM bekerjasama dengan PT. PUSER BUMI dan Jaringan Alumni Mikrohidro Magister Sistem Teknik UGM Kabupaten Klaten. 6. Pendanaan Untuk penyelenggaraan acara ini dana ditanggung oleh Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM, dengan menyesuaikan kebutuhan pelaksanaan acara dan ketersediaan dana. H. TRANSPORTASI, AKOMODASI DAN INSENTIF Akomodasi untuk transportasi dan komsumsi peserta akan ditanggung oleh panitia dan disesuaikan dengan ketersediaan dana. I. PELAKSANA KEGIATAN Kerjasama antara Direktorat Jenderal Listrik Dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dengan PT. Puser Bumi dan Jaringan Alumni Mikrohidro Magister Sistem Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) J. PANITIA PELAKSANA Penanggungjawab Koordinator Pemateri Koordinator Alumni (Kab. Klaten) Anggota : Ir. DJoko Sardjono Endrianto : Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono : Drs. Yusuf Budi Purwaka, M.T. : Dr. Adhy Kurniawan, S.T. Bibit Supardi, S.Pd.,M.T. Karmolis, Andri Prasetyo K. INFORMASI UMUM Sekretariat Seminar Nasional Mikrohidro: PT. PUSER BUMI Jl. HOS. Cokroaminoto 15 Yogyakarta 55253 t.p. 0274-618341, 618209 Fax. 0274 618110 cp. Karmolis 081 227 596 536 email: mikrohidro@gmail.com

L. JADWAL ACARA RENCANA JADWAL PENDAMPINGAN TEKNIS RENCANA JADWAL PENDAMPINGAN TEKNIS PEMERINTAHAN DAERAH TINGKAT II DALAM PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO Waktu Pelaksanaan: 1-3 Desember 2008 Lokasi: Klaten Jawa Tengah WAKTU ACARA Hari Pertama 07.30-08.00 Presensi 08.00-08.15 Sambutan oleh Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono 08.15-08.30 Sambutan oleh Drs. Yusuf Budi Purwaka, MT., atau Bibit Supardi, S.Pd., MT. 08.30-08.45 Coffee Break 08.45-10.15 Materi I: Kebijakan Energi Tebarukan oleh Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono 10.15-11.45 Materi II: Identifikasi Potensi dan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro oleh Dr. Adhy Kurniawan, ST dan Bibit Supardi, S.Pd., MT. 11.45-12.45 Istirahat, Makan Siang 12.45-14.30 Materi III: Pemanfaatan Mikrohidro untuk mendukung UKM oleh Drs. Yusuf Budi Purwaka, MT. 14.45-15.00 Coffee Break 15.00-16.30 Materi IV: Mikrohidro dan Revolusi Energi Berbasis Masyarakat Indonesia oleh Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono Hari Kedua 07.30-08.00 Presensi 08.00-08.30 Penjelasan lokasi ekskursi oleh Drs. Yusuf Budi Purwaka, MT., Bibit Supardi, S.Pd., MT. dan Dr. Adhy Kurniawan, S.T 08.30-0.45 Coffee Break 08.45 - Selesai Ekskursi (Kunjugan ke Lokasi PLTMH) oleh Drs. Yusuf Budi Purwaka, MT., Bibit Supardi, S.Pd., MT. dan Dr. Adhy Kurniawan, S.T Hari Ketiga 07.30-08.00 Presensi 08.00-09.30 Diskusi hasil Ekskursi oleh Drs. Yusuf Budi Purwaka, MT., Bibit Supardi, S.Pd., MT. 09.30-09.45 Coffee Break 09.45-11.45 Diskusi Rancangan Peraturan Daerah Mikrohidro (RAPERDA) Dipandu oleh Dr.-Ing.Ir.Agus Maryono, Dr. Adhy Kurniawan, S.T. 11.45-12.45 Istirahat, Makan Siang 12.45-14.30 Lanjutan Diskusi Rancangan Peraturan Daerah Mikrohidro (RAPERDA) Dipandu oleh Dr.-Ing.Ir.Agus Maryono, Dr. Adhy Kurniawan, S.T. 14.45-15.00 Coffee Break 15.00-16.30 Penutupan dan evaluasi oleh Tim Yogyakarta dan Panitia Lokal NB: Jadwal dan Pembicara dapat berubah sewaku-waktu dengan pemberitahuan atau tidak dari panitia