PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk indonesia setiap tahun menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan toko kue di daerah ibukota Jakarta terus mengalami peningkatan hal

I. PENDAHULUAN. Pisang adalah tumbuhan berdaun besar memanjang dari famili musaceae dan

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. setelah nasi dan menjadi makanan populer dikalangan masyarakat. Roti

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber bahan pangan yang berpotensi untuk. diolah menjadi produk pangan, namun banyak sumberdaya pangan lokal

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena Indonesia belum mampu memproduksi gandum di dalam

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa pola konsumsi

OPTIMASI KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA ROTI TAWAR BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG NASKAH PUBLIKASI

PENDAHULUAN. aktif dan sehat (Martianto, 2005). Diversifikasi pangan akan memungkinkan

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar belahan

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SUKUN (Artocarpus altilis) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT, ELASTISITAS DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

Disusun Oleh : J

SUBSTITUSI TEPUNG COCOCAF PADA PEMBUATAN BROWNIES KUKUS SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERIGU

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di negara berkembang. Asia Tenggara memiliki prevalensi KVA

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh (Khomsan, 2006).

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue. Disusun Oleh : Diana Karisa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 08, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 63-70

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

BAB 2. memiliki tinggi 1 m 1,5 m, dengan perakaran dangkal dari rhizoma. dan lama kelamaan secara bertahap akan membengkak dan menjadi suatu

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

Transkripsi:

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT NASKAH PUBLIKASI Oleh : DENNY FITRIA APRIYANI J 300 101 003 PROGRAM STUDI D III GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ABSTRAK DENNY FITRIA APRIYANI J 300 101 003 PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT Pendahuluan : Donat merupakan campuran tepung terigu, telur, margarin, ragi yang melalui proses pencampuran, fermentasi kemudian digoreng. Daya kembang adonan donat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya bahan baku yang digunakan. Pemilihan perbandingan dengan tepung pati garut untuk mempertimbangkan kandungan gizi yang terkandung didalamnya yang baik untuk penderita diabetes yakni Indeks Glikemik (IG) yang rendah selain untuk alternatif sumber karbohidrat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbandingan tepung pati garut pada daya kembang dan daya terima donat. Metode Penelitian : Jenis penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan blok lengkap 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu perbandingan 100:0 ; 85:15 ; 70:30 dan 55:45. Daya kembang dihitung dengan cara volume donat setelah digoreng dikurangi volume awal donat sebelum digoreng kemudian dibagi dengan volume awal donat sebelum digoreng dan dianalisis dengan uji Anova satu arah. Daya terima dianalisis dengan uji Friedman yang dilanjutkan uji LSD. Hasil Penelitian: Hasil pengukuran daya kembang pada donat perbandingan tepung pati garut, daya kembang tertinggi yakni pada donat dengan perbandingan tepung pati garut 85:15 sebesar 127,02%. Terdapat pengaruh daya kembang pada donat perbandingan tepung pati garut pada daya terima pada warna, aroma, tekstur pada rasa dan keseluruhan tidak ada pengaruh. Kesimpulan: Ada pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut pada daya kembang dan daya terima donat. Kata kunci : tepung pati garut, daya kembang donat, daya terima donat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung terigu dapat diolah menjadi banyak produk, antara lain dapat digunakan sebagai bahan dasar berbagai macam produk olahan seperti mie, roti, kue, donat, dan berbagai aneka produk makanan kecil. Industri makanan berbahan baku tepung terigu berkembang sangat pesat di Indonesia, hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan produk tepung terigu dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, tepung terigu menjadi komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Impor tepung terigu pada tahun 2011 sudah mencapai 7,1 juta ton per tahun, meningkat lagi dibanding tahun yang lalu yaitu 6,7 juta ton. Tingkat konsumsi Indonesia terhadap produk tepung terigu sangat tinggi, berdasarkan data yang dihimpun APTINDO (asosiasi pengusaha tepung terigu Indonesia), konsumsi tepung terigu tahun 2011 mencapai 4,6 juta ton, lebih tinggi dari 2010 sebanyak 4,3 juta ton. Kapasitas produksi gandum nasional masih rendah < 10 % dari total kebutuhan gandum untuk produksi tepung terigu dalam negeri. Kekurangan ini dikarenakan tanaman gandum sebagai bahan dasar tepung terigu merupakan tanaman sub-tropis, sehingga tanaman ini kurang optimal pertumbuhannya di Indonesia yang beriklim tropis sehingga mengakibatkan kekurangan pasokan terigu yang kemudian diatasi dengan impor dari negara lain. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, bagaimana pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut pada daya kembang dan daya terima donat. C. Tujuan a. Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu dan Tepung Pati Garut Pada Daya Kembang Dan Daya Terima Donat.

