PEMBUATAN GREEN PELLET U-ZrHx UNTUK BAHAN BAKAR PWR

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

KORELASI KOMPOSISI UNSUR TERHADAP SIFAT TERMAL SERBUK BAHAN BAKAR U-ZrHX

B64 Pembuatan Green Pellet U-ZrHx Untuk Bahan Bakar Reaktor Riset. Peneliti Utama : Ir.Masrukan, M.T

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH PROSES SINTERING TERHADAP PERUBAHAN DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR PELET U-ZrHx

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

KOMPARASI HASIL ANALISIS KOMPOSISI KIMIA DI DALAM PADUAN U-Zr-Nb DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK XRF DAN AAS

IDENTIFIKASI FASA PELET BAHAN BAKAR U-ZrH x HASIL PROSES SINTER DENGAN ATMOSFER NITROGEN

KOMPARASI ANALISIS KOMPOSISI PADUAN AlMgSI1 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK X RAY FLUOROCENCY (XRF) DAN EMISSION SPECTROSCOPY (

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS SERBUK UMO UNTUK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR DENGAN TINGKAT MUAT TINGGI

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR FASA PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

12/03/2015. Nurun Nayiroh, M.Si

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

PENENTUAN KANDUNGAN Sn, Fe, Cr, Ni DAN PENGOTOR ZIRCALOY-2 SEBAGAI BAHAN KELONGSONG DAN TUTUP UJUNG ELEMEN BAKAR REAKTOR DAYA

PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA PURWADI KASINO PUTRO

PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr

PEMBUATAN SERBUK U-6Zr DENGAN PENGKAYAAN URANIUM 19,75 % UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

06 : TRANFORMASI FASA

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

I. PENDAHULUAN. kelongsong bahan bakar, seperti sedikit mengabsorpsi neutron, kekerasan

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR

PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U-10Zr/Al UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH PENGOTOR PADA PENENTUAN BORON DALAM U 3 O 8 MENGGUNAKAN SPEKTROFLUOROMETRI LUMINESEN. Giyatmi*, Noviarty**, Sigit**

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

KORELASI ANTARA PERSEN KANDUNGAN Si DENGAN LAJU KOROSI DALAM UAP AIR PADA INGOT PADUAN Zr-1,5w%Nb-Si

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

PEMBUATAN INGOT PADUAN U-7Mo-xZr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PELEBURAN DAN KARAKTERISASINYA

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kapasitas..., Prolessara Prasodjo, FT UI, 2010.

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI HIDROGEN TERHADAP DIFUSIVITAS TERMAL PADUAN UTh 4 Zr 10 H x

Karakterisasi zirconium diborida sebagai bahan lapisan penyerap mampu bakar pada pelet UO 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

Diagram Fasa. Latar Belakang Taufiqurrahman 1 LOGAM. Pemaduan logam

PENCIRIAN PADUAN ALUMINIUM-BESI-NIKEL SEBAGAI KELONGSONG ELEMEN BAICAR BERDENSITAS TINGGI ASEP ARY RAMMELYADI

PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

KARAKTERISASI PANAS JENIS ZIRCALOY-4 SN RENDAH (ELS) DENGAN VARIABEL KONSENTRASI Fe

Transkripsi:

PEMBUATAN GREEN PELLET U-ZrHx UNTUK BAHAN BAKAR PWR Masrukan K, M. Husna Al Hasa, Anwar Muchsin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15313 e-mail: Masrukan2006@yahoo.com (Naskah diterima: 16-12-2014, disetujui: 27-01-2014) ABSTRAK PEMBUATAN GREEN PELLET U-ZrH x UNTUK BAHAN BAKAR PWR. Bahan bakar U-ZrH x merupakan bahan bakar PWR pengganti UO 2 yang selama ini digunakan. Pemilihan bahan bakar U-ZrH x disebabkan bahan bakar tersebut dapat menempatkan hidrogen sebagai moderator secara langsung di dalam bahan bakar yang memungkinkan reaktor dapat beroperasi pada temperatur yang relatif tinggi (hingga 750 o C) serta mempunyai sifat termal lebih baik. Mula-mula dibuat ingot dari logam U dan Zr dengan kandungan 35%, 45%, dan 55% berat. Ingot yang diperoleh selanjutnya dibuat serbuk dengan teknik hidriding dilanjutkan dengan milling. Serbuk U-ZrHx yang diperoleh selanjutnya dimasukkan cetakan (dies) dan dipress pada tekanan 20 ton/cm 3 sehingga membentuk green pellet. Green pellet yang diperoleh diuji antara lain: komposisi unsur, dimensi, densitas, dan transisi temperatur. Hasil pengujian komposisi menunjukkan beberapa unsur impuritas yang melebihi batas yang diijinkan diantaranya unsur Ni, Mg, Cd, Zr dan K. Dari pengujian densitas diperoleh nilai densitas yang semakin menurun bila kandungan Zr bertambah. Nilai densitas untuk U-35ZrH x, U-45ZrH x, dan U-55ZrH x masingmasing sebesar 9,9141; 7,9920 ; dan 7,0359 g/cm 3. Sementara itu hasil pengujian DTA menunjukkan semua mengalami perubahan fasa dari fasa semula + 1 menjadi fasa pada akhir reaksi. Kata kunci: Green pellet, U-ZrH x, PWR. ABSTRACT MAKING THE U-ZrHx GREEN PELLETS FOR PWR FUEL. The U-ZrH x fuel is a replacement PWR UO 2 fuel that has been used. The U-ZrH x fuel has been choosen because the fuel hydrogen as a moderator can put directly in the fuel which allows the reactor to operate at relatively high temperatures (up to 750 C) and it has better thermal properties. Firstly, U-ZrH x ingot was made from U and Zr metals contain 35%, 45% and 55% Zr by weight consequently. Next, the ingot was converted into powder using hydriding technique continued with milling. The U-ZrH x powder then put into the mold (dies) and pressed at a pressure of 20 ton/cm 3 to form green pellets. Green pellets obtained were characterized by elemental composition, dimensions, density, and the transition temperature testing. The results on elemental composition testing showed the some impurity elements that exceed allowable limits include elements Ni, Mg, Cd, Zr and K. The result on density testing showed that the density decreases when the Zr content increases. Density values for the U-35ZrH x, the U-45ZrH x and the U-55ZrH x respectively 9.9141 ; 7.9920; and 22

Pembuatan Green Pellet U-ZrH x Untuk Bahan Bakar PWR (Masrukan K, M Husna Al Hasa, Anwar Muchsin) 7.0359 g/cm 3. Meanwhile, the results of testing the transition temperature using DTA technique showed that all the green pellets changing their phase from the original phase + 1 into phase at the end of the reaction. Keywords: green pellet, U-ZrH x, PWR. PENDAHULUAN Penggunaan energi di Indonesia semakin lama semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan industri yang membutuhkan pasokan penambahan energi listrik yang cukup besar. Kebutuhan tambahan energi yang cukup besar tersebut harus segera ditaganani dengan cara menambah pasokan listrik dari berbagai sumber. Beberapa jenis sumber energi baik energi terbarukan maupun tidak terbarukan cukup tersedia di Indonesia, seperti energi fosil (minyak), tambang (batu bara), surya, angin, panas bumi dan bahan nuklir. Penggunaan energi fosil maupun hasil tambang (batu bara) yang terus-menerus dan tidak terbarukan semakin lama mengakibatkan berkurangnya sumber fosil (minyak) bahkan akan habis, sedangkan energi surya dan angin masih terbatas penggunaan dalam sekala kecil. Oleh karena itu perlu dikembangkan sumber energi baru yang bersih dan efisien misalnya energi nuklir. Pengembangan bahan bakar nuklir di Indonesia dikembangkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)- Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Dalam praktek, pengembangan bahan bakar nuklir tersebut dibagi menjadi dua jalur yaitu pengembangan bahan bakar untuk reaktor daya dan reaktor riset. Pengembangan bahan bakar reaktor daya ditujukan antara lain: untuk mendapatkan prototipe elemen bakar PWR dan berkas bahan bakar HWR/Cirene. Sementara itu, pengembangan bahan bakar reaktor riset ditujukan antara lain untuk mendapatkan bahan bakar baru berdensitas tinggi berbasis UN, U-Mo dan U-ZrH x yang tertuang di dalam RENSTRA Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN tahun 2010-2014. Bahan bakar reaktor PWR umumnya terbuat dari bahan bakar oksida keramik yakni UO 2, metal, dan campuran keramik metal (Cermet) [1,2,3]. Desain bahan bakar baru telah diusulkan untuk mengganti bahan bakar UO 2 dengan uranium hidrida (U-ZrH x), dimana dalam desain bahan bakar baru tersebut dapat diperoleh keuntungan yaitu dapat ditempatkan hidrogen sebagai moderator secara langsung di dalam bahan bakar yang memungkinkan reaktor dapat beroperasi pada temperatur yang relatif tinggi (hingga 750 o C) serta mempunyai sifat termal lebih baik dibanding bahan bakar keramik [3]. Selain itu, penggunaan uranium sebagai bahan bakar uranium hidrida (U-ZrH x) relatif rendah dibandingkan dengan bahan bakar jenis lain, seperti bahan bakar keramik. Kelebihan yang dimiliki bahan bakar uranium hidrida ini berdampak langsung terhadap nilai ekonomis. Nilai investasi bahan bakar hidrida relatif lebih rendah dan ekonomis daripada bahan bakar jenis keramik. Design PWR yang menggunakan bahan bakar U-ZrH x diusulkan oleh General Atomic dari USA dan dikenal sebagai reaktor TPS (TRIGA Power System), dimana dalam desain tersebut reaktor menghasilkan daya sebesar 64 MWt/16,4 MWe dan menggunakan uranium berpengkayaan rendah yakni 235 U sebesar 19,9% [4]. Pengembangan bahan bakar uranium zirkonium selain ditujukan untuk mendapatkan bahan bakar PWR juga diarahkan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi bahan bakar reaktor generasi ke IV. Pada penelitian ini dilakukaan pembuatan paduan U-ZrH x dengan memvariasikan kandungan Zr. Kandungan Zr 23

yang bervariasi akan mempengaruhi sifatsitat yang dimiliki diantaranya densitas dan perubahan transisi temperatur dari paduan U-ZrH x. Penelitian ini bertujuan untuk menguasai teknologi pembuatan green pellet uranium zirkonium hidrida (U-ZrH x) yang dapat diproses lanjut menjadi pellet sintered dan memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar PWR. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar suatu reaktor nuklir, maka bahan bakar harus mempunyai kemurnian yang cukup tinggi dan kandungan unsur yang mempunyai tampang serapan netron mikroskopik rendah ( a). Adanya unsur pengotor dapat mempengaruhi unjuk kerja bahan bakar bila digunakan di dalam reaktor karena terbentuknya senyawa atau fasa oleh unsur pengotor tersebut. Bahan bakar juga tidak diijinkan mengan-dung unsur yang mempunyai tampang lintang serapan netron mikroskopik tinggi dan dalam jumlah yang cukup tinggi pula. Hal ini disebabkan bila unsur yang mempunyai tampang lintang serapan netron mikroskopik tinggi tersebut dengan jumlah yang cukup tinggi maka dikawatirkan unsur tersebut menyerap netron cukup tinggi. Hal ini akan mengganggu operasi reaktor yakni reaktor akan terhenti karena netron semakin lama semakin berkurang dan tidak cukup untuk melangsungkan reaksi berrantai. Unsur yang mempunyai tampang lintang netron mikroskopik tinggi seperti Cd dan B, masingmasing adalah sebesar 2520.(50.) barn dan 767.(8.) barn [5,6]. Densitas uranium suatu bahan bakar mempunyai peranan yang penting di dalam bahan bakar nuklir itu sendiri karena banyak sedikitnya uranium (U) yang dapat dimasukkan ke dalam bahan bakar maka akan tergantung dari besar kecilnya densitas dari paduan bahan bakar tersebut. Semakin tinggi densitas bahan bakar nuklir semakin banyak pula U yang dapat dimasukkan ke dalam bahan bakar. Densitas logam akan berubah karena penambahan unsur paduan. Di dalam paduan massa zat terlarut berbeda dengan massa atom pelarut dan juga karena perubahan parameter kisi [7]. Perubahan parameter kisi dapat diturunkan dari hukum Vegard [7], yang mengasumsikan bahwa parameter kisi larutan padat linear dengan konsentrasi atom. Sifat termal suatu bahan bakar nuklir (dalam hal ini transisi perubahan temperatur) juga akan berpengaruh ter hadap unjuk kerja dari bahan bakar nuklir tersebut. TATA KERJA Logam U dan Zr dipotong-potong dan masukkan ke dalam tungku peleburan busur listrik untuk selanjutnya dilebur dengan komposisi U-Zr masing-masing adalah sebesar 35%, 45% dan 55% Zr. Hasil peleburan U-Zr berbentuk ingot yang berdiameter 15 mm dan ketebalan 0,5 mm selanjutnya dibuat serbuk melalui cara hidriding. Poses hidriding dimulai dengan memotong ingot U-Zr, potongan U-Zr selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah/ canting yang terbuat dari bahan gelas selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung retort pada unit hidriding untuk selanjutmnya dilakukan hidriding. Proses hidriding menghasilkan paduan U-ZrH x yang rapuh dan mudah dihancurkan dengan cara dimilling sehingga menjadi serbuk. Sebagian serbuk dianalisis komposisi, transisi temperatur dan sebagian lainnya dibuat green pellet. Untuk membuat green pellet, serbuk U-ZrH x dimasukkan ke dalam cetakan dengan berat tertentu dan dilakukan pengepresan dengan tekanan press mencapai 20 ton/cm 3 sehingga menjadi pellet U-ZrH x. Green pellet U-ZrH x yang diperoleh selanjutnya diukur dimensi dan beratnya. Dari dimensi dan berat yang diperoleh selanjutnya dapat diketahui densitasnya. Pengukurann densitas juga dilakukan dengan menggunakan peralatan pikno- meter. Untuk mengukur transisi temperatur green pellet, sebagian serbuk U-ZrH x yang akan dipress diambil untuk 24

Pembuatan Green Pellet U-ZrH x Untuk Bahan Bakar PWR (Masrukan K, M Husna Al Hasa, Anwar Muchsin) dilakukan pengujian transisi temperatur menggunakan Differential Thermal Analysis (DTA). Gambar 1 menampilkan peralatan mesin press untuk membuat green pellet, sedangkan Gambar 2 ditampilkan bentuk dan ukuran green pellet. b f c a Keterangan: a= lengan pengumpan b= as mesin c = pengumpan e g d d= dies e= meja f = penahan pengumpan agar tidak naik g= green pellet hasil pengepresan Gambar 1. Peralatan mesin press untuk membuat green pellet U-ZrH x Gambar 2. Contoh green pellet U-ZrH x HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pebahasan ini dibahas antara lain hasil analisis komposisi kimia, pengujian densitas, dan pengujian termal (transisi perubahan temperatur). Analisis komposisi kimia Hasil percobaan analisis kimia serbuk U-ZrH x ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel. Tabel 1 yang menampilkan hasil analisis komposisi kimia menggunakan peralatan spektrometer serapan atom (AAS) untuk mengetahui impuritas yang terdapat di dalam paduan U-ZrH x menunjukkan bahwa sebagian unsur yang ada melebihi persyaratan untuk bahan bakar nuklir, seperti unsur Ni, Mg, Cd, Zr dan K. Unsur Ni terdapat pada sampel U-35ZrH x dan U-45ZrH x dimana keduanya melebihi persyaratan yang diijinkan, masing-masing sebesar 51,8094 ug/g dan 39,3718 ug/g sedangkan persyaratan 30,0 ug/g. Untuk unsur Mg hanya tedapat pada U-35ZrH x yang besarnya adalah 76,3551 ug/g sedangkan persyaratan yang diijinkan 50,0 ug/g. Unsur lain seperti Cd terdapat pada U-35Zr dan U-45ZrHx dimana masingmasing sebesar 0,4508 ug/g dan 0,3667 ug/g sedangkan persyaratan 0,2 ug/g. Sementara itu, unsur Zr dan K masingmasing terdapat pada U-35ZrH x dan U- 45ZrH x dimana kedua unsur tersebut tidak diinginkan keberadaannya. Keberadaan unsur-unsur pengotor yang melebihi dari persyaratan tersebut diduga berasal dari material peralatan yang digunakan selama proses baik dari proses pemotongan, peleburan sampai penghancuran menjadi serbuk. Dari ketiga sampel uji, hanya 25

sampel uji U-55ZrH x yang relatif kecil kandungan unsur pengotornya (hanya unsur Cd). Dari unsur pengotor yang ada, keberadaan unsur Cd yang perlu diperhatikan karena mempunyai tampang lintang mikroskopik tinggi dibandingkan unsur-unsur lainnya. Tampang lintang serapan netron mikroskopik Cd adalah 2520.(50.) barn dan 767.(8.) barn [5,6]. Dengan tampang lintang mikroskopik yang cukup tinggi maka akan menyerap netron dalam jumlah yang cukup besar, dimana hal ini akan menyebabkan operasi reaktor terganggu. Pada analisis kandungan U di dalam serbuk U-ZrH x diperoleh hasil seperti tertera dalam Tabel 2. Hasil analisis yang tertera di dalam Tabel 2 memperlihatkan kandungan U pada masing-masing serbuk U-35ZrH x, U-45ZrH x dan U-55ZrH x berturutturut sebesar 62,9100; 54,5645; dan 44,1308 % berat. Perbedaannya relatif kecil bila dibandingkan dengan kandungan U seperti yang direncanakan yakni untuk U-35ZrH x, U-45ZrH x, dan U-55ZrH x masingmasing sebesar 3,0770 ; 0,7918; dan 1,9310 %. Memperhatikan hasil analisis kandungan U tersebut dapat dikatakan bahwa hasil analisis kandungan U mendekati hasil yang direncanakan. Tabel 1. Hasil analisis komposisi kimia pengotor di dalam serbuk U-ZrH x. No Unsur Sampel U-35 ZrH x Sampel U-45 ZrH x Sampel U-55ZrH x Persyaratan untuk BB PWR 1 Al 0,0350 % 0,0129 ug/g 0,3463 ug/g 50,0 ug/g 2 Ni 51,8094 ug/g 39,3718 ug/g 0,1100 ug/g 30,0 ug/g 3 Fe 7,6974 ug/g 7,8643 ug/g 0,326 ug/g 100,0 ug/g 4 Co 0,6616 ug/g 0,7288 ug/g ttd 75,0 ug/g 5 Mn 2,5973 ug/g 2,3093 ug/g 0,0049 ug/g 10,0 ug/g 6 Pb 0,1597 ug/g 0,1652 ug/g ttd 60,0 ug/g 7 Mg 76,3551 ug/g 10,5672 ug/g 0,0379 ug/g 50,0 ug/g 8 Cu 14,3724 ug/g 10,0067 ug/g 0,0600 ug/g 20,0 ug/g 9 Cr 35,5799 ug/g 33,7893 ug/g 0,0797 ug/g 100,0 ug/g 10 Zn - - 0,4309 ug/g 100,0 ug/g 11 Cd 0,4508 ug/g 0,3667 ug/g 0,556 ug/g 0,2 ug/g 12 Mo - - 0,0294 ug/g 50,0 ug/g 13 Si 0,0858 ug/g 0,0082 ug/g - ug/g 60,0 ug/g 14 V - - - 5,0 ug/g 15 Ca 0,0301 ug/g 0,0269 ug/g 1,9281 ug/g 50,0 ug/g 16 Sn - ug/g - ug/g 0,0294 ug/g 50,0 ug/g 17 B - ug/g - ug/g - ug/g 0,3 ug/g 18 Zr 180,3569 ug/g 30,36929 ug/g - ug/g - ug/g 19 K 5,8453 ug/g 3,4075 ug/g - ug/g - ug/g 26

Pembuatan Green Pellet U-ZrH x Untuk Bahan Bakar PWR (Masrukan K, M Husna Al Hasa, Anwar Muchsin) Tabel 2. Hasil analisis kandungan U di dalam serbuk paduan U-ZrH x No. Hasil Analisis U-35 ZrH x (%berat) U-45ZrH x (%berat) U-55ZrH x (%berat) 1 62,6412 51,6780 43,8396 2 62,4615 55,0687 44,6955 3 62,7359 55,4840 45, 9063 4 63,4644 55,5806 43,1298 5 63,2468 55,0107 43,0828 Rerata 62,9100 54,5645 44,1308 Direncanakan 65,0000 55,0000 45,0000 Selisih dengan yang direncanakan 3,0770 0,7918 1,9310 Densitas Pada pengukuran dimensi green pellet secara manual diperoleh dimensi seperti tertera di dalam Tabel 3. Tabel 3 memperlihatkan hasil berupa tinggi (T), diameter (D), berat (W) green pellet dan densitas hasil perhitungan. Perhitungan densitas berdasarkan ukuran dimensi green pellet, dan dari perhitungan diperoleh nilai densitas untuk masing-masing green pellet U-35ZrH x, U-45ZrH x, dan U-55ZrH x adalah 6,70525; 5,5675; dan 4,8420 g/cm 3. Pada pengukuran densitas dengan menggunakan peralatan piknometer diperoleh nilai densitas seperti tertera pada Tabel 4, dimana nilai densitas untuk U-35ZrH x, U-45ZrH x, dan U-55ZrHx masing-masing sebesar 9,9141; 7,9920 ; dan 7,0359 g/cm 3. Sementara itu, nilai densitas secara teoritis untuk U-35ZrH x, U-45ZrH x, dan U-55ZrH x adalah sebesar 14,61; 13,4; dan 12,163 g/cm 3. Pengukuran densitas baik melalui pengukuran manual dengan mengukur dimensi dan berat maupun dengan menggunakan peralatan piknometer terlihat bahwa nilai densitas U-ZrH x semakin rendah apabila kandungan Zr semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh densitas Zr lebih rendah dibandingkan densitas U sehingga apabila kandungan Zr semakin besar maka densitas paduan U-ZrH x yang terjadi semakin rendah. Densitas logam U dan Zr masing-masing adalah sebesar 19,000 g/cm 3 dan 6,511 g/cm 3[8]. Perbedaan nilai densitas yang diperoleh dari hasil pengukuran dimensi green pellet dengan pengukuran menggunakan peralatan piknokmeter ini disebabkan karena ketepatan /presisi dari cara manual yang kurang sehingga menghasilkan ukuran /dimensi ketinggian dan diameter green pellet yang kurang tepat sehingga pada perhitungan densitas maka menghasilkan nilai densitas yang kurang tepat pula. Berbeda hasil yang diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan peralatan piknometer dimana dalam pengukurannya peralatan tersebut menggunakan gas helium (He). Dengan menggunakan He yang dapat masuk ke dalam poripori green pellet maka diperoleh hasil densitas yang lebih akurat. Bahan bakar ini diharapkan mempunyai densitas yang setinggi-tingginya mendekati nilai densitas teoritisnya. 27

