BAB I PENDAHULUAN. semua telah sepakat bahwa pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Untuk

dokumen-dokumen yang mirip
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan standar mutu pendidikan di MAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. tujuan kegiatan pembelajaran, diperlukannya aktivitas organisasi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berarti pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berat, yaitu tantangan internal dan eksternal. Secara internal kita telah

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

S.O.P PENJAMINAN MUTU KOMPETENSI LULUSAN DOKUMEN LEVEL Standar Operating Procedure KODE S.O.P. SPMI 006 JUDUL PENJAMINAN MUTU KOMPETENSI LULUSAN

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk spiritual, makhluk individu, dan makhluk sosial. Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

SISTEM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH ALAM. Hidayatul Mufidah 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bukanlah hal yang asing terdengar bagi masayarakat. Juga semua telah sepakat bahwa pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dan tantangan yang semakin besar. Maka lembaga pendidikan mengupayakan beberapa cara untuk meningkatkan lulusan yang berkualitas. Segala keberhasilan pun tidak lepas dari segala kondisi. Dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1, dijelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu: Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah pendidikan yang berkualitas secara proses maupun output. Kualitas pendidikan, pendidikan saat ini masih menghadapi permasalahan-permasalahan, khususnya pendidikan Islam. Sebagian besar lembaga pendidikan Islam masih menghadapi problem internal kelembagaan sementara tantangan yang dihadapi semakin berat. Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan karena tidak 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung : Citra Umbara,t.th., h.2. 1

2 hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks, yang menyangkut masalah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan sehingga terciptanya pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas sangat membutuhkan sebuah manajemen yang diterapkan di sebuah satuan pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil Litbang menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif dan tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan dan pengembangan sumber belajar. 2 Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas 2 E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h.21-22

3 manusia Indonesia secara menyeluruh. Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya menjadi pekerjaan dari pemerintah, akan tetapi merupakan pekerjaan semua pihak baik pemerintah pemikir, praktisi pendidikan, maupun seluruh masyarakat. Peningkatan mutu didalam suatu satuan pendidikan membutuhkan kerja sama dari segala lini, tidak terkecuali pemimpinnya. Pimpinan lembaga pendidikan sangat menentukan arah perbaikan mutu sekolah dengan berbagai strategi. Hal itu hanya dapat dicapai manakala kepala sekolah beserta stafnya menjalankan manajemen yang fungsional dengan kepemimpinan partisipatif dalam pengambilan keputusan disetiap lembaga pendidikan. 3 Akhir-akhir ini madrasah harus berhadapan dengan tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 63 Tahun 2009 tentang pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan terutama berada pada satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan berkewajiban menyediakan dan memberikan bantuan dalam pemenuhan standar, dan pemerintahan kabupaten/kota pemerintah provinsi, dan pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan supervisi, pengawasan, evaluasi, fasilitasi, saran, arahan, dan atau bimbingan kepada satuan program pendidikan. 4 Adanya pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 Tentag Standar Nasional Pendidikan yang sejalan dengan Permendiknas sebagai penjabaran dari PP tersebut. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang Sistem Pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan 3 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 401. 4 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Konteks Penerapan MBS, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013, h.1.

4 Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri dari delapan standar, yaitu: standar isi, standar proses, kompetensi lulusan, Pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Dengan demikian setiap sekolah/madrasah dituntut untuk menyusun, melaksanakan serta memonitoring dan mengevaluasi rencana pengembangan guna memenuhi standar tersebut untuk selanjutnya berusaha meningkatkan mutu ke standar yang lebih tinggi. 5 Dari peraturan pemerintah tersebut jelas sekali perlunya pemberlakuan kriteria minimal tentang sistem pendidikan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan guna memehuhi standar pendidikan baik tidaknya institusi pendidikan tergantung bagaimana inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pemimpin institusi pendidikan tersebut. Seorang pemimpin institusi pendidikan harus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pada institusi pendidikan yang dipimpin. Upaya mengatasi permasalahan pendidikan, pemerintah daerah bekerja sama dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pendidikan, seperti orang tua peserta didik (masyarakat), sekolah (lembaga pendidikan), institusi sosial seperti dunia usaha atau dunia industri. Oleh karena itu, kerja sama dan koordinasi antara pemerintah daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan tersebut menjadi sangat penting dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, terutama dalam bidang pengelolaan pendidikan. Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dunia pendidikan semakin tinggi, dunia pendidikan mengadopsi 5 Muhaimin, Sutiah, dkk Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2012, h. IV

