BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
Ekonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

PENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

PENGGUNAAN TANDA BACA

Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

Kegiatan Sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

Di susun oleh: IRENG. Tugas Mata Kuliah KAPITA SELEKTA. Karya ini di buat oleh : MENU

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PROSIDING SEMNAS KBSP V

Setiap siswa harap menyiapkan: pensil 2B, penghapus, da. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : Pembahasan Video :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT?

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9

Tugas Bahasa Indonesia

Oleh Septia Sugiarsih

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Bahasa tulis memiliki karakteristik berbeda dengan karakteristik bahasa

RINGKASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAHASA INDONESIA PEMBAHASAN SUPERINTENSIF SBMPTN 2014

PENULISAN KARYA ILMIAH

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS BIOGRAFI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BUKITTINGGI

Penyusunan Skripsi dengan Tata Cara Penulisannya

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

MAKALAH BAHASA INDONESIA (Penulisan Unsur Serapan & Pemakaian Tanda Baca)

C. Pengindahan D. Keindahan 8. Majelis Permusyawaratan Rakyat dapat disingkat menjadi... A. M.P.R. B. MPR

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.2

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi

III. TATA CARA PENGETIKAN DAN PENJILIDAN. buffalo) yang warnanya disesuaikan dengan kesepakatan fakultas atau jurusan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016

Oleh Ratna Novita Punggeti

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI 4 KALIMAT Oleh : Afiati HDF

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini

Hartono Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY

Naskah dibuat pada kertas HVS 80 gr dan tidak di print bolak-balik.

Asyiknya Berolahraga Sepeda

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA

BAB II LANDASAN TEORI

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain karena melalui kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan karena kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang disampaikan karena struktur kalimat tersebut berantakkan dan tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas mengenai etika kepenulisan dalam Bahasa Indonesia yang di dalamnya memaparkan pengertian sebuah kalimat dengan segala permasalahannya. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut : 1. Apa itu kalimat? 2. Bagaimana cara membuat kalimat yang baik dan benar? TUJUAN PENULISAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut : 1. Menjelaskan apa itu kalimat. 2. Mendeskripsikan cara membuat kalimat yang baik dan benar.

BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN KALIMAT Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurangkurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.. CARA MEMBUAT KALIMAT YANG BAIK DAN BENAR Struktur Kalimat dalam Bahasa Indonesia Kalimat adalah: Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek,pelengkap dan keterangan. seperti sedikt yang telah dijelaskan pada sub BAB mengenal kalimat. maka tahap selanjutnya adalah peserta didik diajak untuk membuat kalimat dengan benar sesuai dengan struktur-struktur kalimat atau komponen-komponen kalimat yang ada dengan benar. Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana cara membuat kalimat dengan benar beserta contoh kalimat. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat. 1. Ciri-Ciri Subjek Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat. Contoh : 1. Lino memelihara binatang langka Siapa memelihara? Jawab : Lino. (maka Lino adalah S sedangkan memelihara adalah P ) 2. Meja itu dibeli oleh paman. Apa dibeli? = jawab Meja Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat) Contoh : Anak itu mengambil bukuku

2. Ciri-Ciri Predikat Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa. Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama. Kata Adalah atau Ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. 3. Ciri-Ciri Objek Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut. Langsung di Belakang Predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Didahului kata Bahwa Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif. 4. Ciri-Ciri Pelengkap Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap. Di Belakang Predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

a) Diah mengirimi saya buku baru. b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru. Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat. Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa. Contoh : a. Pemuda itu bersenjatakan parang. Kata parang adalah pelengkap. Bersenjatakan apa? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap ) b. Budi membaca buku. Membaca apa? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat menempati Subyek) 5. Ciri-Ciri Keterangan Ciri keterangan adalah dapat dipindah pindah posisinya. perhatikan contoh berikut: Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu S P O K Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue. Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue. Penggunaa EYD dalam Penulisan Bahasa Indonesia 1. Tanda Titik (. ) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan contoh:saya suka makan nasi. Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. contoh Irwan S. Gatot George W. Bush Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh: Dr. (Doktor) Ny. (Nyonya) S.E. (Sarjana Ekonomi) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh:

dll. (dan lain-lain) dsb. (dan sebagainya) tgl. (tanggal) Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar. contoh: I. Penyiapan Ulangan Umum. A. Peraturan. B. Syarat. Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal. Contoh: 1.1 1.2 1.2.1 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal. Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat. contoh: Sekjen : (Sekretaris Jenderal) UUD : (Undang-Undang Dasar) SMA : (Sekolah Menengah Atas) WHO : (World Health Organization) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh: Cu (Kuprum) 52 cm l (liter) Rp 350,00 Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya. contoh: Latar Belakang Pembentukan Sistem Acara Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. contoh: Jalan Kebayoran 32 Jakarta, 3 Mei 1997 Yth.Sdr.Ivan 2. Tanda Koma (, ) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang. Jadi, saya tidak jadi datang. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh: O, begitu. Wah, bukan main. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. contoh: Kata adik, Saya sedih sekali. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. contoh: Medan, 18 Juni 1984 Medan, Indonesia. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh: Rinto Jiang,S.E. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. contoh: 33,5 m Rp 10,50 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh: Di mana Rex tinggal? tanya Stepheen

3. Tanda Titik Koma ( ; ) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar. 4. Tanda Tanya (? ) Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut. 5. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasemosi yang kuat. Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu! Bersihkan meja itu sekarang juga! Sampai hati ia membuang anaknya! Merdeka! 6. Tanda Titik Dua ( : ) a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. contoh: yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. contoh: Ketua : Borgx Wakil Ketua : Hayabuse Sekretaris : Ivan Lanin Wakil Sekretaris : Irwan Gatot Bendahara : Rinto Jiang Wakil bendahara : Rex

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. contoh: Borgx : Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia! Rex : Siap, Boss! d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan. contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7 (ii) Surah Yasin:9 (iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit. e. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. 7. Tanda Hubung ( ) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. contoh:.dia beli baru juga. -Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris. contoh:. masalah i- tu akan diproses. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris. contoh:. cara baru mengukur panas akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. contoh: menghargai pendapat. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. contoh: anak-anak tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. contoh: p-e-n-g-u-r-u-s Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi dua puluh lima-ribuan (20 5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1 25000). Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah PN dengan di-pn-kan.

Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata. contoh: se-indonesia hadiah ke-2 tahun 50-an ber-sma KTP-nya nomor 11111 bom-v2 sinar-x. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh: di-charter pen-tackle-an 8. Tanda Kurung ((..)) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Misalnya: Bagian Keuangan sudah selesai menyusun anggaran tahunan kantor yang akan dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) besok Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya:Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi. 9. Tanda Kurung Siku ([...]) Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh: Katanya, [Adam] tidak datang ke sekolah hari ini. 1. Tanda garis miring (/) 2. Tanda kurung lancip (< >) 3. Tanda kurung kurawal ({ }) 4. Tanda kurung ganda () 10. a. Tanda Petik ( ) Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan. contoh: kata Ketua, Kita akan segera berangkat besok. b. Tanda Petik Tunggal ( ) Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan,

ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dengan memperhatikan etika dalam kepenulisan, terdapat tata cara atau sistematika dalam menulis suatu kalimat. Sistematika tersebut, berlaku sama di seluruh Indonesia. Dengan demikian, angkatan pembelajar dan para pengajar memiliki kesamaan pandangan mengenai etika penulisan kalimat dalam berbahasa Indonesia. Sehingga, memudahkan kalangan akademika memahami makna didalam suatu kalimat.

DAFTAR PUSTAKA Restiani, D. 2012. Bahasa Indonesia kalimat, (online), (http://umnuu.blogspot.com, diakses 25 September 2013) Mustakim. 1994. Membina Kemampuan berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta:Gramedia pustaka Prima. Ludira, S. Tanpa Tahun. Dapat Membuat Kalimat dengan Benar, (online), (http://ochaogo.wordpress.com, diakses 25 September 2013)