BAB IV PEMBAHASAN. bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai. PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

FAKTUR PAJAK STANDAR

BAB IV EVALUASI ATAS PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PT JMU

BAB IV PEMBAHASAN. PT. TBU melakukan penyerahan BKP berupa copper slag, yang dilakukan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Pajak Pertambahan Nilai. yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

Perpajakan 2 PPN & PPnBM

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

PAPER. Dibuat Oleh: Annisa Pradita FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT MPK. IV. 1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Tata Laksana Pajak Pertambahan Nilai

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

SPT MASA PPN UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Penggantian ke 2 (dua) :

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

BAB II LANDASAN TEORI. yang berbeda tentang definisi dari pajak itu sendiri. Soemitro dalam bukunya Dasardasar

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK STANDAR

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

SE - 151/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-65/PJ./2010 TENTANG PERUBAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktur Pajak. Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. Saat Faktur Pajak Harus Dibuat. Faktur Pajak Gabungan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA PPn BM) ( F )

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan


PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV EVALUASI PENERAPAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT ACG. Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang PPN Nomor 18 Tahun 2000

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAFTAR BENTUK SPT MASA PPN 1111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

MAKALAH : MANAJEMEN PAJAK ATAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) Disusun oleh:

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BAB II LANDASAN TEORI. memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT MASA PPN)

BAB II LANDASAN TEORI

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

DAFTAR PUSTAKA. Djoko Mulyono, Akuntansi Pajak, Andi, Yogjakarta.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk merupakan sebuah perusahaan PMA bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester Chips, Filament Yarn dan Staple Fibre. Untuk penjualannya PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk menjual produk yang diproduksinya di dalam dan juga di luar negeri. Saat pajak terutang PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk adalah pada saat penyerahan Barang Kena Pajak, sedangkan tempat terutang adalah sesuai dengan tempat di mana pengusaha dikukuhkan sebagai berikut : 1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% (sepuluh persen) atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 2. Membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 3. Melakukan setoran pajak yang terutang ke Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) hari setelah Masa Pajak. 4. Menyampaikan Laporan Perhitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak. 5. Menyimpan Faktur Pajak dengan rapih dan tertib. 6. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 7. Melampirkan Daftar Ringkasan Pembelian dan Daftar Ringkasan Penjualan pada Surat Pemberitahuan Masa apabila diminta. 34

IV.1 Mekanisme Tata Cara Perhitungan dan Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya dibayar oleh PKP karena perolehan BKP atau penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean dan atau impor. Pajak Masukan terdiri dari 2 (dua) kategori, yakni : 1. Pajak Masukan yang bisa dikreditkan 2. Pajak Masukan yang tidak bisa dikreditkan Pajak Masukan yang bisa dikreditkan, ada beberapa persyaratan, diantaranya : Syarat formil : - Tercantum dalam Faktur Pajak Standar dan dalam dokumen yang dilakukan sebagai Faktur Pajak Standar dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. - Belum dilakukan pemeriksaan sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (2) dan ayat (9) UU PPN tahun 1984 Jo Pasal 12 ayat (3) PP No. 143 Tahun 2000 Jo PP No. 24 Tahun 2002. Syarat Materiil : - Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, melakukan penyerahan kena pajak sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (5) Jo ayat (8) huruf b UU PPN tahun 1984. - Belum dibebankan sebagai biaya Pajak keluaran yang dipungut oleh perusahaan berasal dari Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena Pajak. Penyerahan Barang Kena Pajak dilakukan dalam bentuk penjualan produk. Penyerahan barang digolongkan sebagai penyerahan Barang 35

Kena Pajak karena memenuhi syarat yang ditetapkan dalam pasal 1 ayat 4 Undang- Undang No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1. Perhitungan dan Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai Masa Januari 2006 Pembelian pada CV. Jaya Sakti Chrome yang mempunyai NPWP 02.288.320.1-411.000 dengan dan no. seri faktur pajak 010.000-06.00000275 pada tanggal 25 Januari 2007 sebesar : DPP : Rp. 6,300,000 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 630.000 Jurnal pada saat transaksi Dr. Pembelian Rp. 6.300.000 Uang Muka Pajak (PM) Rp. 630.000 Cr. Kas / Bank Rp. 6.930.000 Pada akhir masa Januari 2006, diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Januari 2006 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK) : Rp. 14.534.217.828 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 27.402.620.060 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Januari 2006 Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 14.534.217.828 Lebih Bayar Rp. 12.868.402.232 Cr Yang Muka Pajak (PM) Rp. 27.402.620.060 36