Tabel 3. Hasil pengukuran dimensi dan perhitungan densitas green pellet Item P (MP T ( mm) D ( mm) W (g) (g/cm 3 ) (g/cm 3 ) rata-rata U-35ZrH x 4,0 13,68 11,18 9,2602 6,8989 6,7052 4,0 11,75 11,20 7,5341 6, 5116 U-45ZrH x 4,5 14,76 11,23 8,2543 5,6489 5,5675 4,0 9,05 11,19 4,8802 5,4860 U-55ZrH x 4,0 12,27 11,20 5,8503 4,8420 4,8420 Keterangan: P = Tekanan press (MP), T = ketinggian green pellet, D = diameter green pellet Tabel 4. Hasil uji densitas green pellet U-ZrH x No Item Hasil pengukuran dengan Piknometer Perhitungan (teoritis) (g/cm 3 ) (g/cm 3 ) 1 U-35ZrH x 9,9141 14,61 2 U-45ZrH x 7,9920 13,40 3 U-45ZrH x 7,0359 12,16 Transisi perubahan temperatur Hasil pengujian transisi perubahan temperatur dengan menggunakan peralatan Differential Thermal Analisys (DTA) ditampilkan pada Gambar 3.a, b dan c serta Tabel 5 yang merupakan termogram green pellet U-ZrH x DTA dengan variasi kandungan Zr sebesar 35, 45 dan 55%. Gambar 2.a, b, dan c memperlihatkan pembentukan puncak-puncak endotermik. Hasil pengukuran berupa besaran entalpi, temperatur lebur dan pembentukan senyawa dengan adanya perubahan aliran panas. Green pellet U-35ZrH x mengalami reaksi kimia sebanyak empat tahapan yaitu terjadi reaksi endotermik pada temperatur 199,80-221,17 o C tidak terjadi perubahan fasa dengan membutuhkan panas sebesar 8,8802 kal/g, tahap kedua terjadi reaksi endotermik pada temperatur 298,36-301,65 o C tidak terjadi perubahan fasa dengan membutuhkan panas sebesar 0,4259 kal/g. Kedua tahapan reaksi diatas mempunyai fasa + 1. Tahapan ketiga terjadi reaksi endotermik pada temperature 632,89-653,42 o C terjadi perubahan fasa dari + 1 menjadi + Zr dengan membutuhkan panas sebesar 2,1608 kal/g, dan tahapan keempat terjadi reaksi endotermik pada temperatur 767,67 o C -781,91 o C terjadi perubahan fasa sebanyak tiga kali yaitu dari + Zr menjadi + Zr, dari + Zr menjadi + Zr, selanjutnya dari + Zr menjadi dengan membutuhkan panas sebesar 1,3547 kal/g. Pada paduan U-45ZrH x, reaksi berlangsung dalam lima tahapan yaitu tahapan pertama terjadi reaksi endotermik pada temperatur 195,60-215,60 o C tidak terjadi perubahan fasa dengan membutuhkan panas sebesar 5,5411 kal/g, tahapan kedua terjadi reaksi endotermik pada temperatur 527,40 o C - 545,14 o C tidak terjadi perubahan fasa dengan membutuhkan panas sebesar 0,5864 kal/g. Kedua tahapan reaksi diatas mempunyai fasa + 1. Tahapan ketiga terjadi reaksi endotermik pada temperatur 586,90-610,07 o C terjadi perubahan fasa + 1 menjadi + Zr dengan membutuhkan panas sebesar 1,5277 kal/g, tahapan keempat terjadi reaksi endotermik pada temperatur 710,48 o C - 719,61 o C terjadi peru-bahan fasa tiga kali dari + Zr menjadi menjadi + Zr, dari + Zr menjadi + Zr, dan dari + Zr menjadi dengan mem- 28

