HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PELATIHAN KERJA DENGAN MOTIVASI PENGEMBANGAN KARIR

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN. Skripsi

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya atau karyawannya dalam pencapaian tujuan perusahaan. Terlepas

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran akan mampu. menciptakan lingkungan akademis yang harmonis dan produktif, jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEKERJA DENGAN KEPUASAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia tidak diragukan lagi adalah aset utama perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem yang mengatur kinerja manusia agar lebih efektif dan efisien dalam

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa, dunia usaha dan industri, serta pemerintah karena sudah mengalami

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Rena Marliana F

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERGADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BENGAWAN SOLO DI SURAKARTA

HUBUNGAN RASA BERDAYA TIM (EMPOWERED TEAM) DENGAN SEMANGAT KERJA PARA PENCARI DATA DI BADAN PUSAT STATISTIK. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam

PENGARUH SELEKSI DAN PEMELIHARAAN KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. NAGA BHUANA DI SUKOHARJO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. untuk pencapaian tujuan. Sumber daya manusia yang dimaksud dalam. perusahaan adalah karyawan atau orang yang bekerja dengan menjual

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. isu persaingan global. Artinya, isu utama era globalisasi adalah kebebasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak bermunculan perusahaan baru dengan berbagai jenis

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN P.T. DANLIRIS SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya

PENDAHULUAN. terhadap efisiensi dan efektifitas organisasi (Simamora, 2006). Mesin-mesin atau

HUBUNGAN ANTARA JOB ENRICHMENT DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PD. BPR BKK PURWODADI PALEMBANG

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa sekarang maupun di

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

BAB 1 PENDAHULUAN. keluaran (output) yang tinggi. Faktor penilaian prestasi kerja dan loyalitas para

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

DIDIK HERMAWAN B

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kritis dan secara kolektif tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi

BAB I PENDAHULUAN. memacu bangsa-bangsa di seluruh dunia untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI LUWES SWALAYAN WONOGIRI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS DENGAN KINERJA

FAJAR JUNI NURSANTI B

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

Dalam kenyataan sehari-hari, perusahaan sesungguhnya mengharapkan prestasi atau hasil kerja terbaik dari para karyawannya. Menurut Rivai (2005: 309),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan. Beberapa upaya yang dilakukan suatu organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENGAWASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN KECAP UDANG DI PURWODADI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan Negara-negara modern dewasa ini sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

N. AMBARDHI P

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sistem penjualan, sistem pembelian, sistem persediaan bahan baku, sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pegawai dalam mengoperasikan unit-unit kerja yang terdapat di instansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PELATIHAN KERJA DENGAN MOTIVASI PENGEMBANGAN KARIR SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh derajat sarjana S1 Psikologi Disusun oleh : RISMA NUR IKSHANI F 100050088 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika seseorang mulai memasuki dunia kerja untuk yang pertama kalinya, dapatkah ia menebak bagaimana perjalanan karirnya 10 atau 15 tahun mendatang? Tentunya tidak mudah untuk mereka-reka apa yang akan terjadi pada karir seseorang dalam rentang waktu yang cukup lama. Terlebih lagi apabila seseorang berada dalam suatu organisasi atau perusahaan, dimana tentunya terdapat banyak rekan kerja sekaligus kompetitor kerja. Seseorang yang pada awal karir menempati posisi sekretaris, bisa jadi 10 atau 15 tahun mendatang akan menempati posisi senior secretary atau bahkan supervisor administration. Dalam rentang waktu yang cukup lama, banyak hal yang bisa terjadi pada karir seseorang. Bisa saja karir mengalami peningkatan ataupun penurunan. Bukanlah suatu hal yang mustahil seseorang yang pada saat ini menempati posisi sebagai deputy director, beberapa tahun kemudian turun jabatan menjadi manager. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan atau penurunan karir seseorang dalam suatu organisasi atau perusahaan, antara lain produktivitas kerja, performansi kerja, motivasi berkarir, kompetensi kerja dan loyalitas kerja seperti yang dikutip Masud (dalam Flippo, 1997). Lebih lanjut dikemukakan bahwa aktivitas individu dalam organisasi atau perusahaan tidak dapat dipisahkan dari masalah kerja. Kerja adalah salah satu perwujudan aktivitas individu, baik fisik maupun mental. Bekerja merupakan 1

2 suatu kegiatan yang menyangkut aspek fisiologis, psikologis, ekonomis, masyarakat, kematangan kepribadian, dan aspek kekuasaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari pekerjaan, dan kerja merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik yang bersifat fisik, psikologis, maupun sosial. Kesempatan yang ditawarkan oleh organisasi merupakan kebutuhan psikologis yang terwujud dalam bentuk kedudukan. Kedudukan yang diberikan organisasi merupakan apa yang disebut dengan jenjang karir. Karir merupakan suatu hal yang penting karena dapat memperkuat dan meningkatkan identitas dan status individu serta meningkatkan harga diri. Karir juga merupakan rangkaian pengalaman peran yang apabila diurut dengan tepat menuju pada tingkat tanggung jawab, status, kekuasaan, dan ganjaran. Namun untuk mencapai tingkat karir tertentu bukanlah suatu hal yang sederhana. Diperlukan proses yang panjang dan bertahap serta kemampuan dan motivasi kerja yang tinggi untuk mencapai jenjang karir yang diinginkan. Mohyi (2005) mengemukakan bahwa seseorang akan bekerja lebih giat apabila mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Tanpa adanya motivator yang menjadi penggeraknya, maka motivasi untuk bekerja secara produktif tidak akan terjadi. Produktivitas kerja yang dihasilkan seseorang mempengaruhi jenjang karir yang dicapainya. Produktivitas kerja yang rendah akan mengakibatkan stagnansi atau bahkan penurunan jenjang karir. Sebaliknya, produktivitas kerja yang tinggi akan menghasilkan jenjang karir yang meningkat pula. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa motivasi yang dimiliki seseorang dalam bekerja, pada

3 akhirnya akan mempengaruhi jenjang karir yang dicapai, sehingga peningkatan terhadap motivasi diri dirasa penting untuk lebih mengembangkan karir. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, peningkatan motivasi bagi pengembangan karir karyawan dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan kerja bagi karyawan. Sebagai contoh dari salah satu perusahaan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia, PT. Telkom Indonesia khususnya PT. Telkom Solo selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia perusahaan, karena sumber daya manusia PT. Telkom diharapkan memiliki kemampuan mengantisipasi persaingan (competitive competences), kemampuan profesional yang tinggi, proaktif, adaptif, inovatif, disiplin, berintegritas tinggi, semangat pengabdian, jujur, berwawasan bisnis, dan mampu menyesuaikan diri terhadap kemajuan teknologi dan persaingan bisnis. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan PT. Telkom melalui 6 tahap proses manajemen sumber daya manusia, yaitu (a) perencanaan sumber daya manusia, (b) iklim organisasi, (c) sistem imbal jasa dan penghargaan, (d) rekruitasi, seleksi, dan penempatan, (e) pengembangan karir, (f) manajemen kinerja seperti yang dikemukakan oleh Hardiningtyas (2004). Menurut Gomes (dalam Viklund, 2009), pengembangan karir sebagai bagian dari tahap-tahap manajemen sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, akan membuat perusahaan dan karyawan dapat mencapai suatu kesepakatan mengenai kompetensi, pelatihan, dan pengembangan serta jenjang dan jalur karir yang sesuai untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan

4 maupun tujuan pribadi karyawan dalam bentuk kemitraan. Sebagai aktualisasi dari proses pengembangan karir, pelatihan kerja mempunyai peran penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Menurut Gomes (dalam Viklund, 2009), pelatihan kerja merupakan usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab seseorang. Melalui pelatihan kerja, suatu perusahaan dapat memiliki karyawan yang berkompetensi untuk bersaing. Lebih lanjut, Nitisemito (1992) mengemukakan bahwa sebagai manifestasi dari fungsi pengembangan tenaga kerja, sumber daya manusia yang dimiliki organisasi harus diberi pelatihan yang merupakan proses berlanjut karena muncul kondisi yang baik dari perkembangan teknologi, perkembangan ekonomis, dan non ekonomis dalam perusahaan. Mengantisipasi adanya perkembangan-perkembangan lain, mendorong perusahaan untuk menyusun program pelatihan kerja secara menyeluruh. Radea (2008), telah melakukan studi untuk menguji hubungan antara program pengembangan karir dengan motivasi kerja, yang hasilnya menyatakan bahwa program pengembangan karir mempunyai peran yang cukup besar terhadap motivasi kerja karyawan yaitu sebesar 39,69%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wibowo (2007) menyatakan bahwa pelatihan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja (r²=0,492 dengan p<0,01). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningtyas (2004) mengenai pentingnya pelatihan kerja terhadap motivasi kerja, menyatakan bahwa organisasi atau perusahaan yang kurang giat mengadakan program pelatihan kerja, akan berpengaruh terhadap kurangnya motivasi dalam pengembangan karir.

5 Dalam penelitian yang dilakukannya, dikemukakan bahwa program pelatihan kerja yang diadakan kurang dari 10 kali dalam satu tahun oleh suatu organisasi atau perusahaan, hanya menyumbang sebesar 21,57% terhadap peningkatan motivasi pengembangan karir. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dibuat rumusan masalah yaitu apakah ada hubungan antara intensitas pelatihan kerja dengan motivasi pengembangan karir? Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka peneliti mengambil judul Hubungan Antara Intensitas Pelatihan Kerja Dengan Motivasi Pengembangan Karir. B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas pelatihan kerja dengan motivasi pengembangan karir. 2. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan intensitas pelatihan kerja terhadap motivasi pengembangan karir. 3. Untuk mengetahui kondisi motivasi pengembangan karir. 4. Untuk mengetahui kondisi intensitas pelatihan kerja. C. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini antara lain :

6 1. Bagi pimpinan perusahaan PT. Telkom Solo, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai keterkaitan antara intensitas pelatihan kerja dengan motivasi pengembangan karir, sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan motivasi pengembangan karir pada karyawan PT. Telkom Solo. 2. Bagi para karyawan PT. Telkom Solo, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan agar mampu mengevaluasi apakah pelatihan kerja yang diikuti mampu meningkatkan motivasi untuk pengembangan karir, dan dapat memberikan gambaran mengenai keterkaitan antara intensitas pelatihan kerja dengan motivasi pengembangan karir pada karyawan PT. Telkom Solo. 3. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan penelitian sejenis dan menambah khasanah pengetahuan ilmu psikologi industri khususnya yang berkaitan dengan pelatihan kerja dan motivasi pengembangan karir.