PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Penurunan Kadar (Irmanto dan Suyata)

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

3 Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

PENENTUAN TINGKAT KANDUNGAN AMONIAK, NITRIT, DAN NITRAT PADA REMBESAN SAMPAH LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) AIR DINGIN KOTA PADANG

BAB III. BAHAN DAN METODE

3 Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEEFEKTIFAN LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR AMONIA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHUDI DESA TEGUHAN SRAGEN WETAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Oleh: INTAN WULANSARI D 500 130 061 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Abstrak Dalam proses produksinya, industri tahu menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan serta sisa pembakaran. Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu. Kandungan protein dalam kedelai dan asam cuka yang ditambahkan dalam proses pembuatan tahu akan menyebabkan limbah cair tahu mengandung amonia dalam konsentrasi yang tinggi. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan konsentrasi amonia awal sebelum perlakuan yaitu sebesar 30,286 mg/l, setelah dikontakkan arang aktif didapatkan kondisi optimum untuk menurunkan amonia yaitu dengan menggunakan arang yang diaktifkan dengan HCl konsentrasi 0,5 M, dengan penambahan arang aktif sebesar 1,5 gram dan waktu pengadukan 100 menit. Dari kondisi optimum tersebut didapatkan konsentrasi amonia setelah perlakuan sebesar 2,249 mg/l dengan efektivitas sebesar 92,57%. Kata kunci : limbah cair industri tahu, amonia, arang aktif Abstract In the production process, the tofu industry produces solid waste and liquid waste. Solid waste is generated from the filtration and clotting process and residual combustion. While the liquid waste generated from the washing process, boiling, pressing and printing tofu. Protein content in soy and vinegar added in the process of tofu production will cause tofu waste to contain ammonia in high concentrations. From the research, the initial ammonia concentration before treatment was 30,286 mg/l. whereas after contacting activated charcoal, the optimum condition was obtained to reduce ammonia by using activated charcoal with concentration HCl 0.5 M, with active charcoal addition of 1.5 gram and 100 minute stirring time. From the optimum condition, the ammonia concentration after treatment was 2,249 mg/l with effectiveness of 92,57%. Keyword : liquid waste tofu industries, ammonia, activated charcoal 1. PENDAHULUAN Bahan baku tahu diantaranya adalah kedelai, air, dan cuka. Kandungan protein dalam kedelai dan cuka inilah yang menimbulkan bau pada limbah cair tahu karena adanya pemecahan protein yang mengandung sulfur tinggi oleh mikroba alam (An ADHD educational intervention for elementary schoolteachers: A pilot study., 1998). Selain protein, limbah tahu juga mengandung karbohidrat dan lemak yang mula-mula di ubah menjadi senyawa yang lebih sederhana, yakni glukosa, gliserol, asam lemak, dan asam amino. Asam amino merupakan hasil perombakan protein yang akan dioksidasi menjadi nitrogen amonia (NH 3 ) dan senyawa karboksil. Amonia dioksidasi menjadi 1

nitrit (NO - 2 ) dan apabila oksigen masih tersedia dioksidasi lagi menjadi nitrat (NO - 3 ) (Irmanto dan Suyata, 2009; Nurhasan dan Pramudyanto, 1997). Bahan organik dalam limbah cair tahu umumnya mengandung konsentrasi yang tinggi, dan menyebabkan pencemaran apabila tidak diolah terlebih dahulu. Meskipun metode penanganan limbah sudah berkembang pesat, akan tetapi Industri tahu umumnya merupakan industri yang kecil sehingga untuk pengolahan limbahnya terbentur biaya yang harus dikeluarkan. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu di adakannya penelitian mengenai pengolahan limbah cair yang mudah dan efisien. Salah satunya adalah menggunakan metode arang aktif sisa pembakaran boiler. Arang aktif merupakan padatan berpori yang dihasilkan dari bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pada umumnya industri tahu sudah menggunakan boiler dimana pada pembakarannya menghasilkan abu yang banyak dan tidak digunakan lagi. Oleh karena itu perlu dilakukan adanya pemanfaatan abu sisa pembakaran boiler ini yakni digunakan sebagai adsorben dalam mengurangi kadar amonia dalam limbah cair tahu. Penelitian mengenai pengolahan limbah cair tahu telah banyak dilakukan. Irmanto dan Suyata (2011) pernah melakukan penelitian penurunan kadar amonia, nitrit, dan nitrat limbah cair industri tahu menggunakan arang aktif dari ampas kopi. Dari penelitian tersebut diperoleh persentase penurunan kadar amonia, nitrit dan nitrat berdasarkan hasil perhitungan yaitu kadar amonia sebesar 64,69%, nitrit sebesar 52,35%, dan nitrat sebesar 86,40% (Irmanto dan Suyata., 2009). Dan (Khofiyanida dkk,2015) pernah melakukan penelitian tentang penggunaan abu untuk menurunkan kadar amonia, nitrit, dan nitrat limbah cair tahu dengan waktu kontak 0, 30,90, dan 120 menit. Penelitian tersebut mencapai optimum pada waktu 120 menit untuk ammonia, 90 menit untuk nitrat dan 30 menit untuk nitrit. Akan tetapi adsorben yang digunakan adalah dari abu sisa pembakaran kulit kapuk. Sehingga yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan adsorben dari sisa pembakaran sekam padi serta perbedaan variabel yang digunakan. 2. METODE Analisa kadar amonia di lakukan dengan menggunakan metode Nessler. Dimana dengan penambahan pereaksi nessler dalam limbah cair tahu akan membentuk dispersi koloid yang berwarna kuning coklat. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus dengan konsentrasi amonia yang ada dalam sampel. Dengan terbentuknya senyawa berwarna kuning/orange dari reaksi ammonia dengan pereaksi Nessler, maka keberadaan ammonia secara kuantitatif dapat dihitung dengan metode spektrometri pada panjang gelombang yang telah ditetapkan. 2

2.1. Alat yang digunakan dalam penelitian : a. Corong j. labu ukur b. Centrifuge k. Magnetik stirrer c. Botol timbang l. Neraca analitik d. Desikator m.pengaduk kaca e. Erlenmeyer n. Pipet tetes f. Gelas beaker o. Pipet ukur g. Gelas ukur p. Pipet volume h. Hot plate q. PH meter i. Kaca arloji r. Spektrofotometer 2.2. Bahan yang digunakan dalam penelitian : a. limbah cair industri tahu b. abu sisa pembakaran boiler c. HCl d. Aquades e. H 2 SO 4 f. NH 4 Cl g. Pereaksi Nessler : - NaOH - KI - HgI 2 2.3. Tahapan-tahapan penelitian : 2.3.1 Pengambilan sampel pengambilan sampel abu di ambil dari abu sisa pembakaran boiler. Sedangkan pengambilan sampel limbah cair yang diambil adalah cairan yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey) yang mengalir sebelum masuk pada saluran pembuangan. 2.3.2 Pembuatan arang aktif Abu direndam dalam larutan pengaktif HCl selama 48 jam. Larutan HCl yang digunakan yaitu dengan konsentrasi 0,5 M, 1 M, dan 2 M. Larutan kemudian dicuci dengan aquades sampai netral dan di saring dengan kertas saring. Selanjutnya abu dikeringkan dalam oven dengan temperatur 70-80 C. Setelah kering abu disimpan di dalam desikator. 2.3.3 Pembuatan kurva kalibrasi a. Membuat larutan induk amonia 1000 ppm 3

Menimbang 0,9548 g NH4Cl lalu dilarutkan dengan aquadest, setelah itu di masukkan dalam labu ukur 250 ml dan di tambahkan aquadest hingga tanda batas. Kocok dan homogenkan. b. Membuat larutan standar 50 ppm Mengambil 5 ml larutan induk amonia, lalu dimasukkan dalam labu ukur 100 ml. Kemudian di encerkan dalam aquades hingga tanda batas. Kocok dan homogenkan. c. Membuat larutan seri standar 20 ppm dalam labu ukur 100 ml Mengambil 40 ml larutan standar 50 ppm. Lalu dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan di tambahkan aquades hingga tanda batas. Kocok dan homogenkan. d. Membuat larutan seri standar 10 ppm dalam labu ukur 100 ml Mengambil 50 ml larutan seri standar 20 ppm. Lalu dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan di tambahkan aquades hingga tanda batas. Kocok dan homogenkan. e. Membuat larutan seri standar 5 ppm dalam labu ukur 100 ml Mengambil 50 ml larutan seri standar 10 ppm. Lalu dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan di tambahkan aquades hingga tanda batas. Kocok dan homogenkan. f. Membuat larutan seri standar 1 ppm dalam labu ukur 100 ml Mengambil 20 ml larutan seri standar 5 ppm. Lalu dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan di tambahkan aquades hingga tanda batas. Kocok dan homogenkan. 2.3.4 Penentuan kadar amonia a. Penentuan konsentrasi HCl dan berat karbon aktif optimum Sebanyak 100 ml limbah cair industri tahu dimasukkan kedalam erlemeyer ukuran 250 ml, kemudian ditambah abu dengan variasi berat yaitu 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram, dan 2 gram. Abu yang di gunakan dengan variasi konsentrasi HCl 0,5 M, 1 M dan 2 M. Campuran diaduk selama 10 menit. Campuran di diamkan selama 5 menit agar karbon aktif mengendap. Lalu larutan di masukkan dalam tabung centrifuge dan di lakukan pemusingan dengan kecepatan 3000 rpm dengan waktu 10 menit. Selanjutnya larutan diambil 50 ml dan di tambahkan 1 ml larutan nessler dan di diamkan selama 10 menit. Kemudian diukur kadar amonia secara spektrofotometri dengan panjang gelombang 425 nm. b. Penentuan waktu kontak optimum Sebanyak 100 ml limbah cair industri tahu di masukkan kedalam erlemeyer ukuran 250 ml, kemudian ditambah abu dengan berat dan konsentrasi HCl optimum. Lalu campuran diaduk selama 20 menit. Campuran di diamkan selama 5 menit agar karbon aktif mengendap. Lalu larutan di masukkan dalam tabung centrifuge dan di lakukan 4

absorbansi pemusingan dengan kecepatan 3000 rpm dengan waktu 10 menit. Selanjutnya larutan diambil 50 ml dan di tambahkan 1 ml larutan nessler dan di diamkan selama 10 menit. Kemudian diukur kadar amonia secara spektrofotometri dengan panjang gelombang 425 nm. Dilakukan pengulangan dengan variasi pengadukan 50 menit, 100 menit dan 150 menit. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penurunan kadar amonia pada limbah cair industri tahu sebelum dan setelah dikontakkan dengan karbon aktif dari abu sisa pembakaran boiler. Limbah tahu yang digunakan diambil dari industri tahu di desa Grasak kabupaten Boyolali, sedangkan abu sisa pembakaran boiler di dapatkan dari industri tahu di desa Weru kabupaten Sukoharjo. Penentuan kadar amonia dilakukan dengan metode nessler. Dengan terbentuknya senyawa berwarna kuning/orange dari reaksi ammonia dengan pereaksi nessler, maka keberadaan ammonia secara kuantitatif dapat dihitung. Konsentrasi sampel didapatkan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva standar. Deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan absorbansi dari setiap deret standar. Konsentrasi amonia yang digunakan dalam deret standar adalah 0,1,5,10, dan 20 ppm. Dari data standar amonia tersebut di dapatkan grafik sebagai berikut : 2 1,5 1 0,5 0 0 5 10 15 20 25 konsentrasi (mg/l) Gambar 1. Grafik Kurva Standar Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 425 nm sebab panjang gelombang ini spesifik untuk amonia dengan pereaksi nessler. Serta pada panjang gelombang 425 nm tersebut digunakan khusus untuk larutan dengan warna komplementer yaitu warna kuning. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi dan 5