5 penjamin mutu atau Quality Assurance dari dunia industri untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap mutu pendidikan. 6 Dengan Quality Assurance diharapkan mutu pendidikan menjadi lebih baik dan masyarakat sebagai konsumen pendidikan merasa puas dengan kegiatan penjaminan mutu tertuju pada proses untuk membangun kepercayaan dengan cara melakukan pemenuhan standar pada komponen input, komponen proses dan hasil atau (outcome) sesuai dengan yang diharapkan oleh orang tua, masyarakat, pemerintah dan dunia industri (stake holder). 7 Adanya tantangan yang dihadapi madrasah secara khusus adalah menyangkut persepsi masyarakat cendrung diskriminatif sehingga madrasah kurang mendapat perhatian bahkan ada yang menganggap sebagai lembaga pendidikan kelas dua setelah sekolah umum. Melihat kondisi seperti ini, tentu madrasah tidak boleh hanya berpangku tangan atau pasrah menerima kenyataan. Karena itu, madrasah harus berbenah diri untuk menepis anggapan yang kurang menguntungkan bagi madrasah. Sejalan dengan berjalannya waktu, banyak madrasah yang semakin baik mutunya dan mampu bersaing dengan sesama madrasah maupun dengan sekolah umum lainnya. Untuk menjawab anggapan tersebut Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Palangka Raya berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi sebagai berikut : Pertama, meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan dengan indikator (1) Siswa dapat berprestasi dalam menempuh ujian nasional 6 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 401 7 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Konteks Penerapan MBS, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013, h.2

6 dan lulus dari madrsah dengan predikat baik sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada satuan pendidikan (2) Meningkatnya jumlah siswa MAN Model Palangka Raya yang berprestasi di bidang akademik terutama dalam mengikuti olympiade, bahkan tahun 2014 meraih perunggu tingkat nasional bidang matematika dan fisika, serta bidang non akademik (seperti olah raga, seni dan sebagainya) pada tingkat kabupaten/kota prestasi semakin meningkat. (3) lulusan madrasah dapat berkompetisi dengan lulusan sekolah lainnya. Kedua mengembangkan program unggulan yang dapat meningkatkan mutu madrasah seperti meningkatnya pengetahuan siswa dalam penguasaan tehnologi hal ini di laksanakan MAN Model Palangka Raya ketika satu-satunya sekolah di Palangka Raya yang siap untuk mengikuti ujian CBT (Computer Best Test), adanya kegiatan mengembangkan keterampilan yaitu: 1) Tinkom (Soft Ware, Hard Ware jaringan dan perawatan), 2) Elektronika, 3) Tata Busana, 4) Peternakan dan Muatan Lokal Teknologi Informasi Komunikasi (Tinkom) mulai tahun pelajaran 2014/2015 MAN Model Palangka Raya mulai menerapkan. 8 Madrasah Aliyah Negeri Model Palangka Raya terletak di jalan Tjilik Riwut Km 4,5 merupakan relokasi dari MAN II Yogyakarta dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 27 Tahun 1980 tanggal 5 Mei 1980, merupakan madrasah dengan ciri utamanya sebagai sekolah umum yang bercirikan khas agama Islam berusaha mewujudkan agar menjadi Madrasah Aliyah yang baik dan berprestasi dan sebagai tanggung jawabnya adalah h.10 8 Dokumen Profil Madrasah Sehat, Madrasah Aliyah Negeri Palangka Raya tahun 2014,

7 mengembangkan madrasah sebagai sekolah umum berciri khas agama Islam, Mewujudkan amanah sebagai madrasah model yang mampu menjadi pusat sumber belajar bagi madrasah-madrasah lain, Mewujudkan madrasah yang mampu mengembangkan akademik dan non akademik dan menjadikan madrasah yang mampu membina akhlakul karimah dan peduli terhadap lingkungan. Adapun program unggulan bidang keagamaan dan kemasjidan adalah : Penanaman dan praktek akhlakul karimah bagi seluruh civitas akademik melalui kegiatan sehari-hari pembiasaan Tadarus Al-qur.an setiap pagi, sholat zuhur, ashar dan sholat jum at berjamaah, praktek manasik haji, praktek penyelenggraan jenazah, majelis ta lim putri, majelis zikir, dan muhadarah. 9 Adanya Bidang Peningkatan Mutu Akademik MAN Model Palangka Raya dengan tujuan (1) Membantu pencapaian visi dan misi MAN Model Palangka Raya (2) Memfasilitasi dan mengkoordinasikan perbaikan mutu berkelanjutan (3) Menjamin konsestensi dan efektifitas penjaminan mutu pendidikan (4) Menetapkan peran seluruh komponen dalam peningkatan mutu pendidikan. Adapun program peningkatan mutu akademik yang sangat aktif berjalan adalah dalam pembinaan kelas Olympiade Sains dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) meningkatkan prestasi peserta didik prestasi non akademik semakin meningkat, tentunya dalam hal ini di tunjang dengan 9 Ibid, h.5

8 adanya tenaga guru PNS yang yang berkualifikasi akademik S1 bahkan ada yang sudah S2 dan mempunyai sertifikat pendidik sebagai guru profesional. 10 Hal tersebut ditambahkan hasil wawancara dengan Kepala MAN Model Palangka Raya berkenaan dengan hasil ujian nasional tiga tahun terkhir siswa MAN Model Palangka Raya 100% lulus dan sekolah terakreditasi A (Amat Baik) sampai tahun 2016 oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) sertifikat akreditasi ditetapkan di Palangka Raya 7 Nopember 2011. 11 Dengan berbagai usaha persiapan dan pelaksanaan untuk mencapai kelulusan Ujian Akhir Madrasah Bertarap Nasional (UAMBN) dan lulus Ujian Nasional (UN) dengan sistem Computer Based test (CBT) MAN Model Palangka Raya tahun 2014/2015 lulusan madrasah dapat memenuhi harapan stakeholder dapat memenuhi harapan guru, siswa, orang tua, masyarakat dan pemerintah. Maka dapatlah diketahui keberhasilan mutu sesuai standar nasional. Untuk memastikan bahwa MAN Model Palangka Raya sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan pelaksanaan semua komponen dalam sistem sekolah bekerja secara optimal dan bersinergi bagi tercapainya standar yang ditetapkan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian dilaksanakan dengan judul Penjaminan Mutu Pendidikan di MAN Model Palangka Raya. 10 Wawancara dengan Jumbri, Koordinator Bidang Peningkatan Mutu Akademik MAN Model Palangka Raya, hari Senin tanggal 15 Desember 2014. 11 Wawancara dengan Dra. Hj. Susilawaty, M.Pd, Kepala MAN Model Palangka Raya 26 Januari 2015

9 B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian Sebagaimana judul penelitian di atas maka fokus penelitian adalah usaha sekolah dalam memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan sub fokus standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan dan standar kelulusan di MAN Model Palangka Raya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana standar mutu pendidikan di MAN Model Palangka Raya (a) Bagaimana standar proses di MAN Model Palangka Raya; (b) Bagaimana standar pendidik dan tenaga kependidikan (c) Bagaimana standar kompetensi kelulusan. 2. Bagaimana ketercapaian standar mutu pendidikan di MAN Model Palangka Raya D. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan : 1. Dalam konteks teoritis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain : a. Untuk menghasilkan model penjaminan mutu pendidikan di sekolah. b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya agar lebih mendalam dan spesifik dalam penjaminan mutu pendidikan. 2. Dalam konteks praktis penelitian ini memiliki manfaat antara lain :

10 a. Penelitian ini akan memberikan masukan bagi lembaga pendidikan MAN Model Palangka Raya dalam pentingnya pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan secara internal. b. Bagi pemerintah atau kementrian agama sebagai bahan kajian pengambil kebijakan dalam mengembangkan program akreditasi. c. Bagi Program Studi Pasca Srajana Prodi Manajemen Pendidikan Islam sebagai bahan kebijakan integrasi kurikulum Manajemen Pendidikan Islam (MPI) 3. Bagi mahasiswa dan khususnya bagi peneliti sendiri memperoleh pengetahuan di lapangan sebagai bahan perbandingan antara teori dan praktik dalam penjaminan mutu pendidikan. Dan memperluas pemahaman peneliti diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk memeperdalam sehingga memperoleh perbandingan sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian.