IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

Pupuk Organik Cair AGRITECH

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Cara Menanam Cabe di Polybag

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

III.TATA CARA PENELITIAN

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

3. METODE DAN PELAKSANAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Tugas Akhir (TA) Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor Rt 3 Rw 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Batas wilayah Kecamatan Getasan adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Lereng Gunung Merbabu Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali Sebelah Selatan : Provinsi DI.Yogyakarta Sebelah Barat : Kabupaten Magelang. Jarak dari kota Salatiga ±16 km, dari Ungaran ±35 km, sedangkan dari Magelang ±30 km. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) ±200 m 2 dengan status lahan kering dengan jenis tanah andosol. Lokasi Tugas Akhir tersebut berada pada ketinggian ± 1440 meter diatas permukaan laut. Curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun dengan hari hujan rata-rata 150-190 hari per tahun. Suhu udara tiap harinya rata-rata maksimum mencapai 250-290 C dan minimum 180-200 C. Pemilihan tempat dan lahan di Dusun Selongisor karena kondisi lingkungan sangat cocok untuk budidaya pakcoy (Brassica rapa L.) dari segi jenis tanah dan faktor iklim. Jenis tanah andosol mengandung bahan organik yang jauh lebih banyak daripada tanah non-vulkanik dalam keadaan lingkungan yang serupa. Hal ini dikarenakan dekomposisi bahan organik dalam andosol terhambat oleh hidroxida aluminium yang amorf (Kosaka et al., 1962). Tanah andosol bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Karakteristik tanah andosol biasanya lebih gembur berwarna hitam, kelabu, hingga coklat tua, dengan tekstur tanah berdebu, lempung berdebu hingga lempung, dan berstruktur remah. Tanah andosol biasanya tidak akan menjadi lumpur ketika terkena air. Tanah andosol merupakan tanah yang mudah ditanami oleh berbagai macam jenis sayuran. Andosol mengandung 29

30 bahan organik yang jauh lebih banyak daripada tanah non-vulkanik dalam keadaan lingkungan yang serupa. Hal ini karena dekomposisi bahan organik dalam andosol terhambat oleh hidroxida aluminium yang amorf (Kosaka et al. 1962) Tanah ini bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Tanah ini banyak dijumpai di daerah-daerah yang berada dekat gunung berapi. Tanah andosol mempunyai unsur hara yang cukup tinggi hasil dari abu vulkanik. Tanah ini sangat subur sehingga tanah jenis ini baik untuk ditanami. Selain unsur hara, tanah andosol memiliki kandungan zat-zat organik yang berada di lapisan tengah dan atas sementara pada bagian tanah sangat sedikit unsur hara dan zat organiknya. Selain itu, tanah ini mampu mengikat air dalam jumlah yang tinggi, kandungan karbonnya pun sangat tinggi dibandingkan tanah yang lain (Hardjowigeno 2003) B. Teknik Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) 1. Penyiapan Lahan Budidaya tanaman Pakcoy secara organik mengharuskan tanah terbebas dari kandungan kimia baik dari pupuk anorganik maupun kontaminasi dari lahan didekatnya. Ciri-ciri bahwa lahan tersebut siap digunakan untuk budidaya sayuran organik adalah di dalam tanah terdapat makhluk hidup seperti cacing yang dapat membantu menyuburkan tanah. Kegiatan persiapan lahan meliputi pengolahan tanah, pemupukan dasar, pembuatan bedengan, dan pemasangan mulsa plastik. Tanah yang akan diolah biasanya adalah tanah bekas tanaman lain yang sudah dipanen. Pengolahan tanah dengan mencangkul lahan seluas 200 m 2 sedalam 20-40 cm dengan menggunakan tenaga manusia. Tenaga manusia yang digunakan sebenarnya kurang efisien, karena akan membutuhkan waktu yang cukup lama dibanding dengan menggunakan tenaga mesin. Tenaga manusia mempunyai keunggulan lebih hemat biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan menggunakan tenaga mesin seperti traktor sehingga biaya dalam pengolahan dapat lebih ditekan. Pengolahan tanah dapat menciptakan

31 kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah berfungsi untuk memeperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya. Pengolahan tanah ini dilakukan hingga tidak ada lagi gumpalan-gumpalan tanah yang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar tanaman sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan. Masa penanaman sawi tergolong singkat sehingga sangat membutuhkan lahan yang gembur untuk menunjang pertumbuhan. Persiapan lahan membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu ± 20 hari. Gambar 1.1 Pengolahan Tanah Setelah pengolahan lahan selesai kemudian membuat bedengan setengah jadi dengan lebar bedengan 90 cm dan panjang bedengan 800 cm, serta jarak antar bedengan 50 cm. Tanah yang sudah diolah dan dibuat bedengan kemudian dibuat alur untuk pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan merupakan pupuk kandang sebanyak ±600 kg. Gambar 1.2 Pembuatan Bedengan

32 Pupuk yang diberikan saat pengolahan tanah sebagai pupuk dasar adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan. Selain mengandung unsur hara makro, pupuk ini juga mengandung unsur hara mikro bagi tanaman. Unsur makro tersebut adalah nitrogen, fosfor, kalium sedangkan unsur hara mikro yang berupa kalsium, magnesium, dan sulfur. Komposisi kandungan unsur hara pada pupuk kandang tergantung pada jenis ternak, usia dan kondisi ternak, jenis pakan, dan perlakuan/penyimpanan pupuk sebelum diterapkan. Pupuk kandang yang digunakan sebanyak 1 mobil pick up atau ± 600 kg. Pupuk kandang diaplikasikan dengan cara menaburkan diatas lahan yang telah dibuat alur. Pupuk diaplikasikan dengan cara disebar dilahan diatas alur yang telah dibuat. Setelah pupuk kandang diratakan kemudian baru ditutup dengan tanah, selanjutnya membuat bedengan sesungguhnya dengan lebar 80 cm, panjang 800 cm, dan tinggi 15 cm. Pembuatan bedengan selesai barulah ditutup dengan mulsa. Gambar 1.3 Pemberian Pupuk Organik Padat Dalam pemasangan mulsa dalam budidaya tanaman pakcoy merupakan hal penting untuk dilakukan. Pemberian mulsa ini bertujuan untuk melindungi permukaan tanah dari erosi, menjaga kelembaban dan struktur tanah, serta menghambat tumbuhnya gulma. Pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari, agar plastik memuai sehingga mudah untuk ditarik dan menutupi bedengan dengan rapat. Pemasangan mulsa haruslah tepat dilakukan lebih dari dua orang. Mulsa yang digunakan berukuran berukurang 120 cm dengan plastik berwarna perak dan hitam pada

33 dalamnya pada mulsa memiliki fungsi tersendiri warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari agar kondisi tanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan OPT (pathogen dan serangga). Bagian hitam berfungsi menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat. Mulsa yang telah dipasang kemudian dikancing dengan menggunakan pasak pencepit dari bambu dan dikaitkan di sisi-sisi bedengan agar mulsa tidak terlepas. Setelah mulsa dipasang kemudian dilubangi dengan alat pelubang berdiameter 10 cm dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Kegiatan pelubangan mulsa dilakukan seminggu sebelum penanaman. Tanah tidak dapat langsung ditanami karena tanah penutup pupuk pasti agak tebal pada waktu pertama kali, sehingga akar yang masuk ke dalam tanah tidak dapat langsung terkena pupuk tapi terkena tanah terlebih dahulu dan tanaman tidak dapat langsung menyerap nutrisi yang terkandung didalam pupuk tersebut. Penggunaan mulsa bertujuan untuk memelihara struktur tanah agar tetap gembur, menjaga kelembaban dan suhu tanah, mengurangi pencucian hara, dan menekan pertumbuhan gulma. Jika ditinjau dari sisi perlindungan tanaman, penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan perkembangan OPT. Gambar 1.4 Pemasangan Mulsa

34 Gambar 1.5 Pelubangan Mulsa 2. Pembibitan Perbanyakan tanaman Pakcoy dilakukan dengan menggunakan biji atau secara generatif. Benih Pakcoy diperoleh dengan membeli di toko pertanian, benih yang akan dibeli harus bersertifikat. Benih pakcoy green dipilih para petani karena selain jenisnya unggul benih pakcoy green mempunyai umur tanam yang cukup pendek. Benih pakcoy green juga mempunyai kelebihan dengan perawatan yang tidak terlalu sulit. Benih Pakcoy memiliki masa kadaluarsa yang tidak tahan lama benih Pakcoy yang kemasannya sudah dibuka memiliki masa kadaluarsa selama satu bulan. Pembibitan biasanya memerlukan waktu ±20 hari. Pembibitan dilakukan dengan cara menyebar benih pakcoy pada tempat pembenihan yang sudah diberi media. Setelah benih disebarkan kemudian ditutup dengan karung atau plastik selama 3 sampai 4 hari. Setelah itu benih sudah berkecambah kemudian benih yang sudah berkecambah setelah berumur 7 hari dipindahkan pada polybag kecil. Setiap polybag berisi satu tanaman saja lalu setelah tanaman pada polybag berumur 10 sampai 15 hari bibit siap untuk dipindahkan atau ditanam di lahan.

35 Gambar 1.6 Bibit Pakcoy 3. Penanaman Penanaman Pakcoy dapat dilakukan disemua musim baik musim hujan maupun musim kemarau dengan syarat tersedianya air agar kelembapan dapat terjaga. Kegiatan penanaman atau memindahkan bibit dari polybag pembibitan ke bedengan penanaman dilakukan pada sore hari agar benih tidak mati akibat panas sinar matahari dan bibit tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Penanaman dilakukan di bedengan penanaman dengan atap dan tanah yang telah diolah dan diberi pupuk dasar. Sebelum dilakukan penanaman bedengan yang telah siap dilubangi lalu siap ditanam. Bibit yang sudah berumur 2 minggu setelah semai berarti siap untuk dipindahkan. Penanaman bibit dilakukan dengan memasukkan bibit ke dalam lubang tanam secara tegak kemudian tanah sedikit dipadatkan ke arah akar. Penanaman bibit Pakcoy tidak memerlukan perlakuan khusus yang penting adalah bibit dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah tumbang. Setiap satu lubang tanam hanya bisa diisi oleh satu tanaman. Gambar 1.7 Penaman Bibit Pakcoy

36 4. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman sangat diperlukan dalam budidaya tanaman Pakcoy secara organik. Hasil yang optimal hanya akan diperoleh apabila pemeliharaan tanaman dilakukan secara baik. Kegiatan pemeliharaan bertujuan menjaga kondisi lingkungan maupun tanaman agar dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Tindakan pemeliharaan tanaman Pakcoy secara organik meliputi penyiraman, penyulaman, pemupukan susulan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Berikut adalah tahapan dalam pemeliharaan tanaman pakcoy : a. Penyiraman Air adalah faktor yang sangat penting untuk tanaman. Air berfungsi sebagai sarana transportasi unsure hara yang digunakan untuk proses fotosintensis dan berperan melarutkan unsure hara dalam tanah. Sejak tanaman dipembibitan hingga tumbuh dewasa, air selalu dibutuhkan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor plastik yang memiliki lubang kecil untuk tanaman muda dan untuk tanaman yang sudah besar. Penyiraman dilakukan dengan air secukupnya sampai membasahi tanah dan daun-daun Pakcoy. Intensitas penyiraman tanaman pakcoy saat musim kemarau yaitu dilaksanakan satu hari sekali namun apabila tanah cepat kering maka dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Jarak antara bedengan satu dengan yang lainnya berfungsi sebagai parit yang dapat mencegah tergenangnya air saat proses penyiraman.

37 Gambar 1.8 Penyiraman b. Penyulaman Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang tidak tumbuh baik atau mati dengan tanaman baru. Kegiatan ini bertujuan agar produksi tanaman yang diharapkan tidak terganggu. Bibit untuk menyulam berasal dari bibit sisa yang ada di bedengan persemaian yang sama dengan tanaman lama atau bibit di persemaian lain yang mempunyai umur yang sama. Cara penyulaman sama dengan cara penamanan bibit pada awal penanaman. Tanaman yang mati dicabut atau dibuang lubang penamanan dilubangi kembali kemudian bibit tanamana yang baru ditanam sebagai tanaman pengganti langkah terakhir adalah menyiram tanaman baru hasil penyulaman tersebut. Gambar 1.9 Penyulaman c. Pemupukan Tanah idealnya menyediakan unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman, namun apabila unsur hara terus menerus diserap oleh tanaman tanpa ada pembaharuan atau penambahan unsur hara

38 maka tanah akan menjadi miskin unsur hara. Oleh karena itu, pemupukan susulan sangat diperlukan. Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Unsur hara yang penting untuk tanaman adalah N, P, K dan Ca. Pada setiap pemupukan dilakukan hanya dengan pupuk organik padat sebelum tanam dan pupuk organik cair setiap satu minggu sekali selama masa tanam berlangsung. Pupuk sususlan yang digunakan adalah pupuk cair hasil fermentasi sendiri. Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan menggunakan gembor dan disiramkan ke tanaman secara biasa. Pemupukan susulan pada tanaman pakcoy dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair yang sering disebut dengan POWER. Power diberikan pada tanaman pakcoy dengan selang waktu seminggu sekali pada umur 7 HST, 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, dan 42 HST dengan takaran setiap 5 tutup botol (sekitar 10 cc/ tutup botol) dilarutkan pada tangki (sekitar 16 liter). Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan menyemprotkan pupuk lewat atas daun apabila tanaman masih kecil, dan lewat bawah daun apabila tanaman sudah besar. Penyemprotan dilakukan lewat bawah daun karena terdapat stomata lebih banyak, dengan demikian akan mudah diserap oleh tanaman. Pemupukan dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-10.00 atau siang hari pada pukul 14.00-15.00 karena pada waktu inilah stomata akan terbuka secara maksimal. Jika waktu siang terik matahari maka stomata akan menutup.power merupakan pupuk organik cair yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti : 1) Air Kelapa Air kelapa berfungsi sebagai sumber ZPT karena air kelapa banyak mengandung ZPT yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Analisis Hormon menunjukkan bahwa dalam air kelapa terdapat giberelin (0,247 ppm GA3, 0,255 ppm GA5, 0,053 ppm GA7)

39 sitokinin (0,441 ppm kinetin, 0,247 zeatin) dan auksin (0,053 ppm IAA). 2) Tetes Tebu Tetes tebu berfungsi sebagai media tumbuh bagi bakteri yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman. Media tumbuh bakteri yang terkandung dalam tetes tebu adalah molasses atau gula yang baik bagi pertumbuhan bakteri. 3) Nanas Campuran nanas dalam pembuatan power berfungsi sebagai penguat jaringan karena nanas kaya akan selulosa. Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan 8 (1-) unit D-Glukosa. Selulosa adalah karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen penyusun kayu. Selulosa, pektin, dan protein merupakan salah satu serat panjang yang membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman. 4) Tauge Pemberian tauge dalam pembuatan power berfungsi sebagai sumber enzim perangsang tumbuh karena didalam tauge banyak mengandung auksin. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel dibelakang meristem ujung. 5) Rumput Laut Rumput laut merupakan bahan pembuat power yang mempunyai kandungan unsur mikro dan makro. Rumput laut memiliki kandungan nutrisi mikro cukup lengkap dengan kadar cukup tinggi. POC berbahan mentah rumput laut, selain memiliki kandungan unsur K (Kalium) yang tinggi, sangat efektif untuk menutupi kekurangan nutrisi mikro pada tanaman dengan cepat.

40 Rumput laut juga mengandung unsur makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. 6) Cincau Cincau adalah salah satu bahan pembuatan power yang berfungsi sebagai sumber Nitrogen karena didalam cincau banyak mengandung klorofil. 7) Tempe Pemberian tempe pada power berfungsi sebagai sumber jamur antagonis. Tempe banyak mengandung saccaromices yang sangat berguna untuk mengurai bahan organik. Langkah-langkah dalam pembuatan power tersebut antara lain adalah siapkan 400 liter air kelapa, tetes tebu 400 liter, nanas 100 buah, tauge 10kg, rumput laut 2,5kg, cincau 2,5kg, tempe 20kg. Campur tetes tebu dengan air kelapa dengan perbandingan masing masing 1:1. Rebus rumput laut kering sehingga menjadi mengembang. Mengupas kulit nanas yang sudah matang tersebut kemudian mencampurkan nanas tersebut dengan rumput laut yang sudah mengembang, cincau, dan tempe. Bahan bahan tersebut sebelum dicampurkan dipotong-potong menjadi kecil kecil. Nanas, tauge, tempe, cincau, dan rumput laut diblender satu persatu dengan pelarut air kelapa. Bahan-bahan yang sudah diblender tersebut kemudian dicampurkan dalam satu wadah. Mencampurkan air kelapa dan tetes tebu kemudian dimasukkan kedalam tong atau drum kemudian dicampurkan sedikit demi sedikit dengan hasil blenderan bahan bahan tadi dengan cara diaduk secara terus menerus setelah merata menutup tong tersebut kemudian didiamkan minimal 1 minggu hingga siap untuk digunakan. Fungsi penggunaan power diantaranya adalah sebagai pupuk lanjutan atau pupuk susulan. Power juga dapat digunakan sebagai ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) untuk tanaman. Selain untuk pupuk susulan dan ZPT, power juga dapat berfungsi sebagai fermentor yaitu untuk

41 membantu mempercepat fermentasi. Pemberian pupuk organik jika dilakukan secara terus-menerus, kualitas tanah akan menjadi jauh berkualitas. Pupuk organik mempunyai manfaat untuk menambah kesuburan tanah, memperbaiki struktur fisika dan kimia tanah sehingga akar lebih mudah menyerap unsur hara selain itu pupuk organik juga tidak merugikan kesehatan dan mencemari lingkungan. Namun, ada beberapa kelemahan dari pemakaian pupuk organik yaitu respon tanaman lebih lambat, kandungan unsur hara lebih sedikit sehingga jumlah pupuk yang digunakan lebih banyak. Pupuk organik cair atau power merupakan pupuk yang dibuat sendiri oleh gabungan kelompok tani Tranggulasi yang menerapkan pertanian organik di Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) ini dibuat secara swadaya dengan memanfaatkan bahanbahan yang terdapat disekitar sehingga harganya tidak terlalu mahal. POC ini tidak dijual di pasaran dan hanya digunakan oleh kalangan sendiri yang termasuk dalam gabungan kelompok tani Tranggulasi yaitu terdiri dari 4 dusun seperti Tekelan, Selo Nduwur, Madu, Ngringin dan Taruna Tani. Gabungan kelompok tani di Tranggulasi menjalin kerjasama dengan pihak pihak lain, antara lain PPL dan IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia) yang semuanya mendukung program sayuran organik. Gambar 1.10 Pupuk Organik Cair

42 Gambar 1.11 Penambahan Air pada Pupuk Organik Cair Gambar 1.12 Pengapikasian Pupuk Organik Cair pada Tanaman d. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tanaman budidaya dan pada tingkat populasi tertentu menimbulkan kerugian. Oleh karena itu perlindungan tanaman sangat penting dilakukan sebagai upaya mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh OPT. OPT yang biasa mengganggu tanaman dapat berupa gulma, hama dan penyakit. Pengendalian OPT terutama hama yang dilakukan secara mekanis dan kimia. Pengendalian secara mekanis adalah mematikan secara langsung baik dengan mengunakan alat atau tangan langsung, hal ini biasa dilakukan saat kita menemukan hama ditanaman makan kita bias mengambil dan membunuhnya. Pengendalian secara kimia adalah pengendalian hamamenggunakan bahan kimia, namun bahan kimia yang digunakan disini adalah pestisida organik.pencegahan hama juga

43 merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk memelihara kualitas pakcoy yang anda budidayakan. Adapun hama yang bisa menyerang tanaman pakcoy antara lain adalah ulat, siput, dan lalat daun. Sementara jenis penyakit yang biasa menyerang tanaman ini antara lain adalah serangan jamur, busuk daun, akar garda dan bakteri. Pemberantasan hamadan penyakit dapat dilakukan dengan memberikan pestisida dan menjaga kebersihan lahan secara berkala. Gambar 1.13 Pengendalian dengan Pestisida Organik Hama dan penyakit yang dijumpai menyerang tanaman pakcoy diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Ulat Grayak (Spodoptera litura) Hama ulat grayak sangat dikenal oleh para petani, karena ulat grayak dijumpai menyerang hampir seluruh jenis tanaman sayuran. Ulat muda berwarna kehijuan dan berbintik-bitik hitam. Sedangkan ulat dewasanya berwarna kecoklatan atau abu-abu gelap dan berbintik-bintik hitam serta bergaris-garis keputihan. Pada siang hari ulat ini bersembunyi di dalam tanah dan pada malam hari ulat keluar dari dalam tanah dan menyerang tanaman. Ulat grayak memakan daun. Tanaman pakcoy yang terserang daunnya berlubang-lubang, kemudian daun menjadi robek-robek atau terpotong-potong. Serangan berat menyebabkan daun tinggal tulang-tulangnya saja. Pencegahan dan pengendalian ulat grayak dapat dilakukan dengan cara-cara sanitasi kebun, yaitu membersihkan rumput dan gulma maupun sisa-sisa tanaman mati,

44 lalu membakarnya kemudian memangkas daun yang ada ulatnya, memungut ulat lalu membunuhnya, menyemprot dengan insektisida. Gambar 1.14 Serangan Ulat Grayak 2) Siput atau keong Hama siput banyak ditemukan pada tempat yang mempunyai kelembaban. Siput memiliki tipe alat mulut menggigit-mengunyah atau mandibulata. Daun yang termakan oleh siput akan sobek dan terdapat lender, karena siput mengeluarkan lender jika ia berjalan. Tanaman pakcoy yang diserang siput daunnya akan rusak yang berupa sobekan atau berlubangnya daun dan rusaknya daun dari tepi. Penanganan hama siput hanya dapat dilakukan secara manual yaitu dengan diambil satu persatu. Biasanya siput akan menyerang tanaman pakcoy pada saat tanaman sudah tua atau siap panen. Gambar 1.15 Hama Siput 3) Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae).

45 Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi hari kondisi tanaman segar. Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit ini akan terhambat. Apabila tanaman dicabut, akan tampak benjolanbenjolan besar seperti kanker di perakarannya. Jika tingkat serangannya sudah parah, tanaman sama sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan : a) menghindari menanam di lahan bekas tanaman pakcoy (brokoli, bunga kol, kol, pakcoy, dan kailan) yang terindikasi serangan penyakit ini; b) melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab penyakit ini; c) penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikkan ph tanah). Gambar 1.16 Daun Layu Penyebab Gambar 1.17 Akar Gada Akar Gada 5. Panen Pakcoy yang ditanam di lahan produksi yaitu Pakcoy yang memiliki umur panen 25-30 hari setelah tanam. Pakcoy adalah sayuran yang diambil

46 batang dan daunnya untuk dikonsumsi, sehingga untuk pakcoy yang dipanen mempunyai kriteria. Kriteria Pakcoy yang siap panen adalah Pakcoy yang tunas barunya masih baik, daunnya masih baik dan tidak terserang hama. Pemanenan pakcoybisa dilakukan setiap hari sekali atau pemanenannya secara serentak dalam sekali panen.hal ini juga dilakukan sesuai permintaan kebutuhan di pasar namun tanaman pakcoy sangat baik dilakukan pada pagi hari. Saat pemanenan tanaman pakcoy tidak ada teknik khusus cara pemanenan pakcoy yaitu mempotong tangkai dari daun tanaman. Hasil panen pakcoy tersebut dimasukkan ke dalam wadah atau krat untuk selanjutnya ditimbang dan pasarkan ke pasar tradisional atau pengepul. Gambar 1.18 Pakcoy Siap Panen Gambar 1.19 Pemanenan Tanaman Pakcoy

47 Gambar 1.20 Hasil Panen Tanaman Pakcoy 6. Pasca Panen Sayuran daun tidak dapat bertahan lama setelah dipanen, sehingga penanganan pasca panen sangat diperlukan. Penanganan pasca panen yang tepat juga menetukan kualitas produk yang dihasilkan. Beberapa langkah yang biasanya ada di penanganan pasca panen adalah sortasi, grading, pencucian, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan. Penanganan pasca panen dilahan meliputi membuang 2-3 helai daun terbawah yang rusak dan tua atau terkena serangan OPT. Setelah itu sayuran hasil panen ditempatkan didalam kerajang lalu dibawa kebagian pengemasan. Dibagian pengemasan ada langkah penanganan pasca panen dilakukan yaitu penyortiran, penimbangan, pengemasan,penyimpanan, dan pengangkutan. Sortasi adalah kegiatan memisahkan Pakcoy yang baik dan yang kurang baik. Pengertian baik adalah yang tidak mengalami kebusukan atau kerusakan fisik karena serangan OPT. Proses sortasi yang dilakukan adalah menghilangkan daun-daun yang tidak sesuai dengan standar pemesanan. Daun yang tidak sesuai standar pemesanan yaitu daun yang memiliki lubang terlalu banyak, terdapat bercak daun dan daun yang sudah terlalu tua. Kriteria pakcoy yang sesuai standar yaitu yang terlihat segar, daunnya lebar dan tidak terdapat kerusakan.

48 C. Hasil Penelitian Perbandingan hasil kali ini saya menggunakan dua metode. Dua metode yaitu budidaya dengan perlakuan pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Organik Cair. Dalam perbandingan kali ini saya mengambil sampel 13 bedengan dengan perlakuan dengan pupuk kandang dan pupuk organik cair dan 1 bedeng dengan perlakuan pupuk kandang. Berdasarkan kedua sampel tersebut dapat diperoleh perbandingan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Pakcoy (cm) Perlakuan Minggu ke Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Rata Rata Pupuk Cair 1 5 4 5 4.6 dan Pupuk 2 8.2 6 7 7.1 Kandang 3 14 13.5 14 13.8 Pupuk Kandang Sumber: Hasil Pengamatan 4 20 18 19.5 19.2 1 3 4 3.5 3.5 2 7 7.5 7.1 7.2 3 13 14 13.5 13.5 4 16.5 18 16.8 17.1 Budidaya tanaman pakcoy dengan perlakuan pupuk kandang maupun perlakuan pupuk kandang dan pupuk cair memiliki pertumbuhan yang sangat berbeda. Perlakuan dengan pupuk kandang dan pupuk organik cair memiliki pertumbuhan yang cukup pesat. Perbedaan dari kedua perbandingan tersebut dapat dilihat dari rata rata ketinggian pada minggu ke 4. Tanaman pakcoy yang mengalami perlakuan dengan pupuk cair dan pupuk kandang memiliki rata rata ketinggian 19.2 cm, sedangkan tanaman pakcoy yang hanya diberikan perlakuan pupuk kandang memiliki ketinggian rata rata 17.1 cm. Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Daun Pakcoy Perlakuan Minggu ke Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Rata Rata Pupuk 1 4 6 3 4.3 Cair dan 2 7 7 6 6.6 Pupuk 3 8 9 7 8 Kandang 4 11 13 10 11.3 Pupuk Kandang 1 3 4 3 3.3 2 5 5 4 4.6 3 7 8 6 7 4 9 10 9 9.3

49 Sumber: Hasil Pengamatan Budidaya tanaman pakcoy dengan perlakuan pupuk kandang maupun pupuk kandang dan pupuk organik cair memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Pada minggu ke 4, tanaman pakcoy yang diberikan perlakuan dengan pupuk cair dan pupuk kandang memiliki rata rata jumlah daun sebanyak 11.3 helai, sedangkan tanaman pakcoy yang hanya diberikan perlakuan pupuk kandang memiliki rata rata daun sebanyak 9.3 helai. D. Analisis Usaha Tani Pakcoy (Brassica rapa L.) Analisis usaha tani pakcoy merupakan salah satu analisis dalam melakukan penanaman secara intensif. Analisis usaha tani seluas 200 m 2 selama satu musim tanam (50-70 hari) dengan 1 kali panen, informasi terkait usaha budidaya pakcoy adalah sebaagai berikut: Lahan yang diperlukan = 200 m 2 Jarak tanam = 30 cm x 30 cm Populasi tanaman = ±1700 tanaman

50 1. Analisis Usaha Tani Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Perlakuan Pupuk Kandang dan Pupuk Organik Cair a. Biaya Tetap Tabel 4.3 Biaya Tetap Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Biaya Umur Penyusutan Ekonomis Setiap (Bulan) Panen/ 1 Bulan (Rp) 1 Sewa Lahan 200 m 2 Meter 200.000-200.000 2 Penyusutan Peralatan : a. Cangkul 1 Buah 150.000 150.000 180 1.666 b. Gembor 1 Buah 25.000 25.000 60 833 c. Alat Buah 48 Pelubang 1 15.000 15.000 625 Mulsa d. Mulsa 6 Kg 30.000 180.000 12 30.000 e. Pengikat 24 3 Meter 20.000 60.000 mulsa 5.000 f. Ember 1 Buah 15.000 15.000 48 625 TOTAL BIAYA TETAP 238.749 Sumber : Data primer

51 b. Biaya Variabel Tabel 4.4 Biaya Variabel Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) 1 Benih 1 Pack 20.000 20.000 2 Pemupukan: a. Power/ Pupuk Organik Cair 0,5 Liter 30.000 15.000 b. Pupuk Kandang 1 Kol 250.000 250.000 c. Pestisida Organik 1 Liter 25.000 25.000 3 Tenaga Kerja a. Pengolahan Lahan 1 Orang 40.000 40.000 b. Pembuatan Bedengan, Pemasangan Mulsa dan 2 Orang 30.000 60.000 Pemberian Pupuk c. Persemaian 1 Orang 30.000 30.000 d. Penanaman 2 Orang 30.000 60.000 e. Pemupukan Pupuk Cair 3x 1 Orang 20.000 60.000 f. Panen dan Penanganan Pasca Panen g. BBM 1 18 Orang Liter 20.000 6.650 20.000 119.700 TOTAL BIAYA VARIABEL 699.700 Sumber : Data primer

52 c. Total Biaya Produksi Tabel 4.5 Total Biaya Produksi Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Total Biaya Tetap 238.749 2 Total Biaya Variabel 699.700 Total Biaya Produksi 938.449 Sumber : Data Primer. d. Hasil Penjualan Tabel 4.6 Hasil Penjualan Budidaya Pakcoy (Brassica rapal.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Hasil/200 m² Harga (Rp) Total (Rp) 1 Pakcoy (kg) 295 kg 3.500 1.032.500 Total Penerimaan 1.032.500 Sumber: Data Primer. b. Analisis Rugi Laba Tabel 4.7 Analisis Rugi Laba Budidaya Pakcoy (Brassica rapal.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Jenis Biaya Jumlah (Rp) Total Penerimaan 1.032.500 Biaya Produksi 938.449 Total Pendapatan (Total Penerimaan Biaya Produksi ) 94.051 c. Perhitungan Analisis Usaha 1) Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 238.749,- + Rp 699.700,- = Rp 938.449,- 2) Penerimaan = Harga per kg x Produksi pakcoy per 200m 2 = Rp 3.500 x 295 kg = Rp 1.032.500,-

53 3) Keuntungan = Penerimaan Total Biaya = Rp 1.032.500,- Rp 938.449,- = Rp 94.051,- 4) R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha dengan melihat keuntungan yang diperoleh. Semakin besar R/C Ratio maka semakin besar keuntungan yang diterima. R/C Ratio = Penerimaan Total Biaya = 1.032.500 938.449 = 1,1 (R/C Ratio >1 = layak) Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa R/C Ratio lebih dari 1, artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan. R/C Ratio 1,1 berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,1. Dengan kata lain, hasil penjualan pakcoy mencapai 110 % dari modal yang digunakan. Apabila R/C Ratio kurang dari 1, artinya usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Pada dasarnya semakin tinggi nilai R/C Ratio semakin baik juga hasil yang didapat, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas 5) B/C ratio (Benefit cost ratio) B/C Ratio = Keuntungan Total Biaya Produksi = 94.051 938.449 = 0,1 B/C ratio diperoleh 0,1 hal ini menunjukkan setiap pengeluaran Rp 100,- maka didapat pengembalian sebesar Rp. 10. 6) BEP Produksi = Total Biaya Harga Jual

54 = 938.449 3.500 = 268,1 kg Artinya petani perlu menjual 268,1 kg Pakcoy agar terjadi break event point. Pada penjualan pakcoy ke 268,1 kg, maka petani mulai mendapatkan keuntungan. 7) BEP Harga = Total Biaya Total Produksi = 938.449 295 = Rp 3.181,- Artinya petani akan mengalami Break Event Point Harga ketika penjualan pakcoy serendah mungkin dengan harga Rp 3.181/kg.

55 2. Analisis Usaha Tani Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat a. Biaya Tetap Tabel 4.8 Biaya Tetap Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Biaya Umur Penyusutan Ekonomis Setiap (Bulan) Panen/ 1 Bulan (Rp) 1 Sewa Lahan 14,3 m 2 Meter 14.500-14.500 2 Penyusutan Peralatan : a. Cangkul 1 Buah 150.000 150.000 180 1.666 b. Gembor 1 Buah 25.000 25.000 60 833 c. Alat Pelubang 1 Buah 15.000 15.000 48 625 Mulsa d. Mulsa 0,43 Kg 30.000 12.900 12 2.150 e. Pengikat 24 0,22 Meter 20.000 4.285 mulsa 357 f. Ember 1 Buah 15.000 15.000 48 625 TOTAL BIAYA TETAP 20.756 Sumber : Data primer.

56 b. Biaya Variabel Tabel 4.9 Biaya Variabel Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) 1 Benih 1/14 Pack 2.700 2.700 2 Tenaga Kerja a. Pengolahan Lahan 1 Orang 4.000 4.000 b. Pembuatan Bedengan, Pemasangan Mulsa dan 2 Orang 4.000 8.000 Pemberian Pupuk c. Persemaian 1 Orang 4.000 4.000 d. Penanaman 1 Orang 4.000 4.000 3 e. Panen dan Penanganan Pasca Panen Pupuk kandang 1 1 Orang Bedeng 4.000 17.857 4.000 17.857 TOTAL BIAYA VARIABEL 44.557 Sumber : Data primer. c. Total Biaya Produksi Tabel 4.10 Total Biaya Produksi Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Total Biaya Tetap 20.756 2 Total Biaya Variabel 44.557 Total Biaya Produksi 65.313 Sumber : Data Primer.

57 d. Hasil Penjualan Tabel 4.11 Hasil Penjualan Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Hasil/200 m² Harga (Rp) Total (Rp) 1 Pakcoy (kg) 23 kg 3.500 80.500 Total Penerimaan 80.500 Sumber: Data Primer. e. Analisis Rugi Laba Tabel 4.12 Analisis Rugi Laba Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat Jenis Biaya Jumlah (Rp) Total Penerimaan 80.500 Biaya Produksi 65.313 Total Pendapatan (Total Penerimaan Biaya Produksi ) 15.187 Sumber: Data Primer. f. Perhitungan Analisis Usaha 1) R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha dengan melihat keuntungan yang diperoleh. Semakin besar R/C Ratio maka semakin besar keuntungan yang diterima. R/C Ratio = Penerimaan Total Biaya = 80.500 65.313 = 1,2 (R/C Ratio <1 = tidak layak) Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa R/C Ratio kurang dari 1, artinya usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. R/C Ratio 1,2 berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan

58 memberikan penerimaan sebesar Rp 1,2. Kata lain, hasil penjualan pakcoy mencapai 120 % dari modal yang digunakan. 2) B/C ratio (Benefit cost ratio) B/C Ratio = Keuntungan Total Biaya Produksi = 15.187 65.313 = 0,2 B/C ratio diperoleh 0,2 hal ini menunjukkan setiap pengeluaran Rp 1,- maka didapat pengembalian sebesar Rp 0,2. 3) BEP Produksi = Total Biaya Harga Jual = 65.313 3500 = 18,6 kg Artinya petani perlu menjual 18,6 kg pakcoy agar terjadi break event point. Pada penjualan pakcoy ke 18,6 kg, maka petani mulai mendapatkan keuntungan. 4) BEP Harga Grade A = Total Biaya Total Produksi = 65.313 23 = Rp 2.839,00 Artinya petani akan mengalami Break Event Point Harga ketika penjualan pakcoy serendah mungkin dengan harga Rp 2.839,00/kg.