Pembuatan Green Pellet U-ZrH x Untuk Bahan Bakar PWR (Masrukan K, M Husna Al Hasa, Anwar Muchsin) butuhkan panas sebesar 0,3273 kal/g. Tahapan kelima terjadi reaksi endotermik pada temperatur 747,67-755,4 tidak terjadi perubahan fasa tetap berfasa membutuhkan panas sebesar 0,2967 kal/g. Pada tahapan kelima panas reaksi digunakan untuk menaikkan temperatur. Sementara itu, paduan U-55ZrH x mengalami reaksi sebanyak empat tahapan yaitu tahapan pertama terjadi reaksi endotermik yang berlangsung pada temperatur 191,96 o C - 210,36 o C tidak terjadi perubahan fasa dengan membutuhkan panas sebesar 16,6969 kal/g, tahapan kedua terjadi reaksi endotermik pada temperatur 290,25 o C - 295,87 o C tidak terjadi perubahan fasa dengan membutuhkan panas sebesar 0,2098 kal/g. Tidak terjadinya perubahan fasa dalam proses diatas disebabkan panas yang terjadi pada kedua reaksi diatas digunakan untuk menaikkan temperatur reaksi. Tahapan ketiga terjadi reaksi eksotermik pada temperatur 324,59 o C - 327,02 o C tidak terjadi perubahan fasa dengan mengeluarkan panas sebesar - 0,3407 kal/g, dan tahapan keempat terjadi reaksi endotermik pada temperatur 742,24 o C -788,04 o C terjadi perubahan fasa sebanyak empat kali yaitu dari fasa + 1 menjadi + Zr, + Zr menjadi + Zr, dari + Zr, menjadi + Zr, dan dari + Zr menjadi dengan membu-tuhkan panas sebesar 8,5834 kal/g. Memperhatikan reaksi kimia dan kaitannya dengan perubahan fasa terlihat bahwa secara keseluruhan reaksi pada tiaptiap paduan U-ZrH x membutuhkan panas yang berbeda-beda [9]. Dengan memperhatikan diagram fasa U-ZrH [10] x, panas yang dibutuhkan serta perubahan fasa yang terjadi maka dari ketiga paduan tersebut pada paduan U-45ZrH x membutuhkan panas yang paling rendah untuk bertransformasi dari fasa + 1 hingga menjadi fasa. Ketiga paduan tersebut yaitu U-35ZrH x, U-45ZrH x, dan U-55ZrH x membutuhkan panas masing-masing sebanyak 12,8216 kal/g; 8,2792 kal/g; dan 25,1494 kal/g. Dapat dikatakan bahwa apabila digunakan sebagai bahan bakar ditinjau dari sifat termalnya (transformasi perubahan panas) maka paduan U-45ZrH x dapat menjadi pilihan yang paling baik. a. 29

b. c. Gambar 3. Kurva hasil pengujiaan transisi perubahan temperatur dengan DTA. U-35ZrH x; b. U-45ZrH x, dan c.u-55zrh x. SIMPULAN Dari percobaan pembuatan green pellet U-35ZrH x, U-45ZrH x, dan U-55ZrH x dapat disimpulkan bahwa hasil uji komposisi kimia terhadap semua sampel green pellet diperoleh untuk U-35ZrH x dan U-45ZrH x mengandung beberapa unsur impuritas yang melebihi batas yang diijinkan diantaranya unsur Ni, Mg, Cd, Zr dan K, sedangkan untuk green pellet U-55ZrH x hanya unsur Cd yang melebihi batas. 30

Pembuatan Green Pellet U-ZrH x Untuk Bahan Bakar PWR (Masrukan K, M Husna Al Hasa, Anwar Muchsin) Dilihat dari densitasnya, semua green pellet yang diuji mempunyai nilai densitas yang lebih rendah dari densitas teoritisnya baik dari pengukuran manual maupun menggunakan piknometer. Hasil pengujian transisi temperatur dengan menggunakan DTA diperoleh bahwa green pellet U-35ZrH x dan U-55ZrH x mengalami empat kali tahapan reaksi endotermik sedangkan untuk U-45ZrH x mengalami lima kali tahapan reaksi endotermik. Selama terjadi reaksi endotermik semua green pellet mengalami perubahan fasa dari fasa semula + 1 menjadi fasa pada akhir reaksi. DAFTAR PUSTAKA [1]. G. Bozzolo, G.L. Hofman, A.M. Yacout, H.O. Mosca, (2012). Lanthanides Migration And Immobilization In U Zr Nuclear Fuels, Journal of Nuclear Materials, 425 (2012): 188 192. [2]. John Thomas Creasy (2011). Thermal Properties Of Uranium Molybdenum Alloys: Phase Decomposition Effects Of Heat Treatments. A Thesis Master of Science, Major Subject: Nuclear Engineering, Texas A&M University, pages 1-3. [3]. Nicholas, R. Browna, Arnold Aronsona, Michael Todosowa, Ryan Britoa, B, Kenneth J. McClellan, (2014). Neutronic Performance Of Uranium Nitride Composite Fuels In a PWR. Journal of Nuclear Engineering and Design, Volume 275, 393 407. [4]. P. K. Bhowmik, S. K. Dhar, and S. Chakraborty, (2013). Operation and Control of TRIGA Nuclear Research, International Journal of Information and Electro- nics Engineering, Vol. 3, No. 6,553. [5]. Masrukan K, Aslina Br.Ginting (2005), Analisis Komposisi Bahan Dan Sifat Termal Paduan AlMgsi-1 Tanpa Boron Hasil Sintesis Untuk Kelongsong Elemen Bakar Reaktor Riset, Jurnal Tek. Bahan Nukl.Vol. 1 No. 2: 58 107. ISSN: 1907-2635. [6]. Anis Rohanda, Ardani, (2012). Penentuan Intensitas Sumber Gamma Di Teras Reaktor Riset Berbahan Bakar Uranium Molibdenum, Jurnal Sigma Epsilon, Volume 16 No 3. ISSN No. 0853 9103. [7]. E. Sidot, A. Khan-Harari, E.Cesari, (2005). The Lattice Parameter Of Α- Bronzes As A Function Of Solute Content: Application To Archaeological. Journal Material Science and Engineering, Volume 393, Issues 1 2, 25, 147 156. [8]. Masrukan K, Tri Yulianto, dan Sungkono, (2010). Pengaruh Unsur Nb Pada Bahan Bakar Paduan U-Zr-Nb Terhadap Densitas, Kekerasan Dan Mikrostruktur, Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Urania, Vol. 16 No. 3,105 144. ISSN No.0852-4777. [9]. A. Savchenko, I. Konovalov, A. Vatulin, A. Morozov, V. Orlov, O. Uferov, (2007). Dispersion Type Zirconium Matrix Fuels Fabricated By Capillary Impregnation Method, Journal of Nuclear Materials 362 : 356 363. [10]. Ivanov, Badaeva (1983). Phase Diagrams of Uranium Alloys. Amerind Publishing Co. PVT. LTD, New Delhi, Halaman 54. 31

LAMPIRAN Tabel 1. Hasil pengujian transisi temperatur menggunakan DTA. No Nama sampel Temperatur reaksi Entalpi (Kal/g) Keterangan 1 U-35ZrH x 199,80-221,17 8,8802 Reaksi endotermik 298,36-301,65 0,4259 Reaksi endotermik 632,89-653,42 2,1608 Reaksi endotermik 767,67-781,91 1,3547 Reaksi endotermik 2 U-45ZrH x 195,60-215,60 5,5411 Reaksi endotermik 527,40-545,14 0,5864 Reaksi endotermik 586,90-610,07 1,52777 Reaksi endotermik 710,48-719,61 0,3273 Reaksi endotermik 747,67-755,4 0,2967 Reaksi endotermik 3 U-55ZrH x 191,96-210,36 16,6969 Reaksi endotermik 290,25-295,87 0,2098 Reaksi endotermik 324,59-327,02-0,3407 Reaksi endotermik 742,24-788,04 8,5834 Reaksi endotermik 32