ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti

dokumen-dokumen yang mirip
Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB 2 LANDASAN TEORI

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

BAB 2 LANDASAN TEORI

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

BAB 2 LANDASAN TEORI

Matematika Diskrit Fuzzy Inference System Prodi T.Informatika

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

dan kesatuan nyata yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. [JOG99]

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TEORI PENUNJANG

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Himpunan Tegas (Crisp)

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Logika Himpunan Fuzzy

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13).

LOGIKA FUZZY (Lanjutan)

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

Fuzzy Set Logika Fuzzy Fuzzy System

KOTAK HITAM. Pemetaan input-output pada masalah produksi Diberikan data persediaan barang, berapa jumlah barang yang harus diproduksi?

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

DENIA FADILA RUSMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

masukan pada sistem yang umumnya berapa data yang diturunkan dari kebutuhan perangkat lunak atau program komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY PADA USAHA KREATIF TAS POLO

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

BAB VII LOGIKA FUZZY

MODEL ANALISIS MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI BAGI ASEPTOR KELUARGA BERENCANA DENGAN LOGIKA FUZZY

Bab 2 LANDASAN TEORI

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Ci Crisp Logic. Crisp logic is concerned with absolutes-true or false, there is no in-between. Contoh:

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti akan mengira bahwa logika fuzzy adalah sesuatu yang sangat rumit dan tidak menyenangkan. Namun sekali seseorang mulai mengenalnya, ia pasti akan sangat tertarik dan akan menjadi pendatang baru untuk ikut serta mempelajari logika fuzzy. Logika fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang lama, sebab ilmu tentang logika fuzzy modern dan metodis baru ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah ada pada diri kita sejak lama [KUS03]. 2.1.1 Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan statu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis p.a[x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu: Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan[kus03].

Kalau pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya ada 2 kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1. Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy u.a[xro berarti x tidak menjadi anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy ^a[x]=1 berarti x menjadi anggota penuh pada himpunan A[KUS03J. Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhasap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu: 1. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA, PAROBAYA, TUA. 2. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel, seperti: 40, 25, 50, dan sebagainya[kus03]. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy yaitu: a. Variabel fuzzy Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb.

10 dengan melalui pendekatan fungsi[kus03]. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan, yaitu: a. Representasi Linier Pada representasi linier, pemetaan input ke derajat keanggotaannya digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas. Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linier: 1. Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi (Gambar 2.1). Derajat Keanggotaan H[X1 domain Gambar 2.1 Representasi Linier Naik.

11 Fungsi keanggotaan: 0 Rx] x < a x - a) / (b - a); a ^ x ^ b x> b (2.1) 2. Merupakan kebalikan dari yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah (Gambar 2.2). Derajat Keanggotaan H[X Gambar 2.2 Representasi Linier Turun. Fungsi keanggotaan: MM _ f(b-x)/ (b - a); a < x < b x>b (2.2)

12 b. Representasi Kurva segitiga Kurva Segitiga pada dasamya merupakan gabungan antara 2 garis (linier) seperti terlihat pada Gambar 2.3. Derajat Keanggotaan M-rxi Fungsi keanggotaan: Gambar 2.3 Kurva Segitiga. a); b); " [x] X0; = <(x-a)/(b t(c-x)/(cx < a atau x > c a<x<b b<x<c (2.3) c. Representasi Kurva Trapesium Kurva Trapesium pada dasamya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1 (Gambar 2.4).

13 Derajat Keanggotaan domain Gambar 2.4 Kurva Trapesium. Fungsi keanggotaan: Equation Rx] {0; x < a atau x > d (x - a) / (b - a); a < x < b 1; b< x<c (d-x)/(d-c); x>d (2.4) d. Representasi Kurva Bentuk Bahu Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. Himpunan fuzzy 'bahu', bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar(gambar 2.5).

14 Bahu Kiri I Bahu Kanan Derajat Keanggotaan M[X Gambar 2.5 Kurva Bentuk Bahu 2.1.3 Operator Dasar Zadeh Untuk Operasi Himpunan Fuzzy Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus unutk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal dengan namafire strength atau a-predikat. Ada 3 operator yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu: a. Operator AND Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. a- predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. P-aob = min(ua[x], ub[v]) (2.5)

15 b. Operator OR Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. a-predikat sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. p.awb = max(p.a[x], u^y]) (2.6) c. Operator NOT Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. a- predikat sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1. ua- = 1-Haw (2.7) 2.1.4 Penalaran Monoton Metode penalaran monoton digunakan sebagai dasar untuk teknik implikasi fuzzy. Meskipun penalran ini sudahjarang sekali digunakan, namun terkadang masih digunakan untuk penskalaan fuzzy. Jika 2 daerah fuzzy direlasikan dengan implikasi sederhana sebagai berikut: transfer fungsi IF x is A THEN y is B y = f((x,a),b)

16 maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan dekomposisi fuzzy. Nilai output dapat diestimasi secara langsung dari nilai keanggotaan yang berhubungan dengan antesedennya. 2.2 Fuzzy Inference sistem 2.2.1 Metode Tsukamoto Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF- THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton (Gambar 2.6). Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan oc-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rat-rata terbobot. m[x] 1 A1 m[y] B2 t\ Var-2 m[z] 1 Var3 Rata-rata terbobot. aizi+a2z2 ai + a2 Gambar 2.6 Inferensi dengan menggunakan Metode Tsukamoto

18 Gejala Hiperlipidemia Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadamya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat). Diagnosa Hiperlipidemia Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 jam. Berikut ini tabel yang menjelaskan kadar lemak dalam darah. Tabel 2.1 Kadar Lemak dalam Darah Pemeriksaan Laboraturium Kisaran yang Ideal (mg/dl darah) Kolesterol total 120-200 Kilomikron Negatif (setelah berpuasa selama 12 jam) VLDL 1-30 LDL 60-160 HDL 35-65 Perbandingan LDL dengan HDL <3,5 Trigliserida 10-160

19 Pengobatan Hiperlipidemia Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL. Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol atau trigliserida tinggi adalah: Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Menambah porsi olah raga. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan). Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan diatas, maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus. 2.4 Body Mass Index Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan. BMI merupakan suatu ramus matematika dimana berat badan seseorang (dalam kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam m2). BMI lebih berhubungan dengan lemak tubuh dibandingkan dengan indikator lainnya untuk tinggi badan dan berat badan [MED08].

20 Seseorang dengan BMI 25-29,9 dikatakan mengalami kelebihan berat badan (overweight), sedangkan seseorang dengan BMI 30 atau lebih dikatakan mengalami obesitas. BMI bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai presentase yang pasti dari lemak tubuh. Hubungan antara lemak dan BMI dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Wanita lebih mungkin memiliki presentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan pria dengan nilai BMI yang sama. Pada BMI yang sama, orang yang lebih tua memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan orang yang lebih muda. BMI yang sehat untuk dewasa antara 18,5 sampai 24,9. Seseorang yag memiliki BMI yang tinggi mempunyai resiko yang lebih tinggi mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah. Interpretasi nilai BMI untuk dewasa, tanpa memperhatikan umur maupun jenis kelamin: < 18,5 : berat kurang 18,5-22,9 : berat normal 23-24,9 : obesitas ringan 26-29,9 : obesitas sedang > 30 : obesitas berat

21 Rumus BMI BMI = berat badan (kg) x]0mq tinggi badan (cm) x tinggi badan (cm) 0 g