b. Tujuan Khusus 1. Mengukur daya kembang donat perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut. 2. Mengukur daya terima donat perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut. 3. Menganalisis pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut pada tingkat daya kembang. 4. Menganalisis pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut pada daya terima donat. D. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti : Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang pengaruh perbandingan tepung pati garut pada daya kembang dan daya terima pada donat. b. Bagi peneliti lanjutan: Sebagai informasi untuk melanjutkan penelitian mengenai donat pati garut berdasarkan nilai gizinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Umbi Garut dan Klasifikasi Tanaman umbi garut merupakan tumbuhan herba merumpun dan menahun. Batangnya tumbuh tegak yang merupakan kumpulan pelepah daun saling tumpang tindih secara teratur, sehingga disebut batang semu. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,0 m 1,5 m, tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Daunnya berbentuk oval yang tersusun dalam tangkai. Helai daun memiliki panjang 10 cm 15 cn, lebar 3 cm 10 cm. Berwarna hijau, bertulang daun sangat banyak dan letaknya sejajar (Rukmana, 2000). Umbi garut merupakan salah satu jenis tumbuhan yang termasuk dalam tanaman tropis, sebagian besar terdapat di Amerika Selatan, Brasil, Ekuador, Costarika, Meksiko, dan Venezuela. (Richana, 2012). Tanaman garut secara global (internasional) di sebut Arrowroot, yang memiliki arti tumbuhan yang mempunyai akar rimpang ( umbi) berbentuk seperti busur panah. Di dalam bahasa Karibia, tanaman ini disebut Ararute, yang merupakan akar bertepung. Nama ilmiah garut adalah Maranta arundinance Linn., famili Msrsntaceae. ( Rukmana, 2000). 2. Tepung Terigu Tepung terigu merupakan jenis serelia yang banyak di produksi dan di konsumsi sebagai bahan makanan pokok di dunia (Nurmala,1990). Selain sebagai bahan makanan pokok, tepung terigu juga dapat diolah menjadi kue, biskuit, makaroni, mie, roti dll. Tepung terigu merupakan hasil olahan dari gandum yang sedemikian rupa diolah hingga kemudian menjadi tepung, adapun prosesnya yakni proses penggilingan gandum. Langkah langkah penggilingan gandum yaitu dibersihkan dari kotoran. Sebelum di giling, gandum terlebih dahulu disimpan ini bertujuan agar kadar air berkurang sehingga dapat memberikan hasil tepung yang maksimal. Terdapat 3 jenis tepung, yakni tepung terigu berprotein tinggi (hard flour) yang cocok digunakan salam pembuatan aneka jenis roti,

tepung berprotein sedang (medium flour) yang cocok digunakan dalam pembuatan aneka cake dan kue, dan tepung berprotein rendah (soft flour yang digunakan dalam pembuatan kue-kue kering (Sufi, 2009). Tepung terigu mengandung gluten, yang dapat membedakan antara tepung terigu dengan tepung lainnya. Gluten merupakan suatu senyawa yang terdapat di dalam tepung terigu yang memiliki sifat kenyal serta elastis, yang diperlukan dalam pembuatan roti agar dapat mengembang dengan baik. Kandungan gluten menentukan kadar protein pada tepung terigu, semakin tinggi kadar gluten, semakin tinggi kadar protein tepung terigu tersebut. Kadar gluten pada tepung terigu yang menentukan kualitas pembuatan suatu makanan, sangat tergantung dari jenis tepung terigunya.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menurut jenisnya termasuk penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui daya kembang dan daya terima donat yang dengan perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan di : a. Laboratorium Ilmu Bahan Pangan progdi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk pengujian daya kembang. b. Laboratorium Penyelenggaraan Makanan progdi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Surakarta untuk pengujian daya terima. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari - Mei 2013. C. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yaitu rancangan blok lengkap dengan 4 perlakuan yaitu : Pembuatan donat dengan perbandingan tepung terigu : tepung pati garut a. Perlakuan 1 : tepung terigu : tepung pati garut (100:0) b. Perlakuan 2 : tepung terigu : tepung pati garut (85:15) c. Perlakuan 3 : tepung terigu : tepung pati garut (70:30) d. Perlakuan 4 : tepung terigu : tepung pati garut (55:45)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Daya Kembang Tabel 6. Rata Rata Uji Daya Kembang Pada Donat Perbandingan Tepung Terigu Dan Tepung Pati Garut Perlakuan Hasil ulangan Rata rata No perbandingan perlakuan (%) Sig. (%) TT : TG I II III 1 100:0 71,95 89,08 85,15 82,06 ±8,97 a 2 85:15 99,87 135,63 147,08 127,52±24,62 b 0,006 3 70:30 55,96 78,83 96,79 77,20±20,46 a 4 55:45 48,97 64,15 59,71 57,61± 7,80 a 2. Daya Terima Tabel 7. Uji Daya Terima Pada Donat Perbandingan Tepung Terigu Dan Tepung Pati Garut Perlakuan Rata rata No perbandingan TT : TG Warna Aroma Rasa Tekstur Keseluruhan 1 100:0 3,67 db 3,47 bc 3,2 a 2,83 ab 3,32 a 2 85:15 3,47 b 3,63 ca 3,23 a 3 ca 3,47 a 3 70:30 3,53 cb 3,33 ab 3,33 a 3,63 d 3,5 a 4 55:45 2,9 a 2,93 d 3,1 a 2,9 bc 3,07 a Sig 0,000 0,000 0,750 0,000 0,165 B. PEMBAHASAN 1. Daya Kembang Penelitian ini data yang dideskripsikan adalah data mengenai daya kembang pada donat yang dibuat 4 perlakuan yaitu pembuatan donat dengan perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut dengan presentase 100:0 (kontrol) ; 85:15 ; 70:30 dan 55:45.