konsentrasi amonia (mg/l) konsentrasi amonia (mg/l) absorbansi dan hampir semua terletak pada satu garis lurus dengan gradien yang positif. Dari kurva standar dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y=0,0942x dalam hal ini y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi. Dengan mengetahui persamaan linier kurva kalibrasi dan absorbansi sampel, didapatkan kurva konsentrasi amonia pada masing-masing sampel seperti berikut : 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0,000 0,5 1 1,5 2 berat karbon (g) konsentrasi HCL 0,5 M konsentrasi HCl 1 M konsentrasi HCl 2 M Gambar 2. Hubungan Berat Karbon terhadap Konsentrasi Amonia Grafik diatas digunakan untuk menentukan kondisi optimum pada penambahan karbon aktif terhadap konsentrasi amonia. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa pada kondisi optimum didapatkan pada konsentrasi HCl 0,5 M dengan berat karbon 1,5 gram. Selanjutnya dengan kondisi optimum tersebut dilakukan perlakuan dengan variasi waktu pengadukan. Variasi waktu yang digunakan yaitu 10 menit, 20 menit, 50 menit, 100 menit, dan 150 menit. Hasil perlakuan dengan variasi waktu tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut : 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0,000 0 50 100 150 200 waktu (menit) Gambar 3. Hubungan Waktu Pengadukan terhadap Konsentrasi Amonia 6

% efektivitas Dari grafik tersebut diketahui bahwa semakin lama waktu pengadukan maka konsentrasi amonia semakin menurun. Akan tetapi pada waktu pengadukan 150 menit terjadi kenaikan konsentrasi outlet amonia dibandingkan pada waktu pengadukan 100 rpm. Ini dapat terjadi karena karbon aktif sudah dalam titik jenuh sehingga sudah tidak dapat mengadsorbsi lagi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Roesiani 2015) tentang penelitiannya yang berjudul keefektifan lama kontak karbon aktif terhadap penurunan kadar amonia limbah cair industri tahu di desa Teguhan Sragen wetan. Dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa dalam penggunaannya, sering ditemukan kejadian bahwa karbon aktif yang tidak lagi bekerja secara optimal atau tidak efektif menyerap zat-zat yang terkandung dalam air. Hal ini bisa disebabkan karbon aktif sudah mengalami kejenuhan karena pori-porinya yang sudah terlalu banyak menyerap zat-zat disekitarnya sehingga tertutup dan tidak bisa menyerap zat-zat lagi. Untuk mengetahui perlakuan yang paling efektif dapat dilihat dalam grafik berikut 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 0 1 2 3 berat karbon (g) konsentrasi HCl 0,5 M konsentrasi HCl 1 M konsentrasi HCl 2 M Gambar 4. Hubungan Berat Karbon terhadap Keefektifan Dari grafik tersebut terlihat bahwa keefektifan tertinggi di dapat pada penambahan berat karbon sebanyak 1,5 gram dengan konsentrasi HCl pengaktif karbon 0,5 M. Sehingga dari penelitian yang dilakukan didapatkan kondisi optimum dalam pengolahan limbah cair tahu untuk penurunan amonia yaitu dengan penambahan karbon sebesar 1,5 gram dari arang yang diaktifkan dengan HCl 0,5 M dengan waktu pengadukan 100 rpm. Dimana pada perlakuan tersebut didapatkan konsentrasi amonia outlet 2,249 mg/l dengan keefektifan sebesar 92,57%. Hal ini sudah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Kawasan Industri dengan parameter kadar amonia maksimum adalah 20 mg/l. 7

4. PENUTUP Dari penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa abu sekam padi sisa pembakaran boiler dapat digunakan sebagai bahan penjerap amonia limbah cair tahu. Dengan perlakuan berdasarkan kondisi optimum hasil perlakuan sudah memenuhi baku mutu yang di tetapkan oleh pemerintah. Untuk pengembangan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas karbon aktif dari abu sisa pembakaran boiler, serta pengaplikasiannya dalam dalam limbah industri yang lain dengan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA An Adhd Educational Intervention For Elementary Schoolteachers: A Pilot Study. (1998). Barbaresi, W. J., & Olsen, R. D. Journal Of Developmental & Behavioral Pediatrics, 7(2), 18 24. khofiyanida, elok, dkk. 2015.Pemanfaatan limbah padat sisa pembakaran sebagai adsorbsi limbah cair pada pabrik tahu.,88-99. Universitas Wahid Hasyim. Irmanto Dan Suyata, 2009. Penurunan Kadar Amonia,, Nitrit, Dan Nitrat Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Arang Aktif Dari Ampas Kopi, Molekul, 4(2): 105-114. Roesiani, Lina. 2015. Keefektifan Lama Kontak Karbon Aktif terhadap Penurunan Kadar Amonia Limbah Cair Industri Tahu di desa Teguhan Sragen Wetan Sragen. Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 8