Untuk masa Januari 2006 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Rp. 12.868.402.232 Cr. Lebih Bayar Rp. 12.868.402.232 Masa Februari 2006 Penjualan Polyester Chips pada PT. KUKUH TANGGUH SANDANG MILLS dengan NPWP 01.000.600.5-057.000 dan no seri faktur pajak 010.000-06.00000405 pada tanggal 25 Februari 2006 adalah sebagai berikut : DPP : Rp. 1,164,399,468 Hutang Pajak (PK) : Rp. 116.439.946 Jurnal pada saat transaksi Dr. Kas / Bank Rp. 1.280.839.414 Cr. Penjualan Rp. 1.164.399.468 Hutang Pajak (PK) Rp. 116.439.946 Pada akhir masa Februari 2006,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Februari 2006 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK) : Rp. 13.063.506.682 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 22.397.529.584 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Februari 2006 37

Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 13.063.506.682 Lebih Bayar Rp. 9.334.022.902 Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 22.397.529.584 Untuk masa Februari 2006 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Rp. 9.334.022.902 Cr. Lebih Bayar Rp. 9.334.022.902 38

Tabel 4.1.1.1 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2006 MasaPajak Pajak Keluaran yang dipungut Kurang bayar / PPN Masukan Tahun 2006 DPP PPN (Lebih Bayar) Januari 145,575,340,930 14,557,534,093 27,402,620,060 (2,420,551,569) Februari 130,635,066,820 13,063,506,682 22,397,529,584 (9,334,022,902) Maret 145,727,740,320 14,572,774,032 19,845,328,794 (5,272,554,762) April 123,407,364,010 12,340,736,401 22,706,391,520 (10,365,655,119) Mei 145,128,578,150 14,512,857,815 21,690,474,421 (7,177,616,606) Juni 144,205,691,330 14,420,569,133 18,851,671,503 (4,431,102,370) Juli 153,752,813,810 15,375,281,381 23,939,900,616 (8,564,619,235) Agustus 176,878,114,300 17,687,811,430 23,503,268,218 (5,815,456,788) September 124,646,333,450 12,464,633,345 23,386,558,391 (10,921,925,046) Oktober 120,638,102,190 12,063,810,219 20,646,617,754 (8,582,807,535) November 161,371,409,400 16,137,140,940 24,210,736,206 (8,073,595,266) Desember 161,568,047,730 16,156,804,773 18,577,356,342 (2,420,551,569) Sumber : SPT PPN Januari Desember 2006 PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk 39

Masa Mei 2007 Pembelian pada PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDUSTRIES dengan NPWP 01.543.132.3-092.000 dan no seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00000905 pada tanggal 29 Mei 2007 adalah sebesar : DPP : Rp. 82.124.689.730 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 8.212.468.973 Jurnal pada saat transaksi Dr. Pembelian Rp. 82.124.689.730 Uang Muka Pajak (PM) RP. 8.212.468.973 Cr. Kas / Bank Rp. 90.337.158.703 Pada akhir masa Mei 2007, diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Mei 2007 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK) : Rp. 15,185,510,469 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 19,292,039,365 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Mei 2007 Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 15,185,510,469 Lebih Bayar Rp. 4,106,528,896 Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 19,292,039,365 Untuk masa Mei 2007 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. 40

Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Rp. 4,106,528,896 Cr. Lebih Bayar Rp. 4,106,528,896 Masa Juni 2007 Penjualan Polyester Chip pada PT. Central Georgette Nusantara dengan NPWP 01.280.548.7-421.000 serta no.seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00001302 pada tanggal 21 Juni 2007 adalah sebagai berikut : DPP : Rp. 9.893.514.431 Hutang Pajak (PK) : Rp. 989.351.443 Jurnal pada saat transaksi Dr. Kas / Bank Rp. 10.882.865.874 Cr. Penjualan Rp. 9.893.514.431 Hutang Pajak (PK) Rp. 989.351.443 Pada akhir masa Juni 2007,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Juni 2007 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK) : Rp. 17,775,480,179 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 21,479,606,549 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Juni 2007 Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 17,775,480,179 Lebih Bayar Rp. 3,704,126,370 Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 21,479,606,549 41

Untuk masa Juni 2007 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Rp. 3,704,126,370 Cr. Lebih Bayar Rp. 3,704,126,370 42

Tabel 4.1.1.2 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2007 Masa Pajak Pajak Keluaran yang dipungut Tahun 2007 DPP PPN PPN Masukan Kurang bayar / (Lebih Bayar) Januari 137,188,479,535 13,718,847,954 21,947,040,251 (8,228,192,298) Februari 146,419,490,563 14,641,949,056 24,728,388,742 (10,086,439,686) Maret 147,806,679,566 14,780,667,957 22,974,322,991 (8,193,655,034) April 118,727,903,989 11,872,790,399 14,093,565,592 (2,220,775,193) Mei 151,855,104,688 15,185,510,469 19,292,039,365 (4,106,528,896) Juni 177,754,801,793 17,775,480,179 21,479,606,549 (3,704,126,370) Juli 163,213,793,874 16,321,379,387 20,132,131,664 (3,810,752,277) Agustus 165,364,155,084 16,536,415,508 24,457,191,686 (7,920,776,178) September 164,369,733,572 16,436,973,357 22,872,678,266 (6,435,704,909) Oktober 147,275,152,884 14,727,515,288 20,423,406,822 (5,695,891,534) November 163,024,276,021 16,302,427,602 24,770,603,525 (8,468,175,923) Desember 171,571,433,165 17,157,143,317 19,411,978,716 (2,254,835,400) Sumber : SPT PPN Januari Desember 2007 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk 43

Masa Oktober 2008 Pembelian pada PT. KEMILAU INDAH dengan NPWP 01.444.7-890.526.000 dan no.seri serta kode Faktur Pajak 010.000-08..00001504 pada tanggal 23 Oktober 2008 adalah sebesar : DPP : Rp. 1,225,000 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 122.500 Jurnal pada saat transaksi Dr. Pembelian Rp. 1.225.000 Uang Muka Pajak (PM) RP. 122.500 Cr. Kas / Bank Rp. 1.347.500 Pada akhir masa Oktober 2008,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Oktober 2008 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK) : Rp. 10,810,407,253 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 22,026,924,358 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Oktober 2008 : Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 10,810,407,253 Lebih Bayar Rp. 11.216.517.105 Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 22,026,924,358 Untuk masa Oktober 2008 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi 44

Dr. Kas / Bank Rp. 11.216.517.105 Cr. Lebih Bayar Rp. 11.216.517.105 Masa November 2008 Penjualan PT. UNITEX dengan NPWP 01.000.654.2-054.000 dan no. seri serta kode faktur Pajak 010.000-08.00001703 pada tanggal 11 November 2008 adalah sebagai berikut : DPP : Rp. 716,041,868 Hutang Pajak (PK) : Rp. 71.604.186 Jurnal pada saat transaksi : Dr. Kas / Bank Rp. 787.646.054 Cr. Penjualan Rp. 716.041.868 Hutang Pajak (PK) Rp. 71.604.186 Pada akhir masa November 2008,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa November 2008 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK) : Rp. 9,670,146,078 Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 15,647,002,966 Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa November 2008 Dr. Hutang Pajak (PK) Rp. 9,670,146,078 Lebih Bayar Rp. 5.976.856.888 Cr. Uang Muka Pajak (PM) Rp. 15,647,002,966 Untuk masa November 2008 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. 45

Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Rp. 7.539.048.387 Cr. Lebih Bayar Rp. 7.539.048.387 46

Tabel 4.1.1.3 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2008 Masa Pajak Pajak Keluaran yang dipungut Tahun 2008 DPP PPN PPN Masukan Kurang bayar / (Lebih Bayar) Januari 177,262,042,460 17,726,204,246 26,548,892,264 (8,822,688,018) Februari 162,175,722,845 16,217,572,285 23,756,620,600 (7,539,048,316) Maret 168,186,288,701 16,818,628,870 28,225,903,838 (11,407,274,968) April 155,416,670,029 15,541,667,003 28,993,534,137 (13,451,867,134) Mei 158,569,514,197 15,856,951,420 24,819,149,465 (8,962,198,045) Juni 191,406,248,231 19,140,624,823 23,626,905,709 (4,486,280,886) Juli 150,978,695,806 15,097,869,581 31,512,974,123 (16,415,104,542) Agustus 134,993,009,140 13,499,300,914 20,377,002,651 (6,877,701,737) September 106,891,472,320 10,689,147,232 20,109,988,604 (9,420,841,372) Oktober 108,104,072,527 10,810,407,253 22,026,924,358 (11,216,517,105) November 96,701,460,783 9,670,146,078 15,647,002,966 (5,976,856,888) Desember 107,066,509,755 10,706,650,976 14,718,287,694 (4,011,636,719) Sumber : SPT PPN Januari Desember 2008 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk 47

IV.1.2. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk Pengusaha Kena Pajak atau Wajib Pajak, wajib melaporkan seluruh kegiatan usahanya dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN sesuai dengan sistem self assesment yang terdapat dalam undang-undang yang telah diberikan kepercayaannya oleh pemerintah kepada Wajib Pajak sendiri. Dalam hal ini PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk wajib melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang terutang serta melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran dengan menggunakan Surat Pemberitahuan dalam bentuk formulir 1195 dan 1107, lengkap beserta dengan lampirannya. Surat Pemberitahuan Masa PPN Ini disampaikan secara langsung oleh PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk di mana perusahaan terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah Masa Pajak yang bersangkutan, diperiksa dan ditanda tangani oleh yang bertugas di Kantor Pelayanan Pajak Pratama tersebut. Apabila tanggal jatuh tempo pada hari Minggu atau hari libur, maka SPT Masa PPN tersebut harus disampaikan pada hari kerja sebelum tanggal 20 bulantersebut.sewaktu penelitian dilakukan oleh penulis, PT.Teijin Indonesia Fiber,Tbk tidak pernah terlambat melaporkan SPT Masa PPN dalam tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sehingga tidak pernah dikenakan sanksi baik sanksi administrasi maupun sanksi lainnya. Untuk pelaporan SPT Masa PPN PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang Pajak dapat dilihat pada tabel dibawah ini 48

Tabel IV.1.2.1 Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2006 Masa Pajak Kurang bayar / Keterangan Tanggal Lapor Tahun 2006 (Lebih Bayar) Sesuai dengan UU PPN Januari (2,420,551,569) 20-Mar-06 Tidak Sesuai Februari (9,334,022,902) 20-Mar-06 Sesuai Maret (5,272,554,762) 20-Apr-06 Sesuai April (10,365,655,119) 19-May-06 Sesuai Mei (7,177,616,606) 20-Jun-08 Sesuai Juni (4,431,102,370) 26-Jul-07 Tidak Sesuai Juli (8,564,619,235) 16-Aug-06 Sesuai Agustus (5,815,456,788) 20-Sep-06 Sesuai September (10,921,925,046) 20-Oct-06 Sesuai Oktober (8,582,807,535) 20-Nov-06 Sesuai November (8,073,595,266) 20-Dec-06 Sesuai Desember (2,420,551,569) 2-Mar-07 Tidak Sesuai Sumber : SPT PPN Januari Desember 2006 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk 49

Masa Pajak Tahun 2007 Tabel IV.1.2.2 Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2007 Kurang bayar / (Lebih Bayar) Keterangan Tanggal Lapor Sesuai dengan UU PPN Januari (8,228,192,298) 20-Feb-07 Sesuai Februari (10,086,439,686) 20-Mar-07 Sesuai Maret (8,193,655,034) 20-Apr-07 Sesuai April (2,220,775,193) 16-May-07 Sesuai Mei (4,106,528,896) 20-Jun-07 Sesuai Juni (3,704,126,370) 20-Jul-07 Sesuai Juli (3,810,752,277) 22-Aug-07 Tidak Sesuai Agustus (7,920,776,178) 20-Sep-07 Sesuai September (6,435,704,909) 20-Oct-07 Sesuai Oktober (5,695,891,534) 20-Nov-07 Sesuai November (8,468,175,923) 19-Dec-07 Sesuai Desember (2,254,835,400) 18-Jan-08 Sesuai Sumber : SPT PPN Januari Desember 2007 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk 50

Tabel IV.1.2.3 Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2008 Masa Pajak Tahun Kurang bayar / Keterangan Tanggal Lapor 2008 (Lebih Bayar) Sesuai dengan UU PPN Januari (8,822,688,018) 18-Feb-08 Sesuai Februari (7,539,048,316) 20-Mar-08 Sesuai Maret (11,407,274,968) 20-Apr-08 Sesuai April (13,451,867,134) 21-May-08 Tidak Sesuai Mei (8,962,198,045) 19-Jun-09 Sesuai Juni (4,486,280,886) 20-July-08 Sesuai Juli (16,415,104,542) 20-Aug-08 Sesuai Agustus (6,877,701,737) 20-Sept-08 Sesuai September (9,420,841,372) 18-Okt-08 Sesuai Oktober (11,216,517,105) 17-Nov-08 Sesuai November (5,976,856,888) 19-Dec-08 Sesuai Desember (4,011,636,719) 20-Jan-09 Sesuai Sumber : SPT PPN Januari Desember 2008 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk 51

IV.2. Pembahasan Hasil Temuan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap penerapan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk diperoleh temuan-temuan sebagai berikut: 1. Pada Faktur Pajak Gabungan tahun 2007 ada beberapa Faktur Pajak yang cacat, yaitu dengan tidak mencoret yang seharusnya perlu dicoret. Contoh : Penjualan Polyester Chips pada H. ZAENAL.MT dengan NPWP 07.908.500.7-402.000 dengan no. seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00000174 pada tanggal 26 January 2007 sebesar Rp. 36.865.772. Penulisan pada Faktur Pajaknya adalah : Harga Jual / Penggantian / Uang Muka / Termijn **) 36.865.772 **)Coret yang tidak perlu Seharusnya kita perlu mencoret agar dapat diketahui bahwa jumlah yang tertera pada faktur pajak tersebut adalah salah satu diantara keempat hal tersebut, yaitu sebagai berikut : Harga Jual / Penggantian / Uang Muka / Termijn **) 36.865.772 **) Coret yang tidak perlu Dengan melakukan pencoretan tersebut maka dapat diketahui bahwa jumlah yang tertera tersebut merupakan Harga Jual. Penulisan Faktur Pajak diatas merupakan penulisan yang sesuai dengan UU No.18 Tahun 2000. 2. Pada Faktur Pajak Gabungan Tahun 2007 terdapat beberapa faktur pajak cacat yang mengakibatkan Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan karena penulisannya 52

tidak lengkap, yaitu dengan tidak mencantumkan alamat dan NPWP. Seharusnya dalam Faktur Pajak Gabungan itu paling sedikit harus memuat : a. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak. c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga. d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut. e. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut f. Kode nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak g. Nama jabatan dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. 3. Pada SPT Masa PPN tahun 2006 sampai dengan 2008 ada beberapa yang telat dilaporkan oleh PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk. Jadi dengan kata lain. PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk belum sepenuhnya melaporkan sesuai dengan UU No.18 Tahun 2000, yang perlu diperhatikan adalah bahwa : a. Setiap Pemungut PPN wajib mengisi dan menyampaikan SPT Masa PPN dengan benar, lengkap, jelas dan menandatanganinya serta melaporkannya sesuai tanggal yang telah ditentukan, yaitu setiap tanggal 20 bulan berikutnya. Beberapa contoh Faktur Pajak Cacat yang ada pada PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk pada tahun 2007 beserta penyebab Faktur Pajak tersebut bisa dikategorikan Faktur Pajak Cacat, dapat dilihat pada Tabel 4.2.1 53

No. Nama Pembeli BKP / Penerima JKP Tabel 4.2.1 Klasifikasi Faktur Pajak Gabungan Cacat Tahun 2007 No.Seri FP Masa FP Tanggal Pelaporan FP Alasan cacat 1 PT Bina Teknik Rekayasa 010.000-07.00000075 Januari 11 Januari 2007 Alamat tidak ada 2 H.ZAENAL. M 010.000-07.00000174 Januari 26 Januari 2007 tidak dicoret 3 PT. Kurnia Damai Sejahtera 010.000-07.00000189 Febuary 19 Febuari 2007 tidak dicoret 4 PT. Maju Jaya Agung Labelindo 010.000-07.00000312 Febuary 19 Febuari 2007 Alamt tidak ada 5 PT. Ikeda Indonesia 010.000-07.00000250 Febuary 19 Febuari 2007 tidak dicoret 6 PT. IndonesiaTeijin Dupont Films 010.000-07.00000215 Febuary 19 Febuari 2007 tidak dicoret 7 PT.Central Georgette Nusantara 010.000-07.00000354 Maret 22 Maret 2007 tidak dicoret 8 PT. Vastex Prima Industries 010.000-07.00000458 Maret 26 Maret 2007 tidak dicoret 9 PT. Multi Spunindo Jaya 010.000-07.00000478 Maret 29 Maret 2007 NPWP dan alamat tidak ada 10 PT. Putranta Adi Mandiri 010.000-07.00001454 Agustus 25 Agustus 2007 tidak dicoret 11 PT. Kasen Indonesia 010.000-07.00001784 Oktober 31 Oktober 2007 tidak dicoret 12 PT. Caraka Jaya Abadi 010.000-07.00001795 Oktober 31 Oktober 2007 NPWP tidak ada Sumber : Faktur Pajak Januari Desember 2007 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk 54

IV.3. Pengisian SPT Masa PPN PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk Pada pembahasan skripsi ini penulis membatasi untuk analisis perhitungan PPN tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Untuk masa pajak tahun yang bersangkutan, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk mengunakan formulir SPT PPN seri 1195 dan 1107. Pada SPT Masa PPN tahun 2006 sampai PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk ada beberapa SPT yang dilaporkan tidak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku mengenai penulisan SPT.dengan 2008 Diantaranya ada beberapa SPT yang kurang lengkap dicantumkan, antara lain tanggal pelaporan tidak dicantumkan, kemudian ada beberapa bagian yang seharusnya diberi tanda silang tetapi tidak dilakukan, hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui bagian tersebut masuk di dalam kelompok yang mana seperti contoh Pada SPT Masa PPN Maret 2008 dinyatakan lebih bayar, akan tetapi kelebihan bayar tersebut tidak di silang sehingga disini akan terlihat membingungkan karena kelebihan tersebut akan dialokasikan kemana. Pada SPT Masa PPN Maret 2008 tertera : PPN lebih dibayar pada : Butir II.D (Diisi dalam hal SPT Bukan Pembetulan) Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya Dikembalikan (Restitusi) Kegiatan Tertentu Butir II.D atau Butir II.F (Diisi dalam hal SPT Pembetulan Dikompensasikan ke Masa Pajak Dokumen terlampir Dokumen disusulkan Gambar 4.3.1. Kesalahan penulisan SPT PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk Seharusnya kolom tersebut harus diberi tanda silang sesuai dengan yang seharusnya. Karena pada Masa Maret 2008 trjadi lebih bayar dan kelebihan tersebut akan direstitusi, maka seharusnya dalam SPT Masa Maret adalah sebagai berikut : 55

PPN lebih dibayar pada : x Butir II.D (Diisi dalam hal SPT Bukan Pembetulan) Butir II.D atau Butir II.F (Diisi dalam hal SPT Pembetulan Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya Dikompensasikan ke Masa Pajak x Dikembalikan (Restitusi) Kegiatan Tertentu Dokumen terlampir Dokumen disusulkan Gambar 4.3.2.Penulisan SPT yang sudah sesuai dengan UU PPN Dengan diberi tanda tersebut, maka dapat diketahui bahwa kelebihan tersebut akan direstitusi dan SPT tersebut bukanlah SPT pembetulan melainkan SPT normal. Tetapi memang kadang hal-hal seperti ini sering terlewatkan. Untuk formulir SPT PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk pada masa pajak tahun 2006 menggunakan SPT masa PPN 1195 dengan uraian sebagai berikut : Formulir 1195 : Kolom A : Berisi mengenai Identitas PKP Kolom B : Berisi mengenai Penyerahan yang terutang PPN, penyerahan tidak terutang PPN dan jumlah penyerahan. Kolom C : Pajak Keluaran Kolom D : Pajak yang dapat diperhitungkan Kolom E : Pajak yang kurang / Lebih Bayar Kolom F : Jumlah Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan Kolom G : Pembetulan ( hanya diisi jika terdapat pembetulan) Kolom H : Kompensasi /Pengembalian (Restitusi) Kolom I : Kegiatan membangun sendiri dan penyerahan aktiva yang menurut Tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan Kolom J : Lampiran Kolom K : Pernyataan Kolom L : Diisi oleh Dinas 56

Formulir 1195 A1 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM Formulir 1195 A2 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM yang tidak dipungut / ditunda / Ditangguhkan / dibebaskan/ ditanggung pemerintah (DTP) Formulir 1195 A3 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM kepada pemungut PPN Formulir 1195 B1 : Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan Formulir 1195 B2 : Daftar pajak Masukan dan PPnBM yang memperoleh pembayaran Pendahuluan dari BAPEKSTA keuangan Formulir 1195 B3 : Hasil perhitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan / Tidak dipungut / ditangguhkan / dibebaskan Formulir 1195 B4 : Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan Sedangkan untuk masa pajak 2007 dan 2008 PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk sudah menggunakan SPT masa PPN yang baru yaitu 1107 dengan uraian sebagai berikut : Formulir 1107 : Kolom I Kolom II : Penyerahan barang dan jasa : Penghitungan PPN kurang bayar Kolom III : PPN Terutang atas kegiatan membangun sendiri Kolom IV Formulir 1107 A Kolom I Kolom II : Pajak Penjualan atas Barang Mewah : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM : Ekspor : Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak Kolom III : Penyerahan dalam Negeridengan faktur pajak sederhana 57

Kolom IV : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya harus dipungut sendiri Kolom V : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya dipungut oleh pemungut PPN Kolom VI : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya tidak dipungut Kolom VII : Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN atauppnbm Formulir 1107 B Kolom I Kolom II : Daftar Pajak Masukan dan PPnBM : Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan PPnBM : Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan Pajak masukan Atas impor atau perolehannya mendapat fasilitas 58

IV.4. Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk pada dasarnya sudah hampir sepenuhnya menerapkan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan UU PPN No. 18 tahun 2000 baik dari segi pencatatan, pemungutan, maupun pelaporan. Akan tetapi masih terdapat kesalahan-kesalahan yang terjadi yang disebabkan oleh pelbagai hal. Oleh karena hal tersebut, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk melakukan perencanaan pajak diantaranya, yaitu : Menerbitkan Faktur Pajak pada batas jatuh tempo Jika sebelumnya PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk selalu membuat Faktur Pajak pada saat terjadinya transaksi penyerahan BKP, maka untuk perencanaannya PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk akan menerbitkan Faktur Pajak ketika Faktur Pajak tersebut jatuh tempo, yaitu setiap akhir bulan pada bulan berikutnya setelah penyerahan BKP. Mengoptimalisasi Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Untuk menghindari Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan akibat faktur pajak yang cacat, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk melakukan perencanaan, yaitu untuk setiap bagian yang bertugas menangani Faktur Pajak agar lebih teliti jika menerima Faktur Pajak dari PKP atas penerimaan BKP / JKP, jika terdapat adanya kecacatan maka petugas tersebut wajib untuk mengkonfirmasikannya dan meminta Faktur Pajak pembetulan kepada PKP yang bersangkutan. 59