2. Daya Terima Daya terima adalah tingkat penilaian tentang suatu produk oleh panelis terhadap sifat organoleptik donat dengan perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut. Donat perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut yang telah dibuat selanjutnya dilakukan uji daya terima untuk mengetahui daya terima panelis terhadap donat yang dibuat dengan perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut 100:0 (kontrol) ; 85:15 ; 70:30 dan 55:45 dengan menggunakan 5 parameter penilaian meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan kesukaan keseluruhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil pengukuran daya kembang terhadap donat perbandingan tepung pati garut, daya kembang tertinggi yakni pada donat dengan perbandingan tepung pati garut 85:15 sebesar 127,02%. 2. Daya terima yang paling disukai yakni pada donat dengan perbandingan tepung pati garut sebesar 70:30. 3. Ada pengaruh perbandingan tepung terigu dengan tepung pati garut pada daya kembang donat dengan nilai p =0,006 (<0,05) 4. Terdapat pengaruh daya kembang pada donat perbandingan tepung pati garut pada daya terima pada warna, aroma, tekstur sedangkan pada rasa dan keseluruhan tidak ada pengaruh. B. Saran Secara daya terima pemberian perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut pada donat disukai. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan penelitian lebih lanjut untuk kandungan indeks glikemik yang terdapat pada umbi garut pada donat dengan perbandingan tepung terigu dan tepung pati garut.

DAFTAR PUSTAKA BPOM 2003. Lokakarya Kajian Penyusunan Standar Pangan Fungsional. Bogor. Depkes. 2000. Daftar Kebutuhan Bahan Makanan. Jakarta Marsono,Y.P., Wiyono dan Z. Noor. 2002. Indeks Glikemik Umbi-umbian. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 13 (3): 2002. Murtiningsih,dkk. 2011. Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka. Meilgaard,M., Civille G,V.,Carr B,T. 1999. Sensory Evaluation Techniques. CRC Press, Boca Raton. Rukmana, R. 2000. Garut. Yogyakarta: Rerurbit Kanisius. Sufi, S.Y. 2009. Sukses Bisnis Donat. Jakarta: Kriya Pustaka. Sulistyawati,dkk. 2005. Pengaruh Pengadukan Bahan Adonan Roti Terhadap Hasil Jadi. Semarang: Universitas Stikubank. Sultan, W.J., 1981. Pratical baking. 3 rd ed.,revised. The AVI Publishing Company Inc, Westport, Connecticut. Susanto,S. 2001. Seri Makanan Favorit Donat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Soekarto dan Suwarna. 1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bhatara Karya Aksara Wijayanti,Y.R. 2007. Subtitusi Tepung Gandum (Triticun aestivum) Dengan Tepung Garut (Maranta arundinanceae L) Pada Pembuatan Roti Tawar. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada Wahyudi,dkk. 1999. Materi Pelatihan Uji Cita Rasa Kopi. Jember Wibowo, D. 2009. Pengendalian Mutu Proses Produksi Roti Pisang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Winarno, F.G., Koswara. 2004. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka