PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT TRIAS SENTOSA, KRIAN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Sari Madu PG.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono (2011:35)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT.Capella Dinamik Nusantara yang

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Pekanbaru - Riau. Dan yang menjadi objek penelitian yaitu pimpinan dan pegawai dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitan ini yang menjadi populasi oleh penulis adalah Satuan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang didirikan pada tahun 1999 dengan kantor yang berlokasi di The East

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang data penelitianya berupa angka-angka dan analisisnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. GOLD COIN INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. Malang. Dengan pertimbangan peneliti ingin mengetahui pengembangan karir di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berurutan, yaitu dengan alat-alat dan prosedur apa suatu penelitian dilakukan.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Regional XII Jl. Hang Tuah Ujung No. 148, Pekanbaru - Riau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN. populasi atau bagian populasi untuk mencari hubungan-hubungan yang. data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), yaitu. menjadi fokus perhatian untuk diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

PENGARUH ORGANIZATIONAL TRUST DAN JOB SATISFACTION TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. BANGUN WISMA SEJAHTERA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga. penulis menggunakan jenis data sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. jasa BMT SM NU Cabang Kesesi. a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. (Sugiyono, 2015)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono menjelaskan bahwa suatu atribut atau sifat atau nilai dari

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kabupaten Bengkalis. Jl. Simp. Rangau Km.3 Duri. Sedangkan waktu penelitian. Jenis data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian pada PT. Trimas Media Kec. Tambang yang berlokasi di Jl.

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT TRIAS SENTOSA, KRIAN SIDOARJO 259 Fransisca Rachmawati Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: fransiska.rahmawati@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Trias Sentosa, Krian Sidoarjo. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 80 karyawan yang dipilih berdasarkan sample random sampling. Data untuk penelitian diperoleh melalui kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pelatihan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (2) motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (3) pelatihan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kata Kunci pelatihan kerja, motivasi kerja, kinerja karyawan. I. PENDAHULUAN Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) perusahaan dituntut agar memiliki kompetensi yang memadai. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi akan menjadi pusat keunggulan organisasi dan sebagai pendukung daya saing organisasi. Menurut Managing Consultant Watson Wyatt, perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi tantangan yang sedikit lebih besar dalam menarik dan mempertahankan karyawan berkinerja tinggi dibandingkan dengan Negaranegara Asia Pasifik (Portal HR, 2009). Kompetensi sangat penting dalam suatu perusahaan. Dengan adanya kompetensi, perusahaan dapat menentukan standar pengetahuan, keahlian dan kemampuan kerja seseorang. Kompetensi memudahkan perusahaan dalam mendeskripsikan bagaimana kinerja seseorang. Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan perlu didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki kinerja yang unggul. Salah satu sumber daya organisasi yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuannya adalah (SDM) sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat sentral dalam organisasi. Pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi, menuntut setiap organisasi mendapatkan pegawai yang berkualitas dan produktif untuk menjalankan organisasi. Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan (Dessler, 2004, p. 2). Karyawan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam suatu perusahaan karena mereka adalah kunci utama kesuksesan perusahaan di masa sekarang maupun di masa mendatang dan merupakan aset sebuah perusahaan untuk membuat perusahaan terus maju dan bertahan dalam perkembangan perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi dalam memajukan perusahaan, karena jika karyawan memiliki komitmen yang tinggi maka kemungkinan besar tujuan perusahaan akan cepat tercapai dan perusahaan akan terus bertahan dan berkembang baik. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh sejauh mana sistem di bidang sumber daya manusia ini sanggup menunjang dan memuaskan keinginan karyawan maupun perusahaan. Peningkatan pengetahuan dan skill dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas melalui pelatihan dan motivasi dari pimpinan atau perusahaan. Pelatihan karyawan menjadi sangatlah penting agar karyawan dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian (Susanti, 2014, p.3). Motivasi merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan penggerak yang berasal dari diri manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu (Wursanto, 2005, p. 301). Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri seseorang yang digerakkan itu terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi tujuan pribadipun akan ikut pula tercapai. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Mahdani (2015), organisasi yang baik ditentukan oleh hasil kinerja yang diperoleh karyawan. Menurut Soedjono (2005) kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti sebab hal ini akan menentukan kesuksesan perusahaan dan tentunya ada berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan seperti pelatihan kerja dan motivasi dalam menjalankan tugasnya. Kinerja menjadi suatu masalah yang sering kali umum dibicarakan. Prestasi kerja karyawan sangat dibutuhkan perusahaan dalam mewujudkan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan tidak terlepas dari adanya manajemen dalam menciptakan kepuasan kerja. Beberapa penelitian mengenai pengaruh pelatihan kerja dan motivasi kerja pada kinerja karyawan telah dilakukan, salah satunya oleh Aruan (2013, p.572) yang menyatakan bahwa pelatihan dan motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. PT. Trias Sentosa merupakan perusahaan plastik film yang berdiri sejak tahun 1979 dan mulai operasi komersial pada tahun 1986. Sebagai perusahaan plastik yang memproduksi BOPP film dan Polyester film yang digunakan secara luas sebagai bahan kemasan untuk bermacam-macam barang. Fenomena yang terjadi di perusahaan ialah PT. Trias Sentosa juga memiliki fokus pada pengembangan sumber daya manusianya dengan mengikutsertakan karyawan pada

berbagai lokakarya dan pelatihan. Menurut Pribadi (2013, p. 2) pelatihan bagi karyawan dilakukan untuk meningkatkan kinerja karena setiap manusia perlu belajar dan berlatih agar memiliki kompetensi dan kemampuan yang memadai dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Perusahaan mengalami kelemahan dalam motivasi kerja karyawan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan masih banyaknya karyawan yang kurang peduli terhadap keadaan perusahaan seperti karyawan yang tidak dapat datang tepat waktu, karyawan yang cenderung terlalu santai dalam mengerjakan tugasnya karena kurangnya motivasi pada diri karyawan tersebut. Permasalahan dalam motivasi kerja pada dalam diri karyawan dapat mengakibatkan kinerja karyawan yang kurang optimal. PT Trias Sentosa mengalami masalah dalam motivasi kerja pada dalam diri karyawan yang berakibat pada kinerja karyawan. Padahal kinerja karyawan yang tinggi sangat diharapkan. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kerja dan motivasi kerja pada kinerja karyawan. Kajian Teoritis Pelatihan kerja merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian upaya yang dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang diberikan oleh tenaga professional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi. Pelatihan kerja adalah sebuah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional (Mathis 2006, p. 301). Khan (2012, p. 85) mengasumsikan training atau pelatihan kerja adalah sebuah proses belajar yang melibatkan perolehan dari pengetahuan, mengasah keahlian, konsep, peraturan, atau perubahan sikap dan perilaku untuk meningkatkan performa dari karyawan. Motivasi kerja adalah serangkaian sikap dan nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Motivasi kerja adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian, 2008, p. 125). Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi kerja merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan penggerak yang berasal dari diri manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu. Kinerja berasal dari kata performance atau yang biasa diartikan prestasi kerja. Kinerja merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun. Implementasi kerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki motivasi dan kepentingan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan 260 kepadanya. Mangkunegara (2006, p. 61) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Rivai dan Basri (2005, p. 15) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu fungsi motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan sesorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan di kerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Rumusan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pelatihan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan? 2. Apakah motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan? 3.Apakah pelatihan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan? Kerangka Berpikir Kerangka berpikir penelitian ini menjelaskan bahwa pelatihan kerja dan motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Sehingga untuk memperjelas penelitian maka digambarkan kerangka berpikir seperti gambar 1. Gambar 1. Kerangka Berpikir Pelatihan Kerja (X 1 ) 1. Instruktur 2. Materi 3. Metode Motivasi Kerja (X 2 ) 1. Daya Pendorong 2. Kemauan 3. Tanggung Jawab 4. Tujuan II. METODE PENELITIAN Kinerja Karyawan (Y) 1. Kuantitas Kerja 2. Kualitas Kerja 3. Kerjasama 4. Kesadaran 5. Inisiatif Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif kausal. Menurut Sugiyono (2013, p.15) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif kausal adalah suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain yang mempunyai hubungan sebab akibat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh antara pelatihan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Objek penelitian ini adalah pelatihan kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini, populasinya adalah karyawan yang berjumalh 350 orang. Dengan sampel H1 H3 H2

sebanyak 80 orang karyawan. Kemudian untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik sample random sampling. Data yang diperoleh dengan survey dalam bentuk kuesioner. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang sudah dimiliki perusahaan berupa visi dan misi perusahaan, sejarah dan latar belakang, serta struktur organisasi. Teknik pengolahan data yang dipakai pada penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas. Selain itu juga menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Analisis statistik yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan pengujian hipotesis menggunakan uji T, uji F dan koefisien determinasi. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Statistik 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Namun, jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Hasil analisis uji validitas menyatakan bahwa semua item yang digunakan untuk menyatakan variabel pelatihan kerja (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) dan kinerja karyawan (Y) adalah valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan terandal apabila jawaban seorang sampel terhadap pertanyaan bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai hasil pada kolom Cronbach s Alpha. Jika nilai Cronbach s Alpha > 0.6, maka item-item pertanyaan yang membentuk variabel penelitian dinyatakan reliabel. Hasil analisis uji reliabilitas menyatakan bahwa nilai cronbach alpha dari pelatihan kerja (X 1 ) adalah 0,800, lebih besar dari nilai kritis yaitu 0,6 dan nilai cronbach alpha dari motivasi kerja (X 2 ) adalah 0,811 dan nilai cronbach alpha dari kinerja karyawan (Y) adalah 0,744. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator yang digunakan adalah reliabel. 3. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya apakah mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik harus mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Pengujian dilakukan dengan analisis grafik (scatterplot) yakni dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi 261 kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Gambar 2. Normal P-P Plot Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Metode untuk menguji adanya multikolinieritas dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi. Hasil analisis uji multikolinearitas VIF pelatihan kerja sebesar 2,183 dan VIF motivasi kerja sebesar 2,183 dimana dapat diketahui bahwa nilai VIF kedua variabel lebih kecil dari 10. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari masalah multikolinearitas. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya kesamaan varian dari residu satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Jika tidak terjadi kesamaan, maka tidak terjadi masalah. Cara untuk melakukan uji heteroskedastisitas adalah dengan melihat titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y di scatterplot, maka tidak terdapat heteroskedastisitas dalam regresi linier. Gambar 3. Scatterplot

Hasil scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi. 4. Nilai Mean Berdasarkan nilai mean, dapat disusun pengaruh pelatihan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yaitu, pelatihan kerja (4,13), motivasi kerja (4,11) dan kinerja karyawan (4,13). Nilai tersebut menunjukkan bahwa pelatihan kerja dan kinerja karyawan paling tinggi, sedangkan motivasi kerja paling rendah. 5. Analisis Regresi Linear Berganda Model regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dengan membuat persamaan garis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara pelatihan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Y = 1,868 + 0,272X 1 + 0,277X 2 Hasil analisis diketahui bahwa variabel pelatihan kerja (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh positif terhadap kinerja Dalam hal ini, jika variabel pelatihan kerja (X 1 ) naik satu satuan, maka variabel kinerja karyawan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,272. Selanjutnya, apabila variabel motivasi kerja (X 2 ) naik satu satuan, maka variabel kinerja karyawan (Y) juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,277. 6. Uji T Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan kerja dan motivasi kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis Statistik H 0-1 β i = 0, artinya pelatihan kerja (X 1 ) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja H a-1 β i 0, artinya pelatihan kerja (X 1 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Tingkat signifikansi (α) ditetapkan sebesar 5% Kriteria pengujian: 1) Apabila signifikansi t hitung < 0,05, maka H a-1 diterima dan H 0-1 ditolak, yang berarti pelatihan kerja (X 1 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja 2) Apabila signifikansi t hitung > 0,05, maka H a-1 ditolak dan H 0-1 diterima, yang berarti pelatihan kerja (X 1 ) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). 262 Hasil analisis Uji t diperoleh dengan nilai signifikansi sebesar 0,016, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05, sehingga menjelaskan bahwa H a-1 diterima dan H 0-1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan kerja (X 1 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Hipotesis Statistik H a-2 β i2 = 0, artinya motivasi kerja (X 2 ) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja H 0-2 β i2 0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja (X 2 ) secara parsial terhadap kinerja Tingkat signifikansi (α) ditetapkan sebesar 5%. Kriteria pengujian: 1) Apabila signifikansi t hitung < 0,05, maka H a-2 diterima dan H 0-2 ditolak, yang berarti motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja 2) Apabila signifikansi t hitung > 0,05, maka H a-2 ditolak dan H 0-2 diterima, yang berarti motivasi kerja (X 2 ) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Hasil analisis Uji t diperoleh dengan nilai signifikansi motivasi kerja sebesar 0,010, dimana nilai ini lebih kecil daripada 0.05, sehingga menjelaskan bahwa H a-2 diterima dan H 0-2 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja 7. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan kerja (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh positif secara simultan terhadap kinerja Hasil Uji analisis uji f diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, dimana nilai ini jauh lebih kecil dari 0,05. Hasil hipotesis ini telah menunjukan bahwa H 0-3 ditolak dan H a- 3 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan kerja (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y) secara statistik. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatahui bahwa dari 80 orang karyawan yang menjadi responden penelitian ini, dilihat dari kategori jenis kelaminnya, mayoritas responden adalah pria, dengan jumlah karyawan sebanyak 46 orang (57,5%). Berusia 20-30 tahun adalah sebanyak 49 orang (61,3%). Dilihat dari kategori pendidikan terakhir, mayoritas pendidikan terakhir responden adalah S1, dengan jumlahkaryawan sebanyak 42 orang (52,5%). Dilihat dari kategori lama karyawan bekerja di PT Trias Sentosa, maka mayoritas responden dalam penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja selama 1-3 tahun (50%). Sedangkan jika dilihat dari divisi, mayoritas divisi responden adalah divisi product sebanyak 30 orang (37.5%). Pada variabel pelatihan kerja, item pernyataan yang mendapatkan nilai mean tertinggi adalah X 1.4 (materi yang diajarkan dalam pelatihan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan) dengan rata-rata jawaban responden masing-

masing adalah sebesar 4,29 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang diajarkan dalam pelatihan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Sementara itu, item pernyataan dengan nilai mean terkecil adalah X 1.6 (saya mendapatkan materi pelatihan yang sesuai dengan kondisi kerja yang sesungguhnya) dengan ratarata jawaban responden sebesar 3,98 yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa materi pelatihan sesuai dengan kondisi kerja. Pada variabel motivasi kerja, item pernyataan yang mendapatkan nilai mean tertinggi adalah X 2.6 (saya memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu) dengan rata-rata jawaban responden masing-masing adalah sebesar 4,35 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Sementara itu, item pernyataan dengan nilai mean terkecil adalah X 2.11 (saya memiliki tujuan dalam bekerja) dengan rata-rata jawaban responden sebesar 3,69 yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memahami tujuan dalam bekerja. Hasil analisis regresi linear berganda juga telah menunjukkan bahwa variabel pelatihan kerja (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh positif terhadap kinerja Dalam hal ini, jika variabel pelatihan kerja (X 1 ) naik satu satuan, maka variabel kinerja karyawan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,272. Selanjutnya, apabila variabel motivasi kerja (X 2 ) naik satu satuan, maka variabel kinerja karyawan (Y) juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,277. Hasil regresi menghasilkan nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,626, yang yang menunjukkan bahwa keterkaitan erat antara pelatihan kerja (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) dengan kinerja karyawan PT Trias Sentosa. Selain itu, dari nilai koefisien determinasi berganda (R 2 ) sebesar 0,391, berarti kinerja karyawan dipengaruhi oleh pelatihan kerja (X1) dan motivasi kerja (X2), yaitu sebesar 39,1%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Pelatihan yang diberikan perusahaan kepada karyawan dilakukan minimal 2 kali dalam setahun. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini telah menunjukkan adanya penerimaan terhadap ketiga hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini, dimana: 1. Signifikansi dari t hitung dari pelatihan kerja (X 1 ) adalah 0,016, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan kerja (X 1 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja 2. Signifikansi dari t hitung dari motivasi kerja (X 2 ) adalah 0,010, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja 3. Signifikansi dari F hitung sebesar 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan kerja (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja IV. KESIMPULAN DAN SARAN 263 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelatihan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Trias Sentosa. 2. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Trias Sentosa. 3. Pelatihan kerja dan motivasi kerja secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Trias Sentosa. Saran Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pimpinan perusahaan harus memperhatikan sebabsebab meningkatnya motivasi pekerja, salah satu agar motivasi dapat terus dipertahankan adalah dengan memberikan pujian secara langsung, mengadakan seminar. 2. Mayoritas karyawan memiliki penilaian yang positif mengenai pelatihan kerja dan motivasi kerja. Oleh karena itu, sangat penting bagi manajemen Trias Sentosa untuk terus menjaga keterikatan dengan karyawan, agar para karyawan terus termotivasi untuk menigkatkan kinerjanya. 3. Perusahaan perlu memperhatikan dan mempertahankan setiap program pelatihan yang dibuat dimana agar motivasi karyawan dapat terus meningkat. DAFTAR PUSTAKA Aruan, A. D. (2013). Pengaruh Pelatihan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Sucofindo (Persero) Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen, vol 1 (2), 565-574. Basri, A. F. M dan Rivai, V. (2005). Performance Appraisal. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Dessler, G. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 9. Jakarta : PT. Indeks. Khan, M. (2012). The Impact of Training and Motivation on performance of Employees. Business Review, vol 7 (2), 84-95. Mahdani., Yunus M., Ruslan. (2015). Pengaruh Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai serta dampaknya pada Kinerja Dinas Perindstrian dan Perdagangan Aceh. Jurnal Manajemen Pascasarjana Univ Syiah Kuala. Mangkunegara, P. A. (2006). Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Refika Aditama. Mathis, R.L., Jackson, J.H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Portal HR. Makin banyak perusahaan di Indonesia Terapkan Total Reward. from http://portalhr.com/berita. Retrieved March,26,2016.

Pribadi, A. T. (2013). Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kemampuan dan kinerja pegawai (studi pada badan kepegawaian daerah kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, vol 3 (1), 1-10. Siagian, S.P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan 15). Jakarta : Bumi Aksara. 264 Susanti, L. M. (2004). Pengaruh pelatihan, insentif, dan masa kerja terhadap kinerja karyawan PT. PLN (studi pada PT. PLN (persero) distribusi Jatim area Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, vol 2 (1), 1-8. Wursanto, Ig. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Andi Offset.