Dua Sisi Investasi Catatan tentang Investasi Langsung Luar Negeri dan Kerja-kerja Advokasi

dokumen-dokumen yang mirip
Dua Sisi Kinerja Modal Catatan tentang Investasi dan persoalan ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

FOREIGN DIRECT DIRECT INVESTMENT

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN. 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

INVESTASI DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Pajak Badan lainnya (Sarwedi, 2012). Dengan melihat realita ini maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

PRUDENTIAL INDONESIA MENUNJUKKAN KINERJA BISNIS TENGAH TAHUN 2009 YANG TANGGUH

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia Kantor Staf Presiden Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

Grafik Kinerja Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. disebut sebagai desentralisasi. Haris dkk (2004: 40) menjelaskan, bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

Transkripsi:

Dua Sisi Investasi Catatan tentang Investasi Langsung Luar Negeri dan Kerja-kerja Advokasi Bogor, 28-29 29 Maret 2006 Yanuar Nugroho yanuar.nugroho@gmail.com The Business Watch Indonesia Uni Sosial Demokrat Jakarta PREST, the University of Manchester, UK

Di jaman global ini, negara-bangsa menjadi terlalu kecil untuk perkaraperkara besar, dan terlalu besar untuk perkara-perkara kecil. (Daniel Bel, Global Inc., 2004)

Tentang Investasi Paling banyak ke negara-negara berkembang, aliran FDI dunia meningkat pada tahun 2004 dan setelahnya dengan daerah penerima terbesar adalah Asia dan Oceania Aliran FDI tidak berubah di Amerika Latin setelah penurunan selama empat tahun sebelumnya meski stabil di Afrika dan meningkat di Eropa tenggara. Sebaliknya, FDI di negara maju tetap menurun. Secara keseluruhan, aliran FDI akan tetap meningkat. (Outline Wolrd Investment Report, UNCTAD, 2005, h. v)

Tentang Investasi Pengaruh terbesar FDI ini ada di negara-negara berkembang, dengan peningkatan pesat dari rata-rata di bawah $10 milyar pada tahun 1970 menjadi lebih dari $200 milyar pada tahun 1999. Jumlah FDI di Dunia Ketiga kini mencapai hampir seperempat FDI global. Di antara negara-negara lainnya, Cina adala negara tuan-rumah terbesar bagi FDI. Perusahaan-perusahaan multinasional besar dan konglomeratkonglomerat masih menjadi bagian terbesar dari FDI (sumber: UNCTAD). Negara-negara ASEAN dengan penghasilan menengah seperti Malaysia, Thailand, Indonesia dan Filipina kini tengah menghadapi tantangan utama untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik mereka sebagai tuan rumah bagi FDI dalam lingkungan ekonomi yang berubah dengan pesat. Sumber: Fact-sheet DTE tentang FDI

Tentang Investasi Dana Bantuan Pembangunan Luar Negeri atau ODA (Overseas Development Assistance) dulunya adalah sumber utama dana pembangunan di banyak negara berkembang. Pada tahun 2000, total ODA hanya tinggal setengah dari jumlahnya sebelum tahun 1990an. Pembiayaan swasta (privat), melalui FDI, telah menjadi sumber terbesar dari dana pembangunan. Mengapa? Pertumbuhan pesat perusahaan-perusahaan transnasional. Dari hanya sekitar 7.000 perusahaan multinasional di tahun 1960, angka itu melejit melampaui 63.000 dengan sekitar 690.000 afiliasi atau cabang menjelang awal 2000. Lebih dari 75% dari perusahaan-perusahaan ini berasal dari negara maju di Eropa Barat dan Amerika Utara, sementara perusahaanperusahaan subsider(cabang)nya beroperasi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Inilah gambaran sektor privat yang diperkirakan menguasai lebih dari duapertiga perdagangan internasional.

Mengapa FDI? Mempelajari klaim FDI dianggap sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi: memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran. FDI mendorong pembangunan karena bagi negara tuan rumah (atau perusahaan lokal) FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem organisasi dan ketrampilan manajemen yang baru. FDI membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada teknologi, produk, ketrampilan dan skema pendanaan yang baru.

Fakta: Aliran dana

Fakta: Aliran dana

Fakta: Investasi di Asia & Oceania

Prospek Investasi Asia Tenggara Aliran masuk investasi di Asia Tenggara naik dari $17 milyar pada tahun 2003 menjadi $26 milyar tahun 2004. Dana terbesar mengalir ke Singapura, Malaysia, Indonesia, Myanmar, Vietnam, Filipina dan Kamboja. Di Indonesia, peningkatan investasi didorong karena suksesnya privatisasi aset negara dan akuisisi asing atas perusahaan swasta. Peningkatan ini mengakhiri periode negatif investasi sejak 1998. Akusisi oleh kelompok investor (dipimpin oleh Standard Chartered) dalam merger dan akuisisi di Malaysia, Filipina dan Thailand juga naik secara signifikan. (Kenaikan arus masuk investasi langsung di Asia Tenggara dan selisihnya yang mengecil dibandingkan dengan arus masuk investasi ke China menegasi gagasan bahwa China mengambil jatah investasi dari negara tetangganya.) Sumber: Laporan Investasi Dunia 2005, h.52-53

