BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar negara yang berhubungan dengan kegiatan sosial, keuangan maupun perdagangan yang membuat masyarakat mulai tertarik dengan bisnis ekspor-impor. Adanya fasilitas yang mendukung serta kemudahan dalam mencari informasi membuat pengusaha besar maupun kecil sudah berani bersaing dalam pasar internasional. Pesatnya minat masyarakat terhadap bisnis ekspor-impor akan berdampak positif terhadap perusahaan cargo yang ada di Indonesia. Perusahaan cargo adalah perantara antara pihak produsen baik dalam maupun luar negeri dengan konsumen baik dalam maupun luar negeri. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh keuntungan melalui pemberian layanan yang memuaskan kepada pelanggan untuk menjamin kesejahteraan karyawan dan menjaga kelangsungan hidup usahanya. Menghadapi perkembangan yang sangat pesat di dunia usaha pada saat ini, perusahaan dituntut untuk selalu mampu mengantisipasi kebutuhan serta situasi pasar dengan memberikan fasilitas yang memadai. Konsekuensi dari penyediaan fasilitas yang memadai adalah perusahaan akan memerlukan pendanaan yang lebih besar. Dalam memenuhi pendanaan tersebut perusahaan akan dihadapkan pada berbagai sumber dengan memperhatikan tingkat efisiensi dan efektifitas dari sumbersumber pendanaan yang tersedia. 1
Penyediaan fasilitas merupakan salah satu cara dalam peningkatan pelayanan kepada konsumen. Penyediaan fasilitas juga merupakan investasi jangka panjang dalam bentuk aktiva tetap untuk operasional perusahaan. Investasi dalam bentuk aktiva tetap bernilai materiil, sehinggadibutuhkan pertimbangan yang cermat dalam pengambilan keputusan pendanaan. Melihat ukuran dan potensinya cukup besar dalam penentuan kesuksesan atau kegagalan perusahaan, maka perusahaan perlu berhati-hati dalam perolehan dan pengelolaan sumber daya keuangan. Menurut Riyanto(2011:209) sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya ada dua yaitu sumber intern(internal sources) dan sumber ekstern(external sources). Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan adalah keuntungan yang ditahan(retained net profit) dan penyusutan (depreciations). Sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan dimana usaha pemenuhan kebutuhan modalnya diambil dari sumber-sumber modal yang berada di luar perusahaan yang sering disebut pembelanjaan dari luar perusahaan(external financing). Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, serta perusahaan sewa guna usaha(leasing), term loan atau juga modal ventura. Diantara berbagai sumber pendanaan dari luar perusahaan, yang umum digunakan di Indonesia adalah sewa guna usaha dan kredit bank sebagaimana yang diteliti oleh Pasaribu(2008), Widyastuti(2009), Fuad(2007), Chrisdianto dan 2
Andrianto(2009). Sewa guna usaha(leasing), sesuai Perpres 9/2009 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi(operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha(lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Financial lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati, sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (Kasmir, 2008:274). Leasing merupakan suatu alternatif baru yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah kekurangan dana. Kemudahan dalam prosedur perolehan barang modal menjadi salah satu kelebihan dalam alternatif ini (Hariyani, 2011:81). Pihak yang terlibat dalam transaksi sewa guna usaha ada dua yaitu pihak penyewa(lessee) dan pihak yang menyewakan(lessor). Alternatif lain dalam mengatasi masalah kekurangan dana adalah melalui pembelian tunai yang dananya berawal dari pinjaman bank. Analisis dan segala macam pertimbangan yang cukup matang harus betul-betul dikaji, karena pengambilan pinjaman dari bank akan berhubungan dengan biaya riil yang nantinya harus dikeluarkan oleh perusahaan.kredit bank adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan (Kasmir,2008:96). Tujuan kredit bagi perusahaan adalah 3
