IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lingkungan Penanaman Topografi lokasi penanaman mempunyai ketinggian 1232 mdpl, sedangkan untuk suhu udara pada waktu siang (24 30 C) dan malam (16-22 C) dan jenis tanah latosol (15%) dan andosol (85%) sangat cocok untuk produksi tanaman sayuran hortikultura, seperti sayur selada, bunga kol, lobak, buncis, sawi, pakcoy, wortel, kubis dll Luas lahan untuk membudidayakan tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah 200 m 2 dengan jenis tanah andosol. Tanah andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silica, alumina atau hidroksida besi. Karakteristik tanah andosol biasanya lebih gembur berwarna coklat. Tanah andosol biasanya tidak akan menjadi lumpur ketika terkena air. Tanah andosol biasanya tanah yang mudah ditanami oleh berbagai macam jenis sayuran. Tanah andosol terasa berminyak karena mengandung bahan organik antara 8% sampai 30% dengan ph 4,5-6. Kapasitas tukar kation pada tanah andosol sekitar me /100g. Kandungan C dan N tinggi tetapi rasio C/N rendah, kandungan kalium (K) sedang, kandungan fosfor (P) rendah, berat jenis kurang dari 0,85%, pada kapasitas lapang kelembaban tanah lebih 15%. B. Teknik Budidaya Tanaman Pakchoy Teknis budidaya tanaman pakcoy secara organik adalah sebagai berikut : 1. Pengadaan benih Pengadaan benih untuk budidaya pakchoy menggunakan benih yang di dapatkan dari toko pertanian. Benih yang digunakan yaitu benih dengan merk Febiola sedangkan harga benih selada per pack adalah Rp ,-. Benih yang dibutuhkan untuk melakukan penanaman pakchoy dengan luas lahan 200 m 2 adalah 1 pack yang berisi kurang lebih 4000 benih pakchoy. Benih Febiola berwarna merah dengan ukuran benih

2 14 sangat kecil. Pemilihan benih yang digunakan untuk bahan tanam sangat penting dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Gambar 4.1 Benih Pakcoy Febiola 2. Persemaian Persemaian merupakan media untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap tanam di lapangan. Benih yang berkualitas apabila diproses dengan teknik persemaian yang sesuai, akan menghasilkan bibit yang bagus dan unggul. Tujuannya persemaian adalah untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan, untuk melindungi tanaman dari cuaca atau gangguan tanaman lainya. Beberapa manfaat penyemaian benih adalah memudahkan penanaman dan perawatan benih. Memberikan perlindungan terhadap benih dan bibit dari sinar matahari, hujan deras, angin kencang serta gangguan binatang. Membantu bibit tanaman tumbuh lebih sehat karena tersedianya tanah yang sehat dan unsur hara yang cukup Proses persemaian memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan, maka dari itu diperlukan tempat penyemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat penyemaian memerlukan naungan yang diberi atap dan terdapat atap yang miring, agar mendapatkan sinar matahari yang cukup sesuai kondisi tanaman yang masih rentan.

3 15 Gambar 4.2 Tempat Penyemaian Media tanam yang digunakan untuk melakukan persemaian perlu mendapatkan perhatian agar akar pertanaman mudah tumbuh. Media tanam penyemaian harus terjamin dari segi ketersediaan nutrisi dan mempunyai struktur yang baik. Tingkat kelembaban media penyemaian juga harus dijaga, harus relatif lebih tinggi dari kelembaban lahan karena untuk suplai air yang digunakan pertumbuhan bibit. Gambar 4.3 Pengayakan Tanah Gambar 4.4 Pupuk Bokashi Gambar 4.5 Pembuatan Alur Gambar 4.6 Penanaman Benih Pada Media Tanam Media Penyemaian Media penyemaian yang digunakan adalah tanah yang sudah diayak dan pupuk organik yaitu pupuk bokashi yang berasal dari limbah padat kotoran sapi yang dicampur menjadi satu dengan perbandingan 2 : 1. Setelah itu, pada media dibuat alur lubang tanam memanjang secara rapi dengan jarak antar alur 5 cm. Kemudian, benih di tabur satu persatu dengan rapi sesuai dengan alur yang dibuat dan ditutup tipis dengan