Investasi di Indonesia s.d. 2003 Project PMDN & PMA yg Disetujui 140.000,00 120.000,00 Aproval PMDN Aproval PMA 40.000,00 35.000,00 100.000,00 30.000,00 PMDN Milyar Rp 80.000,00 60.000,00 25.000,00 20.000,00 15.000,00 PMA Million US$ 40.000,00 10.000,00 20.000,00 5.000,00 0,00 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 0,00 Persetujuan Investasi Asing dan domestik Sumber: data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diolah, Jakarta, November 2003

Kinerja Investasi Dunia Sumber: World Investment Report h.25, diolah dari UNCTAD

Investasi di Indonesia Di Indonesia, keberhasilan privatisasi aset-aset negara dan akuisisi asing atas perusahaan-perusahaan swasta membantu mengakhiri periode negatif terus-menerus aliran masuk investasi langsung luar negeri yang dimulai sejak 1998 (Laporan Investasi Dunia 2005, h. 52) Ada kenaikan sekitar 70% FDI di paruh pertama tahun 2005 (bersamaan dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6% sejak akhir 2004) dengan sumber-sumber: Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia dan Malaysia. Untuk catatan yang lebih lengkap, lihat lampiran: Country FactSheet Indonesia, World Investment Report 2005

Investasi di sektor tambang di Indonesia sebuah contoh Indikator 40 perusahaan tambang dunia teratas Indonesia 2003 2004 2003 2004 Tarif pajak efektif 27,9% 24,7% 38,2% 37,0% Marjin EBITDA 26,3% 29,7% 38,2% 38,9% Marjin keuntungan bersih 10,4% 15,2% 14,9% 19,3% Return on equity 10,5% 18,9% 18,6% 27,3% Sumber: Price Waterhouse Coopers, 2006 Investor Daily 15 Mar 2006

Investasi di sektor tambang di Indonesia sebuah contoh Investasi sektor pertambangan di Indonesia memberikan keuntungan tertinggi dibanding negara lain. 10 tahun terakhir keuntungan perusahaan tambang di Indonesia dua kali lipat dibanding tambang di Australia Prospek dan masalah sektor pertambangan: Setoran sektor pertambangan ke APBN 2005 = Rp 18 triliun 1995-2005 : return perusahaan tambang di RI dua kali dibanding Australia Investasi baru dan eksplorasi terus menurun bahkan cenderung stagnan Investor mengeluhkan kepastian hukum, perda bermasalah dan politisasi pertambangan Pemerintah menjamin kontrak yang sudah ada Juni 2006 Ditjen Pajak memberikan investment allowance dan percepatan amortisasi Sistem kontrak karya diganti sistem perijinan

Risiko Investasi survey UNCTAD

Penghambat Investasi survey WEF Faktor penghambat investasi: Birokrasi pemerintah yang tidak efisien (21%) Infrastruktur yang tidak memadai (19%), Peraturan perpajakan (15%), Korupsi (11%), Kualitas sumber daya manusia (9%), Instabilitas kebijakan (7%) Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan (4%) Sumber: survey World Economic Forum 2005, dikutip Kompas, 20 Maret 2006

Liberalisasi investasi? International Infrastructure Summit (17 Jan 2004) Keputusan eksplisit bahwa seluruh proyek infrastruktur dibuka bagi investor asing untuk mendapatkan keuntungan, tanpa perkecualian. Pembatasan hanya akan tercipta dari kompetisi antar-perusahaan. Pemerintah juga menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan ada perbedaan perlakuan terhadap bisnis Indonesia ataupun bisnis asing yang beroperasi di Indonesia.. BUMN summit (25-26 Jan 2005) Menyatakan jelas bahwa seluruh BUMN akan dijual pada sektor privat. Artinya: tak akan ada lagi barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah dengan biaya murah yang disubsidi dari pajak. Di masa depan, seluruh barang dan jasa bagi publik akan menjadi barang dan jasa yang bersifat komersial yang penyediaannya murni karena motif untuk mendapatkan laba.

Setelah mencermati berbagai data Gagasan: mempengaruhi investasi 1. Menekan MNE untuk mengadaptasi standar internasional tertinggi atas hak-hak masyarakat adat, dampak lingkungan, dan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Mendorong agar inisiatif-inisiatif seperti Global Compact, Equator Principles dan prinsip-prinsip tatakelola korporasi dari OECD bisa digunakan untuk membuat bank dan agen pembiayaan lain menghentikan pembiayaan investasi yang secara sosial atau lingkungan merusak. 3. Mendesak MNC/TNC menjalankan panduan tanggung jawab sosial korporasi-nya masing-masing.

Setelah mencermati berbagai data Beberapa Gagasan untuk didiskusikan 1. Advokasi internasional mendorong adopsi SRI (Socially Responsible Investment) secara lebih luas 2. Advokasi internasional mendorong agar Human Rights Norms for Multinational Enterprises segera diberlakukan 3. Advokasi nasional RUU Investasi 2004 (yang mundur terus ) Regulasi di negara asal menjadi bagian tak terpisah dari kontrak karya di Indonesia 4.? Yang mungkin bisa dilakukan bersama-sama Pemetaan area advokasi (apa) Penentuan target (apa) Pembagian peran (siapa & bagaimana)