untuk meningkatkan volume usaha dan hasil usaha yang akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kegiatan usaha dalam suatu perekonomian. Penyaluran kredit yang mudah menjadi faktor pendukung berkembangnya usaha. Menurut Lina (2007), penyaluran kredit oleh perbankan dari tahun 1997 sampai tahun 1998 mengalami peningkatan yang besar dalam rupiah maupun dalam persentase, tapi kemudian mengalami penurunan yang drastis mencapai minus 53persen, setelahitu terjadi kecenderungan meningkat sampai tahun 2006, kecuali pada tahun 2005 mengalami penurunan. Krisis ekonomi yang beberapa kali melanda Indonesia telah menyebabkan penyaluran kredit mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Pemilihan alternatif sumber pendanaan yang tepat, memerlukan analisis investasi yang memadai. Salah satunya adalah dengan membandingan alternatif sumber pendanaan antara financial lease dan kredit bank. Kedua alternatif tersebut sama-sama menimbulkan kewajiban bagi perusahaan. Salah satu kewajiban yang ditimbulkan adalah pembayaran suku bunga pinjaman. Tingkat bunga pinjaman akan menentukan hasil akhir dari keputusan pendanaan perusahaan, sehingga sangat penting dalam menganalisis kedua alternatif pendanaan tersebut.analisis pendanaan yang memadai akan menghasilkan keputusan pendanaan yang menguntungkan bagi perusahaan. Salah satu perusahaan domestik yang bergerak dalam bidang jasa cargo adalah PT Uber Sari Cargo. Perusahaan ini termasuk perusahaan cargo yang mulai berkembang, dapat dilihat dari ruang lingkup perusahaan yang sudah 4
memiliki klien dari beberapa negara besar di dunia sepertiaustralia, Selandia Baru, Taiwan, Pulau Karibia, bahkan beberapa dari Eropa dan Amerika. Perkembangan PT. Uber Sari Cargo juga dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan berupa neraca dan rugi laba tahun 2009 dan tahun 2010 pada tabel 1.1 dan 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.1 Neraca PT. Uber Sari Cargo Per 31 Desember 2009 dan 2010 Aktiva Uraian 2009 (Rp.) 2010 (Rp.) Aktiva Lancar Kas 13,654,300.00 29,589,300.00 Bank 479,488,941.49 172,805,231.69 Piutang usaha 314,346,174.66 704,414,120.13 Persediaan Perlengkapan Kantor 2,774,750.00 1,493,075.00 Perlengkapan Gudang 24,731,344.67 23,910,794.50 Piutang Non Usaha Piutang Pemegang Saham 77,476,550.57 30,246,945.00 Biaya Dibayar Dimuka 34,496.00 21,084,496.00 Aktiva Tetap Harga Perolehan Aktiva Tetap 848,054,205.00 920,535,205.00 Akumulasi Penyusutan (330,995,730.38) (449,761,439.99) Total Aktiva 1,483,169,383.00 1,454,317,727.33 Pasiva Uraian 2009 (Rp.) 2010 (Rp.) Utang usaha Utang Usaha Domestik 179,995,689.72 483,034,697.00 Utang Usaha Overseas (293,568.00) (224,030.80) Uang Muka Penjualan 421,5508,805.44 385,456,216.92 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 37,745,934.10 72,868,430.22 Utang Lancar Lainnya 653,200.00 12,199,765.78 Utang Jangka Panjang 124,527,900.00 50,536,300.00 Modal 489,695,310.11 489,695,310.11 Total Pasiva 1,483,169,383.00 1,454,317,727.33 Sumber: PT. Uber Sari Cargo 5
Tabel 1.2 Rugi Laba PT. Uber Sari Cargo Per 31 Desember 2009, dan 2010 Uraian 2009 (Rp.) 2010 (Rp.) Penjualan dan jasa bersih 4,324,551,155.00 4,382,065,918.00 Harga pokok penjualan (2,894,008,905.00) (3,133,149,980.66) Biaya usaha (1,369,169,442.99) (1,206,163,728.46) Pendapatan lain-lain 131,291,722.08 54,894,818.87 Biaya lain-lain (38,567,429.62) (166,010,668.66) Laba bersih 154,097,099.47-68,363,640.90 Sumber: PT. Uber Sari Cargo Tabel 1.1 memberikan penjelasan besarnya tingkat aktiva dan pasiva perusahaan pada tahun 2009 adalah Rp.1.483.169.383,00 dan besarnya tingkat aktiva dan pasiva perusahaan pada tahun 2010 adalah Rp. 1.454.317.727,33. Terjadinya penurunan tingkat aktiva dan pasiva perusahaan dari tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar Rp. 28,851,655.67. Penurunan yang terjadi bukan diakibatkan karena penjualan yang menurun. Tabel 1.2 dapat menjelaskan adanya peningkatan penjualan sebesar Rp. 57,514,763.00. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penurunan tingkat aktiva dan pasiva perusahaan diakibatkan oleh adanya peningkatan biaya-biaya harga pokok produksi yang mengakibatkan keuntungan perusahaan ikut menurun. Tingginya kerugian yang terjadi di tahun 2010 diakibatkan karena tingginya biaya lain-lain. Biaya lain-lain tersebut muncul akibat PT. Uber Sari Cargo mengalami kebakaran di bulan Maret yang menghanguskan gudang beserta isinya. Peningkatan penjualan juga dapat menjelaskan kepercayaan klien kepada perusahaan tidak berkurang bahkan cenderung meningkat, meskipun perusahaan mengalami kebakaran. Satu tahun berjalan pasca kebakaran, perusahaan mulai dapat beraktifitas dengan baik kembali. Tabel 1.3 pada halaman 7 menjelaskan 6
mengenai daftar aktiva tetap perusahaan, dimana PT Uber Sari Cargo hanya mengandalkan dua unit mobil Suzuki Carry 1.5 Box. Mobil tersebut berfungsi untuk mengambil barang dari supplier, lalu menaruh barang ke gudang serta mengantar barang pesanan konsumen. Tabel 1.3 Daftar Aktiva Tetap (kendaraan) PT. Uber Sari Cargo per 31 Desember 2010 Jenis Aktiva Tetap Tanggal Perolehan Umur Ekonomis (Bulan) Faktur Pembelian (Rp) Kendaraan Mobil Suzuki Carry DK 9123 CZ 03-06-2005 96 76,187,500.00 Suzuki Carry Futura 1.5 09-01-2008 60 75,801,000.00 Mobil Daihatsu Kuda DK1263KD 09-06-2009 60 110,979,000.00 Sumber: PT. Uber Sari Cargo Permasalahan mulai muncul ketika perusahaan mengalami kesulitan dalam mengangkut barang-barang besar. Sering terjadinya keterlambatan dalam pengiriman barang karena keterbatasan kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan. Solusi yang selama ini dipakai adalah melakukan penyewaan truk dengan biaya sewa Rp. 380.000,00 per harinya. Melihat pengiriman barang-barang besar semakin meningkat, maka perusahaan berniat membeli truk untuk operasional perusaaan. Setelah dilakukan survei harga diketahui harga truk merk Isuzu Type FVM 23S E2 10 Roda 6x2 Off The Road adalah Rp. 583.500.000,00. Akan tetapi dengan kondisi perusahaan yang baru pulih, dibutuhkan pertimbangan yang 7
cermat dalam pengambilan keputusan pendanaan. Manager keuangan PT. Uber Sari Cargo mencari alternatif untuk mengatasi permasalahan pendanaan. Alternatif pendanaan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kendaraan operasional tersebut, yakni alternatif pendanaan melalui leasing atau membeli tunai melalui kredit bank. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir dari keputusan pendanaan perusahaan. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah tingkat suku bunga yang berlaku baik di bank maupun pada lembaga leasing. Besar kecilnya tingkat suku bunga akan menentukan besar kecilnya arus kas yang akan dikeluarkan perusahaan setiap bulannya. Semakin kecil tingkat suku bunga belum tentu memperkecil arus kas yang dikeluarkan perusahaan. Menurut penelitian Widiastuti (2009), dimana dalam penelitiannya menunjukkan tingkat suku bunga yang berlaku pada bank adalah sebesar 20 persen pertahun, sedangkan tingkat suku bunga yang berlaku pada lembaga leasing adalah sebesar 22 persen pertahun. Hasil akhir pengeluaran arus kas setelah pajak melalui alternatif kredit bank adalah Rp. 1.291.218.625,00, sedangkan pada alternatif leasing pengeluaran arus kas sebesar Rp. 1.088.636.674,00. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Crisdianto dan Andrianto(2009), dimana dengan tingkat suku bunga kredit sebesar 15 persen pertahun, sedangkan tingkat suku bunga pada lembaga leasing sebesar 19 persen pertahun. Hasil akhir pengeluaran arus kas setiap bulannya untuk peminjaman pada bank adalah Rp. 74.938.279,77, sedangkan untuk peminjaman pada lembaga leasing adalah Rp. 73.853.794,73. Jadi dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, tingkat suku bunga memang berpengaruh 8
terhadap arus kas yang dikeluarkan perusahaan akan tetapi hubungannya cenderung negatif(-). Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu(2008), dimana dengan tingkat suku bunga bank sebesar 12 persen pertahun, dan tingkat suku bunga leasing sebesar 14 persen pertahun. Hasil akhir pengeluaran arus kas setiap bulannya untuk peminjaman pada bank adalah Rp. 93.152.084,00, sedangkan pada lembaga leasing adalah Rp. 108.037.306,00. Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Artana (2006) menggunakan tingkat suku bunga yang sama antara bank dan lembaga leasing, yaitu sebesar 11 persen pertahun. Hasil akhir yang diperoleh tetap berbeda, yakni pengeluaran arus kas bersih melalui alternatif pinjaman uang dari bank adalah Rp. 2.296.070.000, sedangkan pengeluaran arus kas bersih melalui alternatif cara leasing adalah Rp. 2.321.110.000. Perbedaan hasil akhir pengeluaran arus kas terjadi karena widiastuti, crisdianto dan andrianto menggunakan metode flat rate pada perhitungan tingkat suku bunga bank dan menggunakan metode sliding rate pada perhitungan tingkat suku bunga leasing.penerapan metode yang berbeda digunakan oleh Pasaribu dan Artana, dimana penelitiannya menerapkan metode floating rate untuk perhitungan tingkat suku bunga bank dan leasing. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat suku bunga yang berlaku belum tentu memperkecil arus kas yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Semuanya dipengaruhi oleh alat analisis yang digunakan, untuk menghitung pengeluaran arus kas setiap bulannya, karena itu dirasa perlu untuk menentukan alat analisis yang tepat bagi perusahaan. 9
Secara keseluruhan untuk menentukan keputusan pendanaan yang tepat bagi perusahaan, PT. Uber Sari Cargo menerapkan metode present value sebagai alat analisisnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu(2008), Widyastuti(2009), Fuad(2007), Chrisdianto dan Andrianto(2009), Santoso(2007), Desmantara(2004), Manik(2008), Sukmaadi(2010), metode ini sangat tepat digunakan untuk membandingkan kedua alternatif pendanaan tersebut, karena hasil yang diperoleh sangat signifikan, dan bisa menjabarkan keuntungan dan kerugian dengan cara sistematis. Analisis komparatif terhadap kedua jenis alternatif pendanaan tersebut akan menggunakan beberapa indikator, yaitu tingkat suku bunga kredit bank, tingkat suku bunga leasing, angsuran debitur, harga perolehan kendaraan, jangka waktu kredit (masa sewa guna usaha), security deposit dan cash out flow. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan yang dihadapi adalah Alternatif pendanaan manakah yang lebih menguntungkan antara leasing atau membeli tunai melalui kredit bank dalam rangka penambahan kendaraan operasional pada PT Uber Sari Cargo? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alternatif pendanaan yang lebih menguntungkan antara leasing atau dengan membeli tunai melalui kredit bank dalam rangka penambahan kendaraan operasional pada PT. Uber Sari Cargo. 10
1.2.2 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. 1) Bagi Ilmu Pengetahuan. Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan dan cakrawala berfikir dalam hal pengembangan wawasan di bidang ekonomi, khususnya mengenai perusahaan jasa cargo. Serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek di lapangan. 2) Bagi Penyelesaian Operasional dan Kebijakan. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan pemilihan alternatif sumber pendanaan penambahan kendaraan operasional, apakah melalui leasing atau membeli tunai melalui kredit bank serta pilihan alternatif mana yang lebih menguntungkan. 3) Bagi Masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat atau dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya berkaitan tentang alternatif pendanaan kendaraan operasional dengan leasing dan kredit bank yang terdapat pada dunia usaha saat ini. 11
1.3 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan penelitian ini disusun dalam 5 bab yang diuraikan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab 2 Kajian Pustaka Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan, hasil penelitian sebelumnya. Bab 3 Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel yang menjadi fokus penelitian serta definisi operasional masing-masing variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis yang digunakan. Bab 4 Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan dalam penelitian ini, menyajikan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan teknik analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Bab 5 Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan penelitian serta saran-saran yang nantinya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 12