4 16 tanah. Setiap dua hari sekali pada sore hari dilakukan penyiraman pada benih agar tingkat kelembaban terjaga. Bibit sudah mulai berkecambah pada hari ketiga setelah penyemaian, kemudian bibit yang sudah cukup besar dilakukan penyapihan atau kegiatan pemindahan bibit kedalam polybag yang sudah berisi media dan ditaruh dikotak penyemaian. Bibit siap dipindah ke polybag setelah berumur 15 hari. Media polybag adalah tanah dan pupuk bokashi dengan perbandingan 2 : 1 dimana unsur hara pupuk sudah cukup untuk pertumbuhan sebelum tanam dilahan. Pemindahan bibit ke polybag harus hati-hati agar perakaran tidak rusak. Setiap dua hari sekali pada sore hari bibit dipolybag juga harus disiram agar tumbuh optimal. 3. Pengolahan Lahan Pengolahan lahan merupakan kegiatan yang penting dilakukan sebelum lahan digunakan untuk melakukan penanaman. Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, membuang gas-gas beracun dalam tanah, membersihkan tanah dari gulma atau sisa tanaman yang dibudidayakan sebelumnya, membersihkan tanah dari batu atau benda-benda yang dapat menggangu pertumbuhan akar tanaman. Jenis tanah andosol sebagai media pertumbuhan pembudidayaan sayuran. Tanah andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silica, alumina atau hidroksida besi. Karakteristik tanah andosol biasanya lebih gembur berwarna coklat. Tanah andosol biasanya tidak akan menjadi lumpur ketika terkena air. Tanah andosol biasanya tanah yang mudah ditanami oleh berbagai macam jenis sayuran. Tanah andosol terasa berminyak karena mengandung bahan organik antara 8% sampai 30% dengan ph 4,5-6. Kapasitas tukar kation pada tanah andosol sekitar me /100g.Kandungan C dan N tinggi tetapi rasio C/N rendah, kandungan kalium (K) sedang, kandungan fosfor (P) rendah, berat jenis kurang dari 0,85%, pada kapasitas lapang kelembaban tanah lebih 15%.

5 17 Lahan sebelum diolah sebaiknya dilakukan sanitasi lahan. Sanitasi lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma dan membersihkan lahan dari bebatuan. Pengolahan lahan dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan cangkul. Lahan sebelum digunakan untuk penanaman dilakukan penggemburan tanah. Cara penggemburan tanah dengan cara tanah yang berada dibagian atas dibenamkan dengan kedalaman 30 cm kemudian tanah yang berada di bagian bawah diletakkan diatas atau dengan membalik tanah, selain itu saat pengolahan lahan jika masih terdapat akar tanaman atau sisa gulma yang masih tertinggal sebaiknya gulma tersebut juga diambil. Gambar 4.7 Penggemburan tanah 4. Pembuatan Bedengan Lahan yang sudah gembur kemudian dibuat bedengan dapat dilihat pada gambar 8, dengan lebar bedengan 80 cm, panjang bedengan 10 m, kemudian untuk tinggi bedengan sekitar 30 cm, lebar selokan yang berada di samping kanan dan kiri bedengan sekitar 30 cm. Gambar 4.8 Pembuatan bedengan Pemberian pupuk bokashi dilakukan sebelum pembuatan bedengan. Cara pengaplikasian pupuk bokashi dengan cara dengan cara penaburan

6 18 bokasi pada bedengan yang belum dibuat dengan dosis 7 kg/ bedengan yang dilakukan sebelum pembuatan bedengan cara penaburan dengan membuat alur pada tanah kemudian pupuk bokashi ditaburkan pada alur tersebut, setelah itu bokashi ditutupi tanah. Pemberian pupuk dengan metode ini pupuk yang diberikan merata ke seluruh bedengan. Pupuk bokashi sebanyak 7 kg sudah memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman selama pertumbuhan dilahan. Gambar 4.9 Pemberian pupuk bokashi 5. Pemasangan Mulsa Pemberian bokashi yang telah selesai dilanjutkan dengan pembuatan bedengan. Tanah yang sudah dibuat bedengan kemudian permukaan bedengan dirapikan atau diratakan kemudian melakukan pemasangan mulsa plastik hitam perak, dalam pemasangan mulsa plastik yang perlu di perhatikan adalah pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari karena pada siang hari terdapat terik matahari sehingga plastik yang dipasang mudah memuai dan terlihat lebih rapi. Cara pemasangan mulsa dengan cara mulsa di hamparkan di atas bedengan kemudian pada pojok kanan dan kiri mulsa dijepit, setelah semua pojok terjepit dilanjutkan dengan menjepit sisi kanan dan kiri mulsa. Penjepit mulsa menggunakan sujen/ bambu kecil yang ditipiskan dan dipotong kecil dengan ukuran panjang sujen kurang lebih 25 cm.

7 19 Gambar 4.10 Merapikan bedengan Gambar 4.11 Pengikatan mulsa pada pojok mulsa Gambar 4.12 Pengikatan mulsa Gambar 4.13 Sujen bagian samping Pemasangan mulsa plastik hitam perak bertujuan untuk mengurangi populasi gulma, warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat, akibatnya perkembangan akar akan optimal. Mulsa hitam perak tepat penggunaanya untuk budidaya pakchoy, selain itu juga ada mulsa jenis lain seperti bening, putih, perak, hitam, merah dan biru. 6. Pembuatan Lubang Tanam Mulsa yang telah terpasang di seluruh bedengan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pembuatan lubang mulsa menggunakan alat pelubang mulsa yang terbuat dari baja, didalam alat tersebut terdapat arang yang sebelumnya telah dinyalakan terlebih dahulu sehingga arang berubah menjadi bara api. Bara api berfungsi sebagai pemanas alat pelubang mulsa agar saat alat tersebut di gunakan plastik mulsa mudah

8 20 robek, setelah pembuatan lubang mulsa dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam biasanya menggunakan tugal dengan kedalaman 5-7 cm. Gambar 4.14 Alat pelubang mulsa Gambar 4.15 Pengukuran jarak lubang tanam Gambar 4.16 Pelubangan mulsa 7. Penanaman Penanaman merupakan kegiatan pemindahan bibit dari persemaian ke lahan pertanaman. Penanaman selada menggunakan bibit dari hasil persemaian, bibit yang siap tanam mempunyai ciri-ciri yaitu, bibit sudah cukup umur bibit selada siap tanam berumur sekitar 30 hari, selain itu bibit mempunyai 3-5 helai daun, subur, terlihat segar dan tumbuh tegak. Jarak tanam yang digunakan untuk melakukan penanaman pada budidaya tanaman selada adalah 20 cm x 20 cm. Hal lain yang perlu di perhatikan adalah bibit yang akan ditanam sebaiknya dilakukan penyiraman terlebih dahulu agar media tanam mudah dikeluarkan, media tanam tidak rusak dan perakaran tidak putus.

9 21 Bibit ditanam dalam lubang tanam yang telah dibuat, setiap lubang tanam diisi satu bibit, lalu ditutup kembali dengan tanah. Waktu penanaman yang baik sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul karena pada jam tersebut intensitas cahaya matahari masih rendah, sehingga kemungkinan benih untuk beradaptasi dan tumbuh akan lebih baik. Bibit yang ditanam lebih dari jam tersebut intensitas matahari akan tinggi sehingga penguapan tinggi dan suhu udara juga tinggi sehingga kemungkinan bibit untuk tumbuh rendah. Gambar 4.17 Pelubangan media tanam dengan tugal Gambar 4.18 Lubang tanam Gambar 4.19 Bibit siap tanam Gambar 4.20 Penanaman 8. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman di lahan sangat penting dilakukan karena dengan pemeliharaan yang intensif, tanaman dapat berproduksi dengan baik. Pemeliharaan pada tanaman pakcoy antara lain :. a. Penyiraman Penyiraman atau irigasi adalah kegiatan memberi air sesuai kebutuhan tanaman pada area perakaran tanaman dengan air yang memenuhi standar pada waktu, cara, dan jumlah pemberian yang tepat. Tujuan penyiraman adalah untuk menjamin kebutuhan air oleh

10 22 tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksi berjalan optimal. Air pada tanaman sangat penting untuk bahan dasar proses fotosintesis. Penyiraman pada tanaman pakcoy tidak dilakukan secara intensif karena pada saat pelaksanaan tugas akhir pada bulan maret sampai april masih musim hujan sehingga air sudah tersedia oleh hujan. b. Penyulaman Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati yang berada dilahan. Penyulaman dapat dilakukan 2 kali. Penyulaman pakcoy pertama kali dilakukan pada umur 5 hari setelah bibit di tanam dan penyulaman kedua dilakukan pada 10 hari setelah bibit ditanam. Bibit yang di sulam untuk budidaya pakcoy adalah bibit yang mati, dimakan hama dan faktor lainnya c. Pembumbunan Pembumbunan merupakan kegiatan menimbum tanah yang berada disekitar batang tanaman, pembumbunan mempunyai tujuan agar tanaman tumbuh tegak. Tanah di sekitar tanaman seringkali terkikis oleh erosi air terutama air irigasi maupun air hujan sehingga tanah yang ada di sekitar tanaman tidak mampu lagi menopang tegaknya tanaman. Selain itu, pembumbunan juga diperlukan karena volume dan ukuran tanaman akan bertambah seiring dengan pertumbuhannya. Pembumbunan dapat dilakukan saat tanaman berumur sekitar 15 hari setelah tanam. Pembumbunan yang dilakukan dengan cara menggundukan tanah yang berada di dekat tanaman. Pembumbunan dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan karena pekerjaan pembumbunan dan penyiangan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan bersama-sama, ketika tanaman terkena air hujan maka tanaman perlu segera dibumbun.

11 23 d. Penyiangan Penyiangan merupakan membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman budidaya, agar unsur hara dapat diserap oleh tanaman budidaya secara optimal. Selain itu penyiangan juga untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang mana gulma menjadi sarang dan tempat berkembangnya hama dan penyakit, sekaligus untuk memutus daur hidup dari hama dan penyakit. Gulma yang berada disekitar tanaman pakcoy seperti rumput teki, bandotan dan alang-alang dihilangkan dengan cara mencabutnya. Alat yang digunakan untuk penyiangan seperti sabit dan cangkul. Gambar 4.21 Penyiangan Gambar 4.22 Tanaman telah disiangi Penyiangan pakcoy dilakukan pada saat tanaman umur 15 hari dan penyiangan selanjutnya menyesuaikan gulma yang ada. Hal ini sedikit berbeda dengan teori yang dikatakan Wahyudi (2010), Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma di sekitar tanaman maupun di selokan. Kehadiran gulma dapat menurunkan produksi tanaman. Selain itu juga menjadi tempat berkembang hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. e. Pemupukan Pemupukan merupakan hal yang penting dilakukan dalam budidaya tanaman. Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan

12 24 tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman. Pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan dapat dimulai ketika tanaman berumur 15 hari setelah bibit ditanam. Pemupukan dapat dilakukan selama satu minggu sekali hingga 10 hari sebelum pakcoy di panen. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat. Waktu pemupukan antara jam sampai jam pagi atau pada jam sampai jam Pada jam tersebut intensitas cahaya matahari rendah, sehingga penguapan pupuk dapat dihindari, untuk pupuk daun harus diberikan pada pagi atau sore hari. Hal ini karena pada waktu pagi dan sore hari stomata membuka, sehingga pupuk akan langsung terserap oleh daun. Akan tetapi, stomata pada siang hari menutup sehingga apabila dilakukan pemupukan tidak akan efektif. Gambar Bio Urine Gambar 4.23 Pemupukan menggunakan sprayer Pemupukan tanaman dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair bio urine sapi. Konsentrasi pemberian pupuk bio urine 100 ml bio urine sapi dilarutkan dalam 14 liter air untuk lahan seluas 20?? atau 2 bedengan dengan menggunakan sprayer. Pemberian pupuk dengan pengocoran dengan dosis 1 tanaman adalah 200 ml atau satu gelas kecil berisi penuh pupuk sehingga 14 liter untuk 70 tanaman. f. Pengendalian Hama dan Penyakit 1) Ulat Grayak ( Spodoptera exigua) Spodoptera exigua berwarna hijau sampai hijau tua dengan panjang sekitar mm. menyerang tanaman dengan cara memakandaun hingga berlubang-lubang terutama pada daun

13 25 muda. Pencegahan dengan melakukan sanitasi dengan baik, memasang perangkap kupu-kupu dengan lem yang mengandung hormone seks pemanggil kupu-kupu. Pemberantasan dengan diambil langsung dan dibunuh atau menggunakan insektisida (Wahyudi, 2010). 2) Ulat bulu Gambar 25. Ulat Grayak Gambar 4.26 Ulat bulu dan pakcoy yang dimakan ulat Ulat bulu L. marginata berwarna coklat debu, kapsul kepala berwarna putih dengan pola tak beraturan berwarna coklat kemerah-merahan, terdapat setae berwarna putih dan stemmata berwarna hitam. Pada bagian protoraks terdapat beberapa helai rambut panjang berwarna hitam, setiap ruas tubuhnya terdapat verruca berwarna biru agak menyala berbentuk elips pada bagian protoraks dan bulat pada bagian ruas tubuh yang lain, serta verruca berwarna biru tersebut ditumbuhi setae berwarna hitam. Pada dua ruas bagian ventral toraks berwarna hitam dan pada ruas abdomen ke 4-5 terdapat tanda yang berwarna putih berbentuk

14 26 menyerupai bentuk berlian pada saat larva dewasa akan berwarna abu-abu (Suputa 2011). 3) Siput Siput Agriolimax sp merupakan hewan dengan warna kulit cokelat dengan tubuh lunak, bergerak sangat lambat. Siput menyerang tanaman pada malam hari. Gejala pada pakcoy yang diserang siput daunnya banyak yang berlubang tetapi tidak merata. Sering dijumpai alur bekas lendir pada tanaman atau sekitarnya (Haryanto, 2007). 9. Panen Panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Panen pada tanaman pakcoy hampir sama dengan tanaman sayuran lainnya. Pemanenan pakcoy dengan cara memotong tanaman pakcoy dari batangnya atau dicabut kemudian dipotong. Pakcoy yang siap dipanen pada memiliki umur tanam kurang lebih 30 hari setelah ditanam dalam lahan. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk pemanenan antara lain dari umur tanam, ukuran, warna batang pakcoy tersebut. Gambar 4.27 Panen Umur panen pada tanaman pakcoy yang baik sekitar 30 hari setelah penanaman bibit ke lahan pertanaman. Ukuran pakcoy yang sudah siap dipanen memiliki bentuk yaitu ukuran sudah besar dengan diameter kurang lebih 7 cm. Pakcoy yang siap panen biasanya daunnya lebar dan lebih hijau tetapi batangnya lebih putih daripada yang belum siap panen.

15 27 Setiap tanaman pakcoy yang bagus biasanya menghasilkan satu batang yang besar. Berat panen rata-rata satu batang yang dihasilkan adalah berkisar 0,2-0,3 kg sedangkan ukuran yang paling berat yang dihasilkan adalah berkisar antara 0,4 kg. Pakcoy jika dipanen lebih lama maka daunnya menguning dan rontok dan tersisa daun yang muncul di titik tumbuh dengan ukuran lebih kecil serta berbunga. Bunga merusak tampilan pakcoy sehingga tidak layak jual. Pemanenan tepat waktu dilakukan untuk menghindarkan pakcoy dari daun rontok dan munculnya bunga.. Pemanenan pakcoy sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari ketika terik matahari tidak terlalu tinggi. Pemanenan dilakukan pada pagi hari atau sore hari bertujuan agar mengurangi penguapan pada produk sayuran tersebut sehingga tidak mudah layu karena suhu udara pada pagi atau sore hari tidak terlalu tinggi. Pakcoy yang sudah layu terlihat menjadi tidak segar dan cenderung mengkerut karena banyak kehilangan air akibat penguapan. 10. Penangganan Pasca Panen a. Pemotongan dan Pembersihan Gambar 4.28 Pemotongan Gambar 4.29 Penghilangan daun pangkal batang tua Penanganan pasca panen pada pakcoy adalah dilakukannya pemotongan pada batang sayuran pakcoy dengan menghilangkan bagian pakcoy yang tidak diperlukan seperti daun tua, batang bawah dan akar jika pemanenan dengan dicabut. Pemotongan batang dilakukan sampai menyisakan batang sampai pangkal. Pemangkasan

16 28 daun tua dilakukan agar efisien tempat karena daun yang tua lebih melebar kesamping tidak lagi tegak sehingga memerlukan tempat yang lebih, kandungan gizi daun tua juga sudah berkurang sehingga tidak diperlukan lagi serta tampilannya agar terlihat segar. Pemangkasan juga bertujuan agar menghilangkan kotoran yang masih menempel pada permukaan pakcoy sehingga terlihat lebih bersih. b. Pemasaran Pakcoy dimasukkan kedalam kantong plastik besar dengan ditata rapi kemudian ditimbang menggunakan timbangan untuk mngetahui beratnya. Kemudian diambil oleh supplier yang selanjutnya supplier menjual pakcoy tersebut ke rumah makan, supermarket, dan lain-lain. Wadah pengangkutan yang paling bagus menggunakan wadah keranjang namun pengangkutan menggunakan kendaraan sepeda motor sehingga kesulitan jika menggukana keranjang besar maka menggunakan tas plastik besar agar memudahkan membawanya. Gambar 4.30 Penimbangan

17 29 C. Analisis Usaha Tani Pakcoy Analisa usaha tani yang digunakan untuk pembudidayaan pakcoy dengan perhitungan setiap 200m 2 1. Biaya Tetap Tabel 4.1. Biaya Tetap Untuk Budidaya pakcoy No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Umur Ekonomis (Bulan) Biaya Penyusutan Setiap Panen / 2 Bulan (Rp) 1 Sewa Tanah 200 m 2 Meter Penyusutan Peralatan : a. Cangkul 1 Buah b. Sprayer 1 Buah c. Gembor 1 Buah d. Pisau 1 Buah e. Tas Plastik 30 Buah f. Ember 1 Buah g. Alat Pelubang 1 Buah Mulsa h. Sujen 1 Batang i. Mulsa 5,7 Kg TOTAL BIAYA TETAP Sumber : Data Primer

18 30 2. Biaya Variabel Tabel 4.2. Biaya Variabel untuk Budidaya pakcoy per 200 m 2 No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) 1 Benih 1 Pack Pemupukan a. Bio urine 2 Liter b. Bokasi 100 Kg Arang 1 Bks Pestisida Organik a. Biveria 1 Liter Tenaga Kerja a. Pengolahan Lahan 5 HOK b. Pembuatan Bedengan, Pemberian Pupuk dan 2,5 HOK Pemberian Mulsa c. Penaburan Benih 0,5 HOK d. Penanaman 1 HOK e. Penyemprotan pestisida 0,5 HOK organik biveria f. Penyemprotan pupuk organik 1 HOK bio urine g. Pemanenan 4 HOK Sumber : Data Primer 3. Analisis Rugi Laba TOTAL BIAYA VARIABEL Tabel 4.3. Analisis Rugi Laba untuk Budidaya pakcoy Jenis Biaya Jumlah Biaya Tetap Rp Biaya Variabel Rp Hasil Penjualan Rp Total Pendapatan (Hasil Penjualan Biaya Produksi ) Rp Sumber : Data Primer

19 31 4. Analisis Perhitungan a. Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp Rp = Rp b. Penerimaan = Harga / kg x Produki selada per 200m 2 = Rp x 316 kg = Rp c. Pendapatan = Penerimaan Total Biaya d. R/C Ratio = = Rp = Rp =????????????????????????????????? e. BEP Produksi =??????????????????? = 1,96(R/C Ratio >1 = layak) =?????????? = 160,68 kg Artinya pengusaha perlu menjual 160,68 kg pakcoy agar terjadi break event point. Pada penjualan selada 162 kg, maka pengusaha mulai mendapatkan keuntungan f. BEP Harga = =???????????????????????????????? = Rp 2.542,- Artinya pengusaha akan mengalami Break Event Point Harga ketika penjualan pakcoy serendah mungkin dengan harga Rp 2.542/kg

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Terletak di lereng Gunung

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

Tata Cara penelitian

Tata Cara penelitian III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan tersebut yaitu mengukur tinggi tanaman. Pengukuran tinggi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun 12 BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September Oktober 2012. Tempat penelitian di Kebun Kartini Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW.

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Tugas Akhir (TA) Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor Rt 3 Rw 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, dengan ketinggian tempat 10 m di atas permukaan iaut.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan dimulai bulan April

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di 12 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian. A. Deskripsi

Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian. A. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran penyiapan tempat pesemaian berisikan uraian materi: Persyaratn tempat persemaian, sistem tempat pesemaian, perbedaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci